Transfer Antar Perusahaan Aset Tidak Lancar
Transfer Antar Perusahaan Aset Tidak Lancar
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Induk perusahaan dan anak perusahaan umumnya sering terlibat dalam
seluruh transaksi antar perusahaan (Siti Arifah, 2020). Perusahaan manufaktur
biasanya mempunyai anak perusahaan yang berfungsi untuk mendapatkan
persediaan bahan dasar dan menghasilkan bagian yang akan menjadi faktor
dari produk perusahaan yang berafiliasi. Di banyak perusahaan besar,
umumnya aktivitas transfer pada anak perusahaan terjadi pada berbagai
transaksi satu sama lain, misalnya pada penjualan bahan baku, produk
fabrikasi, dan jasa transportasi. transaksi ini adalah aspek penting pada
aktivitas ke semua bagian entitas konsolidasi. Kegiatan transaksi antar
perusahaan yang saling berelasi dinamakan dengan transfer antar perusahaan
(intercorporate transfers).
Tujuan pokok pada penyusunan laporan keuangan konsolidasi yaitu
memberikan laporan informasi yang berkaitan dengan kegiatan dari afiliasi
konsolidasi yang menjelaskan bahwa perusahaan berafiliasi tetapi terpisah
tersebut masih dalam satu perusahaan bersifat tunggal (Badu et al., 2021).
Dengan demikian, perusahaan yang bersifat tunggal tidak diperkenankan
untuk memasukkan kegiatan transaksi diinternal perusahaan pada laporan
keuangan tersebut, maka pada entitas konsolidasi juga perlu melepaskan
semua kontrol pada aktivitas transaksi yang telah terjadi pada entitas
konsolidasi dalam laporan keuangannya.
Seluruh aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada
penyusunan laporan keuangan konsolidasi, dengan demikian laporan
keuangan tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan pada buah
perusahaan tunggal. PSAK Nomor 65 tentang laporan keuangan
konsolidasian, menjelaskan bahwa saldo pada antar perusahaan, kegiatan
pembelian barang dan penjualan barang, serta adanya pengeluaran dan beban,
merupakan ilustrasi dari saldo antar perusahaan serta aktivitas transaksi yang
perlu dilakukan eliminasi.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skema konsolidasi
transfer antar perusahaan pada aset tidak lancar dan transfer pricing,
menggunakan metode studi kepustakaan (library research).
Berdasarkan PSAK Nomor 65 menjelaskan bahwa kepemilikan aset dan
kewajiban pada setiap perusahaan yang hendak bergabung perlu dicatat secara
valid supaya meminimalkan salah saji atau material pada tiap-tiap laporan
keuangan. Kemudian transfer pricing diperlukan sebagai ruang negosiasi yang
memberikan wadah dinamika dan relasi timbal balik untuk para otoritas pajak
dan wajib pajak. Transfer pricing masih menjadi praktik dan aktivitas umum
pada perusahaan multinasional. Secara praktik diperlukan adanya evaluasi dari
pihak otoritas perpajakan agar praktik transfer pricing bisa diminimalkan.
B. Rumusan Masalah
Seluruh aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada
penyusunan laporan keuangan konsolidasi, maka dalam penelitian ini
menimbulkan pertanyaan, Bagaimana menganalisis skema konsolidasi
transfer antar perusahaan pada aset tidak lancar dan transfer pricing?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat disimpulkan maksud dan
tujuan didalam makalah ini adalah :
1. Bertujuan untuk menganalisis skema konsolidasi transfer antar
perusahaan pada aset tidak lancar dan transfer pricing.
2. Mengetahui realitasnya transfer pricing yang dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Transfer Pricing
Transfer pricing bisa dipakai sebagai instrumen untuk memaksimalkan
keuntungan dengan penentuan harga produk dan jasa oleh divisi organisasi
lain yang masih dari satu perusahaan (intracompany transfer pricing)
(Ningtyas & Mutmainah, 2022). Tetapi, transfer pricing bertransformasi
sehingga pada realitasnya bukan hanya melibatkan pada satu perusahaan,
namun terdapat kontribusi dari perusahaan multinasional (intercompany
transfer pricing).
Arm's Lenght Principle (ALP) adalah aspek penting pada pengalokasian
keuntungan dari prinsip pajak internasional, hal tersebut menyatakan bahwa
pada transaksi dengan pihak berelasi, nilai transaksi perlu setara dengan nilai
transaksi dengan pihak yang tidak berelasi, sehingga tidak mengakibatkan
terdapat diskriminasi dari harga transfer di antara keduanya (Wahyudi &
Fitriah, 2021). Tetapi pada praktiknya, ditemukan adanya manipulasi transfer
pricing yang penetapan harga transformasi menjadi tidak wajar dengan
menaikkan dan menurunkan harga dengan tujuan meminimalkan total pajak
terutang, hal ini yang menjadikan adanya praktik transfer pricing (Ilmi,
Fahimatul; Prastiwi, 2019).
Implementasi transfer pricing biasanya digunakan oleh perusahaan
multinasional. Berdasarkan perspektif akuntansi pada perusahaan, metode
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan perolehan laba pada perusahaan dengan
penentuan harga jual dan beli, serta transaksi lain terkait entitas lain pada
perusahaan yang masih mempunyai hubungan khusus dengan untuk
perusahaan. Berdasarkan perspektif perpajakan, transfer pricing digunakan
sebagai strategi untuk menetapkan harga barang atau jasa pada aktivitas
transaksi yang dilaksanakan oleh para pihak yang mempunyai keterkaitan
khusus dan istimewa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penyusunan laporan keuangan konsolidasi yaitu memberikan
laporan informasi yang berkaitan dengan kegiatan dari afiliasi konsolidasi
yang menjelaskan bahwa perusahaan berafiliasi terpisah tetapi masih dalam
satu perusahaan bersifat tunggal. Konsolidasi bisa dilakukan dengan
menggabungkan laporan keuangan pada setiap entitas dengan menjumlahkan
unsur sejenis pada laporan keuangan setiap perusahaan yang
dikonsolidasikan.
Banyak perusahaan besar, aktivitas transfer pada anak perusahaan terjadi
pada berbagai transaksi satu sama lain, seperti pada penjualan bahan baku,
produk fabrikasi, serta jasa transportasi. transaksi ini adalah aspek penting
pada aktivitas ke semua bagian entitas konsolidasiSuatu entitas memerlukan
laporan konsolidasi apabila entitas tersebut mempunyai kontrol terhadap
perusahaan lain.
Semua aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada penyusunan
laporan keuangan konsolidasi, dengan demikian laporan keuangan tersebut
menunjukkan bahwa laporan keuangan pada sebuah perusahaan tunggal.
Aset tidak lancar memberikan manfaat secara ekonomi pada perusahaan
dalam jangka panjang, dan periode waktu perolehan manfaat ini biasanya
lebih dari satu tahun.
B. Saran
Berdasarkan dari keterbatasan peneliti, maka disarankan untuk penelitian
selanjutnya agar lebih membaca dan menganalisis referensi serta literature
mengenai analisis skema konsolidasi transfer antar perusahaan pada aset tidak
lancar dan transfer pricing secara lebih mendalam, agar memperoleh informasi
tambahan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini dapat
ditujukan untuk menjadi referensi bagi para akademis agar dapat melakukan
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://melatijournal.com/index.php/JISMA