Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

TRANSFER ANTAR PERUSAHAAN ASET TIDAK LANCAR

Disusun Oleh:

1. Desti Carolin (201515026)


2. Okta Tiara Yusniar (201515003)
3. Umul Fatonah (201515036)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIAH SEKAYU
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Induk perusahaan dan anak perusahaan umumnya sering terlibat dalam
seluruh transaksi antar perusahaan (Siti Arifah, 2020). Perusahaan manufaktur
biasanya mempunyai anak perusahaan yang berfungsi untuk mendapatkan
persediaan bahan dasar dan menghasilkan bagian yang akan menjadi faktor
dari produk perusahaan yang berafiliasi. Di banyak perusahaan besar,
umumnya aktivitas transfer pada anak perusahaan terjadi pada berbagai
transaksi satu sama lain, misalnya pada penjualan bahan baku, produk
fabrikasi, dan jasa transportasi. transaksi ini adalah aspek penting pada
aktivitas ke semua bagian entitas konsolidasi. Kegiatan transaksi antar
perusahaan yang saling berelasi dinamakan dengan transfer antar perusahaan
(intercorporate transfers).
Tujuan pokok pada penyusunan laporan keuangan konsolidasi yaitu
memberikan laporan informasi yang berkaitan dengan kegiatan dari afiliasi
konsolidasi yang menjelaskan bahwa perusahaan berafiliasi tetapi terpisah
tersebut masih dalam satu perusahaan bersifat tunggal (Badu et al., 2021).
Dengan demikian, perusahaan yang bersifat tunggal tidak diperkenankan
untuk memasukkan kegiatan transaksi diinternal perusahaan pada laporan
keuangan tersebut, maka pada entitas konsolidasi juga perlu melepaskan
semua kontrol pada aktivitas transaksi yang telah terjadi pada entitas
konsolidasi dalam laporan keuangannya.
Seluruh aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada
penyusunan laporan keuangan konsolidasi, dengan demikian laporan
keuangan tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan pada buah
perusahaan tunggal. PSAK Nomor 65 tentang laporan keuangan
konsolidasian, menjelaskan bahwa saldo pada antar perusahaan, kegiatan
pembelian barang dan penjualan barang, serta adanya pengeluaran dan beban,
merupakan ilustrasi dari saldo antar perusahaan serta aktivitas transaksi yang
perlu dilakukan eliminasi.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skema konsolidasi
transfer antar perusahaan pada aset tidak lancar dan transfer pricing,
menggunakan metode studi kepustakaan (library research).
Berdasarkan PSAK Nomor 65 menjelaskan bahwa kepemilikan aset dan
kewajiban pada setiap perusahaan yang hendak bergabung perlu dicatat secara
valid supaya meminimalkan salah saji atau material pada tiap-tiap laporan
keuangan. Kemudian transfer pricing diperlukan sebagai ruang negosiasi yang
memberikan wadah dinamika dan relasi timbal balik untuk para otoritas pajak
dan wajib pajak. Transfer pricing masih menjadi praktik dan aktivitas umum
pada perusahaan multinasional. Secara praktik diperlukan adanya evaluasi dari
pihak otoritas perpajakan agar praktik transfer pricing bisa diminimalkan.
B. Rumusan Masalah
Seluruh aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada
penyusunan laporan keuangan konsolidasi, maka dalam penelitian ini
menimbulkan pertanyaan, Bagaimana menganalisis skema konsolidasi
transfer antar perusahaan pada aset tidak lancar dan transfer pricing?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat disimpulkan maksud dan
tujuan didalam makalah ini adalah :
1. Bertujuan untuk menganalisis skema konsolidasi transfer antar
perusahaan pada aset tidak lancar dan transfer pricing.
2. Mengetahui realitasnya transfer pricing yang dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian menurut PSAK Nomor 65 yaitu laporan
keuangan pada sebuah kelompok usaha yang memuat komponen yaitu ekuitas,
aset, beban, penghasilan, liabilitas, dan arus kas dari entitas induk perusahaan
serta entitas anak perusahaan yang dibuat dan disajikan sebagai sebuah entitas
ekonomi bersifat tunggal. PSAK 65 menganut prinsip pengendalian (control)
dan tidak pada kepemilikan (ownership), yaitu konsolidasi dilaksanakan jika
ada pengendalian (control), maka pengaruh dalam mengelola kebijakan
ekonomi dan operasional pada sebuah perusahaan agar dapat memperoleh
benefit dari aktivitas perusahaan tersebut (Budiningsih et al., 2022).
Pengendalian tersebut dianggap, apabila dimiliki secara langsung atau
tidak langsung, lebih dari 50% hak suara pada sebuah perusahaan. Laporan
keuangan konsolidasi merupakan laporan keuangan dari sekelompok entitas
yang disajikan sebagai sebuah entitas tunggal. Grup adalah gabungan dari
perusahaan induk dan seluruh anak perusahaan. Anak perusahaan merupakan
entitas yang dikendalikan oleh perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi
berguna untuk kepentingan jangka panjang yang berpengaruh pada anak
perusahaan pada induk perusahaan. Kemudian laporan keuangan konsolidasi
mengandung informasi yang aktual bagi manajemen untuk perusahaan dalam
melaporkan kinerja anak perusahaan.

B. Transfer Antar Perusahaan


Transfer antar perusahaan (intercorporate transfers) merupakan transaksi
antar perusahaan yang berelasi (Richard E. Baker, Theodore E. Christensen,
David M. Cottrell, Kurnia Irwansyah Rais, Widhi Astono, 2015). Seluruh
aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, sehingga laporan keuangan ini menjadi laporan
keuangan dan sebuah perusahaan tunggal. Tidak terdapat perbedaan pada anak
perusahaan yang dikuasai secara penuh dan anak perusahaan yang tidak
dikuasai secara penuh terkait dengan kegiatan eliminasi terhadap transfer antar
perusahaan.
Konsolidasi lebih terfokus pada konsepsi dari entitas tunggal, tidak pada
persentase tingkat kepemilikan dari perusahaan. Apabila konsolidasi
memenuhi kriteria, maka perusahaan yang menjadi komponen pada entitas
ekonomi kesatuan, dan seluruh transaksi dengan perusahaan luar yang berelasi
menjadi aktivitas transfer internal yang perlu dilakukan eliminasi secara
penuh, serta tidak tergantung terhadap tingkat persentase kepemilikan dari
perusahaan. Pada aspek harga transfer antar perusahaan dilakukan oleh
beberapa perusahaan yang mempunyai hubungan khusus. Transaksi ini bisa
dilakukan pada suatu negara secara nasional (domestic transfer pricing) dan
bisa dilaksanakan pada negara lain (international transfer pricing).

C. Aset Tidak Lancar


Menurut PSAK Nomor 16, aset tetap merupakan aset yang berwujud yang
dimiliki untuk aktivitas produksi dan penyediaan barang atau jasa, serta untuk
disewakan pada pihak luar, dimanfaatkan dengan maksud administrasi, serta
ditaksir dapat dipakai sepanjang lebih dari waktu satu periode akuntansi
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2013). Berdasarkan PSAK Nomor 16, suatu aset
tetap yang masuk ke dalam kriteria yang diakui sebagai aset perlu dilakukan
pengukuran sebanyak biaya dari perolehan. Pada biaya perolehan dari aset
tetap berupa harga dari perolehannya, termasuk dengan pihak impor dan beban
pajak pembelian yang tidak bisa dilakukan pengkreditan sesudah dikurangkan
dengan diskon serta potongan lainnya.
Aset tidak lancar adalah sumber daya yang berpotensi bisa menunjang dan
bermanfaat pada operasional perusahaan selama kurun waktu yang melebihi
periode waktu berjalan. Aset tidak lancar atau umumnya dinamakan dengan
aset jangka panjang yaitu bangunan dan tanah, pabrik, peralatan perusahaan,
aset tidak berwujud, investasi dan beban tanggungan. Berdasarkan PSAK
Nomor 16, agar dapat bisa dikapitalisasi dalam bentuk aset tetap, maka biaya
perolehan awal pada aset tetap perlu mengikuti dua syarat kapitalisasi yaitu
potensi besar manfaat dan keuntungan ekonomi dari aset akan berguna pada
perusahaan pada masa yang akan datang serta biaya perolehannya bisa
dilakukan pengukuran dengan andal.
Aset tidak lancar biasanya memberikan manfaat secara ekonomi pada
perusahaan dengan jangka panjang. Periode waktu perolehan manfaat ini
biasanya lebih dari satu tahun. Semua jenis aset yang tidak termasuk pada aset
lancar oleh entitas adalah aset tidak lancar.

D. Transfer Pricing
Transfer pricing bisa dipakai sebagai instrumen untuk memaksimalkan
keuntungan dengan penentuan harga produk dan jasa oleh divisi organisasi
lain yang masih dari satu perusahaan (intracompany transfer pricing)
(Ningtyas & Mutmainah, 2022). Tetapi, transfer pricing bertransformasi
sehingga pada realitasnya bukan hanya melibatkan pada satu perusahaan,
namun terdapat kontribusi dari perusahaan multinasional (intercompany
transfer pricing).
Arm's Lenght Principle (ALP) adalah aspek penting pada pengalokasian
keuntungan dari prinsip pajak internasional, hal tersebut menyatakan bahwa
pada transaksi dengan pihak berelasi, nilai transaksi perlu setara dengan nilai
transaksi dengan pihak yang tidak berelasi, sehingga tidak mengakibatkan
terdapat diskriminasi dari harga transfer di antara keduanya (Wahyudi &
Fitriah, 2021). Tetapi pada praktiknya, ditemukan adanya manipulasi transfer
pricing yang penetapan harga transformasi menjadi tidak wajar dengan
menaikkan dan menurunkan harga dengan tujuan meminimalkan total pajak
terutang, hal ini yang menjadikan adanya praktik transfer pricing (Ilmi,
Fahimatul; Prastiwi, 2019).
Implementasi transfer pricing biasanya digunakan oleh perusahaan
multinasional. Berdasarkan perspektif akuntansi pada perusahaan, metode
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan perolehan laba pada perusahaan dengan
penentuan harga jual dan beli, serta transaksi lain terkait entitas lain pada
perusahaan yang masih mempunyai hubungan khusus dengan untuk
perusahaan. Berdasarkan perspektif perpajakan, transfer pricing digunakan
sebagai strategi untuk menetapkan harga barang atau jasa pada aktivitas
transaksi yang dilaksanakan oleh para pihak yang mempunyai keterkaitan
khusus dan istimewa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penyusunan laporan keuangan konsolidasi yaitu memberikan
laporan informasi yang berkaitan dengan kegiatan dari afiliasi konsolidasi
yang menjelaskan bahwa perusahaan berafiliasi terpisah tetapi masih dalam
satu perusahaan bersifat tunggal. Konsolidasi bisa dilakukan dengan
menggabungkan laporan keuangan pada setiap entitas dengan menjumlahkan
unsur sejenis pada laporan keuangan setiap perusahaan yang
dikonsolidasikan.
Banyak perusahaan besar, aktivitas transfer pada anak perusahaan terjadi
pada berbagai transaksi satu sama lain, seperti pada penjualan bahan baku,
produk fabrikasi, serta jasa transportasi. transaksi ini adalah aspek penting
pada aktivitas ke semua bagian entitas konsolidasiSuatu entitas memerlukan
laporan konsolidasi apabila entitas tersebut mempunyai kontrol terhadap
perusahaan lain.
Semua aspek transfer antar perusahaan perlu dieliminasi pada penyusunan
laporan keuangan konsolidasi, dengan demikian laporan keuangan tersebut
menunjukkan bahwa laporan keuangan pada sebuah perusahaan tunggal.
Aset tidak lancar memberikan manfaat secara ekonomi pada perusahaan
dalam jangka panjang, dan periode waktu perolehan manfaat ini biasanya
lebih dari satu tahun.

B. Saran
Berdasarkan dari keterbatasan peneliti, maka disarankan untuk penelitian
selanjutnya agar lebih membaca dan menganalisis referensi serta literature
mengenai analisis skema konsolidasi transfer antar perusahaan pada aset tidak
lancar dan transfer pricing secara lebih mendalam, agar memperoleh informasi
tambahan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini dapat
ditujukan untuk menjadi referensi bagi para akademis agar dapat melakukan
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://melatijournal.com/index.php/JISMA

Anda mungkin juga menyukai