Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KLINIK

KEPERAWATAN III TENTANG HIPERTENSI

DI RUANGAN POLI UMUM

BLUD RSUD DR. BEN MBOY RUTENG

NAMA: ENRIQUE RACHELLA NAGOT

NPM : 21201185

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB I

TINJAUAN TEORI

A.DEFINI PENYAKIT

Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolic ≥90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik
merupakan pengukur utama yang menjadi bahan dasar penentuan diagnosis hipertensi
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa ooleh darah terhambat sampai
ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh diam-
diam (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala lebih dahulu
(Sustrani dan Alam, 2004).

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah menjadi naik yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolic ≥90 mmHg karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
okesigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yag
membutuhkannya.

Sumber: Hastuti, Hapriyani. 2020. HIPERTENSI. Penerbit Lakeisha.

B. ETIOLOGI

1. Penyebab Hipertensi Essensial


a. Herediter atau faktor genetic
b. Lingkungan termasuk asupan garam, obesitas, pekerjaan, kurang olahraga, asupan
alkohol, stress psikososial, jenis kelamin, dan usia.
c. Sistem renin, angiotensin, dan aldosteron
d. Defek membran sel dalam ekskresi Na, yaitu penurunan pengeluaran Na dari
dalam sel yang disebabkan oleh kelainan pada sistem Na+¿ K+¿ ATPase dan
Na+H+exchanger.
e. Resistensi insulin atau hiperinsulinemia mengakibatkan resistensi natrium ginjal,
meningkatkan tekanan arteri, dan hiperatrofi otot polos (Harrison, 2000).
2. Penyebab Hipertensi Sekunder
a. Penggunaan estrogen
b. Penyakit ginjal
c. Hipertensi vascular rena
d. Hiperaldosteronisme primer
e. Sindrom chushing
f. Feokromositoma
g. Koarktasio aorta
h. Kehamilan (Manjoer, 2000).

Sumber: Hastuti, Hapriyani. 2020. HIPERTENSI. Penerbit Lakeisha.

C. PATOFISIOLOGI

Hipertensi disebabkan oleh peningkatan curah jantung dan atau peningkatan resistensi
perifer. Area yang dicakup: berbagai mekanisme yang mempengaruhi curah jantung/resistensi
perifer yang terlibat dalam pengembangan hipertensi essensial dibahas. Ini termasuk genetika;
aktivitas sistem saraf simpatis; mekanisme ginjal: asupan natrium berlebih dan tekanan
natriuresis; mekanisme hormonal: istem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS); obesitas,
obstructive sleep apnea (OSA); resistensi insulin dan sindrom metabolic; asam urat; vitamin D;
perbedaan gender; faktor ras, etnis, dan lingkungan; peningkatan gaya ejeksi ventrikel kiri dan
hipertensi dan hubungannya dengan peningkatan aktivitas simpatis basal koneksi kortikal.

Hipertensi adalah multifsctorisl, diantaranya:

1. Ketika ada asupan natrium berlebih, terjadi retensi natrium ginjal, yang meningkatkan
volume cairan sehingga meningkatkan preload dan peningkatan kontraktilitas.
2. Obesitas juga merupakan faktor dalam hipertensi karena hiperinsulinemia berkembang
dan hasil hipertrofi structural mengarah pada peningkatan resistensi pembuluh darah
perifer.
3. Perubahan genetic juga berperan dalam perkembangan hipertensi karena ketika ada
perubahan membrane sel, penyempitan fungsional dapat terjadi dan juga menghailkan
peningkatan resistensi pembuluh darah perifer.
4. Hipertensi perlahan-lahan naik ke atas sebagai salah satu penyebab utama morbiditas di
dunia (Mufarokhah, 2019).

Sumber: Mufarokhah, Hanim. 2020. HIPERTENSI DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN. Penerbit Lakeisha
Pathway Hipertensi
D. TANDA DAN GEJALA

Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama


dengan gejala penyakit lainnya, adapun menurut Sustrani dan Alam (2004) gejala hipertensi
tersebut antar lain:

1. Sakit kepala
2. Jantung berdebar-debar
3. Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban
4. Mudah lelah
5. Penglihatan kabur
6. Wajah memerah
7. Hidung berdarah
8. Telinga berdenging (tinnitus)
9. Dunia terasa berputar (vertigo)
Sedangkan menurut Manjoer (2000) gejala-gejala hipertensi meliputi:
1. Rasa berat di tengkuk
2. Sukar tidur
3. Cepat marah
4. Mata berkunang-kunang dan pusing.
Sumber: Hastuti, Hapriyani. 2020. HIPERTENSI. Penerbit Lakeisha.

E. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis yang diterapkan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:

a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan/farmakologik
Menurut Susilo. Y dan Ari W (2011) pengobatan farmakologik pada setiap penderita
hipertensi memerlukan pertimbangan berbagai faktor seperti beratnya hipertensi, kelainan
organ dan faktor lain. Jenis obat anti hipertensi yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
 Diuretik
Adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran garam
(NaCl). Dengan turunnya kadar Na+, maka tekanan darah akan turun, dan efek
hipotensinya kurang kuat. Obat yang banyak beredar adalah spironolactone, HCT,
chlortalidone, dan iodopanide.
 Alfa-blocker
Adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilatasi
perifer serta turunnya tekanan darah. Karena efek hipotensinya ringan sedangkan
efek sampingnya agak kuat. Obat yang termasuk dalam jenis alfa-blocker adalah
prazosin dan terazosin.
 Beta-blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti. Diduga
kerjanya berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan
frekuensi jantung. Obat yang terkenal dari jenis beta-blocker adalah propanolol,
atenolol, pindolol dan sebagainya.
 Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan noradrenalin sehingga
menurunkan aktivitas saraf adrenergik perifer dan turunnya tekanan darah.
Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik. Obat yang
termasuk dalam jenis ini adalah clonidine, gauanfacine, dan metildopa.
 Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriola sehingga daya
tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun. Obat yang
termasuk dalam jenis ini adalah Hidralazine dan Ecarazine.
 Antagonis kalsium
Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat pemasukan ion kalsium
ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilatasi dan turunnya tekanan
darah. Obat jenis antagonis kalsium adalah nifedipin dan verapamil.
 Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanna darah dengan cara menghambat
angiotension converting enzyme yang berdaya vasoikonstriksi kuat. Obat jenis ini
yang popular adalah captopril (Ccpoten) dan enalapril.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non
farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi
ventrikel kiri. Beberapa diet yang dianjurkan:
 Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
sistem renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari
 Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismnya belum
jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
dipercaya dimeditasi oleh oksida nitrat pada dinding vascular.
 Diet kaya buah dan sayur
 Diet rendah kolesterol sebagai pencegahan terjadinya jantung koroner
b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan
volume secukup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal
yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.

c. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga
meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan
untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat
mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
d. Memberbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek
jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

Sumber: http://repository.unimus.ac.id

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Hct: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas)
dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
2. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
Sumber: http://repository.unimus.ac.id
BAB II
TINJAUAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien
a. Identitas klien meliputi:
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan
diagnosa medik.
b. Identitas Penanggung Jawab meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien
2. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher
kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan tentang
kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta biasanya : sakit kepala , pusing,
penglihatan buram, mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada.
4. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke.
Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya
riwayat alergi terhadap jenis obat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi, penyakit metabolik, penyakit
menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan penyakit menurun seperti diabetes
militus, asma, dan lain-lain.
6. Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
7. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katub dan penyakit
serebrovaskuler.
Tanda:
a. Peningkatan tekanan darah
b. Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardia
c. Murmur stenosis valvular
d. Distensi vena jugularis
e. Kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
f. Pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda
8. Integrasi ego
Gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stres multipel (hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan meledak, otot
muka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara
9. Eliminasi
Gejala: gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit ginjal pada masa
lalu.
10. Makanan/cairan
Gejala:
a. Makanan yang disukai yang mencakup makanan garam, lemak serta kolesterol
b. Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini (meningkat/menurun)
c. Riwayat pengguanaan deuretik
Tanda:
a. Berat badan normal atau obesitas
b. Adanya edema
c. Glikosuria
11. Neurosemia
Gejala:
a. Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital (terjadi saat bangun
dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam).
b. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda:
a. Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi.
b. Pola/isi bicara, efek, proses pikiran
c. Penurunan kekuatan genggaman tangan
12. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
a. Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
b. Sakit kepala
13. Pernafasan
Gejala:
a. Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja, takipnea, ortopneu, dispnea
b. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum
c. Riwayat merokok
Tanda:
a. Distress pernafasan/ penggunaan otot aksesori pernafasan.
b. Bunyi nafas tambahan (crakles/mengi)
c. Sianosis
d. Keamanan gejala: gangguan koordianasi/cara berjalan, hipotensi postural.
14. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural.

B. RENCANA TINDAKAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Perfusi perifer tidak setelah dilakukan tindakan Pemantauan tanda vital
efektif b.d keperawatan diharapkan 1) Memonitor tekanan darah
peningkatan tekanan perfusi perifer meningkat 2) Memonitor nadi (frekuensi,
darah Kriteria hasil : Perfusi kekuatan, irama)
perifer 3) Memonitor pernapasan
1) Nadi perifer teraba kuat (frekuensi, kedalaman)
2) Akral teraba hangat 4) Memonitor suhu tubuh
3) Warna kulit tidak pucat 5) Memonitor oksimetri nadi
6) Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
7) Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
8) Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Hipervolemia b.d Setelah dilakukan tindakan Rencana tindakan :
gangguan mekanisme keperawatan diharapkan (Manajemen hipervolemia)
regulasi. keseimbangan cairan 1) Periksa tanda dan gejala
meningkat. hipervolemia (mis: ortopnes,
Kriteria hasil : dipsnea, edema, JVP/CVP
(keseimbangan cairan) meningkat, suara nafas
1) Terbebas dari edema tambahan)
2) Haluaran urin meningkat 2) Monitor intake dan output
3) Mampu mengontrol cairan
asupan cairan 3) Monitor efek samping
diuretik (mis : hipotensi
ortortostatik, hipovolemia,
hipokalemia, hiponatremia)
4) Batasi asupan cairan dan
garam
5) Anjurkan melapor haluaran
urin
6) Ajarkan cara membatasi
cairan
7) Kolaborasi pemberian
diuretic
3. Intoleransi aktifitas Tujuan : setelah dilakukan Rencana tindakan :
b.d kelemahan tindakan keperawatan Manajemen energi
diharapkan toleransi 1) Monitor kelelahan fisik dan
aktivitas meningkat. Kriteria emosional
hasil : toleransi aktivitas: 2) Monitor pola dan jam tidur
1)Pasien mampu melakukan 3) Sediakan lingkungan yang
aktivitas sehari-hari nyaman dan rendah
2) Pasien mampu berpindah stimulus (mis: cahaya, suara,
tanpa bantuan kunjungan)
3) pasien mengatakan 4) Berikan aktifitas distraksi
keluhan lemah berkurang yang menenangkan
5) Anjurkan tirah baring
6) Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
7) Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara
8) meningkatkan asupan
makanan
4. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Rencana tindakan :
pencedera fisiologis keperawatan diharapkan Manajemen nyeri
(mis: iskemia) tingkat nyeri menurun 1) Identifikasi lokasi,
Kriteria hasil : Tingkat nyeri karakteristik nyeri, durasi,
1) Pasien mengatakan nyeri frekuensi, intensitas nyeri
berkurang dari skala 7 2) Identifikasi skala nyeri
menjadi 2 3) Identifikasi faktor yang
2) Pasien menunjukan memperberat dan
ekspresi wajah tenang memperingan nyeri
3) Pasien dapat beristirahat 4) Berikan terapi non
dengan nyaman farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis:
akupuntur,terapi musik
hopnosis, biofeedback, teknik
imajinasi terbimbing,kompres
hangat/dingin)
5) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
6) Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
7) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
8) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai