TAK Bercakap-Cakap
TAK Bercakap-Cakap
Disusun Oleh :
1. Indra Wahyuda
2. Febri Zaldi
3. Devinda Ariesti
4. Mila Gusri
5. Nadia Eka Putri
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat berespon terhadap stimulus persepsi halusinasi yang diberikan
2. Tujuan Khusus
a. Klien memahami pentingnya bercakap cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
b. Klien dapat bercakap cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
B. LANDASAN TEORI
Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi Aktifitas Kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi tempat untuk klien berlatih perilaku yang
baru untuk memperbaiki perilaku yang lama yang maladaptif (Keliat &
Akemat, 2005) TAK di bagi empat yaitu: TAK stimulasi kognitif/persepsi,
TAK stimulasi sensori, TAK orientasi realita dan TAK sosialisasi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klioen bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis.
Penegrtian TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang bertujuan untuk
membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi
dalam upaya memotivasi proses pikir dan afektis serta mengurangi perilaku
maladaptif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005) TAK
stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan
terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk mendiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah.
Salah satu mengontrol emosi adalah dengan cara becakap-cakap. Menurut
Dermawan dan Rusdi (2013), bercakap-cakap merupakan salah satu yang efektif
untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan menganjurkan pasien untuk bercakap-
cakap dengan orang lain. Manfaat terapi ini adalah untuk mencegah halusinasi
timbul. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi,
fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan
orangb lain tersebut (Yosep,2010).
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap – cakap dengan
orang lain. Ketika bercakap – cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi.
Fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan
dengan
D. PROSES SELEKSI
1. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
2. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
3. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
Pasien yang mengikuti TAK :
1. Tn.
2. Tn.
3. Tn.
4. Tn.
5. Tn.
6. Tn.
7. Tn.
8. Tn.
Menyepakati
Membuat kontrak waktu kontrak
Menyepakati
kontrak
G. PENGOORGANISASIAN KELOMPOK
Leader : Devinda ariesti
Co Leader : Indra Wahyuda
Observer : Mila Gusri
Fasilitator : Febri zaldi dan Nadia Eka Putri
3. Observer
Tugas :
a. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi serta perubahan
perilaku klien (jumlah peserta yang hadir, yang memberi pendapat, topik
diskusi, respon verbal dan non verbal).
b. Mencatat dan mengamati respon klien terhadap jalannya aktivitas terapi
peserta yang aktif dan pasif
c. Mengevaluasi jalan nya TAK
4. Fasilitator :
Tugas :
a. Memfasilitas semua kebutuhabn untuk kelancaran TAK.
b. Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam aktifitas kelompok
c. Mengantisipasi suasana yang menganggu jalannya TAK
I. MEDIA DAN ALAT
1. Spidol dan papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian
3. Pulpen
J. SETTING TEMPAT
CL
L
K K
K K
F1 F2
K K
K K
Keterangan :
L : Leader CL : Co-Leader O :
Observer
F1-2 : Fasilitator K : Klien
K. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Anggota yang mengikuti TAK berjumlah 8 orang
b) Terpis berjumlah 5 orang, 1 leader, 1 coleader, 1 observer, 2 fasilitator
2. Evaluasi Proses
a) Minimal 75% klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Minimal 75% mampu memberi respon terhadap TAK yang dilakukan
3. Evaluasi Hasil
a) Minimal 75% memahami pentingnya bercakap – cakap untuk
mengontrol halusinasi
b) Minimal 75% klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mencegah halusinasi
L. ANTISIPASI MASALAH
Berikut adalah masalah yang mungkin terjadi pada kegiatan TAK stimulasi
sensori sesi 2 beserta antisipasinya:
- Terdapat klien yang pergi meninggalkan TAK sebelum kegiatannya berakhir.
Hal ini diantisipasi dengan cara mengingatkan kembali peraturan dan kontrak
yang sudah disepakati diawal sesi.
- Terdapat klien yang diam saja selama kegiatan TAK dan tidak ingin
berpartisipasi. Hal ini diantisipasi dengan cara memaksimalkan peran
fasilitator untuk memotivasi klien.
M. PENUTUP
Demikian proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas praktek
PROFEI NERS Keperawatan Jiwa di RSJ.PROF.HB SAANIN PADANG.
Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada kami, kami ucapkan
terimakasih.
Ketua Mahasiswa
(Febri Zaldi)
Disetujui Oleh :
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
LAMPIRAN
Nama Klien
NO Aspek Yang Dinilai
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang baiasa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan,menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda (√) dan
tanda ( - ) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi