Anda di halaman 1dari 8

RESUME

ANALISIS PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“Ekonomi Manajerial”
Dosen Pengampu : Julika Rahma Siagian, M. Si

Disusun Oleh :

Dea Amanda (20030071)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ASAHAN
KISARAN
2023/2024
PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA
Penaksiran dan peramalan biaya sangat berguna bagi manajer perusahaan untuk
menemukan dan menentukan bentuk dan kurva biaya suatu perusahaan. penaksiran biaya dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk keperluan perusahaan dalam waktu jangka pendek maupun untuk
waktu jangka panjang.

Pemahaman fungsi biaya untuk waktu jangka pendek akan membantu pengambil keputusan
untuk menilai optimalisasi tingkat output perusahaan. Untuk waktu jangka panjang, fungsi biaya akan
bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi.

Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan apabila kita akan melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran
pabrik dan untuk meyakinkan bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang
diproduksi.

Proses penaksiran dan peramalan biaya terdiri dari tiga bagian pokok, yakni :
1. Penaksiran biaya jangka pendek
2. Penaksiran biaya jangka panjang
3. Peramalan biaya

PENAKSIRAN FUNGSI BIAYA DAN PRAKIRAAN BIAYA

Sebelum mempelajari penaksiran fungsi biaya, terlebih dahulu perlu dipahami perbedaan
antara penaksiran dan prakiraan (peramalan) fungsi biaya. Penaksiran fungsi biaya merupakan proses
untuk menentukan nilai koefisien suatu fungsi biaya suatu produk. Pada sisi yang lain, prakiraan (peramalan)
fungsi biaya bertujuan untuk meramalkan biaya di masa yang akan datang.

Penaksiran dan prakiraan fungsi biaya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tujuan utama penaksiran
fungsi biaya adalah untuk mengevaluasi penentuan biaya produk, yaitu apakah penentuan biaya produk oleh
perusahaan telah optimal. Prakiraan fungsi biaya dimaksudkan untuk sebagai sumber informasi di dalam
merencanakan biaya produksi produk jika perusahaan akan menambah kapasitas produksinya.

Perbedaan antara penaksiran dan peramalan permintaan dapat dijelaskan pada gambar berikut:

2010 2011 2012 2013

Penaksiran fungsi biaya Peramalan biaya


PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PENDEK

Terdapat tiga metode penaksiran fungsi biaya jangka pendek, antara lain:

1. Ekstrapolasi sederhana

Metode penaksiran biaya yang paling sederhana adalah dengan cara mengekstrapolasikan tingkat biaya
marginal atau biaya variable rata – rata saat ini (ke belakang atau ke depan) pada tingkat – tingkat output
lainnya. Input – input variable menghasilkan penerimaan (returns) yang konstan, dan oleh karena itu tidak ada
keadaan increasing returns atau diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Keadaan diminishing
returns tersebut akan terjadi sehingga pembuat keputusan harus secara terus menerus memperhatikan
kemungkinan terjadinya keadaan tersebut. Pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut adalah
dengan mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan untuk tujuan ektrapolasi dan kemudian meneliti
sensitivitas keputusan yang dibuat berdasarkan asumsi yang ada.

Oleh karena tingkat output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita harus mampu menemukan dua
observasi data biaya atau output atau lebih. Dan dengan dua observasi atau lebih kita dapat melakukan analisis
gradien.

Ekstrapolasi sederhana merupakan metode untuk menentukan fungsi biaya dengan cara
mengekstrapolasi tingkat biaya marginal atau biaya variabel rata-rata saat ini (ke belakang atau ke
depan) pada tingkat-tingkat output lainnya (Arsyad, 2011). Untuk memperjelas konsep ekstrapolasi
sederhana, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:

Diketahui:

Minggu Jumlah Biaya variabel


output total
Minggu 1 8.000 40.000.000
Minggu 2 10.000 ?
Hitung: biaya variabel total untuk minggu kedua
Pembahasan:

Untuk menghitung biaya pada minggu kedua, kita dapat menghitung terlebih dahulu
biaya variabel per unitnya, yaitu :

Biaya variabel per unit Biaya Variabel Total


Jumlah Output

Biaya variabel per unit 40.000.000 5000


8.000

Langkah berikutnya adalah menghitung tambahan biaya variabel yang disebabkan adanya
pertambahan jumlah output yang diproduksi. Menghitung tambahan biaya variabel, adalah
sebagai berikut:
Tambahan jumlah output = output minggu 2 - output minggu 1
= 10.000 – 8.000
= 2.000 unit

Tambahan biaya variabelnya adalah


= 2.000 unit x 5.000
= 10.000.000
Setelah tambahan biaya variabelnya diketahui, maka selanjutnya dapat diketahui kebutuhan
biaya pada minggu kedua yaitu:
Biaya variabel minggu kedua = VC minggu pertama + tambahan VC
= Rp.40.000.000 + Rp.10.000.000
= Rp.50.000.000

2. Analisis gradient

Gradien kurva TC diartikan sebagai tingkat perubahan TC pada interval output tertentu. Gradien berarti slope
dan gradient dari TC ini dapat dihitung dengan cara membagi perubahan TC dengan perubahan tingkat output,
seperti tampak dalam persamaan berikut ini :

Gradien = △TC
△Q

Gradien TC atau TVC tidak sama persis dengan MC, karena MC menunjukkan perubahan TC yang hanya
diakibatkan oleh perubahan satu unit output. Padahal dalam praktek, output cenderung berubah dengan loncatan
yang tidak teratur sehingga kita harus menghitung gradient tersebut dengan interval – interval yang lebih besar
dari satu unit. Gradien ini menghasilkan penaksir MC pada suatu kisaran tingkat output tertentu.

Analisis gradien merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan biaya total
pada interval output tertentu (Arsyad, 2011). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui biaya marjinal
karenaadanyapertambahanoutput. Secara matematis, analisis gradient dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gradien TC

Untuk memperjelas konsep analisis gradien, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:

Diketahui:

Minggu Jumlah Biaya variabel


output total
Minggu 1 8.000 40.000.000
Minggu 2 10.000 50.000.000

Hitung: biaya marginal


Pembahasan:
TC
Gradien
Q
Gradien 50 .000 .000 40 .000 .00
10 .000 8.000
Gradien 1 0 .000 .000
2.000 5.000
Berdasarkan pada perhitungan di atas dapat diketahui pada interval ouput 8.000 unit sampai
10.000 unit, biaya marginalnya sebesar 5.000.

3. Analisis regresi dengan data runtut-waktu (time-series)


Metode ini digunakan jika perusahaan memiliki catatan (data) biaya produksi perusahaan dari waktu-
waktu. Untuk menaksir data biaya produksi perusahaan dengan jumlah yang relatif banyak, kita dapat
menggunakan analisis regresi dengan menggunakan bantuan software statistik.

Jika kita memiliki data observasi yang lebih banyak, maka hasil penaksiran kurva TVC, AVC dan MC akan
menjadi lebih tepat. Jadi dengan observasi beberapa pasang data biaya output yang lebih banyak akan
memungkinkan kita untuk memperoleh kurva AVC dan MC penaksir yang jauh lebih sempurna. Tiap titik data
tambahan akan memperjelas bentuk TVC, sehingga perhitungan AVC dan MC yang lebih bisa dipercaya dapat
diperoleh.

4. Analisis Regresi dengan Data Runtut – Waktu ( Time  - Series )


Jika kita memiliki jumlah observasi data biaya – output yang lebih banyak, maka kita dapat menggunakan
analisis regresi unutk menaksir hubungan antara biaya dengan suatu tingkat output tertentu. Jika kita ingin
menaksir fungsi biaya dari suatu perusahaan tertentu, maka kita harus menggunakan data runtut waktu dari
perusahaan yang bersangkutan.

5. Analisis dengan Teknik Engineering


Metode ini menggunakan fungsi produksi fisik dimana untuk tiap tingkat produksi dihitung dan dites jumlah
variabel cost. Contohnya, bila kecepatan operasi dari suatu alat produksi dapat diperkirakan, maka secara
berturut-turut dapat diperkirakan output per jam, kebutuhan materiil, jam kerja buruh, kebutuhan tenaga listrik,
kebutuhan untuk reparasi dan pemeliharaan. Kemudian kebutuhan ini dikonversikan menjadi biaya dalam
rupiah. Selanjutnya MC dihitung : MC = TVC/Q

PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG

Penaksiran biaya jangka panjang pada dasarnya sama dengan penaksiran biaya jangka pendek,
tetapi yang membedakan adalah jumlah perusahaan. Untuk menganalisis fungsi produksi pada beberapa
perusahaan yang berbeda, dapat digunakan penaksiran biaya jangka panjang. Berdasarkan pada kondisi
tersebut, penaksiran biaya jangka panjang menggunakan data seksi silang.

1. Analisis Regresi dengan Menggunakan Data Seksi – silang


Pengukuran tingkat output aktual atau tingkat  output pada periode tersebut harus sesuai dengan tingkat biaya
aktual untuk menghasilkan tingkat output tersebut untuk setiap perusahaan. Jika kita ingin mengetahui ada
tidaknya  keadaan economies, constant, atau diseconomies of plant size, maka kita harus membuat spesifikasi
hubungan funsional pangkat tiga (kubik), karena hubungan ini merupakan bentuk fungsional yang paling
konsisten untuk melihat adanya ketiga kemungkinan keadaan tersebut.

Ada dua masalah pokok dalam penggunaan data seksi silang ini bagi penaksiran kurva biaya rata – rata jangka
panjang, antara lain :
1. Masalah yang timbul karena observasi yang dikumpulkan sama sekali bukan merupakan titik – titik pada
kurva biaya rata – rata jangka panjang. 
2. Masalah yang ditimbulkan oleh data seksi silang ini adalah bahwa banyak pabrik yang tidak dapat beroperasi
pada tingkat harga dan produktivitas faktor produksi yang sama.

2. Teknik Engineering 
Mendukung teknik analisis diatas, teknik engineering dalam penaksiran biaya jangka panjang adalah
menganalisis beberapa plant size yang berbeda pada waktu tertentu.
PERAMALAN BIAYA

Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan – keputusan yang akan kita ambil mencakup tingkat
biaya untuk periode yang akan datang. Peramalan biaya untuk berbagai tingkat output pada periode yang akan
datang memerlukan penaksiran tentang perubahan efisiensi proses produksi secara fisik, ditambah perubahan
harga faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.

Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan-keputusan yang akan kita ambil mencakup
tingkat biaya untuk periode-periode yang akan datang, seperti misalnya dalam keputusan mengikat
kontrak, keputusan untuk membeli atau membuat sendiri, atau keputusan-keputusan lain yang
mempunyai implikasi biaya bukan hanya pada periode sekarang (Arsyad, 2011). Terdapat faktor-faktor
yang dapat menentukan peramalan biaya di masa mendatang (Arsyad, 2011), yaitu:

1. Perubahan produktivitas faktor produksi

Adanya perubahan produktivitas faktor produksi seperti peningkatan kapasitas mesin produksi, akan
dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.

Jika kita memperhatikan efisiensi fisik dari proses produksi untuk periode – periode yang akan datang,
maka kita harus memperkirakan bahwa produktivitas faktor produksi tersebut akan berubah sepanjang waktu.
Mesin dan peralatan lainnya misalnya, diharapkan untuk lebih efisien jika diukur dari output perjam yang
dihasilkannya (atau berdasarkan kriteria yang lain) karena penerapan kemajuan teknologi pada mesin – mesin
tersebut.

2. Perubahan harga faktor (input) produksi

Adanya perubahan harga faktor (input) produksi seperti peningkatan harga mesin produksi
yang baru, juga dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan
datang.

Jika biaya dari semua input meningkat dengan proporsi yang sama, maka kombinasi faktor produksi yang
optimal tidak akan berubah pada tingkat output tertentu, meskipun akan menimbulkan biaya yang lebih besar.
Jika semua harga input meningkat dengan tingkat yang sama, maka harga – harga relatif dari input tersebut akan
tetap sama dan tidak akan ada insentif untuk mensubstitusikan satu input dengan input yang lainnya.

Jika kekuatan pasar di pasar faktor -  faktor produksi mengakibatkan harga satu faktor produksi akan naik
dibandingkan dengan harga faktor produksi yang lain, maka perusahaan akan mensubstitusikan dengan faktor
produksi yang lebih murah sebagai akibat dari adanya kenaikan harga tersebut.
Dengan distribusi probabilitas tertentu yang dihubungkan dengan tingkat biaya yang akan datang, kita dapat
menghitung hasil atas dasar “Nilai yang diharapkan “ dari tingkat biaya pada periode – periode yang akan
datang dengan maksud untuk mendapatkan suatu peramalan tingkat biaya masa yang akan datang untuk
penetapan harga atau kebijaksanaan – kebijaksanaan lainnya.

3. Penaksiran Kurva Learning

Kurva learning menghubungkan biaya perunit dengan volume produksi kumulatif dari suatu produk tertentu.
Kita berharap bahwa produktivitas input akan meningkat apabila input – input tersebut telah “mempelajari “
proses produksi, sehingga biaya perunit turun jika volume produksi meningkat. Biaya perunit (pada tingkat
output tertentu per periode dalam pabrik tertentu) cenderung menurun dengan presentase yang relatif stabil
setiap kali volume produksi digandakan.

Kurva learning sering dinyatakan sebagai presentase penurunan AC untuk tiap penduakalian volume komulatif.
Untuk menemukan persentase tersebut dalam contoh ini, kita memilih dua tingkat output (dimana yang satu
besarnya 2 kali yang lain) dan menghitung presentase penurunannya.
DAFTAR PUSTAKA

(1.a.1.4 Pendekatan Implementasi Biaya, Penaksiran Dan Peramalan Biaya Serta


Struktur Pasar.Pdf, 2020.)
(Peramalan_dan_penaksiran_biaya, 2013)
(M9 - PENAKSIRAN DAN PERAMALAN)

Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Manajerial. BPFE

Latief, Wasis A. 2011. Pengantar Ekonomi Mikro. UM Press

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sarnowo, Henry dan Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. CAPS Suki

Sukirno, Sardono. 1995. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai