KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL -
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS
Nomor — : PM.01.03/2/2b22./2022 B Juli 2022
Lampiran : tujuh lembar
Hal Pemberitahuan Tahapan Pengembangan Laboratorium Biakan dan
Uji Kepekaan Tuberkulosis dengan Pemeriksaan Menggunakan
Metode Cair
Yth. (daftar terlampir)
Laboratorium pemeriksa biakan dan uji kepekaan tuberkulosis harus memenuhi
persyaratan terkait infrastruktur, peralatan, SDM yang terlatih dan menerapkan keselamatan
dan keamanan kerja di laboratorium secara benar. Sampai tahun 2022, terdapat
22 laboratorium biakan dan 14 laboratorium uji kepekaan Tuberkulosis yang termasuk dalam
jejaring laboratorium pemeriksa biakan dan uji kepekaan dalam Program Penanggulangan
Tuberkulosis. Dari 22 laboratorium biakan terdapat 4 (empat) laboratorium yang masih
melakukan pemeriksaan biakan TBC menggunakan metode padat. Pemeriksaan biakan
dengan metode cair memiliki waktu tunggu yang lebih singkat dibandingkan pemeriksaan
dengan metode padat. Selain itu, diketahui beberapa laboratorium/fasyankes secara mandiri
telah memiliki alat MGIT dan sampai_saat ini_belum masuk dalam jejaring laboratorium
pemeriksa biakan/uji kepekaan dalam Program TBC. Menindaklanjuti hal tersebut, bersama
ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
4. Laboratorium pemeriksa biakan dengan metode padat yang juga memiliki alat MGIT,
maupun laboratorium yang memiliki alat MGIT secara mandiri dan belum masuk dalam
jejaring Program TBC dapat dikembangkan untuk menjadi laboratorium pemeriksa biakan
dengan metode cair.
2. Tahapan untuk melakukan pengembangan sebagai laboratorium pemeriksa biakan
dengan metode cair sesuai dengan lampiran 2.
3. Pembiayaan yang timbul akibat pengembangan laboratorium pemeriksa biakan dengan
metode cair menjadi tanggung-jawab dari masing-masing instansi
4. Dinas Kesehatan agar dapat menyebarkan informasi tersebut ke laboratorium MGIT
mandiri di wilayah masing-masing.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi dr. Retno Kusuma Dwi, MPH
(Hp 0812-1598-309) atau dr. Titiek Sulistyowati, Sp.MK (Hp 0812-3223-435).
‘tas perhatian dan kerja sama Saudara, kami sampaikan terima kasih.
Pit. Direktur P2PM,
ty
Kal maton Py
\ x dr. Tiffany Tiara Pakasi
\&: NJR497408092001122001
Cras
Tembusan:
1, Direktur Jenderal P2P
2. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes)
3. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
4, Kepala LRN Biakan dan Uji Kepekaan TB-BBLK SurabayaLampiran : 4
Nomor — ; PM.01.03/2/2b0242022
Tanggal : @ Juli 2022
Yth,
4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Seluruh Indonesia
2. Kepala Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan Tuberkulosis Seluruh Indonesia
a
y Tiara Pakasi
IP-497408092001122001Lampiran : 2
Nomor —: PM.01.03/2/262"-/2022
Tanggal : & Juli 2022
‘Tahapan pengembangan laboratorium biakan TBC dengan metode media cair (MGIT)
Berikut tahapan yang harus dilalui oleh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau
laboratorium yang ingin mengembangkan laboratorium biakan TBC dengan metode media
cair (MGIT) yang menjadi bagian dari jejaring pemeriksaan biakan Program Nasional
Penanggulangan TBC:
1. Fasyankes/laboratorium melengkapi semua persyaratan laboratorium biakan TBC sesuai
dengan standar nasional sehingga dapat melakukan pemeriksaan biakan TBC dengan
aman dan mengeluarkan hasil yang akurat. Persyaratan tersebut meliputi komitmen,
infrastruktur, peralatan, sumber daya manusia, metode, sarana-prasarana, keamanan
dan keselamatan kerja (K3), reagen dan bahan habis pakai (BHP), pendanaan,
pemantapan mutu intemal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME) dan Indikator
Kinerja Utama (IKU)
2. Fasyankesilaboratorium telah dilengkapi dengan alat untuk melakukan pemeriksaan
biakan dengan metode cair (MGIT) beserta dengan reagen yang diperlukan untuk
pemeriksaan biakan TBC dan petugas laboratorium sudah terlatih,
3. Fasyankes/laboratorium mengajukan permohonan kepada laboratorium rujukan nasional
(LRN) pemeriksaan biakan dan uji kepekaan TBC BBLK Surabaya untuk melakukan
penilaian awal apakah fasyankes/laboratorium tersebut sudah memenuhi syarat untuk
melakukan pemeriksaan biakan (lihat lampiran 3). Tahapan ini berlaku khusus untuk
fasyankes/laboratorium baru yang belum masuk dalam jejaring laboratorium biakan
Program Nasional Penanggulangan TEC. Bagi fasyankes/laboratorium yang sudah
masuk dalam jejaring pemoriksaan biakan meskipun saat ini masih menggunakan
metode media padat LJ tidak diwajibkan melalui tahapan ini dan dapat langsung
menjalankan tahapan ke-5.
4, Sebagai tindaklanjut dari penilaian awal oleh LRN, Fasyankes/laboratorium baru tersebut
melengkapi persyaratan yang masih kurang (bila ada) dan melaksanakan rekomend:
serta melaporkan perkembangan/hasilnya kepada LRN.
5, Fasyankes/laboratorium secara rutin melakukan latihan pemeriksaan biakan dengan
metode cair (MGIT) menggunakan spesimen dahak yang diperoleh dari terduga TBC
yang datang ke fasyankes /laboratorium.
6. Semua hasil pemeriksaan biakan dicatat dengan lengkap di register TB-04 atau buku
bantu laboratorium.
7. Melakukan uji banding. Uji banding untuk calon laboratorium biakan dilakukan sebagai
upaya untuk mengetahui kinerja laboratorium tersebut dengan mengirimkan minimal 10
isolat ke LRN, Komposisi isolat yang dikirimkan terdiri dari M. thc dan NTM yang telah
ditetapkan oleh LRN berdasarkan data dari dari fasyankes/laboratorium calon
Laboratorium biakan TBC (Iihat poin no.13).10.
"1
12.
13.
Selain melakukan uji banding, fasyankes/laboratorium wajib melaporkan Indikator Kinerja
Utama (IKU) pemeriksaan biakan dengan media cair (MGIT) kepada LRN BBLK
Surabaya setiap triwulan. LRN akan memberikan umpan balik secara resmi kepada
fasyankes/Laboratorium terkait hasil evaluasi uji banding dan IKU tersebut,
Apabila dari hasil evaluasi uji banding dan/atau IKU ditemukan permasalahan/kendala
teknis maka fasyankes/laboratorium dapat mengajukan permohonan bimbingan teknis
kepada LRN BBLK Surabaya untuk dapat mengatasi permasalahan / kendala teknis yang
dihadapi tersebut
LRN BBLK Surabaya akan mengirimkan hasil_ evaluasi semua kandidat laboratorium
biakan dengan metode media cair (MGIT) berikut dengan rekomendasi
fasyankes/laboratorium yang sudah memenuhi persyaratan kepada Tim Kerja
Tuberkulosis sehingga dapat dimasukkan ke dalam jejaring pemeriksaan biakan Program
Nasional Penanggulangan TBC.
Bila diperlukan LRN BBLK Surabaya dapat melakukan kunjungan ke fasyankes
flaboratorium yang menunjukkan hasil baik pada uji banding dan IKU dalam rangka
melakukan penilaian akhir untuk memastikan bahwa fasyankes/laboratorium tersebut
benar-benar telah memenuhi semua persyaratan dan layak untuk masuk jejaring jejaring
pemeriksaan biakan Program Nasional Penanggulangan TBC.
Berdasarkan hasil evaluasi dan rekomendasi LRN BBLK Surabaya maka Tim Kerja
Tuberkulosis melakukan penyesuaian jejaring laboratorium biakan Program Nasional
Penanggulangan TBC.
Apabila kandidat laboratorium biakan memerlukan informasi teknis tambahan maka dapat
berkonsultansi dengan LRN BBLK Surabaya melalui nara hubung dr. Koesprijani, Sp.PK
(email: koesprijani@yahoo.co.id & No Hp 0822-3232-1964) dan_ dr. Titiek Sulistyowati,
Sp.MK (email: itiek_sulistyowati@yahoo.com & No Hp 0812-3223-435).Lampiran : 3
Nomor —: PM.01.03/2/2622./2022
Tanggal :@ Juli 2022
Indikator Penilaian Laboratorium Biakan TBC.
Suatu laboratorium dapat dinyatakan sebagai laboratorium biakan TBC yang terstandar
apabila memenuhi persyaratan yang telah ditentukan secara nasional. Terdapat 10 indikator
penilaian yang akan menilai aspek manajerial dan teknis, dengan skor minimal untuk masing-
masing indikator sesuai ketentuan dari LRN. Nilai dari masing-masing indikator adalah 1
(kurang), 2 (sedang/ cukup) dan 3 (baik). Apabila skor minimal belum terpenuhi pada
salah satu indikator, maka laboratorium biakan TBC tersebut dinilai belum memenuhi
standar nasional, walaupun ada indikator lain yang nilai skornya cukup atau baik dan
laboratorium tersebut belum direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan biakan.
Berikut 10 (sepuluh) indikator penilaian laboratorium biakan TBC:
4) Komitmen (10%), skor minimal 2
Infrastruktur (10%), skor minimal 2
‘Sumber daya manusia (SDM) (10%), skor minimal 2
Metode (10%), skor minimal 2
‘Sarana-prasarana, termasuk Keamanan dan Keselamatan Kerja K3 (10%),skor minimal 2
Reagen — bahan habis pakai (BHP) (10%), skor minimal 2
Dana (5%), skor minimal 1
8) Pemantapan Mutu Internal (PMI) (15%), skor minimal 3
9) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) (10 %), skor minimal 2
10) Indikator Kinerja Utama (IKU) (10%), skor minimal 2
ILLLENNama Laboratorium yang dikunjungi: .
Kepala laboratorium/ supervisor
Alamat Laboratorium
Tanggal kunjungan
Lampiran : 4
Nomor
Tanggal
Lembar peni
ian laboratorium biakan TBC
2 PM,01.03/2/2622./2022
Q Juli 2022
No.
KOMPONEN YANG DINILAI
Presentase
Skor
TOTAL
Komitmen|
Tim laboratorium TBC dengan uraian tugas bagi
semua petugas.
Dokumen pengelolaan laboratorium TBC
a. Ketersediaan sarana prasarana:
- reagen/ bahan habis pakai
- alat
- pemeliharaan alat
b. Pengembangan SDM:
- Pelatihan
-__Pengadaan SDM (jumlah, kualifikas!)
Dokumen yang menyatakan bahwa setiap petugas
bekerja secara professional
Dokumen Pemantapan Mutu Internal:
a. SPO Pengumpulan contoh uj
b. SPO Pemeriksaan mikroskopis BTA
c. SPO Pemeriksaan biakan
d. SPO Identifikasi
. SPO Pengolahan limbah
f. SPO Pembuatan media biakan
g. SPO Pengendalian dan pencegahan Infeksi
h._SPO Pemeltharaan alat
Infrastruktur
Infrastruktur sesuai dengan pedoman nasional
yang berlaku
Pemeliharaan infrastruktur dilakukan secara
terjadwal dan terdokumentasi
‘Sumber Daya Manusia (SDM)
Tenaga‘@. Tenaga teknis laboratorium D3 analis
kesehatan,
- Jumlah tenaga teknis laboratorium terlatih
pembuatan media
- Jumlah tenaga teknis laboratorium terlatih
biakan
Tenaga penyelia
Tenaga teknis pemeliharaan alat
Tenaga administrasi
Petugas pengelolaan alat
paos
Kinerja laboratorium biakan
a. Implementasi SPO
b. Pencapaian indikator kinerja utama
c. Frekuensi pemeriksaan biakan (minimal
seminggu 1 kali pemeriksaan)
Metode
Penerapan SPO sesuai dengan standar nasional
yang direkomendasikan
Pelaksanaan metode biakan sesuai standar yang
disepakati oleh manajemen dan pelaksana di
laboratorium
Sarana dan prasarana
Alat
BSC kelas Ila
Sentrifuse dingin dengan biocontained
Inkubator
Oven blowerfinspisator
Timbangan analitik
Autoclave
|__Mikroskop
lo=eaoge
Alat Pelindung Dirt
a._ Jas laboratorium (gown)
b. Masker bedah
¢. Sarung tangan
d._ Spill kit
Fasilitas penunjang
a. Tersedia air bersih mengalir
b. Daya listrik cukup
¢. Pengatur suhu ruangarvaliran udara mekanik
(AC, exhaust)
Reagen dan Bahan Habis Pakai
Bahan habis pakai
a, Botol Mc Cartney
b. Media Ogawa/LJMGIT
c. Pipet
d._Reagen untuk dekontaminasi
DanaPerencanaan dana untuk tata kelola laboratorium
dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan.
Pemantapan Mutu Internal
Dokumentasi
a. Uji ldentifikasi
b. Angka kontaminasi
Ujikualitas media padat
a. Ujisteriltas
b. Uji kesuburan
c. Uji fisik (warna, permukaan media, volume,
homogenitas, kepadatan)
Pengamatan reagensia pada biakan media cair
a. Tanggal kadaluarsa
b. Ujifisik (kekeruhan dan warna)
c. Penggunaan bakteri kontrol
Pembacaan dan pelaporan hasil biakan M
tuberculosis sesuai standar
Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Laboratorium mengikuti PME (uji banding secara
mandiri dan supervisi) dan akreditasi secara aktif
dan mandiri
Indikator Kinerja Utama (IKU)
a. IKU terdokumentasi dengan baik dan
dilaporkan secara rutin kepada LRN dan Subdit
TBC
b. Laboratorium memonitoring dan mengevaluasi
IKU secara rutin
Total