Anda di halaman 1dari 29

KEMENKEU Menuju IKN

Biro Organta, Setjen Kemenkeu


23 Mei 2023
Agenda

1. Selayang Pandang IKN


2. Opportunity
3. Tantangan
4. What’s Next: Organisasi
Selayang Pandang Benchmark 3

Malaysia Myanmar
1999 2005

Ibu Kota Lama Ibu Kota baru Ibu Kota Lama Ibu Kota baru
Kuala Lumpur Putrajaya Yangon Naypyitaw

Gagasan Pemindahan Ibu


Kota Indonesia pernah
bergulir di beberapa era
kepresidenan Tahun 2013 Tahun 2019
Tahun 1957 Tahun 1997 Pernah mengusulkan wacana Mengusulkan IKN ke Kaltim
Pernah mengusulkan IKN di Pernah mengusulkan pusat pemindahan IKN atau tepatnya Penajam Passer Utara
Palangkaraya pemerintaah di Jonggol pembenahan total Jakarta & Sebagian Kutai Kartanegara
Statement Menkeu

“Saya kira ini adalah pekerjaan rumah kita untuk


menciptakan pemerataan pembangunan dan
menciptakan ruang pertumbuhan baru Indonesia di luar
Pulau Jawa menjadi sangat sangat penting.
Presiden Jokowi dalam banyak kesempatan sudah
mengatakan bahwa (pembangunan IKN baru) ini bukan
sekedar proyek yaitu membangun kota baru.
Tapi juga mengubah pola pikir dari semua pembuat
kebijakan, masyarakat Indonesia, serta dunia usaha agar
kita mampu mewujudkan Indonesia sentris yang
sesungguhnya,”.
Strategi Pengelolaan Aset Pemindahan IKN
8 Desember 2022
Urgensi Pindahnya Ibu Kota Negara

1. Kesenjangan ekonomi, kontribusi ekonomi P. Jawa 5. Pertumbuhan urbanisasi di Jakarta sangat tinggi
59,0% terhadap PDB Nasional 6. Kemacetan tinggi dan kualitas udara Jakarta sudah tidak sehat
2. Krisis ketersedian air di Pulau Jawa 7. Keterbatasan Suplai Air Baku dan kenaikan muka air laut
3. Konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa 8. Potensi Ancaman Banjir, Gempa, dan Tanah Turun di Jakarta
Latar Belakang
6

Pemindahan IKN sebagai Strategi Implementasi Pilar Pembangunan Indonesia 2045


• Manusia Indonesia unggul, berbudaya, dan menguasai
IPTEK
• Ekonomi maju dan berkelanjutan
• Pembangunan merata dan inklusif
• Negara demokratis, kuat, dan bersih

Kriteria Pemilihan Ibu Kota Manfaat Pemindahan Ibu Kota


Lokasi strategis Potensi konflik sosial
Ketersediaan lahan rendah 1. Akses lebih merata bagi seluruh wilayah NKRI;
2. Mendorong pembangunan Kawasan Indonesia
bagian Timur
3. Mengubah orientasi pembangunan dari Jawa-
sentris → Indonesia-sentris;
4. Luas lahan kawasan hijau lebih dominan;
5. Mengurangi beban Pulau Jawa dan Jabodetabek.
Daya dukung
tanah dan air baku

Memenuhi perimeter Minim bencana Dekat dengan kota


pertahanan dan alam berkembang
keamanan
Tujuan Pembangunan IKN
Kota berkelanjutan di dunia: Penggerak ekonomi Indonesia masa depan: Simbol identitas nasional:
kota yang mengelola sumber daya secara progresif, inovatif, kompetitif dalam teknologi, arsitektur, tata kota yang mewujudkan jati diri, karakter sosial,
efisien dan memberikan pelayanan yang kota, dan sosial. persatuan dan kebesaran suatu bangsa.
efektif.

Visi IKN

Cerdas, hijau, indah, dan


Identitas Nasional Modern dengan standar internasional
Pusat Kegiatan sebagai manifestasi identitas, berkelanjutan
progresif, inovatif, kompetitif dalam teknologi, Perencanaan IKN dilakukan dengan konsep
karakter sosial, pearsatuan, dan merefleksikan arsitektur, tata kota, dan sosial
keunikan Indonesia. kota hutan atau forest city guna memastikan
ketahanan lingkungan
penggerak kesetaraan ekonomi bagi Tata kelola yang efektif dan efisien
Kawasan Indonesia bagian timur Relokasi lembaga dan instansi pemerintahan
mengembangkan industri bersih dan pusat, desentralisasi ASN serta peningkatan
berteknologi tinggi serta mendorong sector kapasitas dan potensi ASN
ekonomi yang berdaya saing global.
Ruang Lingkup Wilayah IKN
Secara administratif, terletak di antara dua Kabupaten eksisting yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara

Wilayah IKN
luasan wilayah darat + 256.142 hektare
luas wilayah perairan laut + 68.189 hektare
Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan IKN

Forest City/Kota Hutan IKN Sponge City/Kota Spons IKN Smart City/Kota Cerdas IKN

Kota yang didominasi bentang lanskap berstruktur hutan/RTH, • Sistem perairan sirkular yang menggabungkan Kom ponen smart city mengidentifikasi elemen nilai tambah yang memanfaatkan
dengan pendekatan lanskap terintegrasi untuk kehidupan yang arsitektur, desain tata kota, infrastruktur, dan kemajuan teknologi informasi & komunikasi, pengelolaan data perkotaan, dan teknologi
berdampingan denganalam prinsip berkelanjutan digital untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi IKN secara keseluruhan.

• Area perencanaan berperan seperti spons yang 6 Kategori inisiatif kota cerdasIKN
Konserv asi Pengelolaan
Nol keanekaraga hutan
menyerap air hujan, menyaring melalui proses alami
def orestasi man hay ati berkelanjutan dan melepaskan air ke bendungan, saluran air, dan
PRINSIP

akuifer

Pelibatan Perbaikan tata


Peningkatan masy arakat kelola & tata Kota Nusantara (Archipelago City)
stok karbon Adat & lokal guna lahan Ruang terbuka hijau & biru menjadi
fondasi struktur pembentuk kota.

75% Kawasan hijau Wilayah IKN


50% kawasan hijau
(65% hutan & 10% tutupan hijau)
KIKN & KIPP

Kota Berdaya Serap (Absorbent City)


Ruang terbuka hijau & biru pada skala
kecamatan akan menangkap limpasan
STRATEGI
hujan yang dialirkan ke taman kota,
sehingga akuifer terisi kembali & siklus
air terjaga.

Kota Terintegrasi (Integrated City)


Elemen di skala kelurahan
diintegrasikan untuk meningkatkan
penyerapan air hujan ke tanah.
Dasar Hukum
10

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022


tentang Ibu Kota Negara

Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2022


tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Anggaran Dalam Rangka Persiapan, Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2022
Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota tentang Otorita Ibu Kota Nusantara
Negara Serta Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota
Nusantara
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2022
tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara

Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2022


Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2022
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun tentang Perolehan Tanah dan Pengelolaan
2022-2024 Pertanahan di Ibu Kota Nusantara

Catatan:
PP yang mengatur tentang Kewenangan Khusus IKN dan Perpres tentang Lembaga Negara dan ASN yang dipindah dalam proses penyusunan
Opportunity 1 Bertahap s.d. 204511

Fase I:2022-2024
Target 2024= 488.409 jiwa
(60.000 ASN)
▪ Infrastuktur dasar utama &
▪ Membangun sarana utama (mis.
Istana Kepresidenan, perkantoran,
dan perumahan) di KIPP
▪ Pemindahan ASN tahap awal
(termasuk TNI, Polri) Fase IV:2045 dst.
▪ RI 1 pindah < 16 Agustus 2024 ▪ 10 besar livable city di
▪ Inisiasi sektor-sektor ekonomi dunia
prioritas ▪ net zero-carbon emission
dan 100% energi
terbarukan
Fase II:2025-2035 ▪ Mengokohkan reputasi
▪ Mengembangkan fase kota berikutnya (mis. “Kota Dunia untuk Semua”
pusat inovasi dan ekonomi)
▪ Menyelesaikan pemindahahan pusat
pemerintahan IKN
Fase III:2035-2045
▪ Mengembangkan sektor-sektor ekonomi
prioritas Membangun seluruh infrastruktur
▪ Mencapai tujuan Sustainable Development & ekosistem tiga kota untuk
Goals (SDGs) percepatan pembangunan Kaltim
Opportunity 2 Bertahap berdasarkan Kluster

Salah satu inti dari pe mindahan Ibu Kota Negara adalah pemindahan pusat pemerintahan yang meliputi Lembaga-Lembaga pemegang kekuasaan eksekutif,
legislatif, yudikatif dan eksaminatif. Pemindahan IKN akan menjadi momentum penguatan reformasi birokrasi melalui upaya perbaikan tata kelola pemerintahan.

KLASTER 1 KLASTER 2 KLASTER 3

1. Presiden dan Wapres; 1. Kementerian yang mendukung pengembangan Kementerian yang mendukung pengembangan
2. Lembaga Tinggi Negara (MPR, DPR, DPD, MA, wilayah IKN (Kemenhub, KLHK, KemenBUMN); ekonomi dan investasi (Kemendag, Kemenperin,
MK, KY, BPK); 2. Kementerian yang mendukung penyelenggaraan Kemenkop-UKM, Kemenaker, Kementan,
3. Kementerian Koordinator (Kemenko Ekon, pelayanan dasar, pembangunan manusia, dan KemenESDM, KKP, Kemenparekraf/Baparekraf,
Kemenko Polhukam, Kemenko PMK, Kemenko kebudayaan (Kemenag, Kemenkes, Kemenrinves/BKPM).
Marves); Kemendikbud ristek, Kemensos, Kemendes-
4. Kementerian ‘Triumvirat’ (Kemendagri, Kemenlu, PDTT, KemenPPPA, Kemenpora).
Kemenhan), sebagai Plt. Kepresidenan apabila
Presiden dan Wapres berhalangan menjalankan KLASTER 5 KLASTER 4
tugas secara bersamaan (Ps. 8 (3) UUD 1945;
5. K/L yang mendukung kerja Presiden-Wapres Lembaga Non Struktural (LNS) Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK).
secara langsung (Kemensetneg, Setkab, KSP, KPU, Bawaslu, DKPP, PPATK, ORI, KASN, BPIP, BPS, BKN, LAN, BKKBN, BNN, BNPB, BNPT,
Wantimpres); BNPP, KIP, KKIP, DPOD Basarnas, BIG, Bakamla, Lemhannas, Wantannas,
6. K/L yang mendukung proses perencanaan, . LKPP, BRIN, BPOM.
penganggaran dan kinerja pembangunan
(KemenPPN/Bappenas, Kemenkeu, KemenPANRB, Kelembagaan yang belum diprioritaskan dipindahkan:
BPKP);
7. Kementerian yang mendukung penyiapan
infrastruktur dasar di IKN (Kemenkominfo, ANRI, BSN, BMKG, Bapeten, Perpusnas RI, KPPU, Komnas HAM, Komnas Perempuan, KPAI, LPSK, SKK
KemenPUPR, KemenATR/BPN) MIGAS, BP Batam, BKPRN, BP2MI, Baznas, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Komite Profesi Akuntan
8. Alat Pertahanan dan Keamanan dan K/L yang Publik, Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional, Badan Pengawas Rumah Sakit, Lembaga Sensor Film,
mendukung penegakan hukum (Mabes TNI, TNI- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia, Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia, Konsil
AD, TNI-AL, TNI-AU, Mabes Polri, Paspampres, Keperawatan Indonesia, Dewan Sumber Daya Air Nasional.
BIN, BSSN, Kejagung, Kemenkumham, KPK)
Opportunity 3 Insentif

Konsep Insentif
Pemindahan ASN ke IKN:
1. Pemberian Rumah
Dinas
2. Biaya Pindah
3. Tunjangan Kemahalan
4. Flexibility Facility
Arrangement
1 2 3 4
Penetapan Skenario Penetapan skenario Penetapan skenario
Penetapan Skenario
K/L oleh Pokja pemindahan ASN oleh keluarga yang ikut
Unor oleh K/L
Lemga K/L pindah oleh ASN

Jumlah ASN Jumlah K/L Persentase Rata-rata per K/L Total


5.716
Hankam <=1.000 14 10% 81 1.134
11.274 1.001-2.000 8 15% 211 1.688
35 K/L 2.001-3.000 2 10% 563 1.126
3.001-4.000 5 25% 564 2.820
>4.000 6 40% 751 4.506
Total 35 100% 2.170 11.274
Rakor Perencanaan & Penganggaran Pembangunan Hunian ASN di IKN, 9 November 2022= 16.990
Tantangan Kemenkeu masuk ke Klaster 1
Unit yang pindah Unit yang tetap di lokasi existing
Kementerian Keuangan masuk ke Perumusan kebijakan Layanan Publik
Klaster 1 No. 6 Unit Perumus Kebijakan di Kantor Pusat
“K/L yang mendukung proses 1. Instansi Vertikal
Layanan internal 2. Unit Pelaksana Teknis
perencanaan, penganggaran, dan kinerja

Asesmen Internal Kemenkeu


3. Non eselon
pembangunan”
Unit layanan stakeholders KL,
Koridor kriteria unit yang dipindahkan based on Legislatif, & Yudikatif
UU 3/2022 (Lamp II Hal.82-84) Beberapa UE II kantor pusat

No Unit Organisasi Pindah Tidak Pindah


1 Unit perumusan kebijakan
1 Menteri Keuangan Pindah -
2 Wakil Menteri Pindah -
2 Unit mendukung langsung tugas dan
3 Staf Ahli Pindah -
fungsi pimpinan
4 Setjen Biro/Pusat, Set PP, PPPK, LPDP, Majelis PP dan UPT
3 Setkomwasjak, Set KSSK,
Customer driven oriented Set KNEKS
5 DJA, DJPK, DJPPR, Itjen, Semua -
BKF
6 DJP Mayoritas semua Direktorat Keberatan dan Banding,
Instansi Vertikal, dan UPT
Dari tahun 2024-2029, jabatan yang akan pindah 7 DJBC Mayoritas semua Direktorat Keberatan Banding dan
1.975 terdiri dari: Peraturan, Instansi Vertikal, dan UPT
• 22 Eselon I 8 DJPB Semua kantor pusat Instansi Vertikal dan BPDPKS, PIP, dan
• 124 Eselon II BPDLH
• 403 Eselon III 9 DJKN Semua kantor pusat Instansi Vertikal dan LMAN
• 1.426 Eselon IV 10 BPPK Semua kantor pusat PKN STAN dan UPT
*untuk total penghitungan ASN di 2024 sekitar 801 pegawai 11 LNSW - Semua
Tantangan Alokasi awal Pemindahan ASN Kemenkeu
Alokasi awal Pemindahan ASN Kemenkeu Surat Menkeu ke Menpan
One on One Meeting bersama Kementerian PANRB pada S-38/MK.1/2023 tanggal 20 Februari 2023
tanggal 12 Januari 2023

NO Jenjang Jabatan Jumlah UE1/ JENJANG


No Layer JUMLAH
1 Wakil Menteri/JPT Madya 10 Setara JPTM JPTP JA JP JFT JFU
2 JPT Pratama 50 1 Menteri 1
Jabatan Administrator, Pengawas, dan 2 Wamen 1 1
3 553
Fungsional Tertentu Setjen
3 1 10 32 41 6 37 127
4 Pelaksana (Fungsional Umum) 138 4 DJA 1 6 26 27 38 22 120
Jumlah Keseluruhan 751 5 DJP 1 5 23 28 0 14 71
6 DJBC 1 5 17 24 11 13 71
Unit Kemenkeu yang direkomendasikan
7 DJPB 1 4 16 34 1 11 67
oleh KemenpanRB pindah ke IKN 2024
8 DJKN 1 4 18 22 0 30 75
1. Wakil Menteri
2. Sekretariat Jenderal 9 DJPK 1 4 5 12 21 12 55
3. Direktorat Jenderal Anggaran 10 DJPPR 1 3 14 17 0 10 45
4. Direktorat Jenderal Pajak Itjen
11 1 9 6 14 38 21 89
5. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
6. Direktorat Jenderal Perbendaharaan 12 BKF 1 6 6 7 29 10 59
7. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 13 Staf Ahli 9 9 18
8. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan 14 CTO 3 3
9. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Jumlah 20 59 163 226 144 189 802
10. Inspektorat Jenderal
Keterangan: Terdapat penambahan BKF dan alokasi pegawai sebanyak 50 orang
Tantangan Transformasi Aspek IKN

Transformasi bekerja: kompleks pemerintahan yang terkonsolidasi,


Transformasi melestarikan alam diterjemahkan melalui
bangunan yang terinterkoneksi, ruang kolaborasi dengan bisnis,
rancangan yang meningkatkan kekayaan dan
lingkungan kerja sehat dan berorientasi pada manusia, serta kawasan
keragaman biota alami, menciptakan Kebun Raya/
perkantoranhijau berperformatinggi.
Botanical Garden sebagai Pusat Internasional
pengembangan Hutan Hujan Tropis, dan rancangan
yang menggambarkan interaksi antara nilai-nilai
Transformasi berbangsa danbernegara,melalui perancangan: lingkungan dan nilai-nilai luhur Pancasila.
1. Ruang Representasi BudayaNusantara;
2. Ruang Simbol KemajuanBangsa;
3. Ruang PerayaanKesatuan; dan Transformasi bermukim diterjemahkan melalui
4. Ruang Publik dan Sarana Edukasi. pembangunan berorientasi transit dan kota
kompak/compact living, perwujudan hunian inklusif
berbasis komunitas, pengembangan hunian
Transformasi bermobilisasi diterjemahkan dalam konsep kota 10 menit (10- campuran dan ruang kolaborasi, lingkungan sehat
minutes city), optimalisasi penggunaan moda transportasi publik sebesar untuk beraktivitas-bekerja-bermain-dan belajar, serta
80% dari total pergerakandalamkota,Transportasi Cerdas dan Otonom. perencanaan dan perancangan yang responsif
terhadap topografi.
What’s next Skenario Kemenkeu ke IKN
2500
2376
Unit 2022-2023 2024-2025 2026-2027 2028-2029
Pemindahan
2000
dari Jakarta 1918
Es I 24 11 2 2
1500
Es II 141 68 44 17
Jakarta

1000 958 Es III 517 421 225 114

500 Es IV 1694 1418 687 268


401

Jumlah 2376 1918 958 401


0
2022-2023 2024-2025 2026-2027 2028-2029

2500
Kedatangan
Unit 2022-2023 2024-2025 2026-2027 2028-2029
IKN 2000
1975

Nusantara
Es I
1418 0 13 22 22
1500
IKN

Es II
1000
0 73 97 124
Es III
500
458 0 96 292 403
0 Es IV
0
0 276 1007 1426
2022-2023 2024-2025 2026-2027 2028-2029
Jumlah 0 458 1418 1975
Es I Es II Es III Es IV Jumlah
What’s Next Cara Kerja Baru IKN
Pola Kerja Hybrid

Tempat dan cara kerja hybrid di IKN melalui penciptaan


ruang ketiga (third place) yang nyaman digunakan
untuk bekerja

Sumber: Kementerian PUPR, 2021; Deloitte, 2020.


What’s Next Layanan Satu Kemenkeu [LSK]
Pasal 9 ayat (1) UU 25 Tahun 2009 “Dalam rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan dapat dilakukan sistem
tentang Pelayanan Publik penyelenggaraan pelayanan terpadu”
Mal Pelayanan Publik: tempat berlangsungnya aktivitas
penyelenggaraan pelayanan publik atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang merupakan perluasan fungsi
Public Service Hall Georgia Tipe Model Pelayanan: pelayanan terpadu pusat maupun daerah,
Asan Xidmat Azerbaijan
Pelayanan: 1. Instansional
1. Direct 2. Terpadu
services a. Satu Atap
2. Mobile b. Satu Pintu
c. Campuran
services
3. Self
services
4. E-service

Co-Location Layanan Kemenkeu Satu:


1. Tahap awal, fokus pada Layanan Perbendaharaan dan Layanan
Kekayaan Negara (DJPb: penugasan dari KPPN Balikpapan dan
UE I DJKN: penugasan dari KPKNL Balikpapan)
lainnya
2. Layanan pajak dan BC belum masif karena pusat ekonomi belum
berpindah sepenuhnya
Click : Website/apps
(DJBC: penugasan dari KPPBC Balikpapan dan DJP: penugasan dari
Seluruh Layanan KPP Penajam)
UE I/LNSW 1. kantor pelayanan hanya 1 (LSK) → No layanan vertical UE I di
call IKN
❖ Front office untuk penerimaan layanan dan penyampaian
produk layanan
❖ Back office untuk pemrosesan layanan masuk ke masing-
masing sistem UE I
Counter : Ruang LSK
What’s Next Sistem Kerja Kemenkeu

Ekosistem Kerja Kemenkeu Flexible Working Hour


1) Flexitime
2) Shifting
Reward dan 3) Work Rosters
Pengembangan SDM 4) Compress Work Schedule
Waktu Bekerja
1) Sistem Penghargaan 1 PMK dan 5 KMK
2) Coaching, mentoring,
counseling
3) Peningkatan Kompetensi 01 Flexible Working Space
4) Afirmasi UK3TSP 1) Rumah/Homebase
2 KMK dan 2 SE 2) Activity Based Workplace
05 Sistem 02 3) Co-working Space
Kerja 4) Satellite Office
5) Tempat Lain
Kemenkeu
2 KMK dan 2 SE
Manajemen Kinerja 04 03
1) PengawasanAtsung Cara Bekerja
2) PengawasanUKI/APIP 1) Squad Team
3) kinerja utama dan kinerja 2) DigitalisasiProbis
tambahan 3) Collaboration Tools
4) PenilaianPerilaku 4) Virtual Meeting
5) IT Security Awareness
1 PMK dan 5 KMK 6) Portable Device
2 PMK, 5 KMK dan 7 SE

“ Kemenkeu merupakan organisasi yang memiliki Produktivitas Eksepsional Penguatan Budaya


peran penting sehingga tidak bisa bekerja secara
individualis. Kolaborasi menjadi penting dilakukan (Output) Wellbeing
oleh Kemenkeu” Menteri Keuangan, 21 Juni 2022
What’s Next FWA dan FWS 01 02

OUTPUT/
OUTCOME

SISTEM KERJA BARU


NORMAL FLEKSIBEL
Flexy Time Work Rosters Shifting
• Kriteria Pekerjaan yang tidak
WAKTU Jam Masuk : 06.00 s.d. 09.00 Pemadatan jam kerja bagi pegawai Bekerja 24 Jam secara
diprioritaskan mendapatkan fleksibilitas: Jam Pulang : 15.30 s.d.18.30 di pada 26 Unit Kerja di DJBC bergantian
• Pekerjaan berhubungan
Langsung/Tatap Muka dengan WFO (Kantor dan Satellite Office)
pengguna layanan; atau LOKASI • Maksimal jumlah Pegawai WFO adalah 80%
• Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan • Presensi menggunakan geofencing di Satu Kemenkeu
secara daring/wajib dilakukan di • Kewajiban WFO secara Bersama-sama 2 minggu 1x
kantor
• Lokasi Bekerja hanya di Kantor WFA (Rumah, Kafe, Homebase & lainnya)
• WFA bersamaan maksimal 30% untuk di Kantor Pusat dan 20% di Kantor Vertikal/UPT
• Waktu Bekerja dari 07.30 s.d. 17.00 di • WFHb 5-10 hari kerja, interval 1-3 bulan
hari Senin s.d. Jumat
• Penugasan, pelaksanaan, pelaporan FWA menggunakan sistem Satu Kemenkeu, Presensi
menggunakan geotagging;
• Eksepsional yang tidak dapat melaksanakan WFA (full WFO) misal dengan diberikan tambahan
cuti atau hari bebas kerja.
• Penguatan budaya, pemantauan dan evaluasi atas pelaksaan FWA

Infrastruktur TIK Budaya Organisasi Commitment & Trust Kompetensi SDM


What’s Next Cara/Mekanisme Kerja 03

Perubahan Mekanisme kerja


Mekanisme Kinerja
Dari yang sebelumnya bersifat hierarkis, multilayer, kaku dan terbatas menjadi
organisasi yang lebih dinamis
Identifikasi bentuk organisasi dan kedudukan
JF/Pelaksana

Sebelum Transisi Paska*


• Penugasan JF dapat
Eselon I Level I dilakukan secara
• Pelaksanaan tugas individu atau kelompok Konsep Teknis Mekanisme Kerja
bersifat Hirarkikal • Penugasan JF bersifat
• Pengambilan Eselon II
Level II flexible, changeable,
keputusan melalui moveable
koordinator
lebih banyak layer Fungsional • Pengambilan keputusan
• Pelaksanaan tugas Ahli Madya yang lebih cepat dan
kaku & terbatas efektif (2 layer)
pada pejabat yang Fungsional Kelompok Alur penugasan (termasuk tata kelola)
Ahli Muda Jabatan • Pelaksanaan tugas oleh
mempunyai fungsi Fungsional JF berdasarkan
tertentu Fungsional penugasan berdasar
Ahli Pertama kompetensi, keahlian
dan keterampilan

*berdasarkan PermenPAN 7/2021 Penilaian Kinerja


What’s Next Manajemen Kinerja 04

Structural Based Functional Based Hybrid


(Pusintek, DJPPR)
(DJPK, BKF, DJA, DJPPR, BPPK, ITJEN)

Itjen
DJPK, DJA, DJPPR, BPPK, BKF
UE II UE II
UE II
UE II

UE III UE III UE III UEIII (PMU) UE III (teknis)


UE III (PMU) UE IV

UE IV UE IV UE IV
UE IV UE IV
UE IV

Kelompok Jabatan
Fungsional

• Dapat dibawah Eselon I/II/III/IV sesuai • Dapat dibawah Eselon I/II/III/IV sesuai keterkaitan dengan • Dibawah Eselon I/II/III/IV sesuai keterkaitan
Kedudukan JF keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF pelaksanaan tugas JF dengan pelaksanaan tugas JF

Peran JF • Mendukung (support) tugas dan fungsi p • Melaksanakan tugas dan fungsi lini (core) secara penuh • Tugas dan Fungsi lini (core) dikerjakan Jabatan
ejabat struktural Fungsional dan Jabatan Struktural Teknis

Pola Penugasan • Berjenjang terbatas pada pejabat yang • Fleksibel dan agile berdasarkan penugasan berdasar • Fleksibel dan agile berdasarkan penugasan
mempunyai fungsi tertentu kompetensi, keahlian dan keterampilan berdasar kompetensi, keahlian dan keterampilan
• Tugas dan fungsi lini dibagi habis pada
unit organisasi struktural
Pengelola Program
• Unit pengelola program dan manajemen pengetahuan • Unit ketatausahaan/Umum
dan Manajemen • Atasan langsung dengan difasilitasi oleh
Pengetahuan Unit ketatausahaan/umum
What’s Next JF Konsolidasi

Fungsi: Ekosistem Pendukung:


1. Perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan substansi teknis; Flexible Working Arrangement
2. Perumusan dan pemberian JF Analis KMK 223/2020 (Implementasi Flexible
rekomendasi substansi teknis fiskal Keuangan Negara Working Space)
dan sektor keuangan;
3. Bimbingan teknis dan supervisi. Kinerja
KMK 300/2022 (Manajemen Kinerja)
1. Kegiatan pemeriksaan dan
pelayanan teknis; JF Pengawas Talent & Karier
2. Kegiatan penyuluhan dan advokasi;
3. Pengawasan pengelolaan fiskal dan
Keuangan Negara KMK 161/2017 (Talent Pool)
PMK 224/2020 (Manajemen Karier)
kekayaan negara dipisahkan.

Kegiatan pelayanan teknis di bidang Pola Kerja


penilaian. JF Penilai KMK 146/2022 (Squad Team)

Formasi JF
Kegiatan pelayanan teknis di bidang PMK 37/2020 (Penghitungan
lelang. JF Pelelang Kebutuhan JF)
18 JF K/L lain
(1.503 PF)
1. Pemberian dukungan substantif dan Pelatihan
administrasi; KMK 924/2018 (Kemenkeu Corporate
University)
2. Pengelolaan barang milik/kekayaan
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
negara Kemenkeu; 18 JF K/L lain
3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas ENABLER
Perpres 57/2020 tentang Kementerian
IT KMK 487/2021 (OA Kemenkeu)
Keuangan Kemenkeu; dan
4. Pendidikan dan pelatihan.
What’s Next Grand Design JF Kemenkeu
(Konsolidasi dan Delayering)

Pidato Presiden (20 Oktober 2019) Penyiapan Ekosistem JF Kemenkeu Pejabat Fungsional Terdampak
Penyederhanaan Birokrasi Pejabat Fungsional Existing
1 Simplifikasi proses o 13.168 PF (Kemenkeu) 43.295 PF
2 Eselonisasi 2 level (delayering) o ± 13.677 PF (K/L lain, Pemda) Kemenkeu
29.618 PF
3 Optimalisasi Jabatan Fungsional
Potensi Penambahan K/L lain, Pemda
o 960 PF (Delayering) 13.677 PF

Perubahan Kebijakan Nasional o 15.490 PF (DJP)


As is To be
Progress
Organisasi berbasis Organisasi berbasis PermenPAN 25/2021
struktural fungsional (delayering) Delayering (DJA, DPPPR, BPPK)
Kinerja JF berbasis Kinerja JF berbasis PermenPAN 6/2022 1) Usulan penataan organisasi (delayering)
butir kegiatan output (SKP) (penilaian kinerja) DJA, DJPPR, & BPPK ke MenPAN-RB → S-
Sistem kerja Sistem kerja PermenPAN 7/2022 986/MK.01/2022 (24 Nov 2022).
berjenjang matriks (sistem kerja)
Perubahan Tata Kelola JF Kemenkeu
2) Pembahasan Kementerian PAN-RB (2 kali).
Pembinaan As Is To be 3) Penyusunan data dukung tambahan (Unit
Pembinaan terpusat PermenPAN 1/2023
terdistribusi ke yang dipertahankan).
di Instansi Pembina (pedoman JF) Aktivitas JF terikat pada Aktivitas JF cascading dari
Instansi Pengguna
butir kegiatan SKP atasan langsung dan Rencana Next Delayering
• Setjen (target usulan : 2023)
Kinerja JF berbasis aktivitas Kinerja JF berbasis output
Hasil Monev Delayering Kemenkeu • DJP, DJBC, DJPb & DJKN
dan menjadi beban dan lebih simple
1) Masih terdapat 112 PF (7,6%) dampak delayering yang administrasi
masih terkendala dengan kenaikan pangkat karena sudah Jenis JF relatif banyak (23 JF) Jenis JF lebih sederhana (4 Konsolidasi Jabatan Fungsional
melebihi 1 tingkat di atas pangkat maksimal di jenjangnya dan bersifat unit sentris JF) 1) Proses Harmonisasi RPermenPANRB JF (Q2)
2) Pola kerja masih seperti struktural 2) Pengalihan JF lama ke JF hasil konsolidasi (1
3) Penambahan beban kerja PF dan atasan langsung Pembinaan JF tersebar di 8 Pembinaan JF terintegrasi tahun)
4) Ketidaksesuaian tugas dan fungsi JF dengan riil pekerjaan UE1 pada 1 UE1 (BPPK) 3) Penyelesaian infrastruktur implementasi JF
Mutasi JF terbatas Mutasi JF lebih fleksibel
SEMUA ITU SULIT, SEBELUM MENJADI MUDAH
Kesulitan seringkali disebabkan oleh diri sendiri. Seyogyanya kita tidak mempersulit hal-hal yang mudah agar
tidak menjadi risiko yang seharusnya tidak terjadi.
(Krisna Wijaya, 2000)

Terima kasih
What’s Next JF Konsolidasi
Konsolidasi JF berdasarkan:
1. Fungsi CFO (Penerimaan-Belanja-
Kekayaan Negara)
Pemetaan Fungsi Ploting 23 JF ke Dalam 4 JF 2. Perpres 57/2020 tentang Kementerian
Keuangan

No JF Fungsi Bidang Tugas AKPD 12


1 Analis Anggaran
1 Analis 1. Kajian, analisis, dan 1. Fiskal dan sektor keuangan, APRK 13
Keuangan perumusan kebijakan 2. Perencanaan dan penganggaran, 2 Analis Perbend. Negara
Negara strategis keuangan negara 3. Perpajakan, Analis Keuangan Pembina Profesi Keuangan 14
2. Pengembangan 4. Kepabeanan dan Cukai, 3 Pemeriksa Pajak Negara
manajemen pengetahuan 5. PNBP, Asisten PPK 15
6. Perbendaharaan negara, 4 Asisten Pemeriksa Pajak
7. Kekayaan negara dan lelang Pemeriksa BC 16
8. Perimbangan keuangan, Pengawas
5 Penata Laksana Barang
9. Pembiayaan dan risiko, Keuangan Negara Asisten Pemeriksa BC 17
10. Pembinaan profesi keuangan,
6 APK APBN
11. Investasi pemerintah dan Analis Kekayaan Negara 18
Pengelolaan dana,
7 PK APBN
2 Pengawas 1. Kegiatan pengawasan, 1. Perpajakan, Pelelang Ast Analis Kekayaan Negara 19
Keuangan pemeriksaan dan 2. Kepabeanan dan cukai, 8 Penyuluh Pajak
Negara pelayanan teknis 3. Perbendaharaan, Penata Advokasi KN 20
keuangan negara; 4. Kekayaan Negara, 9 Asisten Penyuluh Pajak
2. Kegiatan penyuluhan dan 5. Perimbangan keuangan, PTPN 21
advokasi; 6. Pembiayaan,
Penilai
10 Penilai Pajak
3. Pengembangan 7. Pengawasan Pengelolaan BA BUN Pelelang 22
manajemen pengetahuan serta BUMN dan Lembaga non BUMN
11 Asisten Penilai Pajak Penilai Pemerintah 23
8. Advokasi dan penyuluhan
3 Penilai 1. Perumusan kebijakan 1. Pajak,
teknis dan pelayanan di 2. Kekayaan Negara. Note:
bidang penilaian. Fungsi Penilaian dan Fungsi Lelang berdiri sendiri karena:
2. Pengembangan a. mekanisme kerjanya berbeda dari Analisis dan Pengawas Keuangan Negara; dan
manajemen pengetahuan
b. Kemenkeu menyediakan layanan penilaian dan lelang yang diutamakan untuk keperluan pemerintah.
4 Pelelang 1. Perumusan kebijakan 1. Lelang eksekusi, c. Setiap bidang tugas AKN terdapat fungsi pembelajaran.
teknis dan pelayanan di 2. Lelang non eksekusi wajib,
bidang lelang. 3. Lelang non eksekusi sukarela
2. Pengembangan
manajemen pengetahuan
Konsep Pola Kerja Fungsional Based 04
Kelompok Substansi dan Tim Kerja
1. Kelompok substansi difungsikan sebagai pool pejabat fungsional
berdasarkan rumpun bidang/objek kepakaran Direktur/ Karo/ Kapus
2. Direktur menunjuk 1 (satu) orang Pejabat Fungsional sebagai
Koordinator pada tiap-tiap kelompok substansi. Kelompok
Kerja Fungsional
3. Kriteria Koordinator antara lain: Kasubbag
• Pejabat Fungsional dengan jenjang tertinggi pada tiap-tiap kelompok Pejabat Fungsional
Tata Usaha
substansi. K : Koordinator Poksi (PF Ahli Utama/Madya)

• Pemberian bimbingan dan quality assurance (QA) terhadap hasil K K


Kasubdit/ Kabag
kerja anggota kelompok substansi.
Program dan
• Terdapat forum koordinator kelompok substansi /komite QA. Manajemen
K K
Pengetahuan

Pengelolaan Program

Tim Kerja Kasi/ Kasubbag


Tim Kerja
Manajemen
Pengelolaan Program
Pengetahuan
Pelaksana Seksi MP
1.Dalam rangka pelaksanaan tugas, dibentuk Tim Kerja.
2.Pembentukan Tim Kerja difasilitasi oleh Tim Kerja
Pengelolaan Program.
3.Tim Kerja beranggotakan Pejabat Fungsional dan/atau 1. Tim Kerja Pengelolaan Program dibentuk terlebih
Pelaksana dari dalam atau lintas kelompok substansi, dahulu dan beranggotakan pejabat fungsional
serta dari unit struktural, sesuai spesifikasi dan/atau pelaksana di bawah Kasubdit Program
project/penugasan. dan Manajemen Pengetahuan.
4.Koordinator kelompok substansi dapat ditugaskan dalam 2. Pembentukan Tim Kerja Pengelolaan Program
Tim Kerja dengan frekuensi tidak sebanyak anggota difasilitasi oleh Subbagian Tata Usaha
kelompok substansi. 3. Tim Kerja Pengelolaan Program bertanggung
5.Penunjukan Ketua Tim didasarkan pada spesifikasi jawab secara fungsional kepada Kasubdit.
project/penugasan dan pertimbangan kompetensi Program dan Manajemen Pengetahuan 30
manajerial.
Konsep Pola Kerja Hybrid
1. Kelompok substansi difungsikan sebagai pool pejabat fungsional
berdasarkan rumpun bidang/objek kepakaran Pejabat Fungsional.
2. Direktur menunjuk 1 (satu) orang Pejabat Fungsional sebagai Koordinator
pada tiap-tiap kelompok substansi. Direktur/ Kapus
3. Kriteria Koordinator antara lain adalah Pejabat Fungsional dengan jenjang
tertinggi pada tiap-tiap kelompok substansi.
4. Koordinator dapat menjalankan fungsi pemberian bimbingan dan quality
assurance (QA) terhadap hasil kerja anggota kelompok substansi. Kasubbag
5. Terdapat forum koordinator kelompok substansi /komite QA. Tata Usaha
Kelompok
Kerja Fungsional
Pejabat Fungsional
Kasubdit/ Kabid
K : Koordinator Poksi (PF Ahli Utama/Madya)
Teknis
K K

K K

Kasubbid Teknis
1.Dalam rangka pelaksanaan tugas, dibentuk Tim Kerja.
2.Pembentukan Tim Kerja difasilitasi oleh Jabatan Struktural
yang menangani manajemen projek
3.Tim Kerja beranggotakan Pejabat Fungsional dan/atau
Pelaksana dari dalam atau lintas kelompok substansi, serta Tim Kerja
dari unit structural yang menangani tusi teknis/core sesuai
spesifikasi project/penugasan.
4.Koordinator kelompok substansi dapat ditugaskan dalam Tim
Kerja dengan frekuensi tidak sebanyak anggota kelompok
substansi.
5.Penunjukan Ketua Tim didasarkan pada spesifikasi
project/penugasan dan pertimbangan kompetensi manajerial. 31

Anda mungkin juga menyukai