06.50 IKN Organta
06.50 IKN Organta
Malaysia Myanmar
1999 2005
Ibu Kota Lama Ibu Kota baru Ibu Kota Lama Ibu Kota baru
Kuala Lumpur Putrajaya Yangon Naypyitaw
1. Kesenjangan ekonomi, kontribusi ekonomi P. Jawa 5. Pertumbuhan urbanisasi di Jakarta sangat tinggi
59,0% terhadap PDB Nasional 6. Kemacetan tinggi dan kualitas udara Jakarta sudah tidak sehat
2. Krisis ketersedian air di Pulau Jawa 7. Keterbatasan Suplai Air Baku dan kenaikan muka air laut
3. Konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa 8. Potensi Ancaman Banjir, Gempa, dan Tanah Turun di Jakarta
Latar Belakang
6
Visi IKN
Wilayah IKN
luasan wilayah darat + 256.142 hektare
luas wilayah perairan laut + 68.189 hektare
Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan IKN
Forest City/Kota Hutan IKN Sponge City/Kota Spons IKN Smart City/Kota Cerdas IKN
Kota yang didominasi bentang lanskap berstruktur hutan/RTH, • Sistem perairan sirkular yang menggabungkan Kom ponen smart city mengidentifikasi elemen nilai tambah yang memanfaatkan
dengan pendekatan lanskap terintegrasi untuk kehidupan yang arsitektur, desain tata kota, infrastruktur, dan kemajuan teknologi informasi & komunikasi, pengelolaan data perkotaan, dan teknologi
berdampingan denganalam prinsip berkelanjutan digital untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi IKN secara keseluruhan.
• Area perencanaan berperan seperti spons yang 6 Kategori inisiatif kota cerdasIKN
Konserv asi Pengelolaan
Nol keanekaraga hutan
menyerap air hujan, menyaring melalui proses alami
def orestasi man hay ati berkelanjutan dan melepaskan air ke bendungan, saluran air, dan
PRINSIP
akuifer
Catatan:
PP yang mengatur tentang Kewenangan Khusus IKN dan Perpres tentang Lembaga Negara dan ASN yang dipindah dalam proses penyusunan
Opportunity 1 Bertahap s.d. 204511
Fase I:2022-2024
Target 2024= 488.409 jiwa
(60.000 ASN)
▪ Infrastuktur dasar utama &
▪ Membangun sarana utama (mis.
Istana Kepresidenan, perkantoran,
dan perumahan) di KIPP
▪ Pemindahan ASN tahap awal
(termasuk TNI, Polri) Fase IV:2045 dst.
▪ RI 1 pindah < 16 Agustus 2024 ▪ 10 besar livable city di
▪ Inisiasi sektor-sektor ekonomi dunia
prioritas ▪ net zero-carbon emission
dan 100% energi
terbarukan
Fase II:2025-2035 ▪ Mengokohkan reputasi
▪ Mengembangkan fase kota berikutnya (mis. “Kota Dunia untuk Semua”
pusat inovasi dan ekonomi)
▪ Menyelesaikan pemindahahan pusat
pemerintahan IKN
Fase III:2035-2045
▪ Mengembangkan sektor-sektor ekonomi
prioritas Membangun seluruh infrastruktur
▪ Mencapai tujuan Sustainable Development & ekosistem tiga kota untuk
Goals (SDGs) percepatan pembangunan Kaltim
Opportunity 2 Bertahap berdasarkan Kluster
Salah satu inti dari pe mindahan Ibu Kota Negara adalah pemindahan pusat pemerintahan yang meliputi Lembaga-Lembaga pemegang kekuasaan eksekutif,
legislatif, yudikatif dan eksaminatif. Pemindahan IKN akan menjadi momentum penguatan reformasi birokrasi melalui upaya perbaikan tata kelola pemerintahan.
1. Presiden dan Wapres; 1. Kementerian yang mendukung pengembangan Kementerian yang mendukung pengembangan
2. Lembaga Tinggi Negara (MPR, DPR, DPD, MA, wilayah IKN (Kemenhub, KLHK, KemenBUMN); ekonomi dan investasi (Kemendag, Kemenperin,
MK, KY, BPK); 2. Kementerian yang mendukung penyelenggaraan Kemenkop-UKM, Kemenaker, Kementan,
3. Kementerian Koordinator (Kemenko Ekon, pelayanan dasar, pembangunan manusia, dan KemenESDM, KKP, Kemenparekraf/Baparekraf,
Kemenko Polhukam, Kemenko PMK, Kemenko kebudayaan (Kemenag, Kemenkes, Kemenrinves/BKPM).
Marves); Kemendikbud ristek, Kemensos, Kemendes-
4. Kementerian ‘Triumvirat’ (Kemendagri, Kemenlu, PDTT, KemenPPPA, Kemenpora).
Kemenhan), sebagai Plt. Kepresidenan apabila
Presiden dan Wapres berhalangan menjalankan KLASTER 5 KLASTER 4
tugas secara bersamaan (Ps. 8 (3) UUD 1945;
5. K/L yang mendukung kerja Presiden-Wapres Lembaga Non Struktural (LNS) Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK).
secara langsung (Kemensetneg, Setkab, KSP, KPU, Bawaslu, DKPP, PPATK, ORI, KASN, BPIP, BPS, BKN, LAN, BKKBN, BNN, BNPB, BNPT,
Wantimpres); BNPP, KIP, KKIP, DPOD Basarnas, BIG, Bakamla, Lemhannas, Wantannas,
6. K/L yang mendukung proses perencanaan, . LKPP, BRIN, BPOM.
penganggaran dan kinerja pembangunan
(KemenPPN/Bappenas, Kemenkeu, KemenPANRB, Kelembagaan yang belum diprioritaskan dipindahkan:
BPKP);
7. Kementerian yang mendukung penyiapan
infrastruktur dasar di IKN (Kemenkominfo, ANRI, BSN, BMKG, Bapeten, Perpusnas RI, KPPU, Komnas HAM, Komnas Perempuan, KPAI, LPSK, SKK
KemenPUPR, KemenATR/BPN) MIGAS, BP Batam, BKPRN, BP2MI, Baznas, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Komite Profesi Akuntan
8. Alat Pertahanan dan Keamanan dan K/L yang Publik, Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional, Badan Pengawas Rumah Sakit, Lembaga Sensor Film,
mendukung penegakan hukum (Mabes TNI, TNI- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia, Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia, Konsil
AD, TNI-AL, TNI-AU, Mabes Polri, Paspampres, Keperawatan Indonesia, Dewan Sumber Daya Air Nasional.
BIN, BSSN, Kejagung, Kemenkumham, KPK)
Opportunity 3 Insentif
Konsep Insentif
Pemindahan ASN ke IKN:
1. Pemberian Rumah
Dinas
2. Biaya Pindah
3. Tunjangan Kemahalan
4. Flexibility Facility
Arrangement
1 2 3 4
Penetapan Skenario Penetapan skenario Penetapan skenario
Penetapan Skenario
K/L oleh Pokja pemindahan ASN oleh keluarga yang ikut
Unor oleh K/L
Lemga K/L pindah oleh ASN
2500
Kedatangan
Unit 2022-2023 2024-2025 2026-2027 2028-2029
IKN 2000
1975
Nusantara
Es I
1418 0 13 22 22
1500
IKN
Es II
1000
0 73 97 124
Es III
500
458 0 96 292 403
0 Es IV
0
0 276 1007 1426
2022-2023 2024-2025 2026-2027 2028-2029
Jumlah 0 458 1418 1975
Es I Es II Es III Es IV Jumlah
What’s Next Cara Kerja Baru IKN
Pola Kerja Hybrid
OUTPUT/
OUTCOME
Itjen
DJPK, DJA, DJPPR, BPPK, BKF
UE II UE II
UE II
UE II
UE IV UE IV UE IV
UE IV UE IV
UE IV
Kelompok Jabatan
Fungsional
• Dapat dibawah Eselon I/II/III/IV sesuai • Dapat dibawah Eselon I/II/III/IV sesuai keterkaitan dengan • Dibawah Eselon I/II/III/IV sesuai keterkaitan
Kedudukan JF keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF pelaksanaan tugas JF dengan pelaksanaan tugas JF
Peran JF • Mendukung (support) tugas dan fungsi p • Melaksanakan tugas dan fungsi lini (core) secara penuh • Tugas dan Fungsi lini (core) dikerjakan Jabatan
ejabat struktural Fungsional dan Jabatan Struktural Teknis
Pola Penugasan • Berjenjang terbatas pada pejabat yang • Fleksibel dan agile berdasarkan penugasan berdasar • Fleksibel dan agile berdasarkan penugasan
mempunyai fungsi tertentu kompetensi, keahlian dan keterampilan berdasar kompetensi, keahlian dan keterampilan
• Tugas dan fungsi lini dibagi habis pada
unit organisasi struktural
Pengelola Program
• Unit pengelola program dan manajemen pengetahuan • Unit ketatausahaan/Umum
dan Manajemen • Atasan langsung dengan difasilitasi oleh
Pengetahuan Unit ketatausahaan/umum
What’s Next JF Konsolidasi
Formasi JF
Kegiatan pelayanan teknis di bidang PMK 37/2020 (Penghitungan
lelang. JF Pelelang Kebutuhan JF)
18 JF K/L lain
(1.503 PF)
1. Pemberian dukungan substantif dan Pelatihan
administrasi; KMK 924/2018 (Kemenkeu Corporate
University)
2. Pengelolaan barang milik/kekayaan
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
negara Kemenkeu; 18 JF K/L lain
3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas ENABLER
Perpres 57/2020 tentang Kementerian
IT KMK 487/2021 (OA Kemenkeu)
Keuangan Kemenkeu; dan
4. Pendidikan dan pelatihan.
What’s Next Grand Design JF Kemenkeu
(Konsolidasi dan Delayering)
Pidato Presiden (20 Oktober 2019) Penyiapan Ekosistem JF Kemenkeu Pejabat Fungsional Terdampak
Penyederhanaan Birokrasi Pejabat Fungsional Existing
1 Simplifikasi proses o 13.168 PF (Kemenkeu) 43.295 PF
2 Eselonisasi 2 level (delayering) o ± 13.677 PF (K/L lain, Pemda) Kemenkeu
29.618 PF
3 Optimalisasi Jabatan Fungsional
Potensi Penambahan K/L lain, Pemda
o 960 PF (Delayering) 13.677 PF
Terima kasih
What’s Next JF Konsolidasi
Konsolidasi JF berdasarkan:
1. Fungsi CFO (Penerimaan-Belanja-
Kekayaan Negara)
Pemetaan Fungsi Ploting 23 JF ke Dalam 4 JF 2. Perpres 57/2020 tentang Kementerian
Keuangan
Pengelolaan Program
K K
Kasubbid Teknis
1.Dalam rangka pelaksanaan tugas, dibentuk Tim Kerja.
2.Pembentukan Tim Kerja difasilitasi oleh Jabatan Struktural
yang menangani manajemen projek
3.Tim Kerja beranggotakan Pejabat Fungsional dan/atau
Pelaksana dari dalam atau lintas kelompok substansi, serta Tim Kerja
dari unit structural yang menangani tusi teknis/core sesuai
spesifikasi project/penugasan.
4.Koordinator kelompok substansi dapat ditugaskan dalam Tim
Kerja dengan frekuensi tidak sebanyak anggota kelompok
substansi.
5.Penunjukan Ketua Tim didasarkan pada spesifikasi
project/penugasan dan pertimbangan kompetensi manajerial. 31