Anda di halaman 1dari 10

I.

1 Metode Penelitian

Agar suatu penelitian dapat berjalan baik maka dibutuhkan metode

penelitian. Tujuannya untuk mendapatkan hasil yang objektif, tepat, dan

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos”, yang berarti

“jalan” atau “cara” . Menurut Soerjono Soekanto metode adalah suatu

tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian, suatu

teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan atau cara tertentu untuk

melaksanakan suatu prosedur.1 Metode juga dapat diartikan sebagai

proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu masalah,

sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan

tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia. 2

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah proses

prinsip-prisip dan tata cara untuk mencegah masalah yang dihadapi

dalam melakukan penelitian.

Pendapat lain dikemukan juga oleh Sutrisno Hadi yang menyatakan

metode penelitian merupakan penelitian yang menyajikan bagaimana

caranya atau langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu penelitian

secara sistematis dan logis sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.3 Sehingga, untuk memperoleh data yang konkrit, serta

mendapatkan hasil penyelesaian terhadap permasalahan yang

1
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hlm. 132.
2
Ibid, hlm. 6
3
Sutrisno Hadi , 2001, Metodologi Riset Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 46.

1
dikemukaan sebelumya, maka penulis melakukan metode penelitian

sebagai berikut:

I.1.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penulisan, jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum sosiologis atau

juga dikenal sebagai penelitian empiris. Dalam penelitian hukum

sosiologis, penelitian dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau

keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk

mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan,

setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada

identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju penyelesaian

masalah.4 Kegunaan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakkan hukum (law

enforcement). Karena, penelitian jenis ini dapat mengungkapkan

permasalahan-permasalahan yang ada di balik pelaksanaan dan

penegakkan hukum.5

Jenis penelitian ini dirasa tepat bagi penulis jika dikaitkan

dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, dimana

penulis ingin mengetahui efektivitas benda persediaan sebagai

objek jaminan fidusia serta kekuatan eksekutorial sertifikat jaminan

fidusia terhadap objek jaminan fidusia berupa benda persediaan

4
Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika,
hlm. 16
5
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, hlm. 133-135.

2
yang masih belum lunas dibayar oleh pemberi fidusia (debitur)

kepada pihak lain, sehingga diperlukan melakukan penelitian

secara langsung untuk memperoleh data konkrit seberapa jauh

sudah dilaksanakannya peraturan-peraturan mengenai jaminan

fidusia

I.1.2 Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, maksudnya adalah

penelitian ini merupakan penelitian yang menggambarkan,

menelaah, menjelaskan serta menganalisis mengenai penerapan

kekuatan eksekutorial sertifikat jaminan fidusia terhadap objek

jaminan fidusia berupa benda persediaan, yang dihubungkan

dengan peraturan perundang-undangan yang kemudian dilakukan

analisis. Analisis tersebut dikaitkan dengan aspek hukum baik dari

segi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku mengenai Hukum

Jaminan Fidusia serta meneliti dan menelaah penerapan dan

pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut.

I.1.3 Populasi Dan Sampel

1) Populasi

Populasi yaitu wilayah generalisasi terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik

tertentu dapat diartikan pula populasi adalah keseluruhan atau

himpunan objek dengan ciri yang sama. Populasi dapat berupa

himpunan orang, benda, kejadian, kasus, waktu dan tempat,

3
dan sifat atau ciri yang sama.6 Adapun yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah Lembaga Keuangan Bank yang

berada di Kota Pontianak.

2) Sampel

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang

menjadi sumber data yang sebenarnya, dengan kata lain

sampel adalah bagian dari populasi.7 Dalam penelitian ini,

teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive

Sampling. Dalam purposive sampling pemilihan sekelompok

subjek atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-

sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.8 Teknik ini

dipilih karena peneliti melihat bahwa sifat/karakter populasi

terkait hal yang diteliti sama karenanya pilihan untuk menarik

sampel dengan jumlah yang sedikit tetap dapat mewakili

keseluruhan populasi. Untuk itu penulis mengambil 1 (satu)

Lembaga Keuangan Bank yaitu PT. Bank Mandiri (Persero)

Tbk. Kota Pontianak untuk mewakili populasi dalam penelitian

ini.

6
Bambang Sunggono, 2012, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, hlm. 118.
7
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survei, Jakarta. PT.
Pustaka LP3S, hlm. 152.
8
Amiruddin dan Zainal Asikin, Op.cit, hlm. 106.

4
I.1.4 Sumber Dan Jenis Data

1) Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, baik melalui wawancara, observasi maupun

laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian

diolah oleh peneliti.9 Data primer yang diperlukan berupa

informasi yang terkait dengan penelitian ini. Adapun data

primer pada penelitian ini di peroleh langsung dari sumber

pertama di lapangan melalui para responden, yaitu:

1. Karyawan (Analis Kredit) Bank Mandiri Tbk. Di Kota

Pontianak.

2. Notaris yang bekerja diwilayah hukum Kota Pontianak.

3. Kepala Seksi Pelayanan Fidusia Direktorat Perdata

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Kalimantan Barat.

2) Data Sekunder
Data sekunder yaaitu data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis yang

diperoleh melalui membaca, mencatat, mengutip data dari

buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Data tersebut terdiri dari:

9
Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hlm.106.

5
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat10, yaitu berupa peraturan perundang-undangan:

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

b) Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia;

c) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 Tentang Perbankan;

d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21

Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan

Fidusia Dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia;

e) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2013 tentang

Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara

Elektronik;

f) Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Nomor: 18/PUU-XVII/2019.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang erat

kaitannya dengan topik yang penulis angkat dan bahan

yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum

primer, antara lain:

a) Berbagai literatur yang relevan;

b) Karya ilmiah;
10
Amiruddin dan Zainal Asikin. Op.cit. hlm. 31

6
c) Teori – teori dan pendapat ahli hukum;

d) Berbagai media yang memberikan data dan referensi

mengenai topik yang terkait dengan penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang

memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder, bahan hukum

yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang

terdiri atas kamus (hukum), ensiklopedia.11

I.1.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan

ini dilakukan melalui 2 (dua) cara yakni; penelitian kepustakaan

(library research) dan penelitian lapangan (field research).

Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang

dilakukan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan,

buku-buku teks, dan tulisan ilmiah yang ada hubungannya dengan

masalah yang akan diteliti. Penelitian lapangan dilakukan untuk

memperoleh data primer. Hal ini akan diusahakan untuk

memperoleh data dengan wawancara informan secara lisan dan

terstruktur dengan menggunakan alat pedoman wawancara.

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada subjek

11
Ibid. hlm. 32.

7
penelitian. Tipe wawancara tidak terstruktur (Unstructured

Interview) dinilai tepat untuk penelitian ini. Menurut Esternberg;

“Wawancara tidak terstrukur merupakan wawancara yang bebas


dengan cara peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan dipertanyakan”.12

I.1.6 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian

kepustakaan maupun data yang diperoleh di lapangan, selanjutnya

akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Selanjutnya diuraikan

dan disimpulkan dengan memakai metode berfikir deduktif. Pada

prosedur deduktif, bertolak dari suatu proposisi umum yang

kebenarannya telah diketahui (diyakini) dan berakhir pada suatu

kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus. 13

I.1.7 Sistematika Penelitian


Untuk menyusun tesis ini peneliti membahas/menguraikan

masalah yang dibagi dalam empat bab. Pembagian tesis ini ke

dalam bab-bab dan sub bab adalah untuk menjelaskan dan

menguraikan setiap masalah dengan baik.

Bab I pendahuluan, bab ini merupakan bab yang berisikan

antara lain latar belakang masalah, perumusan masalah, keaslian

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

pemikiran, dan metode penelitian.


12
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, Bandung: Alfabeta, hlm. 233
13
Bambang Sunggono, Op.cit, hlm. 45.

8
Bab II Kajian Kerangka Teoritik, yang berisikan teori-teori

dan pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti diantaranya Tinjauan Umum Perjanjian, Tinjauan

Umum Jaminan Fidusia, dan Tinjauan Umum Tentang Eksekusi

khususnya Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia.

Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini akan

menguraikan hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan

dan pembahasanya mengenai kekuatan eksekutorial sertifikat

jaminan fidusia terhadap objek jaminan fidusia berupa benda

persediaan.

Bab IV Penutup, merupakan bagian yang akan berisikan

kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

9
ii

Anda mungkin juga menyukai