Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT

TERPADU

PLAN DO CHECK ACTION (PDCA)

PENANGANAN PERMASALAHAN DI WILAYAH PESISIR PANTAI


SENDANG BIRU

Disusun oleh
Kelompok 7

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
LAPORAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT
TERPADU

PLAN DO CHECK ACTION (PDCA)

PENANGANAN PERMASALAHAN DI WILAYAH PESISIR PANTAI


SENDANG BIRU

Disusun oleh
Kelompok 7

Dinda Indrawati 205080600111035


Devita Anggi Nur Hidayah 205080600111041
Azizah Nur Aini 205080600111021
Sefhanissa Puspa R. N 205080601111024
Mohammad Haikal M. 205080607111031

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu mengenai (Plan Do Check Action) dalam

Penanganan Permasalahan Wilayah Pesisir Pantai Sendang Biru sesuai target

waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-

banyaknya kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Laut Terpadu atas bimbingannya dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun supaya laporan ini

menjadi lebih baik lagi. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Demikian

makalah ini disusun, semoga laporan yang telah penulis susun ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Malang, 22 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Plan ....................................................................................................... 3

2.2 Do.......................................................................................................... 3

2.3 Check .................................................................................................... 4

2.4 ACTIONion ............................................................................................ 5

BAB III. PENUTUP .............................................................................................. 7

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pantai Sendang Biru .......................................................................... 1

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Estimasi pendanaan program yang akan diterapkan selama 5 tahun ..... 6

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Pantai Sendang Biru

Menurut Atmaja et al. (2021), Kabupaten Malang merupakan kabupaten


yang mempunyai potensi dan keindahan alam yang cukup menarik. Banyak
potensi alam yang dijadikan sebagai daya tarik wisata, baik wisatawan lokal
maupun mancanegara. Salah satu tempat potensial tersebut adalah kawasan
pesisir. Kawasan pesisir di Kabupaten Malang sangat banyak dan sangat memiliki
potensi yang sangat tinggi, khususnya di wilayah Malang Selatan. Salah satunya
adalah Pantai Sendang Biru. Pantai Sendang Biru merupakan kawasan pesisir
yang berada di sebelah selatan dari kabupaten malang. Pantai Sendang Biru
berada di dusun Sendang Biru, desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing
Wetan, dengan luas wilayah lahan yang digunakan mencapai 2,4 Ha. Pantai
Sendang Biru sendiri memiliki batas administrasi sebelah barat dengan hutan
lindung, sebelah timur dengan Desa Tambaksari, sebelah utara dengan desa
Kedungbanteng dan sebelah selatan dengan Pulau Sempu dan Samudera
Indonesia.
Selain sebagai tempat wisata yang cukup menarik, Pantai Sendang Biru
merupakan wilayah pesisir dengan potensi perikanan yang sangat besar. Hal
tersebut dapat dilihat dari ramainya kawasan pesisir Pantai Sendang Biru dan
adanya Pelabuhan Pantai Perikanan (PPP) Pondakdadap di wilayah tersebut.
Banyaknya potensi perikanan yang didapat seperti ikan tuna, ikan cakalang, ikan
tongkol, dll menjadikan PPP Pondokdadap memiliki nilai positif dari keberlanjutan
produksi perikanan tangkap. Namun selain dampak positif banyak juga dampak

1
negatif yang didapatkan karena banyaknya aktivitas perikanan di PPP
Pondokdadap dan di wilayah pesisir pantai Pantai Sendang Biru.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari Plan Do Check Action Penanganan masalah di
Wilayah Pesisir Pantai Sendang Biru yaitu:
1. Bagaimana kondisi permasalahan yang ada di wilayah pesisir Pantai
Sendang Biru.
2. Bagaimana rencana PDCA dalam penanganan masalah di wilayah pesisir
Pantai Sendang Biru.

1.3 Tujuan
Maksud dan Tujuan dari Plan Do Check Action Penanganan masalah di
Wilayah Pesisir Pantai Sendang Biru yaitu:
1. Mampu menganalisis dan memahami segala permasalahan di wilayah
pesisir Pantai Sendang Biru.
2. Mampu menganalisis, memahami, dan merencanakan PDCA dalam
penanganan masalah di wilayah pesisir Pantai Sendang Biru.

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Plan
Plan atau perencanaan diawali dengan analisis permasalahan yang ada.
Pantai Sendang Biru memerlukan perencanaan terkait masalah sampah, garis
pantai yang sempit, tidak tertatanya lingkungan, dan aspek sosial ekonomi yang
sangat rentan. Menurut Handartoputra, et al. (2015), aktivitas manusia seperti
kegiatan perikanan dan lalu lintas kapal penyebrangan sangat berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan dan kerentanan ekosistem sekitarnya. Hal ini
dimungkinkan dapat terjadi kerusakan terhadap garis pantai dan tidak tertatanya
lingkungan akibat aktivitas manusia. Banyaknya aktivitas manusia di Pantai
Sendang Biru seperti banyaknya wisatawan, aktivitas TPI, dan lain-lain
menjadikan keindahan yang dimiliki Pantai Sendang Biru pada dekade terakhir ini
mengalami penurunan, dimana pantai yang indah tersebut kini sudah dipenuhi
dengan sampah plastik yang berserakan di sekitar pesisir pantai dan di perairan
laut.

2.2 Do
Menurut Atmaja et al. (2021), pemanfaatan pantai sebagai tempat pariwisata
dapat berakibat pada beratnya beban yang harus didukung oleh lingkungan.
Akibat dari hal tersebut dapat membuat kualitas lingkungan pantai menjadi
menurun misalnya semakin sempit garis pantai dan tidak tertatanya lingkungan
akibat dari banyaknya komponen buatan yang tumbuh di sekitarnya. Pantai
sebagai tempat wisatawan dari berbagai daerah, sering menjadi buangan sampah
oleh masyarakat dan wisatawan. Hal tersebut belum lagi ditambah dengan
sampah bawaan yang berasal dari laut. Sampah ini sangat mengganggu dari sisi
estetika dan mengganggu fungsi ekologis pantai, terutama yaitu dari sampah
plastik.
Menurut Sumarni et al. (2022), keberadaan sampah padat ataupun cair bagi
masyarakat pesisir di kawasan Pantai Sendang Biru mengganggu lingkungan.
Sampah dapat mempengaruhi keberlangsungan ekosistem di Pantai Sendang
Biru yang mengganggu kehidupan biota di wilayah tersebut. Fauna di lautan kerap
salah mengira sampah plastik adalah makanannya. Selain sampah plastik limbah
cair dari sisa oli para nelayan dan tukang perahu, sisa obat-obatan yang digunakan
di tambak ikan atau tambak udang juga bisa meracuni ikan dan merusak

3
fitoplankton. Dampak selanjutnya yang sangat jelas adalah berkurangnya hasil
tangkapan ikan oleh nelayan. Berkurangnya tangkapan ikan berpengaruh
terhadap berkurangnya penghasilan nelayan setempat dan juga mengancam mata
pencaharian nelayan yang mengandalkan hasil laut. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya pengelolaan sampah di daerah pesisir juga menjadi prioritas utama
selain pengembangan kawasan.
Gerakan peduli sampah harus dilakukan di Pantai Sendang Biru. Gerakan
ini dilakukan dengan mengajak masyarakat pantai untuk meningkatkan kesadaran
dan tindakan nyata dalam mengelola sampah dan menangani sampah yang ada
di sekitarnya. Gerakan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa pantai
dan laut harus bersih dari sampah, memotivasi masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya, meningkatkan kreativitas masyarakat dalam pemecahan
masalah sampah, meningkatkan kerjasama anggota masyarakat dalam
menerapkan hidup bersih, dan mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan
nyata dalam penyelesaian masalah sampah menuju laut yang bersih.
Selain gerakan peduli sampah kita dapat memberikan pengetahuan serta
pelatihan untuk memanfaatkan barang bekas sehingga dapat bernilai ekonomi.
Kerajinan dibuat menggunakan bahan dasar sampah yang berasal dari Pantai
Sendang Biru sendiri yaitu sampah plastik. Pengolahan ini bisa dilakukan dengan
menggunakan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle untuk mengurangi timbulan
sampah yang berasal dari sumbernya. Pengolahan sampah juga dapat dijadikan
alat untuk mengoptimalkan pemanfaatan sampah sehingga dapat bernilai
ekonomis dan memberikan lapangan pekerjaan. Selain kelembagaan, masyarakat
juga mempunyai peran penting dalam terlaksananya pengelolaan sampah. Peran
serta masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan kesediaan masyarakat
untuk membantu berhasilnya program pengembangan pengelolaan sampah
sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan
kepentingan diri sendiri. Tanpa adanya peran serta masyarakat semua program
pengelolaan persampahan yang direncanakan akan sia-sia.

2.3 Check
Evaluasi akan hasil dari kegiatan gerakan peduli sampah yang dilakukan
dengan kolaborasi masyarakat dilakukan setiap sesi. Evaluasi dapat dilakukan
berdasarkan beberapa kategori, yaitu evaluasi berdasarkan sampah yang
dikumpulkan, dan evaluasi berdasarkan kinerja pengumpulan sampah. Dalam
kategori sampah yang dikumpulkan, hal-hal yang dapat dievaluasi termasuk

4
namun tidak terbatas pada: berat sampah yang dikumpulkan, tipe sampah, dan
persebaran sampah. Sementara itu, dalam kategori kinerja pengumpulan sampah,
kinerja pengumpul sampah per daerah, apakah tiap tipe sampah disortir dengan
baik, waktu yang berlalu tiap sesi, dan jumlah masyarakat yang ikut serta adalah
beberapa hal yang dapat dievaluasi. Hasil evaluasi dari tiap sesi pengumpulan
sampah lalu di analisis, yang dimana hasil analisis digunakan untuk meningkatkan
melihat apa saja yang dilakukan dengan benar, apa saja yang menjadi hambatan,
dan kesalahan apa saja yang terjadi. Selain hal-hal tersebut, audit internal
dilakukan dalam interval yang reguler untuk memastikan pengurus kegiatan tetap
meraih target sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Selain dari kegiatan peduli sampah, kegiatan pelatihan masyarakat perlu
juga di evaluasi. Hal-hal yang dapat dievaluasi meliputi efektivitas pengajaran per
sesi, jumlah masyarakat yang hadir per sesi, pemahaman masyarakat akan materi
pelatihan, dan lain-lain. Evaluasi dilakukan dengan melalui survey kepada
masyarakat dan meminta masyarakat untuk memperagakan secara langsung hal-
hal yang dipelajari. Hasil evaluasi lalu di analisis, dan seperti dalam evaluasi
kegiatan gerakan peduli sampah, perbaikan dilakukan berdasarkan hasil analisis
dari kegiatan pelatihan ini.

2.4 Action
Hasil analisis dari kegiatan pemungutan sampah lalu diimplementasikan
berdasarkan kesesuaian pada keadaan dan kondisi setempat untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kegiatan pengumpulan sampah pada sesi selanjutnya.
Contoh dari hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kegiatan pengumpulan sampah termasuk: membeli dan menggunakan
alat-alat yang dapat membantu pengumpulan sampah, meningkatkan attraction
kepada masyarakat untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang turut andil, lebih
mendidik masyarakat dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan sampah
seperti pemilahan sampah, meningkatkan efisiensi waktu, dan lain-lain. Untuk
kegiatan pelatihan, Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kegiatan tersebut adalah: meningkatkan kualitas pengajaran,
menggunakan inovasi dan alat-alat baru sebagai media pengajaran,
meningkatkan attraction kepada masyarakat untuk meningkatkan jumlah
masyarakat yang ikut serta, dan lain-lain.

5
Tabel 1. Estimasi pendanaan program yang akan diterapkan selama 5 tahun

Kegiatan Indikator Pihak yang Estimasi Sumber


Keberhasilan Terlibat Kebutuhan Pendanaan
Anggaran

Sosialisasi Meningkatkan UPT, Mitra - APBN


kepada rasa peduli Masyarakat
masyarakat masyarakat
terkait terhadap sampah
pembuangan
sampah yang
benar

Meningkatkan Meningkatkan UPT, Mitra - APBN


aspek sosial pengelolaan Masyarakat
ekonomi sarana dan
dengan prasarana
menjaga penunjang
kelestarian serta pengelolaan
sarana dan
prasarana yang
ada di pantai

Melakukan Mencegah UPT, Mitra - APBN


pembuatan pembuangan Masyarakat
signboard sampah
‘Dilarang sembarangan di
Membuang area pantai guna
Sampah’ mencegah
pendangkalan
akibat sampah
yang tertimbun
dan penyempitan
garis pantai

6
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Permasalahan yang terdapat pada Pantai Sendang Biru adalah masalah


mengenai limbah sampah, garis pantai yang sempit, tidak tertatanya
lingkungan, dan aspek sosial ekonomi yang sangat rentan. berbagai macam
aktivitas manusia menyebabkan kerusakan terhadap garis pantai dan tidak
tertatanya lingkungan. selain itu, banyaknya wisatawan menyebabkan di
daerah tersebut dipenuhi dengan sampah plastik yang berserakan di sekitar
pesisir pantai dan di perairan laut.
2. Plan atau perencanaan diawali dengan analisis permasalahan yang ada.
Pantai Sendang Biru memerlukan perencanaan terkait masalah-masalah
yang ada di daerah tersebut. Do yakni melaksanakan gerakan peduli
sampah harus dilakukan di Pantai Sendang Biru. Gerakan ini dilakukan
dengan mengajak masyarakat pantai untuk meningkatkan kesadaran dan
tindakan nyata dalam mengelola sampah dan menangani sampah yang ada
di sekitarnya. Check atau evaluasi akan hasil dari kegiatan gerakan peduli
sampah yang dilakukan dengan kolaborasi masyarakat dilakukan setiap
sesi. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan beberapa kategori, yaitu
evaluasi berdasarkan sampah yang dikumpulkan, dan evaluasi berdasarkan
kinerja pengumpulan sampah. Hasil evaluasi lalu di analisis, dan seperti
dalam evaluasi kegiatan gerakan peduli sampah, perbaikan dilakukan
berdasarkan hasil analisis dari kegiatan pelatihan ini. Action adalah
melaksanakan hasil analisis dari kegiatan pemungutan sampah berdasarkan
kesesuaian pada keadaan dan kondisi setempat untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kegiatan pengumpulan sampah pada sesi
selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Atmajaya, O. D. D. (2021). Strategi pengembangan usaha perikanan tuna di


sendang biru malang pasca pandemi covid-19. Jurnal perikanan dan
kelautan, 11(1), 114-125. DOI: http://dx.doi.org/10.33512/jpk.v11i1.11384
Handartoputra, A., Purwanti, F., & Hendrarto, B. (2015). Penilaian kerentanan
Pantai Sendang Biru Kabupaten Malang terhadap variabel oseanografi
berdasarkan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Diponegoro Journal
of Maquares, 4(1), 91-97, https://doi.org/10.14710/marj.v4i1.7819
Sumarni, Masruroh H., Anggara A., dan Amin S. (2022). Sapu bumi segoro
(Saburo) gerakan peduli sampah menuju laut bersih berkelanjutan di Dusun
Sendang Biru Kabupaten Malang. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan,
1(3), 209-222. DOI: http://urj.uin-
malang.ac.id/index.php/dsjpips/article/view/2127/930

Anda mungkin juga menyukai