Kelompok 7 - Laporan PWPLT - Pantai Sendang Biru
Kelompok 7 - Laporan PWPLT - Pantai Sendang Biru
TERPADU
Disusun oleh
Kelompok 7
Disusun oleh
Kelompok 7
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu mengenai (Plan Do Check Action) dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun supaya laporan ini
menjadi lebih baik lagi. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Demikian
makalah ini disusun, semoga laporan yang telah penulis susun ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
2.2 Do.......................................................................................................... 3
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Estimasi pendanaan program yang akan diterapkan selama 5 tahun ..... 6
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
negatif yang didapatkan karena banyaknya aktivitas perikanan di PPP
Pondokdadap dan di wilayah pesisir pantai Pantai Sendang Biru.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari Plan Do Check Action Penanganan masalah di
Wilayah Pesisir Pantai Sendang Biru yaitu:
1. Bagaimana kondisi permasalahan yang ada di wilayah pesisir Pantai
Sendang Biru.
2. Bagaimana rencana PDCA dalam penanganan masalah di wilayah pesisir
Pantai Sendang Biru.
1.3 Tujuan
Maksud dan Tujuan dari Plan Do Check Action Penanganan masalah di
Wilayah Pesisir Pantai Sendang Biru yaitu:
1. Mampu menganalisis dan memahami segala permasalahan di wilayah
pesisir Pantai Sendang Biru.
2. Mampu menganalisis, memahami, dan merencanakan PDCA dalam
penanganan masalah di wilayah pesisir Pantai Sendang Biru.
2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Plan
Plan atau perencanaan diawali dengan analisis permasalahan yang ada.
Pantai Sendang Biru memerlukan perencanaan terkait masalah sampah, garis
pantai yang sempit, tidak tertatanya lingkungan, dan aspek sosial ekonomi yang
sangat rentan. Menurut Handartoputra, et al. (2015), aktivitas manusia seperti
kegiatan perikanan dan lalu lintas kapal penyebrangan sangat berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan dan kerentanan ekosistem sekitarnya. Hal ini
dimungkinkan dapat terjadi kerusakan terhadap garis pantai dan tidak tertatanya
lingkungan akibat aktivitas manusia. Banyaknya aktivitas manusia di Pantai
Sendang Biru seperti banyaknya wisatawan, aktivitas TPI, dan lain-lain
menjadikan keindahan yang dimiliki Pantai Sendang Biru pada dekade terakhir ini
mengalami penurunan, dimana pantai yang indah tersebut kini sudah dipenuhi
dengan sampah plastik yang berserakan di sekitar pesisir pantai dan di perairan
laut.
2.2 Do
Menurut Atmaja et al. (2021), pemanfaatan pantai sebagai tempat pariwisata
dapat berakibat pada beratnya beban yang harus didukung oleh lingkungan.
Akibat dari hal tersebut dapat membuat kualitas lingkungan pantai menjadi
menurun misalnya semakin sempit garis pantai dan tidak tertatanya lingkungan
akibat dari banyaknya komponen buatan yang tumbuh di sekitarnya. Pantai
sebagai tempat wisatawan dari berbagai daerah, sering menjadi buangan sampah
oleh masyarakat dan wisatawan. Hal tersebut belum lagi ditambah dengan
sampah bawaan yang berasal dari laut. Sampah ini sangat mengganggu dari sisi
estetika dan mengganggu fungsi ekologis pantai, terutama yaitu dari sampah
plastik.
Menurut Sumarni et al. (2022), keberadaan sampah padat ataupun cair bagi
masyarakat pesisir di kawasan Pantai Sendang Biru mengganggu lingkungan.
Sampah dapat mempengaruhi keberlangsungan ekosistem di Pantai Sendang
Biru yang mengganggu kehidupan biota di wilayah tersebut. Fauna di lautan kerap
salah mengira sampah plastik adalah makanannya. Selain sampah plastik limbah
cair dari sisa oli para nelayan dan tukang perahu, sisa obat-obatan yang digunakan
di tambak ikan atau tambak udang juga bisa meracuni ikan dan merusak
3
fitoplankton. Dampak selanjutnya yang sangat jelas adalah berkurangnya hasil
tangkapan ikan oleh nelayan. Berkurangnya tangkapan ikan berpengaruh
terhadap berkurangnya penghasilan nelayan setempat dan juga mengancam mata
pencaharian nelayan yang mengandalkan hasil laut. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya pengelolaan sampah di daerah pesisir juga menjadi prioritas utama
selain pengembangan kawasan.
Gerakan peduli sampah harus dilakukan di Pantai Sendang Biru. Gerakan
ini dilakukan dengan mengajak masyarakat pantai untuk meningkatkan kesadaran
dan tindakan nyata dalam mengelola sampah dan menangani sampah yang ada
di sekitarnya. Gerakan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa pantai
dan laut harus bersih dari sampah, memotivasi masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya, meningkatkan kreativitas masyarakat dalam pemecahan
masalah sampah, meningkatkan kerjasama anggota masyarakat dalam
menerapkan hidup bersih, dan mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan
nyata dalam penyelesaian masalah sampah menuju laut yang bersih.
Selain gerakan peduli sampah kita dapat memberikan pengetahuan serta
pelatihan untuk memanfaatkan barang bekas sehingga dapat bernilai ekonomi.
Kerajinan dibuat menggunakan bahan dasar sampah yang berasal dari Pantai
Sendang Biru sendiri yaitu sampah plastik. Pengolahan ini bisa dilakukan dengan
menggunakan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle untuk mengurangi timbulan
sampah yang berasal dari sumbernya. Pengolahan sampah juga dapat dijadikan
alat untuk mengoptimalkan pemanfaatan sampah sehingga dapat bernilai
ekonomis dan memberikan lapangan pekerjaan. Selain kelembagaan, masyarakat
juga mempunyai peran penting dalam terlaksananya pengelolaan sampah. Peran
serta masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan kesediaan masyarakat
untuk membantu berhasilnya program pengembangan pengelolaan sampah
sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan
kepentingan diri sendiri. Tanpa adanya peran serta masyarakat semua program
pengelolaan persampahan yang direncanakan akan sia-sia.
2.3 Check
Evaluasi akan hasil dari kegiatan gerakan peduli sampah yang dilakukan
dengan kolaborasi masyarakat dilakukan setiap sesi. Evaluasi dapat dilakukan
berdasarkan beberapa kategori, yaitu evaluasi berdasarkan sampah yang
dikumpulkan, dan evaluasi berdasarkan kinerja pengumpulan sampah. Dalam
kategori sampah yang dikumpulkan, hal-hal yang dapat dievaluasi termasuk
4
namun tidak terbatas pada: berat sampah yang dikumpulkan, tipe sampah, dan
persebaran sampah. Sementara itu, dalam kategori kinerja pengumpulan sampah,
kinerja pengumpul sampah per daerah, apakah tiap tipe sampah disortir dengan
baik, waktu yang berlalu tiap sesi, dan jumlah masyarakat yang ikut serta adalah
beberapa hal yang dapat dievaluasi. Hasil evaluasi dari tiap sesi pengumpulan
sampah lalu di analisis, yang dimana hasil analisis digunakan untuk meningkatkan
melihat apa saja yang dilakukan dengan benar, apa saja yang menjadi hambatan,
dan kesalahan apa saja yang terjadi. Selain hal-hal tersebut, audit internal
dilakukan dalam interval yang reguler untuk memastikan pengurus kegiatan tetap
meraih target sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Selain dari kegiatan peduli sampah, kegiatan pelatihan masyarakat perlu
juga di evaluasi. Hal-hal yang dapat dievaluasi meliputi efektivitas pengajaran per
sesi, jumlah masyarakat yang hadir per sesi, pemahaman masyarakat akan materi
pelatihan, dan lain-lain. Evaluasi dilakukan dengan melalui survey kepada
masyarakat dan meminta masyarakat untuk memperagakan secara langsung hal-
hal yang dipelajari. Hasil evaluasi lalu di analisis, dan seperti dalam evaluasi
kegiatan gerakan peduli sampah, perbaikan dilakukan berdasarkan hasil analisis
dari kegiatan pelatihan ini.
2.4 Action
Hasil analisis dari kegiatan pemungutan sampah lalu diimplementasikan
berdasarkan kesesuaian pada keadaan dan kondisi setempat untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kegiatan pengumpulan sampah pada sesi selanjutnya.
Contoh dari hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kegiatan pengumpulan sampah termasuk: membeli dan menggunakan
alat-alat yang dapat membantu pengumpulan sampah, meningkatkan attraction
kepada masyarakat untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang turut andil, lebih
mendidik masyarakat dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan sampah
seperti pemilahan sampah, meningkatkan efisiensi waktu, dan lain-lain. Untuk
kegiatan pelatihan, Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kegiatan tersebut adalah: meningkatkan kualitas pengajaran,
menggunakan inovasi dan alat-alat baru sebagai media pengajaran,
meningkatkan attraction kepada masyarakat untuk meningkatkan jumlah
masyarakat yang ikut serta, dan lain-lain.
5
Tabel 1. Estimasi pendanaan program yang akan diterapkan selama 5 tahun
6
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA