Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELUMAS BANTALAN

Disusun Oleh :
ANUGRAH BAKTI BANGSA
211010300176

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur dipanjatkan kehadiraan Allah SWT atas karunia
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah elemen
mesin 2 dengan judul “Pelumas Bantalan”
Shalawat berserta salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada nabi
Muhammad SAW.
Kesempatan kali ini penulis mengucapkan puji syukur atas kekuatan Allah
SWT yang telah mencurahkan segala anugrah-Nya. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Tangerang Selatan, 10 April 2023
Penulis

Anugrah Bakti Bangsa

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

A. TUJUAN.................................................................................1
B. MATERI................................................................................3
C. CONTOH SOAL.................................................................11
D. DAFTAR PUSTAKA..........................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bantalan Gelinding........................................................................5


Gambar 2 Single Row Groove Ball Bearing...................................................6
Gambar 3 Double Row Self Aligning Ball Bearing........................................6
Gambar 4 Single row Angular Contact Ball Bearing.....................................7
Gambar 5 Double Row Angular Contact Ball Bearing..................................7
Gambar 6 Double Row Barrel Roller Bearing...............................................7
Gambar 7 Single Row Cylindrical Ball Bearing............................................8
Gambar 8 Tappered Roller Bearing...............................................................8
Gambar 9 Single Direction Thrust Ball Bearing............................................9
Gambar 10 Ball and Socket Bearing............................................................10

iii
A. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah agar mahasiswa mempelajari
tentang pelumasan pada bantalan atau bias disebut pelumasan bantalan. Dimana
tujuan dari pelumasan pada bantalan yakni agar tidak terjadi kerusakan pada
bantalan itu sendiri.
Bantalan merupakan komponen mesin yang berfungsi menumpu poros yang
mempunya beban tertentu, sehingga gerak berputar atau gerakan bolak balik dapat
berlangsung dengan halus, aman dan komponen tersebut dapat tahan lama.
Bantalan harus cukup kuat dan kokoh agar komponen mesin lain dapat bekerja
dengan baik. Kerusakan pada bantalan akan menurunkan kinerja mesin secara
total.(Mutiara, 2017).
Pelumasan merupakan aktifitas yang penting dalam pengoperasian mesin.
Pemberian minyak pelumas bertujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan
antar komponen mesin yang saling bergesekan. Gesekan dan keausan yang terjadi
dapat menyebabkan temperatur disekitar mesin meningkat dan akan terus
meningkat. Apabila gesekan ini tidak diatasi, akan mempengaruhi kinerja suatu
mesin yang dapat menyebabkan berkurangya umur mesin dan kegagalan mesin.
Hal ini membawa kerugian pada suatu industri karena berpengaruh pada
produktifitasnya dan pengeluaran biaya yang besar untuk perbaikan mesin. Cara
kerja pelumas adalah dengan membentuk oil film pada permukaan yang saling
bergesekan. Oil film yang terbentuk sangat berpengaruh pada temperatur yang
dihasilkan. Pelumas yang baik adalah pelumas yang tidak mudah mengalami
perubahan viskositas jika terjadi peningkatan temperatur. Keberhasilan sistem
pelumasan pada suatu mesin sangat diperlukan. Keberhasilan pelumasan
ditentukan oleh tiga aspek, yaitu jenis pelumas, jumlah pelumas, dan metode
pelumasan. Dengan pemilihan dan penggunaan pelumasan yang tepat diharapakan
dapat mengatasi gesekan dan keausan yang berlebih sehingga dapat
memperpanjang umur mesin dan pengeluaran biaya jadi berkurang. (Cok,
2016).

1
B. MATERI

1. Pengertian Bantalan (Bearing)


Bearing atau bantalan adalah elemen mesin yang digunakan untuk
menopang poros yang dibebani. Beban dapat berupa beban aksial atau
beban radial. Jenis bantalan yang digunakan untuk bantalan disesuaikan
dengan fungsi dan kegunaannya. Bearing atau bantalan menyangga atau
menyangga poros agar poros dapat berputar di atasnya. Bantalan harus kuat
agar poros atau bagian lain dari mesin dapat berfungsi dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik, seluruh sistem akan mengalami
malfungsi atau tidak berfungsi dengan baik. Jadi jika diibaratkan sebuah
bangunan, bantalan mesin dapat diibaratkan sebagai pondasi bangunan.
(Cok, 2016).
Ketika dua bagian logam bersentuhan, terjadi gesekan, panas, dan
keausan. Oleh karena itu, kedua item menerima lapisan untuk mengurangi
gesekan, panas, dan keausan serta meningkatkan kinerja. Pelumasan
ditambahkan untuk menghindari kontak langsung antara dua benda.(Cok,
2016).

2. Jenis-Jenis Bantalan
Bearing atau bantalan memiliki beberapa jenis yang dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yakni berdasarkan arah beban terhadap poros, dan
berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros.(Mutiara, 2017).

a. Berdasarkan Arah Beban Terhadap Poros

1.) Bantalan Radial


Bantalan radial atau bantalan lengan, di mana arah beban
yang dibawa oleh bantalan tegak lurus terhadap sumbu poros.
Bantalan ini menyerap gaya radial dari batang piston selama
putaran. Struktur dibagi-bagi menjadi dua bagian untuk
memungkinkan dipasang pada poros engkol.(Cok, 2016).

2.) Bantalan Aksial


Bantalan aksial (trust bearing), yakni arah beban yang
dipikul oleh bantalan sejajar dengan sumbu poros. Bantalan ini
4

memungkinkan gaya aksial pada poros engkol diserap, terutama


saat cakram kopling dilepas/tersambung saat kendaraan sedang
berjalan. Struktur bantalan ini juga dibelah/digandakan dan
dipasang di tengah poros PTO.(Cok, 2016).

b. Berdasarkan Gerakan Bantalan Terhadap Poros

1.) Bantalan Luncur


Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi
untuk menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan
bolak-baliknya dapat berlangsung dengan halus dan aman. Jenis
bantalan ini mampu menumpu poros dengan beban besar. Atas
dasar arah beban terhadap poros maka bantalan luncur dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a.) Bantalan radial dimana arah beban yang  ditumpu
bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
b.) Bantalan aksial yakni dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah sejajar dengan sumbu
poros.
c.) Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari
bantalan radial dan bantalan aksial.
Karena gesekannya yang besar pada saat mulai jalan,
maka bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar.
Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana, karena
gesekan yang besar akan menimbulkan panas pada bantalan,
sehingga memerlukan pendinginan khusus.(Cok, 2016).
Arah dari pelumasan sendiri terbagi menajdi dua macam,
yaitu :
a.) Radial yaitu arah pelumasan yang tegak lurus
dengan sumbu poros.
b.) Aksial yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan
sumbu.
5

Gesekan kental pada umumnya terjadi antara poros


dengan bantalannya. Pada waktu poros berputar, sebagian
minyak pelumas yang melekat pada permukaan poros ikut
terbawa berputar. Apabila kemudian celah di bawah poros
menyempit menjadi lebih kecil daripada celah tempat minyak
pelumas memasuki ruang bantalan, minyak pelumas yang
terbawa berputar itu akan mengalir mengisi hambatan.
a.) Prosedur Desain Bantalan Luncur

1.) Hitung panjang bantalan dengan memilih L/d dari


tabel bantalan luncur
F
2.) Hitung tekanan bantalan : p =
Lx d
3.) Tentukan viskositas pelumas (Z) yang diperlukan.
Z .n
4.) Hitung modulus bantrtalan (perbandingan)
p
dengan n : putaran poros
c
5.) Hitung radio clearance :
d

6.) Hitung koefisien gesekan( μ )= ( )( dc )+k


33 Z . n
108 p
7.) k = factor koreksi = 0.002 untuk L/d dengan nilai
(0,75 – 2,8)
8.) Hitung panas yang timbul : HG = μ F v
9.) Hitung panas yang dapat dipindahkan : H G = C A (tb
–ta)

C = koefisien perpindahan panas

A = luas proyeksi = d x L

tb = temperatur bantalan

ta = temperature udara
6

Z .n
Modulus bantalan : =K
p

Z .n
normal = 3K
p

Z .n
beban berat = 15 K
p
b.) Pemilihan L/d :
1.) makin kecil L/d, maka makin rendah pula
kemampuan bantalan menahan beban.
2.) makin besar, makin besar pula panas yang timbul.
3.) makin besar, kebocoran pelumas di ujung bantalan
dapat diperkecil.
4.) makin besar, menyebabkan tekanan tidak merata.
5.) jika pelumas tidak merata, maka L/d diperkecil.
6.) makin besar, temperatur makin tinggi.
7.) L/d harus ditentukan berdasarkan lokasi yang
tersedia.
8.) L/d tergantung dari jenis bahan bantalan, makin
lunak maka L/d makin besar.
c.) Harga koefisien perpindahan panas ( C) :
1.) bantalan dengan ventilasi : 0,0007 – 0,0020
2.) bantalan tanpa ventilasi : 0,0002 – 0,0006, satuan
kkal/min.cm2/ ℃
d.) Temperatur bantalan : (tb – ta) = 0,5 (to – ta)
tb : temperatur bantalan.
ta : temperatur udara.
to : temperatur lapisan pelumas
tidak boleh lebih dari 60 °

2.) Bantalan Gelinding


Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.Bantalan
7

gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi


gesekan antara dua komponen yang bergerak. Diantara kedua
permukaan ditempatkan elemen gelinding seperti misalnya bola,
rol, taper, dll. Kontak gelinding terjadi antara elemen ini dengan
komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada
gerakan relatif.

Gambar 1 Bantalan Gelinding


Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan
gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan
luncur. Elemen gelinding seperti bola atau rol dipasang antara
cincin luar dan dalam. Dengan memutar salah satu cincin
tersebut, bola atau rol akanmelakukan gerakan gelinding
sehingga gesekan akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol,
ketelitian tinggi dengan bentuk dan ukurannya merupakan suatu
keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola dan rol
dengan cincin sangat kecil, maka besarnya beban yang dipakai
harus memiliki ketahanan dan kekerasan yang sangat tinggi.
Bantalan gelinding memiliki beberapa jenis, yaitu:

a.) Single Row Groove Ball Bearing


8

Gambar 2 Single Row Groove Ball Bearing


Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua
cincinnya. Karena memiliki alur, maka jenis ini
mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal
pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban radial
adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros,
sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu
poros.

b.) Double Row Self Aligning Ball Bearing

Gambar 3 Double Row Self Aligning Ball Bearing


Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing
baris mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin bagian
dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin
luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri
untuk menyesuaikan posisinya. Inilah kelebihan dari jenis
ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang
sebaris.
9

c.) Single Row AngularContact Ball Bearing

Gambar 4 Single row Angular Contact Ball Bearing


Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk
beban radial. Bearing ini biasanya dipasangkan dengan
bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun
bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk menahan
beban aksial.

d.) Double Row Angular Contact Ball Bearing

Gambar 5 Double Row Angular Contact Ball Bearing


Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini
jgua dapat menahan beban aksial dalam dua arah. Karena
konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi.
Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah
bearing jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi.

e.) Double Row Barrel Roller Bearing

Gambar 6 Double Row Barrel Roller Bearing


10

Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang


pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada
cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial
yang besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut.

f.) Single Row Cylindrical Ball Bearing

Gambar 7 Single Row Cylindrical Ball Bearing


Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang
biasanya terpisah. Efek dari pemisahan ini, cincin dapat
bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini
merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing
harus mengalami perubahan bentuk karena temperatur,
maka cincinya akan dengan mudah menyesuaikan
posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial
yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi.

g.) Tappered Roller Bearing

Gambar 8 Tappered Roller Bearing


Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk
beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat dipisah,
11

dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan


rollernya dan cincin luarnya terpisah

h.) Single Direction Thrust Ball Bearing

Gambar 9 Single Direction Thrust Ball Bearing


Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban
aksila dalam satu arah saja. Elemenya dapat dipisahkan
sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari
kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif terhadap
ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap
rumahnya.

i.) Double Direction Thrust Ball Bearing

Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban


aksila dalam satu arah saja. Elemenya dapat dipisahkan
sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
12

minimum yang dapat ditahan tergantung dari


kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif terhadap
ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap
rumahnya.

j.) Ball and Socket Bearing

Gambar 10 Ball and Socket Bearing


Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk
bola, yang bisa membuat elemennya berdiri sendiri.
Kapasitasnya sangat besar terhadap beban aksial. Selain
itu juga dapat menahan beban radial secara simultan dan
cocok untuk kecepatan yang tinggi.

3. Pelumasan Bantalan
Pemberian minyak pelumas antara dua permukaan bantalan, yaitu
permukaan yang bersinggungan akibat tekanan, dan saling bergerak satu
terhadap yang lain disebut dengan pelumasan (lubrication).(Saleh, 2014)
Bagaimanapun juga halusnya dan tepatnya permukaan logam dapat
dilihat atau dirasakan, tetapi sebenarnya tidak rata melainkan terdiri atas
titik yang tinggi dan rendah. Kalau satu permukaan meluncur diatas
permukaan yang lain dan suatu gaya menekannya terhadap permukaan yang
lain tersebut, maka titik yang tinggi pada kedua permukaan akan saling
mengunci dan menghambat gerak relative. Dalam meluncur dan mengatasi
hambatan ini, maka permukaan yang keras akan melepaskan sebagian dari
titik yang tinggi dari permukaan yang lunak, tetapi pada saat yang sama
dapat kehilangan sebagian dari titik tingginya sendiri. Hambatan untuk
melncur ini disebut gesekan (friction), pelepasan titik yang tinggi
mengakibatkan aus (wear).(Harfi, 2014).
13

4. Fungsi Pelumasan Bantalan


Fungsi utama dari pelumas yang umumdigunakan pada peralatan
permesinan adalah sebagai berikut mengurangi gesekan dan keausan,
Mengurangi gesekan dan keausan adalah fungsi primer dari bahan pelumas.
Bahan pelumas harus mampu mencegah persinggungan langsung antara
permukaan yang bergesekan pada temperatur kerja, daerah pembebanan dan
kondisi. Sifat ini didapat dari kekentalan yang dimiliki minyak pelumas
(viscosity) dapat dikarenakan asam-asam mineral yang terbentuk secara
kimiawi selama pembakaran bahan bakar. Karat dapat menyebabkan
kerusakan komponen, sehingga komponen tersebut tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya. Karena hal itulah bahan pelumas harus direncanakan
untuk melindungi sistemterhadap serangan korosif.

C. CONTOH SOAL
1. Sebuah bantalan luncur menahan beban 150 kN. Diameter poros 300
mm berputar pada kecepatan 1800 rpm dengan tekanan bantalan
sebesar 1,6 MP. Kelonggaran radial 0,25 mm, membutuhkan pelumas
dengan viskositas absolut 0,02 kg/m2 dan faktor kebocoran 0,002 mm.
Hitunglah :

a. Panjang bantalan
b. Kalor yang ditimbulkan
Diketahui :

W = 150 kN P = 1,6 MPa = 1,6 N/mm2 k


= 0,002

d = 300 mm c = 0,25 mm

N = 1800 rpm z = 0,02 kg/m2

Ditanya :
a. l
b. Qg
Pembahasan :
14

W
a. P =
l.d
3
150 x 10
1,6 =
l .300
l = 312,5 mm

b. μ = ( )( dc ) + k
33 Z . N
10
3
p

10 ( )( 0,25 ) + 0,002
33 0,02 .1800 300
= 3
1,6

= 0,0109

π .d .N
V =
60
π . 300 .1800
=
60
= 28,27 m/s

Qg = μ .W .V

= 0,0109 . 28,27 . 150x103


= 46,22145 kW

2. Sebuah bantalan luncur diameternya 50 mm. Panjangnya 100 mm.


Tekanan bantalan 1,4 MPa. Putaran poros 900 rpm. Perbanddingan
diamter poros 1 dan kelonggaran 1000. Dan d/c membenarkan punya
pelumas dengan vikositas dinamis 0,011 kg/m.s. Temperatur operation
oli 750C. Tempetarur udara luar 350C dan perbedaan temperatur
keluar dan masuk 10 0C. kalor jenisnya 1850 j/kg/0C . Hitunglah kalor
yang dibangkitkan , kalor yang dikeluarkan , kalor yang harus di
keluarkan minyak pelumas dan massa aliran minyak pelumas.

Jawaban

Diketahui :

d = 50 mm; z = 0,011 kg/ms

l =100 mm T0 = 750C
15

P = 1,4 MPa Ta = 350C

N = 900 rpm t = 10 0C

d/c = 1000 S = 1850 J/kg/0C


Ditanya :
a. Q g c. Qt
b. Q d

Jawab
a. Kalor yang dibangkitkan

( μ )= ( )( dc )+k
33 Z . N
108 p

¿
108 (
33 0.011 x 900
1,4 )
( 1000 )+ 0,002

¿ 0,004333

W =p . d . l

¿ 1,4 x 50 x 100

¿ 7000 N

π .d. N
V=
60

¿ 2,36 N /s

Q g=μ .W . V Watt

¿ 0,00433 x 7000 x 2,36 Watt

¿ 71,5 Watt

1
t b−t a= (t ¿ ¿ 0−t a) ¿
2
1
t b−t a= (75−35)
2
0
¿ 20 C
16

b. Kalor yang dikeluarkan

Qd =C . A(t b−t a )

¿ C . l .d (t b−t a )

¿ 280 x 0,05 x 0,1 x 20=28 Watt

c. Kalor yang di keluarkan minyak pelumas

Q t =Qg - Qd
¿ 71,5−28
¿ 43,5 Watt

Qt =m. S . t
43,5=m x 1850 x 10
m = 0,00234 kg/s
17

D. DAFTAR PUSTAKA
Cok, W. (2016). Makalah Elemen Mesin Bantalan.
https://www.academia.edu/9838561/Makalah_Elemen_Mesin_Bantalan
Harfi, R. dan K. (2014). Analisis Pengaruh Variasi Viskositas Pelumas Terhadap
Temperatur Pada Simulator Alat Uji Pelumas Bantalan. Bina Teknika, 8, 55–
70.
Mutiara, M. (2017). Materi Kuliah Bantalan dan Roda Gigi Elemen Mesin.
Saleh, A. R. (2014). Analisa Kerusakan Bantalan Bola (Ball Bearing) Jenis Deep
Groove Pada Lori Pabrik Kelapa Sawit dan Cara Penanggulangannya. Jurnal
APTEK, 6(1), 49–56.

Anda mungkin juga menyukai