Anda di halaman 1dari 51

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN BUDI KARTINI

Nomor :

Lampiran : 1 (satu) berkas

TENTANG

PENETAPAN STANDAR PROSSEDUR OPERASIONAL (SPO)

RUMAH SAKIT BERSALIN BUDI KARTINI TASIKMALAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN BUDI KARTINI TASIKMALAYA

Menimbang : a. Bahwa untuk memberikan pelayanan yang tepat, lancar, dan cepat sehingga

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa rumah sakit.

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a. Diatas,

maka diperlukan Penetapan Standar Prosedur Operasional (SPO) Rumah Sakit

Bersalin Budi Kartini Tasikmalaya dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan


Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan


Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993

Tentang Berlakunya standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di

Rumah Sakit;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008

Tentang Berlakunya standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;


MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KESATU : Menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Rumah Sakit Bersalin

Budi Kartini Taasikmalaya, sebagaimana terlampir dalam keputusan Direktur ini

KEDUA : Standar Prosedur Operasional (SPO) sebagaimana dimaksud pada dimaksud

Pada diktum KESATU terdiri dari:

1. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pelayanan Medis

2. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pelayanan Gawat Darurat

3. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pelayanan Keperawatan

4. Standar Prosedur Operasional (SPO) Kamar Operasi

5. Standar Prosedur Operasional (SPO) Farmasi

6. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengendalian Infeksi

KETIGA : Standar Prosedur Operasional (SPO) sebagaimana dimaksud pada diktum

KEDUA merupakan acuan dalam melaksanakan tugas di Rumah Sakit Bersalin

Budi Kartini Tasikmalaya.

KEEMPAT : Dengan diberlakukannya Keputusan Direktur ini, maka segala peraturan yang

Mengatur mengenai hal yang sama dinyatakan tidak berlaku lagi.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Tasikmalaya

Pada Tanggal

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN BUDI KARTINI TASIKMALAYA

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG


DAFTAR ISI POKJA KAMAR OPERASI

NO NO DOKUMEN JUDUL SPO STANDAR


PENGISIAN INFORMED CONSENT

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
01/OK/2010 1/2

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Informed consent adalah bukti bahwa pasien dan atau keluarga pasien dan
atau sejelas-jelasnya oleh dokter yang akan melakukan tindakan medic
tertentu sebagai langkah penanganan penyakit yang dideritanya. Sebagai
PENGERTIAN
tindak lanjut penjelasan tertentu, maka pasien dan atau keluarganya
memberikan keputusan berupa persetujuan atau penolakan terhadap
rencana tindakan medik tertentu tersebut.

1. Agar semua tindakan medic di RSB Budi Kartini Tasikmalaya dilakukan


dengan persetujuan pasien dan atau keluarganya.
TUJUAN 2. Agar semua tindakan medik yang tidak dilakukan di RSB Budi Kartini
Tasikmalaya meskipun direncanakan oleh dokter di berdasarkan penolakan
oleh pasien dan atau keluarganya.
1. Setiap dokter yang merencanakan tindakan medic tertentu terhadap
pasien yang dirawatnya wajib memberikan penjelasan tentang perihal
tindakan medic yang akan dikerjakannya dengan jelas dan benar.
2. Semua pasien yang akan menjalani tindakan medic harus memberikan
persetujuan tindakan medic dengan menandatangani formulir persetujuan
tindakan medic (informed consent), setelah mengerti dan jelas rencana
KEBIJAKAN tindakan yang direncanakan oleh dokter yang merawat.
3. Semua pasien yang tidak menyetujui rencana tindakan medic yang
disarankan oleh dokter yang merawatnya harus menandatangani formulir
penolakan tindakan medis.
4. Informed consent yang telah ditanda tangani oleh pasien dan atau
keluarganya ditandatangani oleh operator tindakan medic tertentu
tersebut.
PROSEDUR 1. Dokter operator memberikan keterangan dengan jelas dan benar tentang
tindakan medic yang akan dikerjakan sehubungan dengan penyakit yang
diderita pasien yang bersangkutan.
2. Setelah pasien dan keluarganya mengerti hal tersebut, maka pasien dan
atau keluarganya diminta untuk memberikan keputusan akan setuju atau
menolak rencana tindakan medic tersebut.
3. Jika pasien dan atau keluarganya setuju akan rencana tindakan medic
tersebut, maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan tindakan
medic.
4. Jika pasien dan atau keluarganya tidak menyetujui rencana tindakan medic
tsb, maka diminta untuk menandatangani surat penolakantindakan medic.
5. Pasien/keluarga/wali setelah mengisi data social/identitas, seperti yang
tertera form/surat pernyataan tersebut secara lengkap.
6. Pasien/keluarga/wali setelah mengisi data social/identitas, sebelum
memberikan tanda tangan agar membaca 4 pernyataan dibawahnya.
7. Bila perawat tidak mendengar penjelasan dokter maka perawat tersebut
tidak menandatangani sebagai saksi.
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

2/2

8. Bila pasien (yang akan dilakukan tindakan/operasi) berumur >=17 tahun,


9. Maka sebagai pasien harus menandatangani surat persetujuan tindakan
medic/operasi tersebut sendiri, sedangkan keluarga/wali sebagai saksi.
PROSEDUR
10.Bila keadaan pasien tidak sadarkan diri atau keadaan lain yang tidak
memungkinkan pasien untuk menandatangani informed consent maka
dapat ditandatangani oleh keluarga/wali.
INFORMED CONSENT/PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
02/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya
PENGERTIAN atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis diagnostic atau terapeutik
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

1. Sebagai bukti adanya persetujuan secara tertulis antara dokter yang telah
menjelaskan tentang tindakan medic terhadap pasien dan resiko yang
dapat ditimbulkannya dengan pasien/keluarganya.
2. Memberikan perlindungan pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan dan secara medic tidak ada dasar
TUJUAN
pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
3. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu
kegagalan dan bersifat negative, karena prosedur medic modern tidak
tanpa resiko pada setiap tindakan medic ada melekat suatu resiko
(inherent Risk).
Informed consent sebagai landasan hukum untuk menjadi pedoman bagi para
dokter yang bekerja di RSB Budi Kartini Tasikmalaya dalam mengambil
KEBIJAKAN
keputusan tentang tindakan medic yng dianggap tepat, benar, baik sesuai
standar profesi kedokteran.
1. Apabila seorang pasien diputuskan untuk melakukan tindakan medis yang
termasuk di kebijakan informed consent (tindakan medis yang
memerlukan informed consent secara tertulis) maka dokter yang akan
melakukan tindakan medis harus memberi penjelasan dengan baik dan
jelas kepada pasien mengenai diagnosis penyakit, tindakan medic yang
akan dilakukan,resiko-resiko terhadap tindakan tersebut dan resiko bila
PROSEDUR
tidak dilakukan tindakan medis tersebut.
2. Kemudian dokter pelaku menandatangani formulir informed consent
3. Pihak pasien menandatangani informed consent tersebut dengan saksi-
saksinya dari keluarga dan pihak rumah sakit yaitu perawat.
4. Format yang sudah ditandatangani oleh yang berkepentingan (yang asli)
dimasukkan ke berkas pasien.
KONSULTASI ANTAR DOKTER

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
03/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Prosedur konsultasi antar dokter adalah tata cara pelaksanaan untuk
PENGERTIAN konsultasi atau meminta pendapat maupun terapi sesuai bidang masing-
masing.

Agar penyakit pasien dapat dikelola secara optimal sehingga tercapai


TUJUAN
kesembuhan.
Dalam hal keterbatasan keilmuan seorang dokter spesialis wajib
KEBIJAKAN mengkonsultasikan pasiennya kepada dokter spesialis lain yang sesuai dengan
kasus yang dihadapinya.
1. Dalam hal pasien dan penyakit tertentu yang kemungkinan dapat terjadi
komplikasi perlu dilakukan konsultasi kepada sejawat dokter
lain/spesialis lain.
2. Dokter pemeriksa yang akan melakukan konsultasi wajib menerangkan
kepada pasien tentang penyakitnya yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter lain sesuai bidang ilmu/spesialisasinya.
3. Apabila pasien setuju dikonsultasikan disiapkan dan diisi oleh dokter
yang merujuk (meminta konsultasi) dengan menyebutkan nama dokter
yang dituju, identitas pasien, riwayat dan diagnose pasien dan tujuan
PROSEDUR
dilakukan konsultasi.
4. Setelah memeriksa kondisi pasien yang dikonsultasikan menjawab dan
menjelaskan atau menambahkan diagnose sesuai dengan bidang
keahliannya bila ada atau usulan terapi bila perlu pada kolom jawaban di
lembar formulir konsultasi yang sama.
5. Bila pasien dirawat dokter penanggungjawab pasien utama berhak
mengatur terapi pasien selama perawatan.
6. Formulir konsultasi setelah dibaca dokter yang mengirim konsultasi
disimpan di medical record pasien.
INFORMED CONSENT/PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
04/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Penundaan pelaksanaan operasi sehubungan dengan keadaan umum pasien
PENGERTIAN yang tidak memungkinkan untuk melakukan operasi atau penundaan akibat
dari penyelesaian administrasi yang belum selesai.

Untuk menghindari komplikasi atau hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari
TUJUAN
persiapan dan keadaan umum pasien yang tidak baik.
Penundaan pelaksanaan operasi dilakukan sesuai dengan prosedur yang
KEBIJAKAN
berlaku di RSB Budi Kartini Tasikmalaya.
1. Penundaan di ruangan
a. Pasien dikunjungi oleh dokter kandungan dan dijelaskan penyebab
operasi ditunda.
b. Keluarga pasien dan bidan jaga diberi tahu oleh dokter kandungan
bahwa operasi ditunda.
c. Bidan mengkonfirmasikan ke penanggungjawab Kamar Operasi bahwa
operasi ditunda dan jelaskan alasannya.
d. Penanggungjawab Kamar Operasi memberitahukan kepada dokter
anestesi bahwa operasi ditunda/dibatalkan.
2. Penundaan di kamar Bedah
a. Pasien diperiksa kembali oleh dokter kandungan dan dokter anestesi di
ruang persiapan atas indikasi medis operasi ditunda.
b. Dokter kandungan menjelaskan kepada pasien dan keluarga penyebab
PROSEDUR
penundaan/pembatalan operasi.
c. Catat penundaan operasi di catatan harian dokter dan penyebabnya
dengan jelas dan therapy berikutnya.
d. Buat surat konsultasi ke dokter spesialis lain jika diperlukan dan
pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan.
e. Beritahukan kepada Bidan jaga tentang penundaan operasi tersebut
dan instruksikan ke bidan jaga untuk segera menjemput pasien
kembali.
f. Serah terima dengan pasien dan instruksi therapy berikutnya jika ada.
g. Operkan instruksi-instruksi lain jika ada seperti pemeriksaan
penunjang lain yang diperlukan.
h. Ingatkan kembali jika sudah ada penjadwalan ulang untuk operasi
berikutnya.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, ruangan rawat inap
PROGRAM PENGENDALIAN LOGISTIK DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
05/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Memastikan pelaksanaan pelayanan pasien di kamar operasi secara cepat,
TUJUAN
tepat, optimal serta terjamin kualitasnya.

Pengendalian logistik di kamar operasi adalah langkah-langkah penyediaan,


URAIAN UMUM pengeluaran dan penyediaan kembali alkes dan obat yang digunakan di kamar
operasi.
Kebutuhan pengelolaan logistic di kamar operasi dilakukan atas kerjasama
KEBIJAKAN semua staff kamar operasi sehingga kebutuhan pasien terpenuhi dengan
aman dan nyaman serta memperlancar operasional.
1. Pengadaan obat dan alkes ke Instalasi farmasi
a. Setelah selesai kegiatan operasi petugas OK mengisi obat dan alkes
sesuai dengan stok.
b. Petugas OK yang mengisi obat dan alkes harus melihat expired date
(tanggal kadaluarsa).
c. Petugas OK mencatat obat dan alkes yang akan diajukan ke instasasi
farmasi.
d. Petugas dari instalasi farmasi melengkapi dan mengantarkan obat dan
alkes sesuai permintaan.
e. Petugas OK melakukan pengecekan obat dan alkes yang sudah dating
dan ditulis di buku penerimaan obat dan alkes, dan apabila terjadi
PROSEDUR
kekurangan ditulis di buku dan dimintakan ke Bagian Instalasi Farmasi.
2. Penyimpanan obat dan alkes
a. Dalam penyimpanan obat dan alkes ditempatkan di gudang obat dan
alkes.
b. Obat dan alkes ditempatkan di rak yang tersedia.
c. Gudang obat dan alkes dikunci oleh penanggungjawab OK.
3. Pengecekan obat dan alkes
a. Sebelum kegiatan OK dimulai, penanggungjawab OK melakukan
inventaris obat dan alkes.
b. Penanggungjawab OK melakukan pengecekan expired date(tanggal
kadaluarsa)
UNIT TERKAIT OK
INFORMED CONSENT/PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
06/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara persiapan yang harus dilakukan dalam mengirim pasien calon
PENGERTIAN
operasi ke Kamar operasi.

Sebagai pedoman bagi Bidan jaga dan perawat ruangan dalam melakukan
TUJUAN
pengiriman pasien calon operasi ke kamar operasi
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap, akurat dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, untuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan rumah sakit.
1. Kirim pasien ke Kamar operasi sesuai dengan giliran jam operasi.
2. Sertakan kelengkapan pasien berupa:
a. Laporan status pasien
b. Surat persetujuan operasi yang telah ditanda tangani oleh pasien dan
keluarga pasien.
PROSEDUR c. Hasil-hasil pemeriksaan pasien seperti laboratorium, foto rontgen,dll.
d. Obat-obatan /alat yang diperlukan
3. Ganti pakaian pasien dengan pakaian khusus atau selimut pasien.
4. Buka protesa/gigi palsu, perhiasan pasien
5. Gunakan brancard atau kursi roda saat mengirim pasien.
6. Serah terimakan pasien kepada pewtugas kamar operasi
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Ruang rawat inap
DEKONTAMINASI SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
07/OK/2010 1/2

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara dalam melaksanakan dekontaminasi oleh petugas OK atau
PENGERTIAN
tim operasi sebelum, selama dan sesudah operasi dilaksanakan.

Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam melaksanakan proses
TUJUAN
dekontaminasi sebelum, selama dan sesudah operasi dilaksanakan.
Penanganan dan pengendalian serta tindak lanjut masalah infeksi di RSB
KEBIJAKAN dilaksanakan secara terstruktur sesuai dengan aturan yang diterapkan RSB
dan mengacu kepada aturan yang berlaku.
PROSEDUR 1. Sebelum operasi
Semua mebeller, lampu operasi dan peralatan yang tidak dapat
dipindahkan dari kamar operasi harus dibersihkan dengan lap basah yang
bersih, bebas lintingan dan mengandung desinfektan.
2. Selama operasi
a. Setiap percikan darah yang mengenai bahan-bahan lainnya harus
diangkat dengan desinfektan secepat mungkin.
b. Semua alat yang dipergunakan dalam operasi dan tidak dipakai lagi
harus dibuang ke tempat pembuangan yang tahan bocor.
c. Semua alat yang terkontaminasi atau dicurigai terkontaminasi harus
ditangani dengan cara-cara sedemikian rupa personil Kamar operasi
tidak terkontaminasi oleh alat tersebut, misalnya dengan cara
memakai sarung tangan, gaun plastic (apron), memakai penjepit alat
yang tidak steril.
d. Specimen jaringan, darah atau cairan tubuh lainnya yang akan dikirim
keluar Kamar operasi untuk pemeriksaan, harus disimpan atau
ditempatkan dalam tempat yang tahan bocor. Bagian luar dari tempat
spesimen yang akan diberikan kepada perawat sirkuler oleh petugas
yang steril harus lebih dahulu dibersihkan dengan desinfektan.
e. Karena produk-produk dari kertas sulit atau tidak mungkin untuk di
dekontaminasi, harus diupayakan agar semua yang terbuat dari kertas
seperti status pasien, hasil laboratorium, laporan X-ray atau radiografi
dan dokumen lainnya tidak terkontaminasi.
f. Kasa yang terkontaminasi harus dibuang kedalam tempat pembuangan
setelah terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Tempat sampah harus
dilapisi plastic.
g. Instrument yang jatuh dari area operasi harus segera diambil oleh
petugas OK dengan mempergunakan penjepit instrument tidak steril
dan menyimpannya kedalam baskom yang berisikan desinfektan yang
tidak korosif. Apabila masih diperlukan, alat tersebut dapat segera
dibersihkan di daerah sub steril dan selanjutnya disterilkan
menggunakan flash sterilizer.
h. Pada saat membersihkan alat tersebut perawat harus menggunakan
sarung tangan dan harus hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi di
zona sub steril
No. Dokumen No. Revisi Halaman
07/OK/2010 2/2
3. Sesudah operasi
a. Dekontaminasi suplai dan alat bedah
 Semua alat disposible yang terkontaminasi harus disimpan dalam
tempat yang tahan bocor diberikan label dan kode warna.
 Semua alat tenun yang dipergunakan selama operasi, baik kotor
maupun tidak, harus diangkat dari daerah operasi dan disimpan
pada tempat penyimpanan alat tenun kotor dengan aktivitas
seminimal mungkin.
 Semua darah atau jaringan harus terangkat dari instrument yang
dipakai operasi
b. Dekontaminasi instrument bedah
c. Semua instrument tajam seperti: pisau bedah dan jarum yang
disposable harus ditempatkan sedemikian rupa dalam wadah yang
dapat ditutup sehingga tidak membahayakan petugas yang akan
menangani instrument tersebut.
UNIT TERKAIT OK
PENYAMPAIAN INFORMED CONSENT

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
08/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga
PENGERTIAN mengenai prosedur tindakan, resiko, dan solusi alternative, rencana tindakan
serta segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana tindakan.

Sebagai pedoman bagi dokter dan bidan dalam menyampaikan proses


TUJUAN
informasi kepada pasien perihal tindakan yang akan dilaksanakan.
Tindakan/pelayanan/kegiatan, yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan, dicatat dengan lengkap, akurat, dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, untuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan Rumah Sakit Bersalin.
1. Setiap rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien sesuai
dengan prosedur indikasi medis maupun indikasi perawatan, wajib
dilaksanakan maupun diinformasikan terhadap pasien dan keluarganya,
maksud dan tujuan dilakukan tindakan.
2. Penjelasan atau penyampaian informasi dilakukan oleh dokter
penanggungjawab pasien atau bidan jaga sesuai dengan rencana tindakan
yang akan dilakukan.
3. Bila rencana tindakan disepakati, atau disetujui oleh pasien atau keluarga
PROSEDUR
pasien, wajib menandatangani surat persetujuan tindakan, disaksikan oleh
bidan jaga disertai saksi-saksi.
4. Dan apabila pasien maupun keluarga pasien tidak menyetujui/ menolak
rencana tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter kandungan ataupun
bidan jaga wajib menanda tangani surat pernyataan penolakan tindakan
medis dan keperawatan.
5. Surat pernyataan penolakan tindakan tersebut, disimpan dalam dokumen
medical record pasien.
UNIT TERKAIT OK, IGD, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap
PENCALONAN PASIEN OPERASI ELEKTIF DARI POLIKLINIK RAWAT JALAN

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
09/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara pengaturan dalam penjadwalan pasien yang akan dilakukan
PENGERTIAN
tindakan operasi dari poliklinik rawat jalan.

Sebagai pedoman bagi staf dalam mempersiapkan pasien calon operasi dari
TUJUAN
poliklinik rawat jalan.
Pasien yang dating ke Rumah sakit bersalin digolongkan menurut keadaan
KEBIJAKAN penyakit dan cara pembayaran serta ditangani sesuai prosedur yang
ditetapkan.
1. Pasien datang dari poliklinik rawat jaln.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter kandungan, pasien dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan penunjang medis (Lab,rontgen,EKG,dll).
3. Setelah hasil lengkap, rencana tindakan ditentukan.
4. Setelah pasien diberi penjelasan mengenai rencana tindakan (informed
PROSEDUR consent).
5. Pasien dikonsultasikan dengan dokter anestesi berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang oleh bidan jaga.
6. Bila disetujui, pasien langsung mendaftarkan untuk penjadwalan operasi.
7. Nama pasien dicatat dalam buku agenda operasi, jika tempat penuh maka
dilakukan penjadwalan ulang oleh petugas OK.
UNIT TERKAIT OK, Poliklinik rawat jalan
PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
10/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara pengaturan dalam penjadwalan pasien yang akan dilakukan
PENGERTIAN
tindakan operasi.

TUJUAN Sebagai acuan untuk mengatur kapan pasien akan dioperasi.


Pasien yang dating ke Rumah Sakit Bersalin digolongkan menurut keadaan
KEBIJAKAN
penyakit serta ditangani sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
1. Bidan jaga datang ke OK dengan membawa dokumen medical record
pasien beserta hasil pemeriksaan penunjang (Lab, rontgen,EKG,dll)
PROSEDUR
2. Nama pasien,diagnosa, operasi yang direncanakan dimasukan kedalam
buku OK.
UNIT TERKAIT OK, Poliklinik rawat jalan
PENJADWALAN OPERASI EMERGENCY (CITO)

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
11/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah cara pedoman atau tata cara pengaturan dalam penjadwalan operasi
PENGERTIAN
yang bersifat emergency (cito).

Sebagai acuan petugas OK untuk mengatur jadwal pelaksanaan operasi


TUJUAN
emergency (cito).
Pasien yang dating ke Rumah sakit Bersalin digolongkan menurut keadaan
KEBIJAKAN
penyakit serta ditangani sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
1. Pasien datang dari Instalasi gawat darurat atau kamar bersalin setelah
diperiksa oleh dokter kandungan.
2. Motivasi pasien dan keluarganya untuk menyetujui tindakan operasi (SIO).
3. Sertakan kelengkapan penunjang operasi antara lain: hasil lab,rontgen,
PROSEDUR
EKG (bila diperlukan).
4. Tim OK dihubungi oleh bidan jaga RSB untuk melaksanakan tindakan
operasi emergency (Cito).

UNIT TERKAIT OK
PROGRAM PENGENDALIAN LOGISTIK DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
12/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara penambahan pasien calon operasi diluar jadwal yang sudah
PENGERTIAN
ada.

Sebagai pedoman bagi staf OK dalam melaksanakan penambahan pasien


TUJUAN
calon operasi diluar jadwal yang sudah ada.
Pasien dating ke Rumah Sakit Bersalin digolongkan menurut keadaan serta
KEBIJAKAN
ditangani sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
1. Bidan jaga memberikan informasi mengenai daftar tambahan pasien calon
operasi kepada petugas OK.
2. Daftar pasien calon operasi adalah pasien-pasien yang bersifat semicito
atau cito.
3. Petugas OK melakukan konfirmasi dan klarifikasi kepada dokter kandungan
PROSEDUR
mengenai rencana tindakan dan jam operasi yang akan dilakukan.
4. Setelah ditentukan rencana tindakan serta jam operasi, petugas OK
menuliskan daftar tambahan pasien pada buku OK.
5. Petugas OK melaporkan kepada penanggung jawab OK mengenai rencana
tambahan operasi.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. Instalasi gawat darurat
3. Ruang Perawatan
PEMBATALAN OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
13/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara penyampaian informasi pada pasien dan keluarga mengenai
PENGERTIAN
pembatalan atau penundaan operasi berdasarkan indikasi medis.

Sebagai pedoman bagi dokter dan bidan jaga dalam menyampaikan proses
TUJUAN
informasi mengenai pembatalan operasi kepada pasien dan keluarga pasien.
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan, dicatat dengan lengkap, akurat, dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, untuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan Rumah Sakit Bersalin.
1. Prosedur pembatalan operasi dilakukan atas indikasi klinis.
2. Dokter kandungan maupun dokter anestesi melakukan evaluasi terhadap
keadaan klinis pasien sesuai dengan kondisi terkini.
3. Bila didapatkan keadaan yang menjadikan kontra indikasi tindakan operasi,
maka sesuai dengan kewenangan klinisnya. Dokter kandungan tersebut
berhak menunda kegiatan operasi, untuk selanjutnya melakukan
koordinasi dengan profesi lain untuk melakukan konsultasi sesuai dengan
kondisi pasien.
PROSEDUR 4. Berita acara pembatalan operasi diisi segera setelah dokter kandungan
melakukan evaluasi terhadap kondisi pasien.
5. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan mengenai keadaan pasien
tersebut, dan rencana pembatalan operasi.
6. Dokumen ditandatangani oleh dokter kandungan yang menangani operasi.
7. Operasi dapat dilakukan setelah evaluasi terhadap pasien dilakukan dan
mendapat persetujuan dari pihak yang memberi persetujuan (dokter
spesialis lain).
8. Dokumen disimpan di rekam medis pasien.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap
3. IGD
PENANGANAN PASIEN INFEKSI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
14/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara dalam menangani pasien-pasien operasi yang mengalami
PENGERTIAN
infeksi.

Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam menangani pasien-
TUJUAN
pasien infeksi.
Penanganan dan pengendalian serta tindak lanjut masalah infeksi di Rumah
KEBIJAKAN Sakit Bersalin dilaksanakan secara terstruktur sesuai dengan aturan yang
ditetapkan Rumah Sakit Bersalin dan mengacu kepada aturan yang berlaku.
1. Batasi jumlah personil yang masuk ke area operasi.
2. Bila di kamar tersebut ada lebih dari satu operasi, maka operasi pasien
yang terinfeksi dilakukan terakhir.
3. Tim steril mengenakan barakshort, sarung tangan double, dan tim yang
tidak steril mengenakan gaun biasa dan sarung tangan biasa (HBsAg +, dan
HIV +).
4. Petugas OK tidak boleh keluar sebelum operasi selesai.
5. Untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak, ada perawat yang
bertugas diluar kamar operasi.
6. Pada pintu OK harus ada peringatan atau tulisan yang menyatakan sedang
mengerjakan kasus infeksi seperti: operasi pasien hepatitis, “dilarang
PROSEDUR
masuk”, dengan tulisan warna merah.
7. Apabila operasi selesai, semua petugas melepas sarung tangan, gaun, dan
barakshort di kamar operasi tersebut dan meninggalkannya di kamar
tersebut.
8. Alat tenun, instrument, yang dipergunakan di kamar tersebut di
dekontaminasi dengan cara direndam di larutan antiseptic selama 2 jam.
9. Sampah medis dimasukan kedalam kantong dan diberi label: “sampah
infeksi”, kantong plastic harus diusahakan double.
10.Kamar operasi di dekontaminasi terlebih dahulu dengan cara penyinaran
ultra violet selama 30 menit, lalu pembersihan menyeluruh dan sinar ultra
violet kembali.
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Bagian Laundry
PEMELIHARAAN MEJA OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
15/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


PENGERTIAN Langkah-langkah teknis pemantauan kondisi dan fungsi meja operasi.

1. Menjadi acuan langkah-langkah teknis dalam kegiatan pemeliharaan meja


operasi.
TUJUAN
2. Memperkecil potensi kegagalan tiba-tiba fungsi meja operasi
3. Menjaga kinerja meja operasi optimal/ siap pakai.
Peralatan medis dan non medis, peralatan pemadam kebakaran dilengkapi
dengan manual yang mudah dimengerti, disediakan sesuai standar untuk
mendukung fungsi pelayanan, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan
KEBIJAKAN
teknologi kedokteran, dikalibrasi secara berkala, mempunyai
sertifikat/perizinan, dilakukan pemeliharaan rutin serta selalu siap dan layak
pakai.
1. Pastikan semua asesoris meja operasi terpasang/lengkap.
2. Bersihkan body meja operasi dan asesoris.
3. Periksa kondisi oli pelumas.
4. Hidupkan meja operasi untuk menghidupkan mesin penggerak oli hidrolik.
PROSEDUR
5. Pastikan gerakan hidrolik meja operasi halus.
6. Pastikan gerak mekanik accesoris meja halus/tidak macet.
7. Pastikan fungsi meja operasi dalam keadaan normal.
8. Tempatkan meja operasi pada tempat sejuk dan kering.
UNIT TERKAIT OK
INDIKATOR Kinerja Meja operasi optimal.
PELAYANAN TINDAKAN PEMBEDAHAN ELEKTIF MAUPUN CITO

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
16/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara dalam menangani pasien operasi oleh dokter kandungan dan
PENGERTIAN
penanggung jawab anestesi pada bedah elektif maupun cito.

Sebagai pedoman pelayanan kamar operasi dalam penanganan pasien bedah


TUJUAN
elektif maupun bedah cito.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanankesehatan pada Rumah Sakit
Bersalin Budi Kartini Tasikmalaya dengan lebih baik dan berkualitas sesuai
KEBIJAKAN
dengan standar mutu pelayanan rumah sakit di masa sekarang perlu
menetapkan jenis-jenis pelayanan kesehatan.
1. Pasien yang akan dioperasi dengan kelengkapan dan persyaratan yang
sudah terpenuhi (pesyaratan lengkap).
2. Tim operasi terdiri dari dokter kandungan,dokter anestesi, perawat
anestesi,perawat asisten 1, perawat asisten 2 dan atau perawat
instrument, perawat onlop.
3. Penanggung jawab operasi adalah dokter kandungan dan penanggung
jawab anestesi adalah dokter anestesi.
4. Penanggung jawab anestesi adalah dokter anestesi dan bila berhalangan
PROSEDUR
penanggung jawab anestesi adalah dokter kandungan dan tugas dalam
melakukan anestesi dapat digantikan oleh penata anestesi.
5. Apabila karena sesuatu hal dimana dokter anestesi dapat segera berada di
ruang operasi (masih di lingkungan RSB) apabila diperlukan walaupun tidak
hadir ditempat maka penanggungjawab anestesi adalah dokter anestesi.
6. Hal-hal yang berhubungan dengan tugas diatas disesuaikan aturan-aturan
administrasi, keuangan, dan aturan lainnya yang berlaku di RSB Budi
Kartini Tasikmalaya.
1. OK
2. Dokter kandungan
UNIT TERKAIT
3. Dokter anestesi
4. Keuangan
PEMELIHARAAN SCALER

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
17/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Langkah-langkah teknis pemantauan kondisi dan optimalisasi fungsi suction
PENGERTIAN
pump.

1. Menjadi acuan langkah-langkah teknis dalam kegiatan pemeliharaan


scaler.
TUJUAN
2. Memperkecil potensi kegagalan tiba-tiba fungsi scaler
3. Menjaga kinerja scaler optimal/ siap pakai.
Peralatan medis dan non medis, peralatan pemadam kebakaran dilengkapi
dengan manual yang mudah dimengerti, disediakan sesuai standar untuk
mendukung fungsi pelayanan, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan
KEBIJAKAN
teknologi kedokteran, dikalibrasi secara berkala, mempunyai
sertifikat/perizinan, dilakukan pemeliharaan rutin serta selalu siap dan layak
pakai.
1. Pastikan semua asesoris scaler terpasang/lengkap.
2. Bersihkan body scaler dan asesoris.
3. Periksa suplai air lancar
PROSEDUR 4. Hidupkan scaler.
5. Periksa fungsi pembersihan/intensitas getaran tip.
6. Periksa fungsi tip scaler.
7. Tempatkan scaler pada tempat sejuk dan kering.
INDIKATOR Kinerja scaler yang optimal
DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
18/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Tata cara menghilangkan/membersihkan alat kesehatan dari kotoran/noda
PENGERTIAN
yang melekat pada alat kesehatan.

Sebagai pedoman untuk mencegah penyebaran infeksi dan menghindari


TUJUAN factor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu sterilisasi sehingga diperoleh
hasil akhir yang optimal.
Penanganan dan pengendalian serta tindak lanjut masalah infeksi di rumah
KEBIJAKAN sakit bersalin dilaksanakan secara teratur sesuai dengan aturan yang
ditetapkan RSB dan mengacu pada aturan yang berlaku.
1. Persiapan
a. Larutan desinfektan (Chlorin 0,5%)
b. Larutan sabun/detergen
c. Air kran yang mengalir
d. Handscoon
e. Masker
f. Lap kering
g. parafin
h. Apron
i. Wadah perendam/Waskom berisi air
PROSEDUR j. Sikat instrumen
2. Pelaksanaan
a. Petugas memakai handscoon,masker,dan apron
b. Instrument direndam/disiram dengan air mengalir
c. Sikat instrument untuk melepaskan noda/kotoran yang menempel
d. Gunakan detergen agar lebih bersih, lalu bilas dengan air bersih.
e. Rendam instrument dengan chlorin 0,5% selama 10 menit lalu bilas
dengan air bersih
f. Instrument dikeringkan dan di lap dengan kain yang sudah ditetesi
paraffin.
g. Petugas cuci tangan lalu peralatan dirapikan kembali
UNIT TERKAIT OK
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN INSTRUMEN BEDAH

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
19/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


PENGERTIAN Adalah tata cara perawatan dan pemeliharaan instrument bedah

Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam perawatan dan
TUJUAN
pemeliharaan instrument bedah.
Penanganan dan pengendalian serta tindak lanjut masalah infeksi di rumah
KEBIJAKAN sakit bersalin dilaksanakan secara teratur sesuai dengan aturan yang
ditetapkan RSB dan mengacu pada aturan yang berlaku.
PROSEDUR 1. Segera bersihkan instrument setelah operasi berlangsung.
2. Buka semua instrument dengan posisi 90 0.
3. Bongkarlah semua instrument-instrumen yang biasa dibongkar.
4. Gunakan cairan desinfektan dengan takaran yang sesuai petunjuk
manufaktur.
5. Rendam instrument tersebut dalam cairan desinfektan (Maks 10 menit),
kemudian bilaslah dengan air yang mengalir (deminealisasi).
6. Untuk pencucian secara manual, bersihkan dengan cairan pencuci yang
sesuai dengan petunjuk manufaktur.
7. Sedangkan bila pencucian dengan mesin cuci, gunakan keranjang kawat
(wire basket) dan aturlah instrument-instrumen tersebut dengan baik.
Gunakan cairan pembersih yang sesuai dengan petunjuk manufaktur dan
pastikan semua instrument terendam dengan sempurna. Atur program
pencucian dan pengeringan yang sesuai.
8. Gunakan sikat untuk membersihkan bagian-bagian sambungan celah-celah
yang sempit, dan pastikaan bahwa instrument tersebut benar-benar
bersih.
9. Bilas instrument-instrumen tersebut dengan air yang mengalir
(demineralisasi).
10.Keringkan instrument-instrumen tersebut dengan handuk yang memiliki
daya serap tinggi sampai benar-benar kering.
11.Susunlah kembali instrument yang bias dibongkar agar tidak ada bagian
yang hilang.
12.Pastikan instrument tersebut benar-benar dalam keadaan bersih,
kemudian lakukan pemeriksaan visual pada fungsional instrument (untuk
menjaga kondisi instrument dalam keadaan prima), pisahkan instrument
yang rusak untuk diperbaiki dan gantilah dengan yang baru.
13.Berilah pelumas pada bagian sambungan/engsel (aesclap sterlit JG600
atau lubricant JG589), sebelum proses sterilisasidan gerak-gerakan
instrument tersebut agar bagian sambungan atau engsel benar-benar
terlumasi.
14.Susun kembali instrument tersebut kedalam set yang sesuai, dan gunakan
container untuk menghindari kerusakan pada instrument.
15.Lakukan sterilisasi dengan suhu 134 0 2 bar 5 menit dan sesuaikan muatan
dengan kapasitas autoclap.
16.Simpanlah instrument-instrumen steril pada tempat yang bersih.
UNIT TERKAIT OK

PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
20/OK/2010 1/2

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


1. Mencegah infeksi silang dari satu pasien ke pasien lain.
TUJUAN 2. Mempertahankan kebersihan dan kesterilan ruangan operasi dan
lingkungan lainnya.
RUANG LINGKUP Perawat,Bidan,dokter dan petugas OK
Suatu tindakan berupa membersihkan ruangan OK dan peralatan medisnya
URAIAN UMUM
secara berkala untuk mempertahankan kebersihan OK.
Pembersihan OK dilakukan sebagai bagian dari langkah-langkah pengendalian
KEBIJAKAN
infeksi.
PROSEDUR 1. Pembersihan rutin/harian
Yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan kamar operasi selalu
dalam keadaan siap pakai.
a. Semua instrumentarium yang dikeluarkan dari kamar operasi.
b. Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi.
c. Tempat penampungan sampah dikosongkan, dibersihkan dan dilap
dengan cairan desinfektan dan kantong plastic baru dipasang.
d. Semua peralatan yang terdapat didalam kamar operasi dibersihkan
menggunakan cairan desinfektan seperti:
 Permukaan meja operasi
 Dinding kamar operasi
 Lantai kamar operasi
 Lampu operasi dibersihkan setiap selesai operasi.
e. Sandal operasi dibersihkan bila terkena cairan tubuh 1 kali seminggu
2. Pembersihan mingguan
Yaitu pembersihan yang dilakukan secara teratur setiap seminggu sekali.
Pembersihan dijadwalkan setiap hari minggu mulai jam 07.30-10.00 WIB.
a. Semua peralatan yang ada di kamar operasi dikeluarkan dari kamar
operasi.
b. Peralatan tersebut dibersihkan dengan cairan desinfektan, perhatian
ditujukan pada bagian peralatan yang dapat menjadi tempat
berakumulasinya sisa organism,seperti bagian bawah meja operasi
dibawah matras.
c. Permukaan dinding dibersihkan dengan cairan desinfektan.
d. Lantai disemprot,dicuci/disikat dengan menggunakan detergen,
desinfektan. Setelah bersih lalu dikeringkan.
e. Peralatan dikembalikan ke tempat semula.
3. Pembersihan sewaktu
Pembersihan silkukan bila kamar operasi dipergunakan untuk tindakan
pembedahan ada kasus infeksi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh (seperti dalam
pembersihan mingguan).
b. Instrument dan alat bekas pakai harus dipisahkan/tidak boleh
dicampur dengan alat lain sebelum didesinfeksi.
c. Linen dimasukan kedalam kantong plastic khusus untuk penanganan
lebih lanjut.

No. dokumen: No. Revisi: Halaman:


20/OK/2010 2/2
d. Pemakaian kamar operasi untuk penderita berikutnya diizinkan setelah
pembersihan menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.
UNIT TERKAIT OK
PENGAMBILAN BAYI DENGAN PERSALINAN TINDAKAN

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
21/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Agar pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir dengan persalinan
TUJUAN
tindakan berjalan cepat, tepat, aman dan efektif.

RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya


URAIAN UMUM Melaksanakan pengambilan bayi baru lahir dengan persalinan tindakan.
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap, akurat dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, untuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan RSB.
1. perawat mendapat informasi dari petugas OK/kamar bersalin 15 menit
sebelum tindakan persalinan dimulai.
2. Perawat bersama petugas OK/kamar bersalin menyiapkan alat-alat
resusitasi yang akan digunakan dan pakaian bayi yang akan dipakai.
3. Perawat menerima nomor peneng dan status bayi, kemudian memeriksa
kembali status bayi apakah sesuai dengan nama ibunya.
4. Perawat menerima bayi baru lahir kemudian melaksanakan resusitasi
sesuai dengan protap yang sudah ditentukan.
5. Berkoordinasi dengan dokter spesialis anak jika ada kesulitan dalam
pelaksanaan resusitasi.
PROSEDUR
6. Selesai resusitasi dilaksanakan,perawat mengisi formulir resusitasi dan
melengkapi status bayi.
7. Kemudian bayi dibawa ke ruang perawatan (perinatologi) apabila kondisi
bayi lemah (gawat) harus menggunakan incubator transport.
8. Laksanakan perawatan rutin dan konsultasi dengan dokter spesialis anak
sesuai dengan kondisi/keadaan bayi pada saat itu.
9. Bersihkan/bereskan alat-alat yang sudah dipakai.
10.Overkan alat-alat dan kunci ruang resusitasi pada petugas OK.
11.Sterilkan alat-alat yang sudah dipakai dan disimpan kembali pada
tempatnya.
1. OK
UNIT TERKAIT
2. perinatologi
MENGGUNAKAN MASKER

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
22/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam memakai masker

RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya


URAIAN UMUM Adalah tata cara dalam memakai masker di OK
Peralatan perlengkapan keamanan pasien, peralatan pelindung diri para
pekerja dan peralatan kebersihan rumah sakit bersalin tersedia sesuai standar
KEBIJAKAN
pelayanan, digunakan secara benar, dipelihara rutin dan dalam kondisi layak
pakai.
1. cuci tangan dan ambil masker dari tempatnya.
2. Jangan memegang-megang masker sebelum dipakai.
3. Letakan masker diatas mulut dan hidung.
4. Ikatkan tali bagian atas dibelakang kepala. Pastikan talinya melewati di
PROSEDUR atas telinga.
5. Ikatkan tali bagian bawah dibelakang kepala pada garis lehernya.
6. Ganti masker sesegera mungkin apabila telah terasa lembab/basah.
7. Jangan membuka masker dari hidung dan mulut serta membiarkannya
menggantung di leher
1. OK
UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Instalasi Rawat Inap
MENGGUNAKAN JAS OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
23/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Sebagai acuan bagi tim operasi dalam memakai jas operasi sebelum tindakan
TUJUAN
pembedahan dilaksanakan.

RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya


URAIAN UMUM Adalah tata cara memakai jas operasi sebelum melaksanakan pembedahan.
Penanganan dan pengendalian serta tinfak lanjut masalah infeksi di rumah
KEBIJAKAN sakit bersalin dilaksnakan secara terstruktur sesuai dengan aturan yang
ditetapkan RSB edan mengacu kepada aturan yang berlaku.
1. Ambil jas operasi steril yang masih dilipat dengan cara mengangkatnya
keatas secara vertical. Hati-hati baju yang dipakai tidak boleh menyentuh
meja steril dimana jas operasi tadi disimpan. Cari tempat yang aman
dengan menjauhi alat/orang baik yang steril maupun tidak steril.
2. Carilah pita leher jasbagian depan, kemudian sejajarkan dengan jas operasi
setinggi bahu.
3. Untuk membuka jas operasi, peganglah bagian dalam jas operasi sebelah
depan tepat pada garis bahu dengan kedua belah tangan, kemudian
PROSEDUR
biarkan jas operasi untuk membuka sendiri. Perhatikan bahwa bagian
dalam jas harus menghadap ke tubuh dan bagian bawahnya tidak boleh
menyentuh lantai.
4. Dengan tangan sejajar bahu, masukan kedua lengan kedalam lubang
lengan jas operasi secara bersamaan.
5. Pita leher dan tali punggung lapisan dalam diikat oleh perawat sirkulasi.
6. Tali pinggang jas operasi bagian luar diikat setelah memakai sarung
tangan.
UNIT TERKAIT OK
MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN BEDAH

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
24/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam memakai sarung
TUJUAN
tangan bedah sebelum operasi dilakukan.

RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya


URAIAN UMUM Adalah tata cara atau pedoman dalam memakai sarung tangan bedah.
Penanganan dan pengendalian serta tindak lanjut masalah infeksi di rumah
KEBIJAKAN sakit bersalin dilaksanakan secara terstruktur sesuai dengan aturan yang
ditetapkan RSB dan mengacu kepada aturan yang berlaku.
1. Ambil sarung tangan sebelah kanan dengan cara memegang cuffnya yang
terlipat dengan menggunakan tangan kiri yang terbungkus cuff yang
berada pada ujung lengan operasi.
2. Ulurkan tangan kanan kedepan dengan telapak tangan menghadap keatas.
Letakan telapak sarung tangan pada telapak tangan kanan secara
berlawanan arah (bagian jari-jari sarung tangan menghadap kearah tubuh
dan ibu jari sarung tangan berada di sebelah kanan dengan memegang
ujung atas cuff pada tangan kanan diatas telapak tangan).
3. Pegang punggul cuff sarung tangan oleh tangan kiri dan Tarik kearah tubuh
PROSEDUR sehingga menutupi ujung lengan jas sebelah kanan. Sekarang, cuff sarung
tangan menutupi jas operasi dengan tangan masuk kedalam lengan jas.
4. Pegang bagian atas sarung tangan kanan dan bagian lengan jas operasi
yang berada dibawahnya dengan menggunakan tangan kiri yang masih
tertutup oleh lengan jas operasi sebelah kiri. Tarik bagian sarung tangan
yang berada diatas jari-jari tangan kanan yang diextensikan sampai
seluruhnya menutupi cuff jas operasi.
5. Pasangkan sarung tangan kiri dengan cara yang sama pada lengan sebelah
kiri. Pergunakan tangan yang sudah memakai sarung tangan untuk
menariknya.
UNIT TERKAIT OK
MEMAKAI PAKAIAN
(MITELA,MASKER, SANDAL DAN BAJU OPERASI)
No. Dokumen: Halaman:
No. Revisi:
25/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


TUJUAN Sebagai acuan bagi tim operasi sebelum memasuki kamar bedah

RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya


Adalah tata cara atau persiapan bagi tim operasi sebelum memasuki ruangan
URAIAN UMUM
OK
Peralatan perlengkapan keamanan pasien,peralatan pelindung diri para
pekerja dan peralatan kebersihan rumah sakit bersalin, tersedia sesuai
KEBIJAKAN
standar pelayanan, digunakan secara benar, dipelihara rutin dan dalam
kondisi layak pakai.
1. Penatalaksanaan
a. Tim operasi mengganti pakaian dari luar dengan pakaian OK di ruang
ganti.
b. Sebelum mengganti pakaian, tim operasi harus melakukan cuci tangan
dengan menggunakan air yang mengalir dan desinfektan.
c. Pakaian atau perlengkapan yang pertama kali harus dipakai adalah
topi operasi (satu kali pakai atau beberapa kali pakai)
d. Memakai baju operasi
e. Memakai celana operasi
f. Memakai masker
g. Memakai sandal
PROSEDUR 2. Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Rambut petugas OK atau tim operasi sebaiknya berambut pendek dan
sering dicuci, karena rambut merupakan sumber kontaminasi yang
banyak mengandung staphylococcus.
b. Semua rambut yang ada di muka dan kepala harus tertutup mitela.
c. Perhiasan kepala seperti anting dan sebagainya sebaiknya dibuka,kalau
tidak harus tertutup mitela.
d. Masker yang dipakai harus dapat menyaring percikan-percikan yang
dihasilkan sewaktu bicara, tertawa, batuk atau bersin.
e. Masker menutupi mulut dan hidung.
f. Masker harus diganti apabila telah lembab atau basah.
g. Jangan biarkan masker menggantung di leher.
UNIT TERKAIT OK
PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
26/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Sebagai pedoman petugas recovery room dalam melakukan tindakan
TUJUAN
pemasangan infus.

RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya


URAIAN UMUM Adalah tata cara pelaksanaan pemasangan infus di ruang recovery room.
Penanganan dan pengendalian serta tindak lanjut masalah infeksi di rumah
KEBIJAKAN sakit bersalin dilaksanakan secara terstruktur sesuai dengan aturan yang
ditetapkan rumah sakit bersalin dan mengacu kepada aturan yang berlaku.
1. Pasien tidur terlentang
2. Siapkan standar infus,plester, jarum infus, cairan infus, gunting dan karet
stewing
PROSEDUR
3. Siapkan untuk tindakan aseptic dan antiseptic
4. Pilih vena yang cukup besar
5. Lakukan kanulasi, sambungkan dengan slang infus dan jalankan infus.
UNIT TERKAIT RR
PENANGANAN PASIEN ONE DAY SURGERY

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
27/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


PENGERTIAN Adalah tata cara dalam menangani pasien One Day Care Surgery
Sebagai pedoman pelayanan OK dalam penanganan pasien One Day Care
TUJUAN
Surgery.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit
Bersalin Budi Kartini Tasikmalaya dengan lebih baik dan berkualitas sesuai
KEBIJAKAN dengan standar mutu pelayanan rumah sakit dimasa sekarang perlu
menetapkan jenis-jenis pelayanan kesehatan dengan pola tarif kelas non
standar.
1. Pasien datang dari poliklinik atas indikasi diagnosa dokter kandungan ke
bidan jaga untuk mendafar dan mendapat penjadwalan operasi.
2. Bidan jaga memberitahukan penanggungjawab OK untuk menjadwalkan
ODS.
3. Penjadwalan operasi sesuai dengan system penjadwalan pada pasien
PROSEDUR
elektif.
4. Apabila karena sesuatu hal yang bukan diakibatkan oleh pihak RSB
sehingga pasien memerlukan rawat inap, maka pihak OK memberitahukan
kepada Instalasi rawat inap untuk menyiapkan ruangan.
5. Pembayaran ODS dilakukan setelah operasi selesai dilakukan.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. Poliklinik
3. Keuangan
PENANGANAN SPESIMEN PASIEN

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
28/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


TUJUAN Sebagai pedoman bagi petugas OK dalam penanganan spesimen pasien.

RUANG LINGKUP Perawat


URAIAN UMUM Adalah tata cara dalam menangani specimen pasien di OK.
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap, akuran dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti jika diperlukan untuk melindungi kepentingan pasien
dan kepentingan rumah skit bersalin.
1. Tangani spesimen dengan hati-hati.
2. Perawat mengkonfirmasikan kepada dokter kandungan mengenai jenis
spesimen dan jenis pemeriksaan.
3. Perawat menyimpan spesimen kedalam tempat yang sesuai dengan
besarnya spesimen dan telah diberi larutan lalu difiksasi.
4. Beri label pada tempat spesimen tersebut dengan tulisan yang jelas,
meliputi:
a. Nama pasien
b. Nomor medical record
c. Diagnosa
d. Tanggal operasi
e. Jenis spesimen
5. Jika yang diambil lebih dari satu spesimen, harus diberi label berurutan
PROSEDUR
sesuai pengambilan dan masing-masing disimpan kedalam tempat yang
terpisah.
6. Organ seperti Rahim terlebih dahulu dibelah oleh dokter kandungan
kemudian disimpan pada tempat yang telah disediakan.
7. Apabila memakai bahan pengawet seperti formalin, jaringan seperti Rahim
harus dibelah agar formalin dapat menembus kedua sisi jaringan tersebut.
8. Tidak memaksa memasukkan jaringan spesimen kedalam tempat yang
ukurannya lebih kecil dari spesimen.
9. Tidak boleh membuang jaringan spesimen kecuali atas instruksi dokter
kandungan.
10.Spesimen dikirim ke bagian patologi anatomi oleh petugas khusus.
11.Semua spesimen yang dikirim harus disertai formulir yang tepat dan sudah
ditanda tangani oleh dokter kandungan.
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Patologi anatomi
MEMAKAI TOPI OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
29/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


PENGERTIAN Adalah tata cara dalam memakai topi di Kamar operasi
TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam memakai topi.
Peralatan perlengkapan keamanan pasien, peralatan perlindungan diri para
pekerja dan peralatan kebersihan rumah sakit bersalin , tersedia sesuai
KEBIJAKAN
standar pelayanan, digunakan secara benar, dipelihara rutin, dan dalam
kondisi layak pakai.
1. Topi dipasang bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan baju
khusus OK.
PROSEDUR
2. Topi harus menutupi seluruh rambut kepala.
3. Topi ikatan harus cukup erat.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Instalasi Rawat Inap
TEKNIK ASEPTIK-ANTISEPTIK

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
30/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh
PENGERTIAN mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan car menghambat
atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan.
1. Mencegah penyebaran bakteri dalam kamar operasi.
TUJUAN 2. Membunuh mikroorganisme
3. Mencegah timbulnya infeksi pada luka operasi
Prinsip aseptic dan antiseptic harus selalu dilaksanakan secara terus menerus
KEBIJAKAN oleh anggota tim kamar operasi, dan segera bertindak jika ada indikasi
terjadinya kontaminasi.
1. Daerah steril harus tegas batasnya.
2. Daerah operasi harus dijaga sterilitasnya.
3. Semua kasus pembedahan harus dijaga dicegah terjadinya kontaminasi.
PROSEDUR
4. Lingkungan kamar operasi harus selalu dalam keadaan bersih.
5. Tim operasi dan pasien yang ada di kamar operasi tidak menjadi sumber
kontaminasi.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Instalasi Rawat Inap
MEMAKAI PAKAIAN
(MITELA,MASKER, SANDAL DAN BAJU OPERASI)
No. Dokumen: Halaman:
No. Revisi:
31/OK/2010 1/2

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam menerima pasien
TUJUAN
calon operasi.
RUANG LINGKUP RSB Budi Kartini Tasikmalaya
Adalah tata cara penerimaan pasien calon operasi di kamar operasi oleh
URAIAN UMUM
petugas OK atau tim operasi
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah dibreikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap,akurat dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, untuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan rumah sakit bersalin
PROSEDUR Persiapan umum
1. Siapkan brankar kamar operasi yang dilengkapi dengan alas dari karet,
kain, baju pasien kamar operasi dan penutup kepala serta selimut. Untuk
operasi yang pertama, pasien dikirim ke kamar operasi 30 menit sebelum
jadwal operasi dimulai. Untuk pasien selanjutnya perawat ruangan akan
dihubungi untuk pemberian premedikasi dan pengiriman pasien kamar
operasi 30 menit sebelumnya.
2. Pemeriksaan kelengkapan persiapan operasi
2.1 Identitas pasien
 Cocokkan nama pasien dan nomor catatan medic yang tertulis di
status dengan yang tertulis di daftar operasi.
 Pastikan identitas pasien dengan menanyakan langsung kepada
pasien (apabila memungkinkan) atau kepada keluarganya.
2.2 Surat izin operasi
 Pasien elektif dari ruang perawatan
 Periksa kelengkapan pengisian data surat izin operasi
 Periksa penanda tanganan yang memberi izin operasi, yang
memberi penjelasan tentang tindakan operasi yang akan dilakukan
serta saksi.
2.3 Pemberian premedikasi
 Periksa/tanyakan pada perawat yang mengantar pasien apakah
premedikasi sudah diberikan. Apabila sudah,siapa yang
memberinya,jenis obatnya, dosisnya dan waktu pemberiannya.
 Periksa apakah ada efek yang tidak diinginkan dari pemberian
premedikasi tersebut.
2.4 Persiapan daerah operasi
 Periksa daerah operasi apakah sudah disiapkan sesuai dengan jenis
operasi.
 Apabila ada luka atau goresan pada daerah operasi akibat dari
pencukuran, tim operasi harus diberi tahu sebelum dibawa ke
kamar induksi.
 Periksa apakah kuku tangan dan kaki dalam keadaan bersih dan
pendek serta tidak memakai cat kuku.
 Pastikan bahwa pasien tidak memakai pewarna bibir (lipstick)
2.5 Puasa: periksa/tanyakan waktu terakhir makan dan minum

No. Dokumen: No. revisi: Halaman:


31/OK/2010 2/2
2.6 Protese
Apabila pasien memakai protese seperti gigi palsu, bola mata palsu
atau lensa kontak,dsb protese harus dilepas dan diserahkan kepada
keluarga/perawat yang mengantarnya. Apabila pasien memakai
implant seperti plate dan screw, dokter kandungan harus diberi tahu.
2.7 Kelengkapan status pasien
 Pastikan kelengkapan catatan klinik dan riwayat penyakitnya.
 Pastikan bahwa laporan-laporan hasil pemeriksaan dilampirkan
secara lengkap, seperti hasil pemeriksaan
rontgen,laboratorium,dsb.
 Periksa perlengkapan kebutuhan operasi seperti jumlah darah
yang akan dibutuhkan, jumlah yang sudah disiapkan, tempat
pengambilan darah tersebut.
2.8 Mengganti pakaian pasien dengan pakaian kamar operasi
UNIT TERKAIT OK
PENGAMBILAN OBAT DAN ALKES KAMAR OPERASI KE INSTALASI FARMASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
32/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Sebagai acuan bagi petugas Kamar operasi dalam menyiapkan kebutuhan
TUJUAN
obat dan alkes paket operasi ke instalasi farmasi
RUANG LINGKUP Instalasi farmasi, OK
URAIAN UMUM Adalah tata cara dalam pengambilan obat dan alkes ke Instalasi farmasi
Daftar inventaris peralatan medis dan non medis unit kerja di evaluasi dan
direvisi secara berkala, daftar inventaris bahan habis pakai (BHP) kebutuhan
KEBIJAKAN
disesuaikan dengan spesifikasi pelayanan guna menunjang kecepatan,
kegawat daruratan, Live saving dan basic life support.
1. Buatlah daftar kebutuhan obat dan alkes sesuai jenis tindakan oleh
petugas atau penanggung jawab OK.
2. Setelah ditanda tangani dan menuliskan nama pemohon, daftar usulan
kebutuhan diserahkan kepada petugas instalasi farmasi.
3. Obat dan alkes diserahkan petugas instalasi farmasi ke petugas atau
penanggung jawab OK.
PROSEDUR
4. Petugas OK mencatat obat dan alkes kedalam stok OK.
5. Bila obat dan alkes yang diajukan kurang, petugas OK dapat membuat
daftar permohonan baru yang diajukan kembali kepada instalasi farmasi
sesuai alur pertama (point 1-3)
6. Petugas instalasi farmasi tidak berkenan mengganti jenis obat atau alkes
yang dibutuhkan kecuali dengan sepengetahuan penanggung jawab OK
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Instalasi farmasi
PENYIAPAN PASIEN DI RUANG INDUKSI KAMAR OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
33/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Sebagai pedoman bagi petugas OK atau tim operasi dalam mempersiapkan
TUJUAN
pasien di ruang induksi sebelum dioperasi
RUANG LINGKUP Bidan jaga, dokter kandungan,dan petugas OK
Adalah tata laksana dalam mempersiapkan pasien calon operasi di ruang
URAIAN UMUM
induksi sebelum dilaksanakan tindakan operasi
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap, akurat dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, utnuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan rumah sakit bersalin.
1. Baju pasien diganti dengan baju operasi
2. Anamnesa, puasa, izin operasi,anesthesia dan premedikasi
3. Pemeriksaan alat kelengkapan anesthesia bersama dengan perawat yang
mengantar pasien dan melakukan serah terima.
4. Pemasangan infus (jika belum terpasang)
5. Melaporkan setiap kelainan kepada ahli anesthesia jika ada kelainan:
a. Batuk dan pilek
b. Demam lebih dari 380
PROSEDUR
c. Peningkatan tekanan darah lebih dari 30%
d. Kenaikan nadi lebih dari 100 x/menit
e. Nafas cepat lebih dari 30 x/menit
f. Keringat dingin atau menggigil
g. Penurunan kesadaran
h. Pasien ragu-ragu atau menolak operasi
6. Menanggalkan semua perhiasan,gigi palsu, pewarna bibir,dan cat kuku
7. Memberikan premedikasi
UNIT TERKAIT OK
PELAYANAN ANESTHESI PADA MASA PRE, INTRA DAN POST OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
34/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


1. Sebelum pembedahan
a. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan
penyuluhan tentang tindakan anesthesia.
b. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien.
c. Mengetahui akibat tindakan anesthesia yang akan dilakukan
d. Mengantisipasi dan menanggulangi kesakitan yang mungkin timbul
2. Selama pembedahan
TUJUAN a. Mengusahakan kondisi optimal dari pasien agar dapat menjalani
pembedahan dengan hasil sebaik-baiknya.
b. Mengetahui dan mengantisipasi akibat tindakan anesthesia yang telah
dilakukan.
3. Setelah pembedahan
a. Pasien sudah tidak ter anesthesia
b. Pasien keluar dari kamar operasi sudah memenuhi syarat-syarat
penilaian aldert score
RUANG LINGKUP Bidan, dokter, dan petugas OK
Tata cara pelaksanaan anesthesia pada masa sebelum, selama dan sesudah
URAIAN UMUM
operasi
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap, akurat dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti apabila diperlukan, untuk melindungi kepentingan
pasien dan kepentingan rumah sakit bersalin.
PROSEDUR 1. Sebelum pembedahan
a. Melakukan kunjungan pra anesthesia untuk menilai status fisik pasien
sebatas wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi
c. Menyiapkan alat dan mesin anesthesia dan kelengkapan formulir
anesthesi
d. Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anesthesi
e. Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain:
 Mengikat meja operasi
 Standar tangan
 Kunci meja operasi
 Boog kepala
 Standar infus
f. Meyiapkan botol suction
g. Mengatur meja operasi sesuai tindakan operasi
h. Memasang infuse/transfuse darah jika diperlukan
i. Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter anesthesia
j. Mengukur tanda vital menilai kembali kondisi fisik pasien
k. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh dan aspirasi
l. Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk pengaman
m. Menyiapkan obat-obatan bius dan membantu ahli anesthesia dalam
proses pembiusan

No. Dokumen: No. revisi Halaman


34/OK/2010 2/2
2. Saat pembedahan
a. Membebaskan jalan nafas dengan cara mempertahankan posisi kepala
tetap extensi, menghisap lender dan mempertahankan posisi
endotracheal tube.
b. Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara memantau
flowmeter pada mesin pembiusan
c. Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur dan
memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan antara lain:
 Cairan lambung
 Cairan rongga tubuh
 Urine
 pendarahan
d. Mengukur tanda-tanda vital
e. Memberi obat-obatan sesuai program pengobatan
f. Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter ahli anesthesi/dokter
kandungan
g. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh
h. Menilai hilangnya efek obat anesthesi pada pasien
i. Melakukan resusitasi pada henti jantung
3. Setelah pembedahan
a. Mempertahankan jalan nafas pasien
b. Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui sirkulasi, pernafasan
dan keseimbangan cairan
c. Memantau tingkat kesadaran dan reflek pasien
d. Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien perioperatif
e. Menilai respon pasien terhadap efek obat anesthesi
f. Memindahkan pasien ke RR/ruang rawat bila kondisi stabil atas izin
ahli anesthesia
g. Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama dan
sesudah pembiusan
h. Merapihkan alat-alat anesthesi ke tempat semula.
UNIT TERKAIT OK
PENANGANAN BENDA TAJAM

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
35/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara dalam menangani pisau, jarum jahit, jarum infeksi dan benda
PENGERTIAN
tajam lainnya sehabis pakai di kamar operasi
Sebagai acuan bagi petugas OK atau tim operasi dalam menangani pisau,
TUJUAN jarum jahit, jarum infeksi dan benda tajam lainnya sehabis pakai di kamar
operasi
Penanggulangan bencana (disaster), kecelakaan kerja dan penyakit akibat
KEBIJAKAN kerja ditangani secara terstruktur sesuai dengan krisis management dan
dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
1. Pisahkan benda tajam yang terbuat dari metal dan kaca
2. Benda tajam seperti pisau, jarum jahit dicuci dan dikeringkan
3. Setelah dicuci dan dikeringkan dimasukan kedalam kotak yang disediakan
di kamar operasi, kotak ditutup kembali
4. Jarum injeksi, jarum spinal, jarum epidural dan jenisnya dicuci dan
dikeringkan
5. Pisahkan jarum tersebut dari spuitnya, jarum dimasukan ke kotak yang
PROSEDUR
sama dengan kotak pisau bekas dan spuitnya dibuang ke kotak sampah
medis yang tersedia di kamar operasi
6. Benda tajam yang terbuat dari kaca seperti ampul dimasukan ke kotak
tersendiri yang tersedia di kamar operasi
7. Selanjutnya benda-benda tajam tersebut oleh petugas cleaning service
dikirimkan ke penampungan limbah medis sebelum diangkut oleh jasa
medivest.
1. OK
2. IGD
UNIT TERKAIT 3. Instalasi rawat inap
4. Instalasi rawat jalan
5. Kamar bersalin
PENGIRIMAN DAN PEMERIKSAN JARINGAN PATOLOGI ANATOMI/ PA

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
36/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap sel jaringan tubuh dan
cairan yang berasal dari tubuh manusia, serta menggunakan metode tertentu
PENGERTIAN
untuk mendapatkan diagnosis daripada kelainan yang diderita pasien. Atau
tata cara dalam menangani specimen pasien di kamar bedah.
TUJUAN Sebagai pedoman bagi petugas OK dalam penanganan specimen pasien
Tindakan/pelayanan/kegiatan yang telah diberikan kepada pasien atau telah
dilaksanakan dicatat dengan lengkap, akuran dan benar dalam dokumen,
KEBIJAKAN
dibuatkan tanda bukti jika diperlukan untuk melindungi kepentingan pasien
dan kepentingan rumah sakit bersalin.
1. Tangani spesimen dengan hati-hati.
2. Perawat mengkonfirmasikan kepada dokter kandungan mengenai jenis
spesimen dan jenis pemeriksaan.
3. Perawat menyimpan spesimen kedalam tempat yang sesuai dengan
besarnya spesimen dan telah diberi larutan lalu difiksasi.
4. Beri label pada tempat spesimen tersebut dengan tulisan yang jelas,
meliputi:
a. Nama pasien
b. Nomor medical record
c. Diagnosa
d. Tanggal operasi
e. Jenis spesimen
5. Jika yang diambil lebih dari satu spesimen, harus diberi label berurutan
PROSEDUR
sesuai pengambilan dan masing-masing disimpan kedalam tempat yang
terpisah.
6. Organ seperti Rahim terlebih dahulu dibelah oleh dokter kandungan
kemudian disimpan pada tempat yang telah disediakan.
7. Apabila memakai bahan pengawet seperti formalin, jaringan seperti Rahim
harus dibelah agar formalin dapat menembus kedua sisi jaringan tersebut.
8. Tidak memaksa memasukkan jaringan spesimen kedalam tempat yang
ukurannya lebih kecil dari spesimen.
9. Tidak boleh membuang jaringan spesimen kecuali atas instruksi dokter
kandungan.
10.Spesimen dikirim ke bagian patologi anatomi oleh petugas khusus.
11.Semua spesimen yang dikirim harus disertai formulir yang tepat dan sudah
ditanda tangani oleh dokter kandungan.
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Patologi anatomi
PROGRAM PENGENDALIAN LOGISTIK

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
37/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah salah satu langkah/cara yang disusun di kamar operasi yang berfungsi
PENGERTIAN untuk mencatat dan melaporkan alat-alat kesehatan yang keluar dan yang
masuk.
Agar pelayanan tindakan pembedahan di kamar operasi berjalan dengan
TUJUAN
lancer.
Mutu pelayanan sesuai dengan standar yang berlaku, di evaluasi rutin dengan
KEBIJAKAN post delivery audit (PDA), dipantau berkala dilakukan oleh unit kerja yang
bersangkutan.
1. Petugas kamar operasi yang bertugas mencatat dan melaporkan setiap
barang/alat kesehatan yang keluar masuk pada buku catatan inventaris
alat/barang.
2. Petugas kamar operasi yang bertugas harus menghitung jumlah alat dan
barang kesehatan yang dipakai pada buku inventaris alat dan barang
PROSEDUR 3. Apabila ada barang atau alat kesehatan yang tidak sesuai dengan jumlah
inventaris (hilang atau rusak) harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab OK kurang dari 12 jam.
4. Penanggungjawab OK harus segera berkoordinasi dengan instalasi farmasi
untuk pemenuhan alat/barang kesehatan yang dibutuhkan kurang dari 6
jam.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. Instalasi farmasi
3. Bagian Laundry
PENGAMBILAN/PENGANGKUTAN LINEN KOTOR
DARI KAMAR OPERASI
No. Dokumen: Halaman:
No. Revisi:
38/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Adalah tata cara pengambilan/pengangkutan linen kotor oleh petugas laundry
PENGERTIAN
dari unit-unit pelayanan ke bagian pencucian (laundry)
1. Structural
Sebagai acuan bagi petugas laundry dan petugas ruangan (unit kerja)
dalam proses pengambilan/pengangkutan linen kotor.
TUJUAN 2. Fungsional
Untuk memperlancar pekerjaan di bagian-bagian serta laundry dalam
melayani pengangkutan linen serta untuk menjamin kebersihan
lingkungan dan keselamatan/kesehatan kerja karyawan.
Struktur/bagan organisasi dan uraian tugas pelaksana unit kerja disusun
berdasarkan tugas pokok dan fungsi, ditetapkan oleh direktur rumah sakit
KEBIJAKAN
bersalin, dievaluasi dan direvisi sesuai kebutuhan organisasi serta
tersosialisasi kepada pihak terkait.
1. Pengambilan linen kotor dilakukan oleh petugas laundry.
2. Petugas laundry bersama petugas dari unit kerja memisahkan serta
menghitung jenis, serta jumlah dari masing-masing linen.
3. Untuk yang berpenyakit menular, setelah direndam dengan cairan
PROSEDUR desinfektan di unit kerja selama minimal 6 jam, kemudian diperas dan
dihitung jumlahnya, selanjutnya dimasukkan kedalam kantong plastik
hitam.
4. Petugas unit kerja menyerahkan barang linen kotor tersebut dengan
menggunakan buku penyerahan barang linen kotor kepada petugas laundy
1. OK
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap
3. Bagian Laundry
PENGELOLAAN LINEN

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
39/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


PENGERTIAN Adalah tata cara pengelolaan linen baik yang pre operasi dan post operasi.
TUJUAN Untuk lebih meningkatkan ketertiban dalam pengelolaan linen.
Peralatan pelengkapan keamanan pasien, peralatan pelindung diri para
pekerja dan peralatan kebersihan rumah sakit bersalin, tersedia sesuai
KEBIJAKAN
standar pelayanan, digunakan secara benar, dipelihara rutin dan dalam
kondisi layak pakai.
1. Pasca pembedahan dari OK ke laundry
a. Alat yang steril setelah dipakai (unsterile) dicatat di buku lalu
dimasukan ke dalam bak penampungan alat tenun yang telah diisi
cairan desinfektan melalui pintu alat kotor.
b. Kirim ke tempat dekontaminasi
c. Hitung jumlah alat tenun dan dicatat pada buku.
PROSEDUR
d. kirim ke laundry
2. Dari laundry ke OK
a. Alat tenun yang sudah bersih dari laundry dihitung sesuai jumlah
pengiriman, disortir dan dilipat sesuai ketentuan.
b. Lakukan pengepakan (packing) dengan menggunakan steril container
c. Alat tenun yang sudah dipak lalu disterilkan.
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Bagian Laundry
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
40/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


1. Pencegahan adalah suatu tindakan yang dilakukan agar tidak terjadi hal-
hal yang dapat merugikan.
2. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat setelah dilakukan tindakan
PENGERTIAN
di rumah sakit.
3. Kamar operasi adalah unit khusus di Rumah Sakit Bersalin yang
menyelenggarakan pembedahan dan membutuhkan suci hama atau steril.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pencegahan infeksi nosokomial di
TUJUAN
kamar operasi untuk mencegah terjadinya infeksi pasca operasi.
1. Petugas kamar operasi atau pasien memakai baju khusus
2. Memperhatikan batas septik, aseptik dan sterilisasi ruangan.
3. Memperhatikan prinsip-prinsip steril dalam melaksanakan tindakan
pembedahan.
4. Membedakan cara pembuangan sampah infeksi dan non infeksi.
KEBIJAKAN
5. Melakukan pembersihan ruangan secara berkala.
6. Membersihkan alat-alat secara rutin.
7. Menyeterilkan alat-alat operasi sesuai prosedur.
8. Penyimpanan alat steril dengan prosedur prinsip aseptik.
9. Mencegah terjadinya kontaminasi
PROSEDUR 1. Sistem pembedahan, alat-alat instrumen atau linen disterilkan oleh
petugas khusus.
2. Tim operasi (Dokter kandungan, asisten, perawat, petugas anesthesi)
mengganti baju khusus dan memakai topi khusus sebelum masuk ke kamar
operasi.
3. Sebelum masuk ke kamar operasi, baju pasien diganti dengan baju khusus
serta memakai topi khusus.
4. Perawat anestesi membawa pasien ke kamar operasi dan dipindahkan dari
blankar ke meja operasi.
5. Tim bedah melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan,
memakai jas operasi steril dan sarung tangan steril.
6. Perawat sirkuler menutup pintu kamar operasi selama pembedahan
berlangsung.
7. Perawat instrumen menyiapkan meja instrumen tanpa menyebabkan
kontaminasi.
8. Tim bedah menggunakan alat-alat operasi dalam keadaan steril.
9. Perawat asisten mencuci daerah operasi dengan anti septik sesuai
prosedur.
10.Tim bedah menutup daerah operasi dengan menggunakan linen atau dok
steril.
11.Tim bedah membatasi orang-orang yang terlibat dalam kamar operasi.
12.Tim bedah menetapkan prinsip aseptik dan anti septik selama operasi.
13.Tim bedah melarang anggotanya keluar masuk dari ruangan kamar operasi
selama tindakan pembedahan berlangsung.
14.Tim bedah segera mengganti sarung tangan bila terjadi kebocoran selama
tindakan pembedahan.
No. Dokumen NO. Revisi Halaman
40/OK/2010 2/2
15. Setelah selesai tindakan pembedahan, perawat asisten membersihkan
luka operasi dengan kassa yang telah dibasahi dengan mael dan menutup
luka operasi dengan kassa yang sudah diberi anti septik.
16. Perawat instrumen membersihkan peralatan sesuai dengan prosedur
perawatan alat.
17. Setelah pencucian selesai, alat disterilkan
18. Petugas cleaning service membersihkan ruangan kamar operasi sesuai
dengan prosedur teknik aseptik.
1. OK
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap
3. Cleaning service
PENGHITUNGAN KASA DAN INSTRUMEN PRE DAN POST OPERASI

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
41/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Prosedur yang menerangkan tentang tata tertib penghitungan kassa,
PENGERTIAN instrumen, pisau/jarum bedah pada waktu menyiapkan di meja instrumen,
pada saat melakukan pembedahan dan sebelum menutup luka operasi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penghitungan kassa, instrumen,
TUJUAN pisau/ jarum bedah guna mencocokkan jumlahnya sebelum dan sesudah
tindakan operasi.
1. Direktur menetapkan kebijakan, prosedur penghitungan kassa, instrumen,
KEBIJAKAN pisau/jarum bedah.
2. Petugas kamar operasi melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
1. Sebelum tindakan operasi dimulai, perawat instrumen menghitung jumlah
kassa, instrumen, pisau/jarum bedah disaksikan oleh perawat onploop.
2. Perawat onploop mencatat jumlah kassa, instrumen, pisau/jarum bedah
yang akan dipakai pada buku catatan.
3. Apabila selama operasi diperlukan tambahan kassa, instrumen,
pisau/jarum bedah, perawat onploop mensuplainya kepada perawat
instrumen. Sebelum dipergunakan, perawat instrumen menghitung dan
mencatat kassa, instrumen, pisau/jarum bedah tersebut seperti yang
dilakukan pada saat sebelum operasi.
4. Kapanpun selama operasi bila ada waktu, perawat instrumen bersama
perawat onploop menghitung kassa,instrumen, pisau/jarum bedah untuk
mengetahui kelengkapan jumlahnya sesuai dengan jumlah yang dihitung
sebelumnya.
5. Selama operasi perawat omploop/petugas lainnya tidak boleh membawa
kassa,instrumen, pisau/jarum bedah keluar dari kamar operasi
PROSEDUR
6. Perawat instrumen bersma perawat omploop harus sudah selesai
menghitung kassa, instrumen, pisau/jarum bedah pada saat dokter
kandungan akan menutup luka operasi.
7. Apabila semua lengkap, perawat instrumen memberi tahu dokter
kandungan bahwa kassa, instrumen, pisau/jarum bedah lengkap.
8. Setelah pemberitahuan dari perawat instrumen bahwa semuanya
lengkap,dokter kandungan mulai menutup luka operasi.
9. Apabila tidak lengkap, perawat instrumen memberitahukan dokter
kandungan bahwa ada jumlah yang tidak lengkap. Semua tim operasi
mencari kassa, instrumen, pisau/jarum bedah yang hilang.
10.Apabila tidak ditemukan, tim operasi harus memutuskan untuk melakukan
“X-Ray” pada daerah operasi.
11.Perawat instrumen dan perawat omploop menulis peringatan bahwa
“kassa, instrumen, pisau/jarum bedah lengkap” dan menanda tangani
pernyataan dan menulis nama jelas.
UNIT TERKAIT OK
SERAH TERIMA PASIEN DARI RUANG RECOVERY KE RUANG PERAWATAN

No. Dokumen: Halaman:


No. Revisi:
42/OK/2010 1/1

Ditetapkan
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
01/12/2010
OPERASIONAL

Dr. Ai Heni Mulyani,Sp.OG.


Prosedur yang menerangkan tentang kegiatan penyerah terimaan pasien yang
PENGERTIAN
telah di operasi dari ruang recovery ke ruang perawatan.
1. Sebagai acuandalam pelaksanaan penyerah terimaan pasien yang telah
dioperasi dari ruang recovery ke ruang perawatan.
TUJUAN
2. Penilaian tingkat pulih sadar pasien untuk kriteria pemindahan ke ruang
perawatan.
KEBIJAKAN
1. Perawat anesthesi menempatkan pasien di ruang recovery (RR.)
2. Selama di ruang recovery dilakukan monitoring pasien dan monitoring
kemungkinan kemungkinan timbulnya komplikasi post anesthesi dan
pembedahan.
3. Selama di ruang recovery pasien dinilai tingkat pulih sadarnya untuk
kriteria untuk pemindahan ke ruang perawatan.
4. Penilaian tingkat pulih sadar pasien dengan dengan menggunakan kriteria
Aldrete score:

Nilai 0 1 2
Kesadaran Sadar orientasi Dapat Tidak dapat
baik dibangunkan dibangunkan
warna Merah muda Pucat atau Sianosis
tanpa O2 kehitaman dengan O2
Sa>92% O2 perlu O2 tetap <90%
PROSEDUR Sa O2>90%
Aktivitas 4 ekstrimitas 2 ekstrimitas
Tak ada
bergerak bergerak ekstrimitas
gerak
Respirasi Dapat nafas Sesak nafas, Apnoe atau
dalam, batuk nafas dangkal obstruksi
Kardio vascular Tekanan darah Berubah 20- Berubah >50%
berubah <20% 30%

Kriteria pindah dari ruang recovery jika nilai 9 atau 10


5. Periksa kembali keadaan umum pasien dan hasilnya dilaporkan kepada
dokter anesthesi.
6. Apabila pasien dinyatakan telah layak,diserah terimakan ke ruang
perawatan oleh dokter anesthesi. Petugas RR memanggil perawat
ruangan.
7. Pasien dipindahkan ke ruangan dengan menyertakan status pasien serta
data penunjang lainnya termasuk instruksi dari dokter anesthesi.
1. OK
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai