Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH DAN IDENTITAS MUHAMMADIYAH

DI SUSUN OLEH :

RIESTA

NIM 105611116421

HUMANIERA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan


Rahmat dan Ridho- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sejarah dan Identitas Muhammadiyah” ini sebagai tugas dari
kakanda Eriks Febriangsyah selaku Ketua Korps Fasilitator Humaniera Fisip
Unismuh Makassar sebagai salah satu langkah sebelum dilaksanakan Diklatpim
II.

Penulis sangat berharap semoga Makalah ini dapat menambah


wawasan,pengetahuan dan pengalaman serta dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya dan dapat memenuhi kriteria tugas yang diberikan serta
dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun


makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan dan menerima kritik
positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang. Akhir kata kami ucapkan
“Terima Kasih” Wassalam.

GOWA,2 Juni 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4
A. Latar belakang ...................................................................................... 4
B. Rumusan masalah................................................................................. 5
C. Tujuan .................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 6
A. Sejarah muhammadiyah ....................................................................... 6
B. Tujuan muhammadiyah ........................................................................ 9
C. Rumusan ediologi ................................................................................ 9
D. 5 dotrin muhammadiyah ...................................................................... 13
E. Struktur organisasi ............................................................................... 15
F. Amal usha muhammadiyah .................................................................. 15
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16
A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ormas atau organisasi kemasyarakatan memiliki peran yang
signifikan dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, baik itu pra
kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Ormas senantiasa berada
dibaris depan dalam perjuangan bangsa merebut kemerdekaan dari
penjajah. Ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama
(NU) telah memberikan konstribusi positif dalam memajukan
bangsa Indonesia dari semua aspek. Ormas dengan kekuatan dan
jejaring anggotanya yang sampai di daerah-daerah serta berbagai
sarana pendidikan, kesehatan, sosial yang dimilikinya mampu
meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia ketika terpuruk pada
masa awal pasca kemerdekaan. Salah satu ormas yang membantu
bangsa ini dalam meraih kemerdekaannya sekaligus meningkatkan
kualitas dan kesejateraan hidup masyarakat pasca kemerdekaan
adalah Persyarikatan Muhammadiyah. Secara etimologis
Muhammadiyah berasal dari dua suku kata ; Muhammad dan iyah.
Muhammad berarti Nabi dan Rasulullah (Muhammad SAW)
sedangkan Iyah berarti pengikut. Jadi persyarikatan Muhammadiyah
secara etimologis berarti peningikut nabi Muhammad SAW, dalam
arti mengamalkan sunnah-sunnahnya sekaligus jejak perjuangannya
dalam memajukan agama Islam. Muhammadiyah merupakan
gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam
dan bersumber pada Alquran dan sunah, didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330 H, bertepatan 18 November
1912 Miladiyah di Kauman kota Yogyakarta. Menurut anggaran
dasar yang diajukan kepada pemerintah pada waktu pendiriannya,
terdapat 9 orang pengurus inti, yaitu: Ahmad Dahlan sebagai kctua,
Abdullah Sirat sebagai sekretaris, Ahmad, Abdul Rahman, Sarkawi,
Muhammad, Jaelani, Akis, dan Mohammad Fakih sebagai anggota.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menjadi sejarah terbentuknya muhammadiyah ?
2. Identitas apa yang memperkuat terbentuknya muhammadiyah ?

C. TUJUAN
Bagaimana pembaca mampu mengetahui apa sih muhammadiyah dan
bagaimana kita mmapu mengenal identitas-identitas muhammadiyah
hingga saat ini perkembangan yang ia lalui.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH MUHAMMADIYAH
Secara garis besar kelahiran Muhammadiyah dilandasi oleh 2 (dua) faktor
utama, yakni faktor subjektif dan faktor objektif. Faktor subjektif adalah
faktor yang datangnya dari KH. Ahmad Dahlan secara personal,
sedangkan faktor objektif terbagi menjadi 2 (dua), yakni internal atau
kondisi umat Islam dan bangsa Indonesia dan eksternal atau kondisi umat
Islam secara global.
a.) Faktor subjektif ini dilandasi oleh perenungan (kontemplasi) KH.
Ahmad Dahlan yang melakukan pembacaan secara kritis terhadap
kondisi umat dan bangsa. Beliau menilai ajaran Islam yang universal
(rahmatan lil alamin) yang bersumber dari AL Qur‟an dan As Sunnah
tidak dipahami dan tidak dinyatalaksanakan dengan konsisten, hal ini
menurut beliau menyebabkan terjadinya bias dalam beragama
(signifitasi), dimana umat Islam menjalankan Islam tidak sesuai
dengan sumbernya melainkan cenderung terhegemoni oleh ajaran
nenek moyang maka yang terjadi adalah nilai ajaran Islam terdistorsi
oleh ajaran nenek moyang (animisme dan sinkritisme) dan
menyebabkan lahirnya penyakit tauhid yakni takhyul, bid‟ah dan
khurafat. Selain itu beliau melihat, rendahnya pemahaman agama
(Islam) umat pada masa itu menyebabkan sebagian besar umat
terkungkung dalam kemiskinan dan kebodohan karena menganggap
kedua hal tersebut adalah takdir semata yang harus diterima begitu
saja, padahal Islam mengajarkan optimisme dalam menjalankan hidup,
bahkan beliau sangat risau ketika melihat Islam hanya diamalkan
sebagai ritus semata.
Hal ini membuat beliau tergerak untuk menghadirkan Islam yang
transformatif, yang membangun hubungan dengan Allah (transenden),
sekaligus membebaskan manusia dari kemiskinan dan kebodohan

6
struktural, serta penindasan bahkan penghambaan manusia atas
manusia (liberasi) dan mengajarkan umat untuk membangun hubungan
yang baik atas sesama makhluk dengan prinsip tolerasi, egaliter, tolong
menolong, dan lain-lain (Humanitas). Upaya tersebut diyakini oleh
KH. Ahmad Dahlan akan lebih baik dan lebih cepat terwujud apabila
dilakukan secara bersama, diorganisir, terencana, sistematis, kontinyu
dan senantiasa berlandaskan keikhlasan ( Al Imran 104).
b) Faktor Objektif
- Internal

Pada abad XIX kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia telah semakin


mantap, yang tentu saja secara langsung berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan di dalam masyarakat. Secara politik, kontrol
pemerintah kolonial terhadap wilayah, penguasa lokal, dan masyarakat
secara umum telah berjalan secara sistematis melalui jaringan birokrasi
kolonial yang telah mampu bcrpengaruh sampai tingkat yang paling
rendah‟ walaupun di beberapa daerah, terutama di luar pulau Jawa,
masih terjadi perlawanan terhadap perluasan kekuasaan kolonial.
Politik tanam paksa yang dilakukan penjajah semakin memperburuk
kondisi masyarakat pada masa itu.

Pemerintah kolonial juga membatasi pendidikan hanya untuk sedikit


rakyat pribumi khususnya bagi mereka yang ningrat(darah biru) dan
pribumi yang mendukung pendudukan kolonial di Indonesia. Walau
begitu, hal ini mampu dimanfaatkan oleh sebagian rakyat, sehingga
secara perlahan komunitas intelektual (terpelajar) terbentuk dan mulai
menyusun strategi untuk mengusir penjajah.

Sejalan dengan kondisi bangsa, kondisi umat Islam Indonesia tidak


lebih baik, pada masa itu sangat jauh menyimpang dari ajaran Islam
murni yang bersumber dari Al Qur‟an dan As Sunnah. Islam di

7
Indonesia pada abad XIX juga mengalami krisis kemurnian ajaran,
kestatisan pemikiran maupun aktivitas, dan pertentangan internal.
Perjalanan historis penyebaran agama Islam di Indonesia sejak masa
awal melalui proses akulturasi dan sinkretisme, pada satu sisi telah
berhasil meningkatkan kuantitas umat Islam. Akan tetapi secara
kualitas muncul kristalisasi ajaran Islam yang menyimpang dari ajaran
Islam yang murni. Pengamalan ajaran Islam bercampur dengan
takhyul, bid‟ah, dan khurafat. Di samping itu, pemikiran umat Islam
juga terbelenggu oleh otoritas madzhab dan taqlid kepada para ulama
sehingga ijtihad tidak dilakukan lagi. Dalam pengajaran agama Islam,
secara umum Qur‟an yang menjadi sumber ajaran hanya diajarkan
pada tingkat bacaan, sedangkan terjemahan dan tafsir hanya boleh
dipelajari oleh orang-orang tertentu saja.

Begitupun dengan aplikasi atau pengamalan Al Qur‟an tidak nampak


baik dalam kehidupan pribadi maupun social kemasyarakatan.
Sementara itu, pertentangan yang bersumber pada masalah khilafiyah
dan firu„iyah sering muncul dalam masyarakat Muslim, akibatnya
muncul berbagai firqah dan pertentangan yang bersifat laten. Kondisi
umat Islam yang sangat merosot sedikit banyak dipengaruhi akibat dari
kedatangan kolonial yang mengalami perlawanan dari umat Islam
sehingga langsung maupun tidak langsung umat Islam menjadi musuh
utama kolonial Belanda.
-Eksternal

Kondisi umat Islam secara global juga mengalami kemorosotan akibat


friksi-friksi yang kuat karena perbedaan penafsiran, taqlid terhadap
ulama dan mazhab tertentu. Di tengah-tengah kemerosotan itu, sejak
pertengahan abad XIX muncul usaha untuk mengatasi krisis internal
dalam proses sosialisasi ajaran Islam, akidah, maupun pemikiran pada
sebagian besar masyarakat, baik yang disebabkan oleh dominasi

8
kolonialisme dan imperialisme Barat, maupun sebab--sebab lain yang
ada dalam masyarakat Muslim itu sendiri muncul ide-ide pemurnian
ajaran dan kesadaran politik di kalangan umat Islam melalui pemikiran
dan aktivitas tokoh--tokoh seperti: Jamaludin Al-Afgani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, dan para pendukung Muhammad bin Abdul
Wahab.„L Jamaludin Al-Afgani banyak bergerak dalam bidang politik,
yang diarahkan pada ide persaudaraan umat Islam sedunia dan gerakan
perjuangan pembebasan tanah air umat Islam dari kolonialisme Barat.
Sementara itu, Muhammad Abduh dan muridnya, Rasyid Ridha,
berusaha memerangi kestatisan, syirk, bid‟ah, khurafat, taqlid, dan
membuka pintu ijtihad di kalangan umat Islam. Kesadaran tersebut
juga mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan
Islam di Indonesia.

B. TUJUAN MUHAMMADIYAH
Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga
sekarang ini telah mengalami beberapa kali perubahan redaksional,
perubahan susunan bahasa dan istilah. Tetapi, dari segi isi, maksud dan
tujuan Muhammadiyah tidak berubah dari semula. Pada waktu pertama
berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagi berikut :
- Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw. kepada
penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta
- Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya Hingga
tahun 2000, terjadi tujuh kali perubahan redaksional maksud dan
tujuan Muhamadiyah. Dalam muktamarnya yang ke-44 yang
diselenggarakan di Jakarta bulan Juli 2000 telah ditetapkan maksud
dan tujuan Muhamadiyah, yaitu : Menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridhai Allah SWT (BAB II Pasal 3).

C. RUMUSAN IDEOLOGI

9
Ideologi Berasal Dari Kata Idea Dan Logos, Yaitu Ajaran Atau Ilmu
Pengetahuan Yang Secara Sistematis Dan Menyeluruh Membahas
Gagasan, Cita-Cita, Angan-Angan Atau Gambaran Dalam Pikiran
Untuk Mendapatkan Keyakinan Mengenai Hidup Dan Kehidupan
Yang Benar Dan Tepat (Jindar Taminy) Muhammadiyah sebagai
gerakan agama yang didalamnya terkandung sistem keyakinan,
pengetahuan, organisasi, raktik aktivitas, yang mengarah pada tujuan
yang dicita-citakan. 3 (tiga) Pilar ideologi Muhammadiyah :
- Jamaah (warga)
- Jam‟iyah (organisasi)
- Imamah (kepemimpinan)
Adapun hal-hal yang mendukung ideology Muhamadiyah adalah :
1. Alam pikiran muhammadiyah telah diadopsi masyarakat luas
sehingga menjadi sebuah gerakan tersendiri yang membedakan dengan
gerakan lain
2. Telah memiliki doktrin gerakan
3. Muhammadiyah telah tumbuh sebagai sebuah sistem gerakan yang
terorganisasi rapi untuk mencapai cita-cita sosialnya
4. Telah dianut oleh sejumlah besar umat
5. Mempunyai cita-cita sosial, yaitu masyarakat islam yang sebenar-
benarnya.
Beberapa rumusan Ideologi Muhammadiyah :
1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
2. Matan dan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)
3. Kepribadian Muhammadiyah
4. Tafsir 12 Langkah Muhammadiyah

12 Tafsir Langkah Muhammadiyah


Langkah ini timbul karena dalam organisasi sering timbul kejenuhan,
kebosanan, dan tidak semangat. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memperdalam masuknya iman

10
a. Mempertebal iman, upayanya: sering melakukan kebajikan,
menghindarkan
kemaksiatan.
b. Menjaga agar cahaya iman senantiasa cemerlang.
2. Memperluas paham agama
a. Hukum-hukum islam dapat berubah-ubah dengan mengingat
keadaan orang.
b. Agama islam tidak mengikat paham yaitu islam tidak terikat kepada
mazhab. Muhmmadiyah cenderung kepada tarjih (menurut hukum
yang kuat) muhammadiyah tidak menganut paham tertentu.
3. Memperbaiki budi pekerti (merealisasikan akhlak dalam kehidapan
sehari-hari) Contoh: takut kepada Allah SWT, menepati janji, benar,
rahmah (pengasih) dan maha
mencintai.
4. Menuntun amalan intiqad (mengoreksi diri)
a. Diri sendiri
b. Teman, saran atau nasehat pada teman yang jauh dari Tuhan
c. Organisasi
5. Menguatkan persatuan/menegakkannya Yaitu, islam sebagai agama
yang satu perlu mempersatukan diri mereka.
6. Menegakkan keadilan Yaitu, menempatkan sesuatu pada tempat
posisinya masing-masing dalam menegakkan kedailan kadang kita
terjebak dalam nepotisme.
7. Melakukan kebijaksanaan (hikmah) atau ilmu lebih orientasi kepada
ilmu, kemampuan berpikir untuk mengambil suatu keputusan, jangan
pikirkan salah.
8. Menguatkan majlis tanwir Maksudnya, sidang-sidang majlis
pertahun untuk menyelesaikan suatu masalah hasilhasil majlis harus
dikomunikasikan dalam tiap tahunnya.
9. Mengadakan konfrensi bagian Maksudnya, setiap bidang
departemen majlis untuk mengadakan musyawarah.

11
10. Mempermusyawarahkan putusan Maksudnya, putusan-putusan
yang sudah diambil oleh pimpinan harus dimusyawarahkan untuk
dilaksanakan.
11. Mengawasi gerakan jalan Maksudnya, mengadakan pengawasan
terhadap gerak jalan organisasi.
12. Mempersambungkan gerakan luar Yaitu, mengadakan koreksi
hubungan dengan organisasi di luar organisasi ini.(Berbagai sumber).
MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP
MUHAMMADIYAH.
1. Muhammadiyah adalah gerakan islam dan takwah amar ma‟ruf nahi
munkar, beraqidah islam dan bersumber pada al-qur‟an dan sunnah,
bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil,
makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah
yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad
SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan
spritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an
yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan
akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam
yang meliputi bidangbidang:
a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,
bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa

12
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul,
tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
ibadah kepada Allah SWT.

Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang


telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik
Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UndangUndang Dasar
1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang
adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT: “Baldatun Thayyibatun wa
Rabbun Ghafuur”

D. LIMA DOTRIN MUHAMMADIYAH


1. Menegakkan tauhid Murni
Kelahiran Muhammadiyah sejak awal adalah dalam rangka untuk
mendakwahkan Islam murni sesuai dengan Al Qur‟an dan As Sunnah.
Praktek TBC yang dilakukan umat Islam
pada masa kelahiran Muhammadiyah hingga hari ini masih terus
terjadi, tidak saja dalam bentuk yang konvensional/tradisional tapi juga
semakin modern. Bila dimasa lalu manusia menduakan Allah dengan
pohon besar ataupun dengan mitos-mitos tapi pada era sekarang

13
manusia mempertuhankan manusia, harta, jabatan dan lain-lain.
Muhammadiyah secara konsisten berupaya untuk menanamkan Tauhid
murni bagi umat Islam secara umum. Menyadarkan umat Islam bahwa
segala sesuatu yang ada diatas muka bumi ini adalah ciptaan Allah,
maka sudah sepatutnya kita menyembah kepada yang maha pencipta
dan penguasa alam semesta.
2. Pencerahan Ummat
Ilmu pengetahuan adalah barang hilangnya kaum muslim yang harus
direbut kembali. Untuk itu sejak awal Muhammadiyah memulai
gerakannya dengan membangun sarana pendidikan sebanyak mungkin.
Dalam mencerdaskan dan kehidupan umat Islam, Muhammadiyah
menempuh tiga proses pendidikan sekaligus, yakni ta‟lim
(mencerdaskan otak manusia), tarbiyah (mendidik perilaku yang
benar), dan ta‟dib (memperhalus adab kesopanan). Lewat pencerahan
umat ini akan lahir manusia-manusia yang beragama, cerdas, kritis,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berwawasan luas dan
yakin akan kemampuan diri sendiri.
3. Menggembirakan Amal Shalih
Doktrin iman tanpa amal shaleh bagaikan pohon tanpa buah.
Menggembirakan yang dimaksud disini adalah memobilisasi amal-
amal shalih individu dipadukan menjadi amal shaleh organisasi
(Muhammadiyah) agar rapi, terencana, terarah, dan sampai kepada
masyarakat secara nyata. Hal ini didukung dengan etos kerja yang kuat
dalam semboyan sedikit bicara banyak bekerja.
4. Kerjasama untuk Kebajikan
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam dengan prinsip amar ma‟ruf
nahi munkar senantiasa membangun kerjasama dan sinergitas dengan
kelompok-kelompok manapun khususnya kelompok Islam. Hal ini
didasari oleh perintah Allah dalam Q.S. Al Maidah : 2
5. Tidak Berpolitik Praktis
Muhammadiyah dalam mencapai cita-cita perjuangan untuk

14
membangun masyarakat utama yang diridhai Allah SWT,
Muhammadiyah menghindari kegiatan politik praktis tetapi dengan
melakukan pembinaan masyarakat lewat siraman nilai-nilai Islam,
meningkatkan kompetensinya, membantu mengembangkan potensi
yang dimilikinya. Sehingga ketika memasuki dunia praktis termasuk
politik praktis senantiasa membawa nilai-nilai Islam yang telah mereka
yakini dan amalkan.

E. STRUKTUR ORGANISASI
1. Pimpinan Ranting setingkat Kelurahan
2. Pimpinan Cabang setingkat kecamatan
3. Pimpinan Daerah setingkat Kabupaten/Kota
4. Pimpinan Wilayah setingkat Provinsi
5. Pimpinan Pusat setingkat Nasional

F. AMAL USAHA MUHAMMADIYAH


Usaha Muhammadiyah dalam memajukan Islam, menjadikan Islam
sebagai rahmatan lil alamin sekaligus membentuk masyarakat utama
yang diridhai Allah SWT, dilakukan dengan mendirikan amal usaha
dengan prinsip usaha sebagai amal warga Muhammadiyah. Amal
usaha Muhammadiyah sudah banyak yang berdiri khususnya di bidang
Pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, PT), Kesehatan (RS, Poliklinik, RB,
dll), Sosial (Panti Asuhan), dan ekonomi (BMT, dll).

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keberadaan muhammadiyah yang tidak dapat dilepas dari
pendirinya sendiri yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dimana
terbentuknya muhammadiyah di pengaruhi oleh dua fator yakni
secara objektif dan secara subjektif, dan muhmmadiyah di dirikan
di kampung kauman di Yogyakarta pada tanggal 18 November
1912 Dzulhijjah 1330 H
Melihat sejarah dan perkembangannnya hingga saat ini tidak di
pungkira mengalirnya segala hal hal yang di telaudani di
muhamadiyah itu sendiri, dimana di junjung tinnginya
Muhammadiyah sebagai gerakan islam
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
Muhammadiyah sebagai tajdid
B. Saran
Adapun saran dari penulis untuk mengimplentasikan segala sesuatu
yang anda baca dari makalah ini karana jika kita tidak sadar akan
hal kecil bagaimana pula kita akan membawa perubahan besar di
sekitar kita saat ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210617171045-31-655810/sejarah-
berdirinya-muhammadiyah-dan-perkembangan-
awal#:~:text=Merujuk%20situs%20resminya%2C%20Muhammadiyah%20
didirikan,dan%20tinggal%20bersama%20ulama%20setempat.

https://muhammadiyah.or.id/sejarah-singkat-muhammadiyah/

17

Anda mungkin juga menyukai