Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
View page
setiap kode memberikan hasil-hasil yang 1926 - American Stadards Association memulai proyek berbeda ketika menghitung teganganB31 untuk mengatur pemipaan tegangan. tegangan. 1955 - Markl mempublikasikan papernya Piping Rangkuman dari sejarah perkembangan Flexibility Analysis, yang mengenalkan metode code pemipaan disajikan di bawah : analisis pemipaan berdasarkan stress range. 1915 - Power Piping Society memberikan peraturan nasional (Amerika) pertama untuk pemipaan tegangan. 1926 - American Stadards Association memulai proyek B31 untuk mengatur pemipaan tegangan. 1957 - Analisis terkompuerisasi dari sistem pemipaan yang pertama. 1968 - Kongres membuat peraturan Natural Pipeline Safety Act, membuat CFR 192, yang selanjutnya akan mengganti B31.8 untuk transportasi jaringan pipa gas. 1969 - Pengenalan kepada peraturan ANSI B31.7 untuk pemipaan pada instalasi pembangkit tenaga nuklir.
1955 - Markl mempublikasikan papernya Piping Flexibility Analysis, 1971 - Pengenalan kepada ASME Section III untuk yang mengenalkan metode analisis pemipaan pada instalasi pembangkit tenaga nuklir. pemipaan berdasarkan stress range. 1974 - Winter Addenda B31.1 berubah dari pemisahan 1957 - Analisis terkompuerisasi dari bending dan momen torsional dalam perhitungan sistem pemipaan yang pertama. tegangan menjadi faktor intensifikasi untuk momen pada lengan bagian percabangan pipa 1968 - Kongres membuat peraturan Natural Pipeline Safety Act, membuat 1978 - ANSI B31.7 ditarik. CFR 192, yang selanjutnya akan mengganti B31.8 untuk transportasi 1987 - Welding Research Council Buletin 330 jaringan pipa gas. merekomendasikan pengubahan-pengubahan terhadap B31.1, B31.3, dan ASME III Class 2 dan 3 kode 1969 - Pengenalan kepada peraturan pemipaan. ANSI B31.7 untuk pemipaan pada instalasi pembangkit tenaga nuklir. 1.1 Teori dan Perkembangan Kebutuhan Tegangan Pipa 1971 - Pengenalan kepada ASME Section III untuk pemipaan pada instalasi pembangkit tenaga nuklir. 1974 - Winter Addenda B31.1 berubah dari pemisahan bending dan momen torsional dalam perhitungan tegangan menjadi faktor intensifikasi untuk momen pada lengan bagian percabangan pipa 1.1.1 Konsep-Konsep? Tegangan Dasar Tegangan normal : Tegangan normal adalah tegangan yang terjadi dalam arah normal terhadap permukaan dari struktur kristal material, dan mungkin dapat berupa tegangan tarik atau tekan secara alami. (Sebenarnya, tegangan normal cenderung untuk berupa tension karena kecenderungan alami tekanan internal sebagai sebuah kasus pembebanan). Tegangan normal dapat diaplikasikan
1987 - Welding Research Council Buletin 330 merekomendasikan pengubahan-pengubahan terhadap - Tegangan longitudinal : B31.1, B31.3, dan ASME III Class 2 dan 3 kode pemipaan. Tegangan longitudinal atau tegangan aksial adalah tegangan normal yang terjadi sejajar dengan sumbu 1.1 Teori dan Perkembangan Kebutuhan longitudinal dari pipa. Ini mungkin dapat disebabkan Tegangan Pipa oleh gaya internal yang terjadi searah sumbu aksial di dalam pipa. 1.1.1 Konsep-Konsep? Tegangan Dasar Tegangan normal : Tegangan normal adalah tegangan yang terjadi dalam arah normal terhadap permukaan dari struktur kristal material, dan mungkin dapat berupa tegangan tarik atau tekan secara alami. (Sebenarnya, tegangan normal cenderung untuk berupa tension karena kecenderungan alami tekanan internal sebagai sebuah kasus pembebanan). Tegangan normal dapat diaplikasikan pada lebih dari satu arah, dan dapat muncul dari sejumlah jenis pembebanan yang berbeda. Untuk sebuah sistem pemipaan, berikut ini diskusinya : - Tegangan longitudinal :
pada lebih dari satu arah, dan dapat muncul dari sejumlah jenis pembebanan yang berbeda. Untuk sebuah sistem pemipaan, berikut ini diskusinya :
Gambar I-6 SL = Fax / Am Dimana : SL = Tegangan longitudinal, psi Fax = gaya aksial internal yang terjadi pada bagian melintang, lb Am = Luas bagian melintang logam pipa, in`2 = (do`2 di`2) / 4 = dm t do = diameter luar, in di = diameter dalam, in dm = diameter rata-rata, = (do + di) / 2 Contoh khusus dari tegangan longitudinal berkaitan dengan tegangan internal :
Tegangan longitudinal atau tegangan aksial adalah tegangan normal yang terjadi sejajar dengan sumbu longitudinal dari pipa. Ini mungkin dapat disebabkan oleh gaya internal yang terjadi searah sumbu aksial di dalam pipa. SL = P Ai / Am Dimana : P = tegangan disain, psig
Gambar I-7
Ai = Luas internal dari pipa, in`2 = di`2 / 4 Dengan mensubstitusikan persamaan untuk luas internal Ga dan logam dari pipa, persaman sebelumnya dapat ditulis sebagai : SL = P di`2 / (do`2 di`2) , atau SL = P di`2 / 4 dm t Untuk mudahnya, tegangan longitudinal seringkali dirumuskan dengan : SL = P do / 4 t
SL = Tegangan longitudinal, psi Fax = gaya aksial internal yang terjadi pada bagian melintang, lb Am = Luas bagian melintang logam pipa, in`2 = (do`2 di`2) / 4 = dm t do = diameter luar, in di = diameter dalam, in dm = diameter rata-rata, = (do + di) / 2
Komponen lain dari tegangan normal aksial adalah tegangan bending. Tegangan bending bernilai nol pada aksis netral dari pipa dan bervariasi secara linear Contoh khusus dari tegangan sepanjang bagian melintang dari serat luar kompresif longitudinal berkaitan dengan tegangan maksimum sampai serat luar tensil maksimum. Dengan internal : menghitung tegangan berbanding lurus dengan jarak dari aksis netral :
Gam bar I-7 SL = P Ai / Am Dimana : P = tegangan disain, psig Ai = Luas internal dari pipa, in`2 = di`2 / 4 G ambar I-8 SL = Mb c / I Dimana : Mb = momen bending yang terjadi pada bagian melintang, in-lb
c = jarak titik yang dihitung dari aksis netral pada Dengan mensubstitusikan persamaan untuk luas internal dan logam dari pipa, bagian melintang, in persaman sebelumnya dapat ditulis sebagai :
Untuk mudahnya, tegangan longitudinal Tegangan bending maksimum muncul ketika c seringkali dirumuskan dengan : maksimum ketika nilainya sama dengan jari-jari luar : SL = P do / 4 t Smax = Mb Ro / I = Mb / Z Dimana : Ro = jari-jari luar dari pipa, in Z = modulus section dari pipa, in3 = I / Ro Dengan menjumlahkan semua komponen dari tegangan normal longitudinal : SL = Fax / Am + P do / 4 t + Mb / Z