Anda di halaman 1dari 11

Makalah Lokakarya

PENGEMBANGAN SISTEM RTH DI PERKOTAAN


Dalam rangkaian acara Hari Bakt i Pekerj aan Umum ke 60
Direkt orat Jenderal Penat aan Ruang Depart emen Pekerj aan Umum

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)


WILAYAH PERKOTAAN

Lab. Perencanaan Lanskap Depart emen Arsit ekt ur Lanskap


Fakult as Pert anian – IPB

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 1


Makalah Lokakarya
PENGEMBANGAN SISTEM RTH DI PERKOTAAN
Dalam rangkaian acara Hari Bakt i Pekerj aan Umum ke 60
Direkt orat Jenderal Penat aan Ruang Depart emen Pekerj aan Umum

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN


Lab. Perencanaan Lanskap Depart emen Arsit ekt ur Lanskap
Fakult as Pert anian – IPB

A. DASAR PEMIKIRAN

(1) Kot a mempunyai luas yang t ert ent u dan t erbat as


Permint aan akan pemanfaat an lahan kot a yang t erus t umbuh dan bersifat
akselerat if unt uk unt uk pembangunan berbagai fasilit as perkot aan, t er-
masuk kemaj uan t eknologi, indust ri dan t ransport asi, selain sering meng-
ubah konfigurasi alami lahan/ bent ang alam perkot aan j uga menyit a lahan-
lahan t ersebut dan berbagai bent ukan ruang t erbuka lainnya. Kedua hal ini
umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai lahan
cadangan dan t idak ekonomis. Di lain pihak, kemaj uan alat dan pert ambah-
an j alur t ransport asi dan sist em ut ilit as, sebagai bagian dari peningkat an
kesej aht eraan warga kot a, j uga t elah menambah j umlah bahan pencemar
dan t elah menimbulkan berbagai ket idak nyamanan di lingkungan perkot a-
an. Unt uk mengat asi kondisi lingkungan kot a sepert i ini sangat diperlukan
RTH sebagai suat u t eknik bioengineering dan bent ukan biof ilt er yang relat if
lebih murah, aman, sehat , dan menyamankan.

(2) Tat a ruang kot a pent ing dalam usaha unt uk efisiensi sumberdaya kot a dan
j uga efekt ifit as penggunaannya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya
lainnya.
Ruang-ruang kot a yang dit at a t erkait dan saling berkesinambungan ini mem-
punyai berbagai pendekat an dalam perencanaan dan pembangunannya. Tat a
guna lahan, sist em t ransport asi, dan sist em j aringan ut ilit as merupakan t iga
fakt or ut ama dalam menat a ruang kot a. Dalam perkembangan selanj ut nya,
konsep ruang kot a selain dikait kan dengan permasalahan ut ama perkot aan
yang akan dicari solusinya j uga dikait kan dengan pencapaian t uj uan akhir
dari suat u penat aan ruang yait u unt uk kesej aht eraan, kenyamanan, sert a
kesehat an warga dan kot anya.

(3) RTH perkot aan mempunyai manfaat kehidupan yang t inggi


Berbagai fungsi yang t erkait dengan keberadaannya (fungsi ekologis, sosial,
ekonomi, dan arsit ekt ural) dan nilai est et ika yang dimilikinya (obyek dan
lingkungan) t idak hanya dapat dalam meningkat kan kualit as lingkungan dan
unt uk kelangsungan kehidupan perkot aan t et api j uga dapat menj adi nilai
kebanggaan dan ident it as kot a. Unt uk mendapat kan RTH yang fungsional
dan est et ik dalam suat u sist em perkot aan maka luas minimal, pola dan
st rukt ur, sert a bent uk dan dist ribusinya harus menj adi pert imbangan dalam

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 2


membangun dan mengembangkannya. Karakt er ekologis, kondisi dan ke-
inginan warga kot a, sert a arah dan t uj uan pembangunan dan perkembangan
kot a merupakan det erminan ut ama dalam menent ukan besaran RTH fungsi-
onal ini.
(4) Keberadaan RTH pent ing dalam mengendalikan dan memelihara int egrit as
dan kualit as lingkungan. Pengendalian pembangunan wilayah perkot aan
harus dilakukan secara proporsional dan berada dalam keseimbangan ant ara
pembangunan dan fungsi-fungsi lingkungan.

(5) Kelest arian RTH suat u wilayah perkot aan harus disert ai dengan ket ersediaan
dan seleksi t anaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

B. KONSEP RTH

(1) Definisi dan Pengert ian


Ruang Terbuka Hij au (RTH) kot a adalah bagian dari ruang-ruang t erbuka
(open spaces) suat u wilayah perkot aan yang diisi oleh t umbuhan, t anaman,
dan veget asi (endemik, int roduksi) guna mendukung manfaat langsung
dan/ at au t idak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kot a t ersebut yait u
keamanan, kenyamanan, kesej aht eraan, dan keindahan wilayah perkot aan
t ersebut .

Berdasarkan bobot kealamiannya, bent uk RTH dapat diklasifikasi menj adi


(a) bent uk RTH alami (habit at liar/ alami, kawasan lindung) dan (b) bent uk
RTH non alami at au RTH binaan (pert anian kot a, pert amanan kot a, lapangan
olah raga, pemakaman, berdasarkan sifat dan karakt er ekologisnya diklasi-
fikasi menj adi (a) bent uk RTH kawasan (areal, non linear), dan (b) bent uk
RTH j alur (koridor, linear), berdasarkan penggunaan lahan at au kawasan
fungsionalnya diklasifikasi menj adi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH
kawasan perindust rian, (c) RTH kawasan permukiman, (d) RTH kawasan per-
t anian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus, sepert i pemakaman, hankam,
olah raga, alamiah.

St at us kepemilikan RTH diklasifikasikan menj adi (a) RTH publik, yait u RTH
yang berlokasi pada lahan-lahan publik at au lahan yang dimiliki oleh peme-
rint ah (pusat , daerah), dan (b) RTH privat at au non publik, yait u RTH yang
berlokasi pada lahan-lahan milik privat .
(2) Fungsi dan Manfaat
RTH, baik RTH publik maupun RTH privat , memiliki fungsi ut ama (int rinsik)
yait u fungsi ekologis, dan fungsi t ambahan (ekst rinsik) yait u fungsi arsit ek-
t ural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suat u wilayah perkot aan empat
fungsi ut ama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebut uhan, kepent ing-
an, dan keberlanj ut an kot a.

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 3


RTH berfungsi ekologis, yang menj amin keberlanj ut an suat u wilayah kot a
secara fisik, harus merupakan sat u bent uk RTH yang berlokasi, berukuran,
dan berbent uk past i dalam suat u wilayah kot a, sepert i RTH unt uk per-
lindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan unt uk membangun
j ej aring habit at hidupan liar. RTH unt uk fungsi-fungsi lainnya (sosial,
ekonomi, arsit ekt ural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai
kualit as lingkungan dan budaya kot a t ersebut , sehingga dapat berlokasi dan
berbent uk sesuai dengan kebut uhan dan kepent ingannya, sepert i unt uk ke-
indahan, rekreasi, dan pendukung arsit ekt ur kot a.

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi at as manfaat langsung (dalam


pengert ian cepat dan bersifat t angible) sepert i mendapat kan bahan-bahan
unt uk dij ual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (t eduh, segar), keingin-
an dan manfaat t idak langsung (berj angka panj ang dan bersifat int angible)
sepert i perlindungan t at a air dan konservasi hayat i at au keanekaragaman
hayat i.

(3) Pola dan St rukt ur Fungsional


Pola RTH kot a merupakan st rukt ur RTH yang dit ent ukan oleh hubungan
fungsional (ekologis, sosial, ekonomi, arsit ekt ural) ant ar komponen pemben-
t uknya. Pola RTH t erdiri dari (a) RTH st rukt ural, dan (b) RTH non st rukt ural.

RTH st rukt ural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsi-
onal ant ar komponen pembent uknya yang mempunyai pola hierarki plano-
logis yang bersifat ant roposent ris. RTH t ipe ini didominasi oleh fungsi-fungsi
non ekologis dengan st rukt ur RTH binaan yang berhierarkhi. Cont ohnya
adalah st rukt ur RTH berdasarkan fungsi sosial dalam melayani kebut uhan
rekreasi luar ruang (out door recreat ion) penduduk perkot aan sepert i yang
diperlihat kan dalam urut an hierakial sist em pert amanan kot a (urban park
syst em) yang dimulai dari t aman perumahan, t aman lingkungan, t aman ke-
camat an, t aman kot a, t aman regional, dst ). RTH non st rukt ural merupakan
pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional ant ar komponen pem-
bent uknya yang umumnya t idak mengikut i pola hierarki planologis karena
bersifat ekosent ris. RTH t ipe ini memiliki fungsi ekologis yang sangat
dominan dengan st rukt ur RTH alami yang t idak berhierarki. Cont ohnya
adalah st rukt ur RTH yang dibent uk oleh konfigurasi ekologis bent ang alam
perkot aan t ersebut , sepert i RTH kawasan lindung, RTH perbukit an yang
t erj al, RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.

Unt uk suat u wilayah perkot aan, maka pola RTH kot a t ersebut dapat
dibangun dengan mengint egrasikan dua pola RTH ini berdasarkan bobot
t ert inggi pada kerawanan ekologis kot a (t ipologi alamiah kot a: kot a lembah,
kot a pegunungan, kot a pant ai, kot a pulau, dll) sehingga dihasilkan suat u
pola RTH st rukt ural.

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 4


(4) Elemen Pengisi RTH
RTH dibangun dari kumpulan t umbuhan dan t anaman at au veget asi yang
t elah diseleksi dan disesuaikan dengan lokasi sert a rencana dan rancangan
perunt ukkannya. Lokasi yang berbeda (sepert i pesisir, pusat kot a, kawasan
indust ri, sempadan badan-badan air, dll) akan memiliki permasalahan yang
j uga berbeda yang selanj ut nya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan
RTH yang berbeda.

Unt uk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelest ariannya maka sifat


dan ciri sert a krit eria (a) arsit ekt ural dan (b) hort ikult ural t anaman dan
veget asi penyusun RTH harus menj adi bahan pert imbangan dalam men-
seleksi j enis-j enis yang akan dit anam.

Persyarat an umum t anaman unt uk dit anam di wilayah perkot aan:


(a) Disenangi dan t idak berbahaya bagi warga kot a
(b) Mampu t umbuh pada lingkungan yang marj inal (t anah t idak subur,
udara dan air yang t ercemar)
(c) Tahan t erhadap gangguan fisik (vandalisme)
(d) Perakaran dalam sehingga t idak mudah t umbang
(e) Tidak gugur daun, cepat t umbuh, bernilai hias dan arsit ekt ural
(f) Dapat menghasilkan O2 dan meningkat kan kualit as lingkungan kot a
(g) Bibit / benih mudah didapat kan dengan harga yang murah/ t erj angkau
oleh masyarakat
(h) Priorit as menggunakan veget asi endemik/ lokal
(i) Keanekaragaman hayat i

Jenis t anaman endemik at au j enis t anaman lokal yang memiliki keunggulan


t ert ent u (ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsit ekt ural) dalam wilayah kot a
t ersebut menj adi bahan t anaman ut ama penciri RTH kot a t ersebut , yang
selanj ut nya akan dikembangkan guna mempert ahankan keanekaragaman
hayat i wilayahnya dan j uga nasional.

(5) Teknis Perencanaan


Dalam rencana pembangunan dan pengembangan RTH yang fungsional
suat u wilayah perkot aan, ada 4 (empat ) hal ut ama yang harus diperhat ikan
yait u
(a) Luas RTH minimum yang diperlukan dalam suat u wilayah perkot aan di-
t ent ukan secara komposit oleh t iga komponen berikut ini, yait u:
1) Kapasit as at au daya dukung alami wilayah
2) Kebut uhan per kapit a (kenyamanan, kesehat an, dan bent uk pela-
yanan lainnya)
3) Arah dan t uj uan pembangunan kot a
RTH berluas minimum merupakan RTH berfungsi ekologis yang ber-
lokasi, berukuran, dan berbent uk past i, yang melingkup RTH publik dan

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 5


RTH privat . Dalam suat u wilayah perkot aan maka RTH publik harus
berukuran sama at au lebih luas dari RTH luas minimal, dan RTH privat
merupakan RTH pendukung dan penambah nilai rasio t erut ama dalam
meningkat kan nilai dan kualit as lingkungan dan kult ural kot a.
(b) Lokasi lahan kot a yang pot ensial dan t ersedia unt uk RTH
(c) Srukt ur dan pola RTH yang akan dikembangkan (bent uk, konfigurasi,
dan dist ribusi)
(d) Seleksi t anaman sesuai kepent ingan dan t uj uan pembangunan kot a.

C. ISSUE RTH
Tiga issues ut ama dari ket ersediaan dan kelest arian RTH adalah

(1) Dampak negat if dari subopt imalisasi RTH dimana RTH kot a t ersebut t idak
memenuhi persyarat an j umlah dan kualit as (RTH t idak t ersedia, RTH t idak
fungsional, fragment asi lahan yang menurunkan kapasit as lahan dan selan-
j ut nya menurunkan kapasit as lingkungan, alih guna dan fungsi lahan) t erj adi
t erut ama dalam bent uk/ kej adian:
̇ Menurunkan kenyamanan kot a: penurunan kapasit as dan daya dukung
wilayah (pencemaran meningkat , ket ersediaan air t anah menurun, suhu
kot a meningkat , dll)
̇ Menurunkan keamanan kot a
̇ Menurunkan keindahan alami kot a (nat ural amenit ies) dan art ifak alami
sej arah yang bernilai kult ural t inggi
̇ Menurunkan t ingkat kesej aht eraan masyarakat (menurunnya kesehat an
masyarakat secara fisik dn psikis)

(2) Lemahnya lembaga pengelola RTH


̇ Belum t erdapat nya at uran hukum dan perundangan yang t epat
̇ Belum opt imalnya penegakan at uran main pengelolaan RTH
̇ Belum j elasnya bent uk kelembagaan pengelola RTH
̇ Belum t erdapat nya t at a kerj a pengelolaan RTH yang j elas

(3) Lemahnya peran st ake holders


̇ Lemahnya persepsi masyarakat
̇ Lemahnya pengert ian masyarakat dan pemerint ah

(4) Ket erbat asan lahan kot a unt uk perunt ukan RTH
̇ Belum opt imalnya pemanfaat an lahan t erbuka yang ada di kot a unt uk
RTH fungsional

D. ACTION PLAN
Pembangunan dan pengelolaan RTH wilayah perkot aan harus menj adi subst ansi
yang t erakomodasi secara hierarkial dalam perundangan dan perat uran sert a

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 6


pedoman di t ingkat nasional dan daerah/ kot a. Unt uk t ingkat daerah baik provinsi
maupun kabupat en/ kot a, permasalahan RTH menj adi bagian organik dalam Ren-
cana Tat a Ruang Wilayah dan subwilayah yang diperkuat oleh perat uran daerah.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan dan pengelolaan RTH j uga mengikut


sert akan masyarakat unt uk meningkat kan apresiasi dan kepedulian mereka t erha-
dap, t erut ama, kualit as lingkungan alami perkot aan, yang cenderung menurun.

Beberapa act ion pl an yang dapat dilaksanakan, a.l.:

(1) Issues : Subopt imalisasi RTH


Act ion plan yang disarankan:
(a) Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a
(b) Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a
(c) Rekomendasi penggunaan j enis-j enis t anaman dan veget asi endemik
sert a j enis-j enis unggulan daerah unt uk penciri wilayah dan unt uk me-
ningkat kan keaneka ragaman hayat i secara nasional

(2) Issues : Lemahnya kelembagaan pengelola RTH


Act ion plan yang disarankan:
(a) Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll)
(b) Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll
(c) Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH
(d) Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if
(e) Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat

(3) Issues : Lemahnya peran st ake holders


Act ion plan yang disarankan:
(a) Pencanangan Gerakan Bangun, Pelihara, dan Kelola RTH (cont oh
Gerakan Sej ut a Pohon, Hij au royo-royo, Sat u pohon sat u j iwa, Rumah
dan Pohonku, Sekolah Hij au, Koridor Hij au dan Sehat , dll)
(b) Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media
(c) Penegasan model kerj asama ant ar st ake holders
(d) Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk mening-
kat kan apresiasi, part isipasi, dan responsibilit y t erhadap ket ersediaan
t anaman dan t erhadap kualit as lingkungan kot a yang sehat dan indah
(4) Issues : Ket erbat asan lahan perkot aan unt uk perunt ukan RTH
Act ion plan yang disarankan:
(a) Peningkat an fungsi lahan t erbuka kot a menj adi RTH
(b) Peningkat an luas RTH privat
(c) Pilot proj ect RTH fungsional unt uk lahan-lahan sempit , lahan-lahan
marj inal, dan lahan-lahan yang diabaikan

Kampus Bogor Darmaga, 30 November 2005


Tim Depart emen ARL Fapert a IPB

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 7


Tabel issues
Issues Act ion Plan
1. Subopt imalisasi RTH a. Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a
b. Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a
c. Rekomendasi penggunaan j enis-j enis t anaman dan veget asi endemik
sert a j enis-j enis t anaman unggulan unt uk penciri wilayah dan unt uk
meningkat kan keanekaragaman hayat i secara nasional
2. Lemahnya kelembagaan pengelola a. Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll)
RTH b. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll
c. Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH
d. Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if
e. Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat
3. Lemahnya peran st ake holders a. Pencanangan Gerakan Bangun & Kelola RTH : Sat u pohon, sat u j iwa
b. Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media
c. Penegasan model kerj asama ant ara st ake holders
d. Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk
meningkat kan apresiasi dan part isipasi
4. Ket erbat asan lahan perkot aan unt uk a. Peningkat an fungsi lahan t erbuka kot a menj adi RTH
perunt ukan RTH b. Peningkat an luas RTH privat
c. Pilot proj ect RTH fungsional unt uk lahan-lahan sempit dan marj inal

Fungsi Manfaat Bent uk RTH


Ekologi ̇ Perlindungan sumberdaya penyangga ̇ Kawasan lindung pant ai,
kehidupan (cont oh air bersih) sempadan sungai, Darah
t angkapan air, sempadan

̇ Membangun j ej aring habit at hidupan ̇ Kawasan lindung


danau, dsb

̇ Mereduksi pengaruh “ urban heat ̇


liar (cont oh unt uk burung)
Taman kot a, hut an kot a
island”

̇ Rekreasi ̇
̇ Pendidikan lingkungan ̇
Sosial Hut an kot a, areal rekreasi alam
Hut an kot a, areal rekreasi alam
Dsb

Tabel fungsi
Fungsi Manfaat
Langsung Tolak ukur Tidak langsung Tolak ukur
1. Ekologis 1. Menurunkan t ingkat a. Kadar 1. Konservasi a. Keberadaannya
pencemaran udara pencemaran keanekaragaman b. Jumlah
2. Meningkat kan (CO, Pb, debu, hayat i penderit a ISPA
kandungan air t anah dll) 2. Menurunnya c. ….
3. ... b. Jumlah dan penyakit ISPA
kualit as air masyarakat
t anah 3. ….
c. ….
2. Sosial 1. Menurunkan t ingkat a. Jumlah 1. Menurunkan a. Jumlah konflik
st res masyarakat penderit a konflik sosial sosial
2. Konservasi sit us alami penyakit 2. Meeningkat kan b. Jumlah kej adian
sej arah kej iwaan keamanan kot a kriminal

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 8


3. … b. Keberadaan 3. Meningkat kan c. Out put / j am
produkt ivit as
c. …. masyarakat
4. …
3. Ekonomi 1. Meningkat kan a. Pendapat an 1. Efek ganda a. Pert umbuhan
pendapat an masyarakat peningkat an ekonomi
masyarakat b. Jumlah j umlah
2. Meningkat kan j umlah kunj ungan wisat awan
wisat awan wisat awan
3. ... c. ...
4. 1. Meningkat kan a. Kerapian dan 1. Menurunkan a. Jumlah konflik
Arsit ekt ural kerapian dan kebersihan kot a konflik sosial sosial
ket erat uran kot a 2. Meningkat kan b. Jumlah kej adian
2. Meningkat kan b. Lebih nyaman keamanan kot a kriminal
kenyamanan kot a (suhu, dll) 3. Meningkat kan c. Out put / j am
3. Meningkat kan c. Lebih indah produkt ivit as
keindahan kot a masyarakat
4. ... 4. .....

Tabel issues
Issues Act ion Plan
1. Subopt imalisasi RTH d. Penyusunan kebut uhan luas minimal/ ideal RTH sesuai t ipologi kot a
e. Penyusunan indikat or dan t olak ukur keberhasilan RTH suat u kot a
f. Rekomendasi penggunaan j enis-j enis veget asi endemik sesuai
dengan fungsi yang diinginkan
2. Lemahnya kelembagaan pengelola f. Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll)
RTH g. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll
h. Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH
i. Penyusunan mekanisme insent if dan disinsent if
j . Pemberdayaan dan peningkat an peran sert a masyarakat
3. Lemahnya peran st ake holders e. Pencanangan Gerakan Bangun RTH: Sat u pohon, sat u j iwa
f. Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media
g. Perlombaan ant ar kot a, ant ar wilayah, ant ar subwilayah unt uk
meningkat kan apresiasi dan part isipasi
h. RTH cont oh unt uk t iap fungsi dan subwilayah
4. Ket erbat asan lahan perkot aan unt uk d. Peningkat an fungsi lahan t erbuka kot a menj adi RTH
perunt ukan RTH e. Peningkat an luas RTH privat

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 9


Wilayah perkot aan

Ruang t erbangun Ruang t erbuka

Ruang t erbuka Ruang t erbuka


hij au (RTH) non hij au

Fungsi Fungsi
int rinsik ekst rinsik

Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi


ekologisManfaat t ak arsit ekt ural ekonomi sosial

Manfaat t ak

Manfaat t ak

Manfaat t ak
langsung

langsung

langsung

langsung

langsung

langsung

langsung

langsung
Manfaat

Manfaat

Manfaat

Manfaat
Bent uk RTH Bent uk RTH Bent uk RTH Bent uk RTH
ekologis/ binaan binaan binaan
alami

RTH berbent uk areal:


Hut an (hut an kot a, hut an lindung, hut an rekreasi), t aman, lapangan
olah raga, kebun raya, kebun pembibit an, kawasan fungsional
(perdagangan, indust ri, permukiman, pert anian), kawasan khusus
(Hankam, perlindungan t at a air, plasma nut fah, dll)

RTH berbent uk j alur:


RTH Koridor sungai, RTH sempadan danau, RTH sempadan pant ai,
RTH t epi j alur j alan, RTH t epi j alur keret a, RTH sabuk hij au

Daya dukung Keselarasan, Manfaat Daya dukung


ekologis kesesuaian, ekonomi sosial
keindahan

St rukt ur RTH St rukt ur RTH St rukt ur RTH St rukt ur RTH


ekologis/ binaan binaan binaan
alami
RTH publik

RTH publik

RTH publik

RTH publik
RTH privat

RTH privat

RTH privat
RTH privat

Model pembangunan dan pengelolaan RTH kot a

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 10


RTH Wilayah Perkot aan

Persyarat an Ideal RTH Perkot aan Issues & Permasalahan RTH Perkot aan

Luas Lokasi St rukt ur Seleksi Subopt Lem- St ake Lahan


minimal & Pola t anaman RTH baga holders t erbat as

Syarat Syarat Syarat Syarat Masalah Mslh Mslh Mslh

RTH Ideal wilayah Perkot aan Act ion Act Act plan Act plan
plan plan

Dep PU/ RTH Wilayah Perkot aan/ LPL-301105 11

Anda mungkin juga menyukai