Anda di halaman 1dari 62

BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTkkWbf_GLWLqMEf5YSm7qCgKzsrAnhC-yKDWPYsDEFniEFGi5R
Jameson Skaife
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR :
•secara fisika, kimia, biologi &/gabungannya
• pra pengolahan, pengolahan primer, sekunder
dan tersier

Pra pengolahan  cara fisika dan mekanik


pemisahan benda-benda kasar (screening),
pemisahan pasir/kerikil halus (grit removal),
ekualisasi dan pemisahan minyak

Pengolahan primer  cara kimia untuk netralisasi, dan


untuk koagulasi, serta cara fisika untuk flotasi, sedimentasi
dan filtrasi
Contoh pengolahan limbah

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Tekstil/tekstil.html
Gambar 1. Unit Pengolah Limbah Tekstil Kapasitas 200 m3/hari. Gambar 2. Bak penampung yang masih panas.

Gambar 3. Bak pengendap pertama


Gambar 4. Pemberian koagulan (ferro sulfat) untuk menghilangkan warna.
Gambar 5. Bak pengendap (clarifier) setelah diberi Gambar 6. Menara pendingin (Colling Tower) sebelum air
koagulan ferro sulfat masuk ke dalam bak aerasi.

Gambar 7. Bak aerasi tahap petama Gambar 8. Lumpur aktif dari bak pengendap akhir
dikembalikan ke bak aerasi tahap pertama.
Gambar 10. Contoh air di bak pengendap akhir
Gambar 9. Bak pengendap akhir

Gambar 11. Air hasil olahan sebelum Gambar 12. Bioassay


dibuang ke lingkungan.
Bioremediation and Xenobiotics
• Bioremediation-The use of biological agents to remove
toxic wastes from the environment.  BIOTEK !
• Xenobiotics-Unnatural chemicals such as
herbicides, pesticides, refrigerants, solvents, and other
organic compounds.
Biotek Tanaman  1902
Haberlandt  Teknik KJT
(Kultur jaringan tanaman)
in vitro sel kalus tanaman

Bioreaktor  ad 75.000 liter


(Kreis & Reinhard,1988)

tanaman transgenik (sifat unggul tertentu)


produksi vaksin dan protein rekombinan
(Taticek et al., 1994).

banyak dipakai pada bidang pertanian (agrobiotechnology)


dan farmasi/kimia (industrial plant cell biotechnology)
 studi bio-remediasi atau fito-remediasi .
Bioteknologi Lingkungan
 pengolahan limbah pencemar
(Bioremediasi)
• Menggunakan Jasa Makhluk Hidup
• M.O.: bakteri, sianobakteria, jamur
(remediasi dengan mikroba)
• Tanaman  Fitoremediasi
• Yang berkembang pesat: bioremediasi
aerobik , bioremediasi anaerobik dan
fitoremediasi.
Bioremediation – using
Bioremediation biological systems to treat
contaminated sites

Biodegradation –
biological activity that
results in the break down of
a specific contaminant

Bioaugmentation – adding
biodegrading organisms to
the contaminated site (not
genetically manipulated)

Biostimulation – adding
nutrients like nitrogen or
phosphorus in order to
http://www.nies.go.jp/kenko/biotech/bioehp/Topics1.html stimulate microbial activity
PENGOLAHAN LIMBAH

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/5/54/ESQUEMPEQUE-EN.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-
axt_SWvY5SQ/US4OJ_tRaQI/AAAAAAAAAR
w/riKebP12MUE/s1600/septictank.jpg

http://globalintifibertech.co.id/?Septic_Tank_Bio

http://globalintifibertech.co.id/images/septic%20tank%20biohitech%20
horizontal%20system.jpg
Waste Water Treatment

http://ongov.net/wep/images/clip_image002_012.gif
Pengolahan
sekunder
Anaerobic digestion pathway
Pengolahan tersier
apabila masih banyak zat tertentu yang
berbahaya atau mengganggu lingkungan.
Untuk menghilangkan bau, warna, nutrien fosfat
dan nitrat, zat organik terlarut yang masih tersisa
dan tidak teruraikan secara biologis.
Prinsip pengolahan  adsorbsi, oksidasi
kimiawi, elektrodialisis, penukar ion

Sludge  incinerator, ditimbun (landfill)’dibuang


Sedangkan air limbah terolah ada yang dimanfaatkan
kembali, ada yang dibuang ke sungai/laut, ada yang
diuapkan airnya (evaporasi) lalu dibakar dalam incinerator.
INDUSTRI

POLUTAN (a.l. SENYAWA/ION LOGAM)

KJTFITOREMEDIASI
(AD/ABSORBSI, TRANSPOR, TRANSLOKASI)
AKUMULASI

PEKA MATI RESISTAN-TOLERAN

HIPERAKUMULASI PENTING UNTUK FITOREMEDIASI

PHYTOMINING 2
Biotechnology Industrial Areas

Agriculture
Pharmaceuticals
Health Care
Food
Energy
Environment
Bioremediation
TANAMAN & KJT  STUDI FITOREMEDIASI
KJT  SISTEM TERTUTUP

KONDISI YANG DIKEHENDAKI


TIDAK TERGANTUNG IKLIM
SERING LEBIH CEPAT TUMBUHNYA
PERUBAHAN SALAH SATU FAKTOR DAPAT DIAMATI

Brassica juncea  akumulasi Pb2+, Cr2+, Zn2+,Cd2+, Cu2+, Ni2+


di jaringan akar (Raskin et al., 1994)

Kultur akar rambut Armoraceae rusticana  akumulasi Cu2+, Hg2+


(Zikmundova et al., 1995)

Kalus Nicotiana tabacum  toleran Cu2+ 3,8 ppm


(Gori et al., 1998)
3
Di LAB. BIOTEK. FARMASI FFUA
Kultur kalus & suspensi sel Agave amaniensis
mampu tumbuh, dg Cu2+ > 3,8 ppm (Indrayanto et al., 1993)
Kultur kalus & suspensi Costus speciosus,
mampu tumbuh, dg Cu2+ >3,8 ppm & Pb2+ 10 ppm:
(Sugijanto et al., 2002)
Agave amaniensis
Tissue cultures of Solanum spp
Costus speciocus
Mekanisme toleransi terhadap ion-ion logam
masih belum sepenuhnya dimengerti

Respon beragam:
-pertumbuhan, morfogenik & histologik
- asam amino :prolin, histidin
-metabolit, fitoaleksin
-pelepasan fitosiderofor
-pertahanan diri fitokhelatin (FC)
Respon Tanaman terhadap logam berat

http://docsdrive.com/images/academicjournals/ijar/2006/fig2-2k6-122-141.gif
Contoh-contoh hasil penelitian !

Kultur pucuk Solanum laciniatum


pada berbagai konsentrasi Sr2+

Data from : Kartosentono et al., Biotechnology Lett. (2001)


23, 153-155.
Kultur suspensi A. amaniensis pada
berbagai konsentrasi Cu2+ (mM)

Data from : Sugijanto Kartosentono et al., Plant


Cell, Tissue and Organ Cultures (2002), 68,
287-292
Kultur suspensi A. amaniensis pada
berbagai konsentrasi Cd2+ (mg/l)

Data from : Sugijanto Kartosentono et


al., Biotechnology Letters (2002) 24, 687-690
Kultur suspensi A. amaniensis pada
berbagai konsentrasi Pb2+ (mg/l)

Data from : Sugijanto Kartosentono et


al., Biotechnology Letters (2002) 24, 687-690
Kultur suspensi C. speciosus pada
berbagai konsentrasi Cd2+ (mg/l)

Data from : Sugijanto Kartosentono et al.,


Biotechnology Letters (2002) 24, 687-690
Kultur suspensi C. speciosus pada berbagai konsentrasi Pb2+ (mg/l)

Data from : Sugijanto Kartosentono et al., Biotechnology


Letters (2002) 24, 687-690
1 4

5
2

3 6

1 mM

Gambar permukaan sel kultur Suspensi sel A. amaniensis, pada media dengan Cu:
(1) 0 ppm, (2) 0,006 ppm, (3) 1,25 ppm, (4) 5 ppm, (5) 10 ppm, (6) 20 ppm.
(Pembesasran 10.000X, SEM-JMS-T100).
Data from : Sugijanto Kartosentono et al., Plant Cell, Tissue and Organ
Cultures (2002), 68, 287-292
As Amino Lo L1-o L1 L2 L3 L4 L5 L6
Hasil rata-rata
Asp 1,2 1,1 1,1 1,0 1,2 1,1 1,1 1,1
Thr 0,5 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,5 0,4 analisis asam amino
Ser 0,7 0,6 0,6 0,6 0,7 0,7 0,6 0,6 (%b/b)
Glu 2,6 2,6 2,4 2,3 3,5 3,3 2,9 3,3
di dalam biomassa
Gly 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,7 0,7 0,7
kultur pucuk
Ala 0,8 0,8 0,7 0,7 0,8 0,7 0,8 0,8
Cys 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Val 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,6 0,6
Glu pada L3-L6
Met 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
meningkat (1,12-1,5 x)
Ile 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 0,4 0,5
Leu 1,0 1,0 0,9 0,9 1,0 1,0 1,0 1,0
Tyr 0,5 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4
Phe 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,6 0,5
Hylys 0,6 0,7 0,8 0,4 0,6 1,0 0,8 0,7
Lys 0,7 0,6 0,6 0,6 0,7 0,6 0,7 0,7
NH3 1,1 1,1 0,9 1,0 1,1 1,0 1,0 1,5
His 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,3 0,3 0,3
Arg 1,7 1,4 1,5 1,6 1,8 1,8 1,2 1,8
Pro 0,5 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,4
Helianthus annuus L.

Sunflowers may also be used to


extract toxic ingredients from
soil, such as lead, arsenic and
uranium. They were used to
remove uranium, cesium-
137, and strontium-90 from soil
after the Chernobyl disaster
http://www.scielo.br/img/revistas/bjpp/v17n1/a06fig02.gif
P.K. Glutation (Metode Anderson, 1985)

• Sampel akar dan daun segar (0,5 g) dipanen


setelah seminggu ditanam dalam media
kontrol dan media Cd, dihomogenkan
dengan 0,3 mL asam sulfosalisilat 5%, dalam
kondisi dingin, disentrifuga pada 10.000 rpm
selama 10 menit. Setelah disentrifuga, ke
dalam 0,5 mL larutan ditambahkan 0,5 mL
buffer fosfat 0,1 M pH 7,0; 0,5 mM EDTA; dan
0,5 µL DTNB 3mM. Setelah 5 menit, diukur
serapannya pada panjang gelombang 412 nm
menggunakan spektrofotometer UV-vis.
Ekstraksi dan Uji Fitokhelatin
• Preparasi homogenat dan uji fitokhelatin dilakukan
menurut metode Grill at al. (1987). Sebanyak 0,4 g
jaringan dibekukan dalam nitrogen cair, diserbuk,
dipindahkan ke dalam tabung microfuge, ke
dalamnya ditambahkan 0,4 mL larutan NaBH4 segar,
dicampur dan disentrifuge pada 11.000 x g selama 5
menit pada suhu 40C. Supernatan dikumpulkan dan
diasamkan dengan penambahan larutan HCl 3,6 N
dengan perbandingan 5:1. Tabung diinkubasi
dalam es selama 15 menit diikuti dengan
sentrifugasi pada 11.000 x g selama 15 menit pada
suhu 4 oC, kemudian supernatan dikumpulkan.
Supernatan disaring dengan filter 0,45 µm dan
digunakan untuk analisis fitokhelatin.
• Pemisahan fitokhelatin dilakukan dengan metode HPLC
(kolom Beckman Ultrasphere C18 pm 4,6 × 250 mm)
menggunakan gradien asetonitril dalam asam
trifluoroasetat 0,1% dengan kecepatan alir 1 ml/menit.
Program gradien adalah : asetonitril 0% dalam 2 menit,
asetonitril 0-10% dalam 2 menit, 10-20% dalam 20 menit.
• Eluen kolom diderivatisasi dengan DTNB 75 µM dalam
kalium fosfat (pH 7,6) pada kecepatan alir 2
mL/menit, dan diamati pada panjang gelombang 412
nm. Sebanyak 100 µL sampel disuntikkan. Adanya
fitokhelatin dalam sampel diidentifikasi dengan
membandingkan waktu retensinya terhadap fitokhelatin
pembanding. Penentuan kuantitatif didasarkan atas
perbandingan luas relatif puncak fitokhelatin terdeteksi
terhadap glutation standar. Kadar fitokhelatin
dinyatakan dalam nanomole GSH g-1 FW.
Konsentrasi Cd dalam daun dan akar
Pengaruh Cd dalam pembentukan
GSH
Pengaruh Cd dalam pembentukan
PCs
Contoh Penerapan Fitoremediasi

Figure 6: Constructed wetland for Figure 7: Constructed wetland for


removal waste water treatment (Vertical removal waste water treatment
flow system with macrophytes) (Horizontal flow with macrophytes)

http://wgbis.ces.iisc.ernet.in/biodiversity/sahyadri_enews/newslet http://wgbis.ces.iisc.ernet.in/biodiversity/sahyadri_enews/
ter/issue25/art/article9_clip_image002_0007.jpg newsletter/issue25/art/article9_clip_image002_0008.jpg
Pemanfaatan Rhizofiltrasi

Ideal system for assessing the rhizofiltration in hydropinics


using Talinum cuneifolium (Portulacaceae)
http://cdn.zmescience.com/wp-content/uploads/2013/10/bioremediation1.jpg
Sekian, Semoga Bermanfaat
Wassalamu’alaikum wr.wb.,

http://cdn.zmescience.com/wp-content/uploads/2013/10/bioremediation2.jpg

Anda mungkin juga menyukai