Anda di halaman 1dari 10

LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 4

Penilaian Aspek Teknis dan Teknologi


LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2: Mahasiswa dapat menganalisa aspek-aspek teknis dan teknologi yang berhubungan
dengan kelayakan suatu proyek/bisnis dalam suatu industry dengan perhitungan yang cermat

OUTLINE MATERI :

1. Rencana Kapasitas
2. Pemilihan Teknologi dan Desain Produk
3. Lokasi dan Distribusi
4. Tata Letak Fasilitas
5. Luas Produksi
6. Pengadaan Persediaan Bahan
PENILAIAN ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
DALAM ANALISA KELAYAKAN PROYEK

A. RENCANA KAPASITAS

Kapasitas adalah suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam
waktu tertentu. Biasanya kapasitas diukur berdasarkan waktu dari keluaran yang dihasilkan.
Namun, ada beberapa ukuran kapasitas yang berbeda-beda tergantung dari jenis
organisasinya, seperti berikut ini :
Jenis Organisasi Ukuran Kapasitas

- Bioskop - Kursi Pertunjukan

- Sekolah - Semester

- Bengkel Mesin - Jam-pekerja

- Pabrik Baja - Ton Baja

Adapun Proses Perencanaan Kapasitas adalah sbb :


1. Memperkirakan permintaan dimasa depan
2. Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik
3. Menyusun pilihan rencana kapasitas
4. Menganalisa pengaruh ekonomi pada pilihan rencana
5. Meninjau resiko dan pengaruh strategi atas pilihan rencana
6. Memutuskan rencana pelaksanaan
B. PEMILIHAN TEKNOLOGI DAN DESAIN PRODUK
Pemilihan teknologi suatu produk biasanya bermacam-macam, sehingga pemilihan
teknologi sangat perlu ditentukan secara jelas. Secara umum yang biasa dijadikan ukuran
adalah derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
Beberapa kriteria lainnya adalah :

ISYE6196 – Industrial Feasibility Analysis>>


1. Kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai
2. Keberhasilan pemakaian teknologi ditempat lain
3. Kemampuan tenaga kerja dalam mengoperasikan teknologi
4. Kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan

Proses desain merupakan proses berulang, masukkan dari pemakai dapat digunakan untuk
menemukan cara-cara untuk meningkatkan desain untuk menghemat biaya produksi atau
untuk meningkatkan kualitas.

Sesuai dengan desain, perencanaan proses manufaktur dapat dilakukan dengan menetapkan
rincian spesifikasi proses yang dibutuhkan dengan urutan yang cermat.

Perencanaan proses dapat dilakukan dengan peralatan yang terbatas, namun jika volume
pesanan cukup besar dan desainnya stabil, maka dapat dipertimbangkan dengan penggunaan
peralatan khusus, termasuk proses otomatis dengan tata letak yang khusus pula.

C. LOKASI DAN DISTRIBUSI


C.1. Lokasi Pabrik
Lokasi suatu fasilitas biasanya melibatkan sumber daya pada rencana jangka panjang, ini
berkaitan dengan kemampuan dan perluasan kapasitas produksi, sehingga sesuai dengan
jaringan distribusinya.
Persyaratan teknologi mungkin menjadi pilihan, sehingga kegiatannya difokuskan pada
persyaratan teknis saja.
Kriteria pemilihan lokasi ditujukan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari semua
kegiatan proyek. Oleh sebab itu penentuan letak lokasi amat sangat penting untuk
meminimumkan biaya-biaya secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Ada 2(dua) kelompok biaya menurut Brown dan Gibson, yaitu :
1. Biaya Objektif, seperti :
o Biaya bahan
o Biaya Pemasaran
o Biaya Sarana
o Biaya Tenaga Kerja
o Biaya Bangunan
o Biaya Pajak
2. Biaya Subjektif, seperti :
o Kegiatan Serikat Buruh
o Fasilitas Rekreasi
o Perumahan
o Perkembangan Masa Depan
o Persaingan
o Industri Pendukung
o Penyiapan Tenaga Kerja
o Penyediaan Transportasi
o Daerah Industri
o Iklim
o Fasilitas Pendidikan
o Pelayanan Masyarakat
o Fasilitas Transportasi Pegawai
o Biaya Hidup
C.2. Penanaman Modal
Perubahan yang besar terhadap volume order dari pelanggan akan sangat berpengaruh pada
penanaman modal dan biaya variable. Sehingga metode titik impas/Break Event Point (BEP)
digunakan dalam analisa pemilihan lokasi karena berkaitan dengan biaya tetap dan biaya
variable.
C.3. Metode Penilaian Lokasi
Ada 3(tiga) macam cara penilaian pemilihan lokasi pabrik/proyek, yaitu :
1. Metode Kualitatif
Penilaian yang dilakukan oleh tim yang dibentuk khusus yang bersifat subjektif.
2. Metode Transportasi
Metode ini digunakan bila perusahaan telah memiliki beberapa pabrik dan gudang, serta
untuk menambah kapasitas pabrik atau ada relokasi pelayanan dari setiap pabrik, atau
penambhan pabrik, atau gudang baru. Biasanya menggunakan teknik riset operasi,
seperti : MODI (Modified Distribution Method), NWC (North West Corner), dan VAM
(Vogel’s Approximation Method)
3. Metode Analisis Biaya
Berdasarkan pemanfaatan biaya tetap dan biaya variable untuk membantu pemilihan
alternative lokasi, sehingga dapat disusun hubungan persamaan untuk masing-masing
alternatif lokasi antara biaya yang ditanggung oleh masing-masing lokasi dan volume
produksi yang diinginkan.
D. TATA LETAK FASILITAS
Sistem produksi merupakan gabungan antara teknologi dan manusia untuk mengatur
pekerjaan yang dilakukan dan dihubungkan dengan mesin-mesin dan teknologi.
Penggabungan ini disebut dengan tata letak fasilitas (Facility Layout).
D.1. Hubungan Tata Letak dengan Desain Proses
Ada 2(dua) jenis system fisik, yaitu :
1. Sistem yang berorientasi pada proses
2. Sistem yang berorientasi pada produk

Untuk mendapatkan system produksi yang ekonomis diperlukan tata letak yang
fungsional, dimana penggunaan peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Layout fungsional dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu ruang tertentu, juga
disusun berdasarkan urutan proses operasi suatu produk.

D.2. Kriteria Evaluasi dan Pertimbangan Tata Letak Pabrik

Kriteria yang dapat dipakai untuk mengevaluasi tata letak pabrik, adalah :

1. Konsistensi dengan teknologi produksi yang dipakai


2. Kelancaran arus produk dari satu proses ke proses lain
3. Optimalisasi pemakaian ruangan
4. Kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun ekspansi
5. Minimalisasi biaya produksi
6. Jaminan Keselamatan Kerja

Pertimbangan umum yang dipakai khus untuk lahan lokasi proyek adalah :
1. Ketersediaan arus searah atau mengurangi arus penyilangan
2. Departemen pembantu, workshop hendaknya disituasikan secara fungsional
terhadap pabrik utama.
E. LUAS PRODUKSI
Luas Produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan yang optimal. Atau penentuan kombinasi dari berbagai macam produk yang
dihasilkan untuk mencapai keuntungan yang optimal jika perusahaan menghasilkan lebih
dari satu macam produk.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan luas produksi, yaitu :
1. Batasan Permintaan
2. Kapasitas mesin
3. Kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi
4. Kemampuan keuangan dan manajemen
5. Kemungkinan perubahan teknologi produksi

Adapun metode yang digunakan dalam menentukan luas produksi yang optimal adalah :

1. Pendekatan konsep Marginal Cost dan Marginal Revenue


2. Pendekatan konsep Break Even Point
3. Pendekatan konsep Linear Programming
F. PENGADAAN PERSEDIAAN BAHAN
Dalam aktiva lancar perusahaan, persediaan dan piutang dagang merupakan 2 elemen besar
yang paling berpengaruh dari proses berjalannya suatu perusahaan.
Ada 3(tiga) jens persediaan dalam suatu perusahaan manufaktur, yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku
2. Persediaan Barang Setengah Jadi
3. Persediaan Barang Jadi

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan adalah :

1. Tingkat Penjualan
2. Sifat Teknis
3. Lamanya proses produksi
4. Daya tahan produk akhir

Ada 3(tiga) Biaya yang berhubungan dengan Produksi, yaitu :

1. Biaya Penyimpanan, yang terdiri dari :


a. Biaya Gudang
b. Biaya Modal
c. Asuransi
d. Pajak
e. Penyusutan dan Keusangan
2. Biaya Pemesanan, yang terdiri dari :
a. Biaya memesan atau penyetelan mesin
b. Biaya Pengiriman dan penanganannya
c. Potongan harga karena pembelian dalam jumlah besar
3. Biaya Persediaan Pengaman (Safety Stock), terdiri dari :
a. Kehilangan Penjualan
b. Kehilangan kepercayaan pelanggan
c. Gangguan Jadwal Produksi

Ada 4(empat) hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan jumlah pemesanan, yaitu :

1. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)


2. Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
3. Model EOQ (Economic Order Quantity)
4. Pengembangan Model EOQ (Economic Order Quantity)

Adapun Pengembangan Model EOQ disebabkan karena 3(tiga) factor berikut :

1. Adanya Waktu Tenggang


2. Adanya Ketidakpastian
3. Adanya Inflasi
KESIMPULAN

1. Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek yang perlu dianalisa dalam analisa kelayakan
proyek.
2. Perencanaan kapasitas harus jelas dari awal analisa karena bersifat jangka panjang, terutama
dari segi permintaan dan penawaran dari pelanggan.
3. Pemilihan teknologi dan desain produk juga perlu dilakukan dengan cermat untuk
memenuhi kebutuhan volume order dari pelanggan yaitu dengan penyesuaian terhadap
kebutuhan peralatan dan juga biaya produksi
4. Penentuan lokasi distribusi juga harus diperhatikan mengingat jangkauan dari pasar yang
cukup luas agar lebih mudah dalam mencukupi permintaan pelanggan, sehingga dapat
menghasilkan laba yang optimal
5. Tata letak fasilitas juga sangat penting dianalisa karena berhubungan dengan proses
produksi dimana ada interaksi antara manusia dan mesin sebagai roda penggerak usaha.
6. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam menentukan luas produksi, yaitu dengan
konsep Marginal Cost and Marginal Revenue, Break Even Point, dan Linear Programming.
7. Pengadaan Persediaan Bahan merupakan hal penting dalam aktiva lancar perusahaan, karena
biaya terbesar adalah pada biaya persediaan bahan, sehingga pengendalian persediaan amat
penting untuk menjaga perputaran aliran kas perusahaan.
8. Formula pengendalian persediaan yang biasa digunakan adalah EOQ (Economic Order
Quantity), dengan pertimbangan adanya waktu tenggang, ketidakpastian, dan inflasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4

Anda mungkin juga menyukai