Anda di halaman 1dari 6

NASKAH DRAMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH “SI CULUN ANAK

BARU”
TOKOH 7 ORANG :
1. LATIFAH HANUM (Protagonis)
2. ALYA PRATIWI (Antagonis)
3. AUDY AULIA (Antagonis)
4. DEVI NUR AMALIA (Antagonis)
5. NURUL MAULIDA (Antagonis)
6. MUTIA (Ketua kelas)
7. FINKAN RAMADANI (Guru)

Naskah :
(Scene 1: Di koridor sekolah)

(Hanum berjalan sendirian di tengah – tengah siswa – siswi yang memandang hanum dengan
berbagai ekspresi)

Nurul : (mengejek) Hei, lihat si cupu itu! Dia siapa kayaknya gua ngga pernah liat dia
disekolah ini deh

Alya : Mungkin dia siswa pindahan disini.

Nurul : (Menertawakan) Ah, lihatlah dia menunduk malu. Dasar cupu.!

Hanum tetap berjalan melewati siswa – siswi dengan kepala tertunduk di sepanjang koridor
sekolah tanpa menggubris bisikan – bisikan tersebut hingga hanum pun sampai di ruang
kepala sekolah Sma Binantara. Setelah menerima instruksi dari kepala sekolah untuk
menemui Ibu Ani selaku guru dan wali kelas hanum di Sekolah Sma Binantara hanum pun
langsung bergegas menuju ruang guru yang letaknya tidak jauh dari ruang kepala sekolah
tersebut.

(Scene 2 : Di ruang guru)

(Hanum mengetuk pintu yang terbuat dari kaca dengan perasaan yang tidak karuan)
Tok, tok, tok. (Ceklek) Terdengar suara pintu yang terbuka, dan nampak seorang wanita yang
terlihat masih terlalu muda dan sangat cantik untuk dibilang sebagai seorang guru, wanita
tersebut adalah ibu ani guru yang sedari tadi dicari – cari oleh hanum.

Hanum : Assalamualaikum permisi Ibu, saya hanum murid pindahan baru saya dapat
instruksi dari kepala sekolah kalo saya harus menemui ibu ani terlebih dahulu.

Ibu guru ani : Waalaikumsallam dengan saya sendiri ibu ani, silahkan masuk hanum
( jawab ibu ani dengan senyum yang sangat manis )

Setelah berbincang dengan ibu ani alias wali kelas hanum di sekolah barunya, tertiba suara
bell pun terdengar sangat nyaring ke seluruh penjuru sekolah pertanda bahwa jam belajar
sudah di mulai. Ibu ani dan hanum langsung bergegas menuju kelas MIPA-1, Hanum pun
terlihat hanya mengekori ibu guru cantik ini dari belakang (seperti anak kucing yang
takut
kehilangan induk nya saja sksksk) tertibalah mereka berdua di depan kelas yang sangat ricuh
itu.

Ibu ani dan Hanum pun memasuki kelas secara bersamaan. Kelas yang tadinya ramai kini
senyap sesaat dengan hitungan detik, semua menatap kedepan dengan berbagai ekpresi ada
yang tetap fokus dengan ponsel nya dan ada juga yang berbicara secara berbisik - bisik
karena yang datang bukan hanya guru melainkan ada manusia lain yang terlihat sangat nerd.

(Hanum yang merasa di perhatikan dan di bicarakan hanya menunduk saja sebab merasa
takut dan gugup)

(Scene 3 : Di kelas)

Ibu guru ani : Selamat pagi anak – anak ! hari ini kita kedatangan teman baru pasti kalian
pengen tahu kan siapa yang bakal jadi teman baru kalian (ucap bu ani dengan suara yang
lantang dan diselingi seutas senyuman) Hanum silahkan perkenalkan diri kamu nak.

Terlihat ada beberapa murid yang memandang hanum dengan pandangan yang sulit diartikan

Hanum : Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Latifah Hanum murid
pindahan dari sekolah SMA Pelita Harapan, semoga kita bisa berteman dengan baik mohon
bantuannya terimakasih.

Devi : Woee..lo tuh bicara ama kita-kita atau bicara ama lantai
sih? Murid – murid : HAHAHA (serentak menertawakan hanum)
Audy : Betul itu …
Alya : Kalian jangan kayak gitu dong sama hanum (mencoba memberhentikan
teman – temannya)
Ibu guru ani : Sudah... Sudah.. Hanum kamu duduk dibelakang Nurul saja yah
Hanum : iya buu (dengan nada lembut)
Audy : Murid baru itu tampangnya kayak culun banget yaa
Devi : Kita rencanain sesuatu buat dia yuk. Biar dia takut ama kita
Audy : Gue setuju banget
Nurul : Gimana kalau kita Bully aja dia. Betul nggak...betul nggak?
Devi & Audy : Betul dong !!!

Alya hanya sudah paham dengan maksud omongan teman – temannya hanya bisa
memerhatikan dengan diam karena kondisi kelas sedang mau berdoa sebelum kegiatan
belajar mengajar dimulai.

Ketua kelas : Sebelum kegiatan belajar hari ini alangkah baiknya berdoa terlebih dahulu,
berdoa menurut kepercayaan masing masing, berdoa mulai. berdoa selesai memberi salam
Murid – murid : Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.

kegiatan belajar mengajar pun telah selesai, waktunya para murid semua istirahat.

(Scene 4 : Di kantin)
Saat sedang makan pesanan mereka masing-masing tiba tiba alya memulai pembicaraan

Alya : Btw rencana kalian kali ini apa? gue yakin waktu kalian liat si culun itu
kalian ga akan diem aja
Audy : Tumben lo paham sama maksud kita al
Alya : Ya iyalah, gua kan kenal kalian ga sehari dua hari yaa
Nurul : So, kita mau apain tu anak culun? ada yang punya ide?
Devi : Gua kayaknya punya ide yang menarik
Audy : Apa ide lo kali ini ?
Devi : Gimana nanti pas di koridor kita selengkat aja kakinya kaki nyaa biar dia
jatuh di depan anak – anak lain, setuju ga guys?
Nurul : Yaelah basic banget sih, kaya gitu mah anak sd juga sering kali
selengkat kaki orang, basi.
Alya : Udah si gapapa anggap aja ini cuma perkenalan, the start of the problem
Audy : Gue setuju sama alya, gapapa kita kerjain dia yang kecil kecil dulu tapi kalau
dia songong baru kita kasi yang lebih.

Semuanya mengangguk setuju dengan rencana tersebut

Tidak terasa ternyata sudah mau memasuki jam pelajaran kedua, akhirnya mereka berempat
pun pergi ke kelas sambil bercanda gurau. tetapi selang beberapa menit mereka melihat
Hanum sedang membawa minuman, mereka pun saling bertatapan dengan tersenyum jahat.

Setelah Hanum membeli minuman ia segera bergegas ke kelas karena sebentar lagi waktu
istirahat akan usai. tanpa ia sadari ada seseorang yang dengan sengaja nya menaruh kaki
didepan kaki hanum dan membuat hanum terjatuh dan menumpahkan semua isi minuman
tersebut ke salah satu sepatu orang tersebut.

Audy : Sial sepatu gua basah ! (dengan nada yang lantang)


Nurul : Heh, elo tuh kalau jalan pake mata dong!! liat tuh sepatu temen gue jadi
basah
Hanum : Maaf aku nggak sengaja tadi aku buru - buru jadi aku ngga melihat kalau ada
kaki kamu di depan aku … aku minta maaf
Devi : Halah alasan aja lo yaa! bilang aja lo sengaja kan ngelakuin ini ?
Hanum : Nggaa aku benar benar ngga sengajaa
Alya : Udah udah nggak usah ribut, heh h anum bangun loh ngapain duduk di situ
mau jadi gembel?

(hanum langsung bangkit dari jatuhnya)

Alya : Udah sana lo cabut !!

(Hanum pun buru buru bergegas pergi)

THE NEST DAY …

(Scene 5 : Di kelas)
Pagi hari Alya dan Hanum di kelas, dan tiba – tiba Nurul dan teman temannya dating
Devi : (gebrak pintu) Assalamualaikum
Hanum&Alya : Waalaikumsallam (jawab mereka berdua berbarengan)
Audy : Berduaan aja ini pagi – pagi
Nurul : Selamat pagi alyaa
Alya : Pagi
Nurul : Selamat pagi culunn
Hanum : Pa… pa.. pagii
Audy : Alya pagi – pagi udah berduaan aja nih sama si culun
Devi : Woii culun! Lu ngapain coba pagi – pagi begini baca buku mtk
Nurul : Tau lo sok banget, ini itu gak penting (Ngelemparin buku Hanum)
Ketua kelas : Kalian bisa gak sih sehari aja gak ngelakuin kaya gini sama Hanum

Nurul : Yah... Sayangnya gak bisa tuh


Devi : Uw kakanya nih yang ngebelain, mau jadi pahlawan kesiangan ceritanya
Geng Nurul : HAHAHA

(Tiba – tiba ibu guru ani masuk)

Audy : Bu ani guys duduk – duduk


Ibu guru ani : Selamat pagi
Murid – murid : Pagi buu
Ibu guru ani : Ini kenapa berantakan sekali, buku – buku siapa ini?
Ketua kelas : Buku Hanum bu
Devi : Hanum kok bukunya diberantakin gitu sih
Audy : Hanum kok diem aja sih. Beresin nih bukunya
Hanum : I… iyaa
Ibu guru ani : Yasudah, Mutiaa tolong bantu Hanum untuk membereskan
bukunya Ketu akelas : Baik Bu

(Scene 6: Di lapangan sekolah)

Hari ini merupakan hari dimana kelas MIPA-1 melaksanakan kegiatan olahraga di
lapangan Sma Binantara, banyak pasang mata yang melihat kearah hanum, hanum
pun hanya bisa menundukan kepalanya sambil merutuki dirinya karena ia pun
bingung kenapa anak - anak sangat tidak suka kepada dirinya padahal dia tidak
melakukan hal hal yang tidak menyenangkan, ia berpikir ini merupakan kesialan
yang dia dapatkan selama dia hidup.
Karna keasikan melamun hanum tidak sadar kalo sejak tadi pembelajaran olahraga
sudah dimulai dan yaa selalu saja dia menjadi bahan olokan teman - teman kelas
nya

Nurul : Heh culun budek banget lo dipanggil nya!! dasar cupu.


Devi : Cepet sini kita ga akan mulai kalo lo lama.
Hanum : Iyaa maaf aku ngga dengar kalo sedari tadi kalian memanggil aku, ma…
maaff
Alya : Heh mutia cepet pimpin pemanasan lo juga samanya lama.
Ketua kelas : Iyaa sabar bawel. (sambil bercibir)
(Alya hanya menatap muttia dengan malas)

selesai sudah kelas MIPA - 1 melakukan pemanasan mereka semua diberi


kebebasan dalam melakukan kegiatan olahraga sebab sudah tidak ada lagi
pengambilan nilai, hanum bingung harus berbuat apa lantas tidak ada yang mau
mengajak nya bermain, berbicara pun tidak ada apalagi bermain huftt (hanum
berdesah lesu) seling beberapa waktu tiba - tiba ada sosok yang mengajak hanum
berbicara ia kira itu sebuah anugerah yang tuhan berikan ternyata itu adalah sebuah
petaka bagi dirinya.

Nurul : Tujuan lo masuk sekolah kita apa sih?


Hanul : Nggak ada kok (dengan nada takut)
Nurul : Awas aja lo … nggak nurut sama kita lo akan tau akibatnya.
Hanum : I… iiyaaa (dengan nada takut)
Alya : Udah yuk , ngapain kita urusin si anak culun ini mending kita ke kantin
Audy : Eitss gausa suruh aja si cupu ini buat beli kekantin kitaa kan cape habis
olahraga
Devi : Iyaa sana beliin kita minuman (sambil mendorong pundak hanum)

Hanum pun bangkit dari duduknya dan lagi lagi ia hanya bisa patuh dan nurut atas
perintah temen nya tersebut.

Sudah berhari - hari bahkan berbulan bulan sampai ia sudah menginjak ke kelas 11
tetap saja teman - teman kelas nya itu membully hanum, hanum pikir mereka akan
berhenti dengan sendirinya nyatanya mereka malah semakin gencar dan kejam dalam
memperlakukan hanum, hanum lelah atas semua ini hanum mau meminta pindah
sekolah pun tidak bisa karna keterbatasan ekonomi keluarganya, hanum mau
menceritakan semua ini juga bingung karna dia benar benar sendiri tidak memiliki
orang - orang yang perduli terhadap nya, bahkan keluarganya pun tidak terlalu
mementingkan hanum yang ada cuma teman - temannya yang selalu membully.
Hanum mencoba bersabar dan menahan semua amarah yang ia pendam tetapi sudah
tidak bisa lagi ini semua sudah kelewatan pikir hanum, ia malu dan sakit karena terus
terusan di perlakukan kurang baik oleh teman - temannya. Sempat terbesit di pikiran
hanum dengan menghilang dari muka bumi ini adalah jalan yang terbaik, dia
menyesal sudah lahir di dunia ini tidak ada gunanya dia hidup. Dengan pikiran yang
berkecamuk tanpa sadar hanum membulatkan tekatnya untuk mengakhiri hidupnya.

(Scene 7 : Di atap sekolah)

Saat ini Hanum sudah berada di atap sekolah, ia berjalan ke ujung atap sekolah
sambil menangis karena mengingat semua perbuatan temannya yang membuat dia
tidak ingin melanjutkan hidupnya. kali ini ia benar benar nekat untuk mengakhiri
kehidupannya karena sudah tidak sanggup lagi oleh semuanya.

Hanum: Aku benar-benar sudah tidak sanggup lagi dengan semuanya, aku sudah
cape aku muak dengan semua orang, maafkan aku tuhan aku titip ayah dan ibu
bersamamu.

(saat sedang ingin melompat tiba-tiba tangan Hanum ditarik oleh seseorang )

Nurul : Heh cupu lo tu gila atau apa sih biar apa lo mau lompat dari sini

(nyatanya orang yang menarik tangan hanum itu nurul sosok yang selalu membully
hanum selama ini orang terkejam yang pernah hanum kenal)

Hanum : Iyaa aku emang gila aku emang cupu!! (menangis) makanya kamu
gausah halang halangi aku buat akhirin hidup aku
Nurul : kalo emang lo mau lompat sana lo lompat di sungai jangan di sekolah, lo
mau bikin berita gitu kalau di sekolah ini ada seorang siswi yang bundir, gitu
maksud lo?
Hanum :(menangis) seterah kamu mau bilang apa tentang aku tapi yang pasti kamu
gaakan paham apa yang aku rasain
Nurul : emang gue gapaham apa yang ada dipikiran lo apa yang lagi lo rasain, tapi
yang jelas kalau sampe lu beneran nekat orang tua lo yang bakal menanggung ini
semua sekolah mana perduli sama lo cupu !! (pergi)

Benar kata nurul mengakhiri hidup bukan lah jalan yang terbaik, Hanum pikir
dengan ia pergi ia akan mengurangi beban orang tuanya, tetapi malah semakin
menambah masalah walaupun keluarga tidak seharmonis keluarga lain tetap saja
Hanum sangat sayang kepada kedua orangtuanya.

(Karena nurul hanum tidak jadi mengakhiri hidupnya, tanpa mereka berdua sadari
terlepas dari sikap buruk nya nurul adalah sosok malaikat yang dikirim tuhan untuk
dirinya)

(Scene 8: Di kantin)

Pov nurul :
Semenjak kejadian kemarin di rooftop pikiran dia sudah bercampur aduk ada
perasaan gelisah, khawatir, dan yang pasti bersalah, setelah ia pikir pikir ternyata
selama ini ia sudah terlalu jahat sebagai seorang teman. nurul terus menerus
memikirkan itu sampai - sampai ia tidak perduli teman - temannya sedang
membicarakan apa.

Alya : Rul lu gapapa? daritadi lo cuma diem aja gabiasa nya lo kaya gini.
Audy : Iyaa lo kenapaa cerita aja sama kita biasanya juga lo langsung cerita kan.
(devi hanya ikut menyimak dan menunggu jawaban nurul)
Nurul : Nggak gue gapapa kok cuma kepikiran sesuatu ajaa … menurut lo kita ini
udah kelewatan ngga sih sama hanum? (tanya maul dengan wajah gundah nya)
Alya : Iyaa gua juga merasa kalo kita ini udah kelewatan sama hanum , jujur gua
kalo ngeliat dia merasa iba dan jahat aja selama ini
Devi : Pliss deh kalian kenapa sih? kenapa jadi sok perduli banget gini come on guys
basi banget deh
Audy : Dev kali ini gua setuju sama alya dan nurul , kita ini udah kelewatan batas
coba lo yang di posisi hanum gimana perasaan lo, pasti lo gabakal sekuat dia kan?
gua mau stop ngebully dia
(devi terdiam dengan penuturan teman - temannya)
Nurul : Iyaa gua mau coba minta maaf sama dia tapi gua bingung caranya gimana
dan gua malu juga
Alya : Iyaa sama gua juga mau minta sama dia, ayo minta maaf bareng - bareng ngga
usah malu untuk mengakui kesalahan
(Audy mengangguk setuju)
Audy : (menyenggol bahu devi) udah kita akhiri aja semua ini, lo ikut kitaa kan?
Devi : Iyaa deh ayoo (menjawab dengan nada malas)

Anda mungkin juga menyukai