Anda di halaman 1dari 1

PAHLAWAN PENCEGAH STUNTING DESA KERTARAHAYU

Muhammad Rizky Noviana


Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi

Pada tahun ajaran 2023 atau semester 5 terkhusus bagi setiap mahasiswa
angkatan 2020 diwajibkan untuk mengontrak dan melaksanakan mata kuliah
KKN (Kuliah Kerja Nyata) guna memenuhi syarat akhir penyususnan skripsi.
Beruntungnya saya karena mendapat kelompok 83 yang ditempatkan di desa
Kertarahayu. Desa Kertarahayu merupakan desa yang terdiri dari 4 dusun, yaitu
dusun Anggalasan, Cicongkok, Cicariu, dan Jayamukti yang terletak di kecamatan
Jatiwaras, kab. Tasikmalaya. Desa Kertarahayu merupakan salah satu desa yang
mata pencaharian warganya sebagian besar merupakan seorang petani padi dan
petani kapolaga, maka tak heran ketika pertama kali memasuki desa ini kita akan
disuguhkan oleh pemandangan persawahan dan kebun kapolaga.
Dibalik kekayaan alam dan kesuburan tanah desa Kertarahayu, ada
seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang senantiasa melindungi generasi mudanya
agar terhindar dari penyakit stunting. Ibu-ibu kader posyandu adalah sosok
tersebut. Mereka senantiasa mengingatkan warganya agar selalu memeriksakan
anaknya setiap seminggu sekali sesuai jadwal posyandu disetiap dusun. Dengan
mengesampingkan urusan keluarganya masing-masing, kader posyandu rela
mengorbankan waktu dan tenaganya demi kesehatan anak-anak muda terkhusus
ibu hamil dan balita. Oleh karena itu, kelompok KKN 83 mengangkat tema
kesehatan pada program kerja atau proker di desa Kertarahayu. Ada 2 program
kerja yang berhubungan langsung dengan kegiatan posyandu, yaitu program kerja
unggulan GERPOSDES (Gerakan Posyandu Desa) dan Healthy Food dari total 5
program kerja yang diusungkan.
Dari 2 program kerja tersebut, saya bisa melihat bagaimana sabarnya ibu
kader posyandu dalam menghadapi warganya pada saat pemeriksaan. Karena pada
saat tersebut kebanyakan dari warga tidak menerapkan budaya antri, dengan
begitu yang mengurus agar kegiatan tersebut tetap berjalan lancar adalah ibu
kader posyandu, padahal kader posyandu telah memiliki tugas seperti menimbang
berat badan, mengukur tinggi badan, lingkar lengan atas dan lingkar kepala. Tugas
tersebut kiranya mudah bila yang diperiksanya orang dewasa, namun lain halnya
dengan ini karena yang diperiksanya kebanyakan balita yang sering menangis,
menolak, bahkan ada yang sampai kabur karena takut diperiksa. Namun ibu kader
posyandu tetaplah melaksankan tugasnya sampai selesai tanpa mengeluh demi
terciptanya generasi muda yang sehat dan kuat.

Anda mungkin juga menyukai