Anda di halaman 1dari 3

FRUSTASI - PUTUS ASA

FRUSTASI
Kata frustasi berasal dari bahasa Latin frustation yang berarti perasaan jengkel akibat
terhalang dalam pencapaian tujuan. Dalam bahasa inggris disebut dengan Frustration yang
artinya kekecewaan. Definisi Frustasi menurut Katz B, dan Lehner G.F.J., frustasi merupakan
rintangan terhadap dorongan/kebutuhan, dorongan manusia yang banyak jumlahnya,
selayaknyalah bahwa semua itu tidak dapat dipenuhi secara bersama-sama, ada pula yang
tidak dapat dipenuhi secara wajar.1
Frutrasi dapat berarti terbendungnya kecenderungan-kecenderungan emosional karena
situasi-situasi dimana reaksi-reaksi yang sudah biasa tidak dapat menghasilkan kepuasan-
kepuasan yang biasa. Kekecewaan merupakan konsep dasar yang banyak dibicarakan dalam
tulisan-tulisan berkenaan dengan kesehatan mental, atau yang membicarakan tafsiran
aktivitas psikologi seseorang. Dikatakan seseorang itu kecewa bila menghadapi halangan
untuk memuaskan suatu motivasi atau mencapai suatu tujuan yang ingin dicapainya. Jadi
kekecewaan itu berlaku bila seseorang menghadapi halangan yang merintanginya untuk
memuaskan motivasi-motivasi. Dia (kekecewaan) juga adalah keadaan emosi dan motivasi
yang dirasakan oleh seseorang jika ia menghadapi rintangan yang menghalanginya untuk
memuaskan motivasi-motivasinya.
Frustasi adalah suatu keadaan di mana suatu kebutuhan tidak dapat terpenuhi dan
tujuan tidak dapat tercapai sehingga mengalami kegagalan. Frustasi adalah keadaan batin
seseorang, ketidak seimbangan dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena hasrat/dorongan
yang tidak dapat terpenuhi. Dalam ilmu kesehatan mental orang yang mengalami suatu
keadaan, di mana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi, dan tujuan tidak bisa tercapai,
sehingga orang kecewa dan mengalami satu barrier atau halangan dalamusahanya mencapai
satu tujuan maka orang tersebut mengalami frustasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam situasi frustasi adalah apabila motivasi individu
tidak mencapai pemuasan atau ekspresi yang wajar. Keadaan tersebut akan
memunculkan perilaku menyimpang atau abnormal. Hal ini sering dialami individu
yang kurang dipersiapkan untuk menghadapi berbagai hal yang mungkin terjadi diluar
keinginannya, atau karena motivasinya sedemikian rupa, sehingga menghalangi arah dan
kontrol yang disadarinya. Individu akan melakukan tindakan positif apabila dia berada
dalam situasi yang wajar (tidak sedang frustasi)
Kebutuhan manusia atau dorongan manusia yang bersifat fundamental itu
menimbulkan ia bertingkah laku atau berbuat dalam bentuk untuk mencapai tujuan sering
mendapat halangan atau kekecewaan. Bahwa ia dapat dikatakan mengalami frustasi sangat
tergantung pada tanggapan masing-masing terhadap situasi atau keadaan dan cara
mengekspresikan frustasi itu. Misalnya suatu keadaan atau situasi membuat dua orang sama-
sama mengalami frustasi, sebenarnya mereka mempunyai dasar pengalaman yang berbeda
sehingga tingkah laku mereka selanjutnyapun akan berbeda. Perasaan-perasaan frustasi itu
bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya. Jarak dan dalamnya suatu keputusasaan,

1
Asriyanti Rosmalina, PENDEKATAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGULANGI KONFLIK, STRES,
TRAUMA DAN FRUSTASI, hal.12
kemarahan ataupun kasih sayang kadang-kadang merupakan peristiwa yang menyenangkan
serta membantu memberi kekuatan dan memberikan rangsangan.
Bentuk-bentuk frustrasi
1) Frustration Suatu keadaan ketegangan yang tidak menyenangkan, ditandai dengan
kecemasan dan aktivitas simpatetis yang semakin meninggi disebabkan oleh rintangan
dan hambatan.
2) Frustrattion agression hypothesis Asumsi ini menyatakan bahwa frustrasi selalu selalu
mengarah pada suatu jenis tingkah laku agresi.
3) Frustration response Suatu sifat kepribadian faktorial yang melibatkan ujung kutub
positifnya berupa kemarahan dan depresi.
4) Frustration tolerance Kemampuan untuk menderita karena gagal dan dihalang-halangi
namun tanpa mengalami kerusakan psikologis yang tidak semestinya
Menurut Zakiah Daradjad, ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya frustrasi pada
seseorang yaitu:
1) Tidak terpenuhinya kebutuhan Dari pengalaman para ahli terbukti bahwa gangguan
jiwa terjadi antara lain akibat dorongan untuk memenuhi keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan, bila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi orang akan merasakan tidak enak, gelisah, dan kecewa. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut adalah kebutuhan jasmani seperti makan, minum, dan lainnya, dan
kebutuhan rohani (psikis dan sosial) seperti perhattian dan kasih sayang.
2) Rintangan. Frustrasi merupakan perasaan yang bukan fakta, frustrasi adalah perasaan
yang timbul bila seseorang menjumpai jenis rintangan teetentu pada jalan ketujuan
tersebut. Perasaan-perasaan akan timbul apabila rintangan itu tidak bisa diatasi dan bila
kegagalan untuk mengatasinya mengancam kesehatan pribadi seseorang jika tujuan itu
melibatkan diri seseorang.2
PUTUS ASA
Kata putus asa secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gabungan
dari kata putus dan asa. Putus artinya tidak terhubung (sambung) lagi atau hilang, sedangkan
asa berarti tidak mempunyai harapan lagi3. Putus asa adalah sikap seseorang yang telah
merasa gagal dalam menjalani hidupnya, entah itu gagal dalam mewujudkan cita-cita, mimpi,
atau harapan. Tidak punya keinginan untuk berusaha atau bekerja lebih keras lagi. Menurut
Quraish Shihab keputusasaan identik dengan kekufuran yang besar. Seseorang yang
kekufurannya belum mencapai peringkat itu maka biasanya dia tidak kehilangan harapan.
Namun sebaliknya, semakin mantap keimanan seseorang, semakin besar pula harapannya4
PENYEBAB PUTUS ASA

2
Anwar, D. F., & Anidar, J. (2018). Hubungan Antara Frustrasi Dengan Perilaku Agresif Peserta Didik
Kelas Ix Di Mtsn 1 Pesisir Selatan. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 4(1), 87-
99.
3
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 2, (Jakarta: Balai Pustaka,
1989), h. 715
4
M. Quraish Shihab, Tafsi>r Al-Mis}ba>h: Pesan, Kesan dan Keserasian AlQur’a>n, Vol. 6, (Jakarta: Lentera Hati,
2002), h. 514.
1. Faktor Internal. Menurut Imam Al-Ghazali akhlak adalah keadaan hati seeorang yang
menjadi sumber lainnya perilaku. Orang yang akhlaknya baik akan terbebas dari
gangguan kesehatan jiwa, namun seseorang yang memiliki akhlak yang rendah akan
mudah depresi dan putus asa. Hal itu karena pikirannya yang tidak lurus, yang pada
akhirnya akan memunculkan konflik batin pada diri seseorang itu
2. Faktor Eksternal Putus asa juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal atau faktor
yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor eksternal ini dapat berupa cobaan
ataupun ujian yang datang dari Allah SWT. Baik cobaan yang datang itu berupa
cobaan yang berupa kebaikan ataupun cobaan berupa keburukan.
Solusi menghindari putus asa
1. Mengingat Allah
Mengingat Allah atau z{ikrulla>h akan membuat hati bersih dan sehat serta
cenderung mendorong terjadinya amal-amal kebajikan, kemudian amal-amal
kebajikan yang dihasilkan akan semakin memperindah kondisi hati.
2. Bersyukur Rasa syukur menjadikan seseorang puas terhadap dirinya sendiri dan apa
yang ada pada dirnya, sehingga hal tersebut bisa menghindarkan seseorang dari
berputus asa ketika gagal meraih hal yang diinginkan.
3. Sabar Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah sebagaimana dikutip Pracoyo Wiryoutomo
sabar ialah menahan jiwa dari berputus asa, meredam amarah yang bergejolak,
menahan anggota badan dari berbuat kemungkaran, mencegah berkeluh kesah.5
Seseorang yang mampu menundukkan dorongan hawa nafsu secara terus menerus,
maka ia termasuk orang yang sabar.

Dalil Frustasi dan Putus Asa


Q.S Hud : 9
‫َولَ ِٕى ْن اَ َذ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِمنَّا َرحْ َمةً ثُ َّم نَ َز ْع ٰنهَا ِم ْن ۚهُ ِانَّهٗ لَيَـُٔوْ سٌ َكفُوْ ٌر‬

Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut
kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih.
Q.S Al Isra 83
‫ض َون َٰا بِ َجانِبِ ٖ ۚه َواِ َذا َم َّسهُ ال َّشرُّ َكانَ يَـُٔوْ سًا‬
َ ‫َواِ َذٓا اَ ْن َع ْمنَا َعلَى ااْل ِ ْن َسا ِن اَ ْع َر‬

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan
menjauhkan diri dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus
asa.

5
Pracoto Wiryoutomo, HIkmah Sabar, (Jakarta: QultumMedia, 2009), h. 2.

Anda mungkin juga menyukai