Anda di halaman 1dari 12

Pengembangan Kurikulum 2013

Muhammad Fadel Amrullah


(1512621082)
PTIK C
RPJMN 2010-2014 mengamanatkan agar

Peningkatan mutupendidikan memprioritaskandalam:

1. Perbaikan Metodologi
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa
pengajaran demi kelulusan ujian, namun pendidikan menyeluruh
yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti,
kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia.

2. Penataan ulang kurikulum sekolah


Dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah
sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu
menjawab kebutuhan SDM.
Alasan untuk Pengembangan Kurikulum
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan jernih
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan
Menciptakan lulusan yang mampu menjadi warga negara yang
bertanggung jawab
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda
Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan hidup dalam masyarakat
yang mengglobal
Menciptakan lulusan yang memiliki minat luas dalam kehidupan
Menciptakan lulusan yang memiliki kesiapan untuk bekerja
Menciptakan lulusan yang memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya
Menciptakan lulusan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap
lingkungan

Pertimbangan Pengembangan Kurikulum 2013


a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan
Standar Penilaian Pendidikan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
c. Tuntutan kompetensi abad ke-21
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan hal berikut, yaitu tuntutan
kompetensi abad ke-21, pencapaian kompetensi berpikir tingkat tinggi (high order thinking
skills), penciptaan kesempatan kerja, peserta didik, dan dasar-dasar dan aspek akademik tentang
kurikulum.
4. Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya
a. Data cross section
Data cross section adalah jenis data yang dikumpulkan sewaktu-waktu dalam periode
tertentu.
Data ini hanya menjelaskan kondisi pada waktu ketika data itu diambil saja.
Contoh data cross section:
• Data penjualan produk di bulan Maret
• Data penjualan jasa pada tahun 2011
• Data jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2019
b. Data berkala
Data berkala adalah jenis data yang diambil secara berlanjut atau berkala dari waktu
ke waktu untuk mengetahui perkembangan objek yang diamati atau diobservasi.
Contoh data berkala:
• Data impor beras Indonesia ke luar negeri tahun 2010 hingga 2020
• Data harga bahan pokok periode bulan Januari hingga April 4
Alasan pengembangan kurikulum 2013
1. Alasan miskonsepsi
Konsep Kopetensi adalah kesatuan antara sikap, pengetahuan dan keterampilan seseorang melakukan sesuatu kinerja
tertentu. Pada Kurikulum 13 kopetensi diturunkan menjadi 3 komponen berbeda yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Akibatnya guru menderita mengajar dan murid menderita belajar. Mengingat proses penilaian yang rumit dan menghabiskan
energi akibat pembedaan antar penilaian sikap, pengtahuan dan keterampilan.

2. Tuntutan Terlalu Tinggi


Konsep ini bertujuan sebagai pembelajaran esensial yang sesuai tahap perkembangan anak, relevan, realistis tapi
menantang. Pada Kurikulum 2013 tujuan pembelajaran terlalu tinggi tidak sesuai perkembangan anak : tidak relevan dan
tidak realistis. Akibatnya guru menderita mengajar. Dituntut menuntaskan konten sehingga terjebak pada mengajar satu
arah. Tidak ada ruang ķreatifitas bagi guru. Murid menderita belajar.
Tuntutan mempelajari banyak konten. Sehingga hanya belajar hafalan dan tidak mendapat pemahaman utuh.

3. Batasan waktu terlalu kaku


Konsep ini terlihat dengan satuan pendidik dan guru melakukan penyesuaian durasi dan kecepatan pembelajaran sesuai
kebutuhan murid dan konteks lokal. Padahal pada Kurikulum 2013 Pengaturan durasi pembelajaran setiap tujuan
pembelajaran dikunci dalam satuan minggu. Tidak bisa disesuaikan oleh guru dan satuan pendidikan. Akibatnya Guru
menderita mengajar. Meski tau muridnya belum paham tapi terpaksa melanjutkan pembelajaran selanjutnya.
Tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai acuan untuk mengembangkan pembelajaran
dalam mencapai pendidikan yang bermutu dengan standar yang jelas, target yang terukur dan
budaya yang akan dicapai.

Alasan pengembangan kurikulum yang lainnya yaitu fenomena negatif yang mengemuka
hingga saat ini. Fenomena tersebut antara lain perkelahian pelajar, narkoba, plagiatisme,
korupsi, kecurangan dalam ujian, dan gejolak masyarakat. Fenomena negatif tersebut muncul
akibat kurangnya karakter yang dimiliki oleh peseta didik.

Permasalahan tersebut menuntut perlunya penguatan pendidikan karakter dalam


pembelajaran di Indonesia. Pernyataan tersebut didukung oleh persepsi masyarakat yang
menjadi alasan pengembangan kurikulum antara lain pembelajaran terlalu menitikberatkan
pada kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.
Filosofi kurikulum 2013

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dikembangkan
dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada
satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa
mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.


Menurut pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui
pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin
ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
Landasan Teoritis Kurikulum
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori "pendidikan berdasarkan standar" (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan
hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai