Anda di halaman 1dari 32

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA ALAM SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1


TIKEP, KABUPATEN MUNA BARAT

PROPOSAL

Oleh:

SUCI RAHMA WATI

A1M 120073

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yangtalah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul
“Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Media Alam Atau Study Healing Siswa
Kelas Vii Smp Negeri 1 Tikep ” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapu tujuan dari
penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Bahsa Indonesia.
Ucapan terima kasih kepada Sri Suryana Dinar, M.Hum. selaku dosen pengampuh Mata Kuliah
“Seminar Bahasa Indonesia”

Saya menyadari nahwa makalh ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
sangat dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini.

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….……1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………3

1.3 Tujuan Peneltin………………………………………………………………,…3

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………..…..3

1.5 Batasan Operasional………………………………………………………..……4

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………..……5

2.1 Hakikat Menulis…………………………………………………………..…...…5

2.1.1 Pengertian Menulis………………………………………………………….....5

2.1.2 Tujuan Menulis……………………………………………..…………………6

2.1.3 Manfaat Menulis……………………………………..………………………..7

2.2 Pengertian Puisi…………………………………………………………………8

2.2.1 Unsur Pembangun Puisi………………………………………………………9

2.2.2 Unsur-Unsur Puisi…………………………………………………………….11

2.2.3 Lngkah-Langkah Menulis Puisi………………………………………………13

2.3 Media Alam dalam Pembelajaran Puisi……………………………………….15

2.3.1 Media Alam……………………………………………………………………16

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………..18

iii
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………………...18

3.2 Setting Penelitian……………………………………………………………….18

3.2.1 Tempat Penelitian…………………………………………………………….18

3.2.2 Waktu Penelitian……………………………………………………………...18

3.2.2 Objek Penelitian………………………………………………………….......18

3.3 Faktor yang Diteliti…………………………………………………………….18

3.4 Prosedur Penelitian………………………………………………………….…19

3.4.1 PerencanaanPenelitian………..………………………………………….….19

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian……………….…………………………………..….19

3.4.3 Observasi…………………………………………………………………...…20

3.4.4 Refleksi……………………………………………………………………….20

3.4.5 Instrumen Peneliian…………………………………………………………22

3.4.5.1 Lembar Observasi…………………………………………………………22

3.4.5.1.1 Lembar Observasi Guru……………………………………………….22

3.4.5.1.2 Lembar Observasi Siswa……………………………………..………...25

3.6 Kriteria Penilaian……………………………………………………………..27

3.7 Teknik Analisis Data………………………………………………..……..….29

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….31

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi
terasa semakin penting pada saat eksitensinya diakui. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana,
dan media yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat, yakni sistematis,
mana suka, ujaran, manusiawi dan komunikatif. Disebut sistematis karena bahasa diatur oleh
sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem, yakni sistem bunyi dan sistem makna. Bunyi
merupakan sesuatu yan bersifat fisik yang dapat dianggap oleh panca indra kita. Tidak semua
bunyi dapat diklasifikasinya sebagai suatu simbol sebuah kata. Bila sebuah tanda fisik diberi
makna tertentu atau mewakili makna tertentu, maka tanda itu disebut lambang. Lambang mejadi
isi yang terkandung dalam arus bunyi, sehingga menimblkan reaksi. Bunyi inilah yang
merangsang panca indra kita sehingga kita bereaksi.

Bahasa juga disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa
dasar. Tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya. Sedangkan
bahasa sebagai suatu ujaran karena bahasa yang terpenting adalah bunyi. Bahasa disebut sebagai
alat komunkasi karena fungsi bahasa sebagai penyatu. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan
bahasa tulis. Bahasa lisan adalah bahasa yang diungkapkan secara langsung, sedangkan bahasa
tulis adalah bahasa yang proses pengungkapannya melalui tulisan.

Bahasa Indonesia sebaga salah satu ilmu mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupab sehari-hari serta dalamkemajuan teknologi, sehingga bahasa Indonesia menjadi mata
pelajaran yang pentning untuk dipelajari. Mata pelajaran bahasa Indonesia untuk membina dan
mengembangan keteramplan dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan.

Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh setiap
orang, menulis juga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa paling tinggi dibanding
dengan ketrampilan berbahasa lainnya. Salah satu tujuan menulis adalah untuk menciptakan

v
sebuah karya ataupun untuk menambah pembendaharaan kata, menuangka pikiran pengalaman,
serta perasaan secara sitematis sesuai dengan kaidah kebahasaan dan ejaan yang benar.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan maka diperlu berbagai cara atau ide untuk
mecapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan
pembelajaran. Agar pembelajaran lebih optimal maka guru diharapkan mampu menerapkan ide-
ide kreatif dan inovatif yang sesuai dengan standar kompetensi yang akan diajarkan.

Dalam kurikulum,bahasa indonesia menjadi salah satu mata pelajara yang wajib untuk
dipelajari. Salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMP adalah menulis puisi
atau menciptakan puisi. Dalam pembelajaran puisi di SMP Negeri 1 Tikep siswa belum mampu
menulis puisi, karena lebih dominan menggunakan meode ceramah tanpa adanya latihan untuk
menulis. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan
hasil observasi awal, masalah yang diaalami oleh siswa dalam menulis puisi adalah siswa
kesulitan dalam menentuka kata-kata apa yang harus digunakan dalam penulisan puisinya. Pada
materi menulis puisi dari 39 oran siswa tidak semua tuntus atau dengan presentase ≤ 50 % orang
yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai KKM= 76. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia
khusunya materi menulis atau menciptakan puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep
belum baik. Oleh karena itu maka diperlukan uatu upaya yang dapat mendukug keterampilan
menulis puisi siswa.

Untuk itu, peneliti menawarkan media pembelajaran dengan menggunakan media alam.
Media ini dipilih karena akan membantu siswa dalam menemukan kata-kata yang dapat dilihat
melalui pengamatan luar lapangan, selain tu media alam juga dapat membuat otak lebih segar
dan diharapkan mampu menciptakan pikiran yang jernih.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk menuangkan media tersebut dalam
sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa
dengan Menggunakan Media Alam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep.

vi
1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan media alam dapat meningkatkan aktivitas megajar guru dalam
pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep?

2. Apakah penggunaa media alam dapat meningkatkan aktiitas belajar siswa dalam pembelajaran
menullis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep?

3. Apakah penggunaan media alam dapat meningkatkan kemmpuan menulis puisi siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Tikep?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk meningkatkan aktivitas megajar guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media alam siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep

2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menullis puisi dngan
menggunakan media alam siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep

3. Untuk meningkatkan kemmpuan menulis puisi dengan media alam siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Tikep

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitan ini diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai beikut:

1.4.1 Bagi Siswa

Manfaat bagi siswa yaitu, siswa akan memproleh manfaat dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi menggunakan media alam

1.4.2 Bagi Guru

Dengan dilaksnakannya penelitian ini, guru diharapkan dapat menerapkan penggunaan


media alam dalam penulisan puisi sehingga kualtas hasil belajar siswa meningkat.

vii
1.4.3 Bagi Sekolah

Penelitian ini akan bermanfaat sangat besar terutama untuk memperbaiki mutu belajar
siswa dan peningkatan kompetensi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran.

1.4.4 Bagi Peneliti Lainnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk peneliti berikutnya serta kemajuan ilmu
pengetahuan untuk memperbaiki masalah proses belajar mengajar di sekolah.

1.5 Batasan Operasional

1.Kemampupan adalah kesanggupan, kecakapan atau kemampuan individu untuk


melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.

2. Menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan, pendapat, pikiran, perasaan dalam


bentuk bahasa tulis yang bertujuan menyampaikan pesan (informai) kepada orang lain
atau pembaca.

3. Puisi adalah Puisi adalah suatu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai
media penyampaiannya untuk membuatkan ilusi, imajinasi, seperti halnya lukian yang
menggunaka garis dan warna dalam menggambakan gagasan pelukisnya.

4. Media pembelajaran adalah sebuahh sarana fsik untuk menyampaikan isii atau materi
pembeajaran seperti buku, film ,video, slide dan sebagnya.

5. Media alam adalah segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar kita yang dapat
digunakan untuk menunjang pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

viii
2.1 Hakikat Menulis

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatanmenciptakan suatu catatan atau informasi pada sutu
media dengan menggunakan aksara, menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan
alat tulis seperti pena atau pensil

Dalam karangan terkadang ditemukan kesalahan struktur kalimat, kesallahan bentukan


kata, kesalahan penulisan kata, kesalahan penggunaan ejaan, dan kesalahan koherensi paraghraf.
Untuk mengantispasi kesalahan ini, maka karanag tersebut harus diperiksa.

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampila yang dmiliki oleh
manusia. Kegiatan menulismerupakan kegiatan yang dapat menggali pikiran dan perasaan suatu
objek, memilih hal-hal apa yang akan ditulis, dan melukiskannya sehingga pembaca akan
mudah memahaminya dengan jelas, kegiatan menulis pada dasarnya bukan hanya untuk
membuat sebuah karya, tetapi kegiatan menulis juga merupakan suatu ekspresi atau perasaan
sesorang baik berupa kebahagian, kesedihan, atau anga-angan seseorang yang dituangkan dalam
sebuha tilisan

Dalam KBBI yang dikutip oleh Acep Yoni (2010:34), menulis diartikan sebagai
“melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) degan tulisan. Oleh sebab
tu, menulis merupakan salah satu cara sesorang agar dapat menuangkan, ide, gagasan, pikiran
dan perasaan sesorang.

Daeng Murjmal (2011: 69) berpendapat bahwa menulis adalah kemampuan seseorang
dalam mengemukakan gagasan, perasaan dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak
lain dengan menggunakan media tulis.

Menurut Dalman (2014:3) menulis merupan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk
penyampaian pesan (informasi) secara tertuls kepada pihak lain denganmenggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau mediannya.

ix
Harrove dan Pottet (1998:239) menulis adalah upaya menggambarkan tentang pikiran,
ide, perasaan dalam bentuksimbol. Simbol yang dimaksud disini adalah simbol system bahasa
penulisan. Bahasa tulisan inilah yang digadang-gadang sebagai media saran komunikasi.

2.1.2 Tujuan Menulis

Menurut Tarigan (dalam Said, 2017: 4-7) tujuan menulis adalah sebaga berikut:

1. tulisan bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar yang disebut dengan wacana
inoformatif. Maksud dari wacana informatif adalah yang memberikan informasi kepada
pembaca. Tulisan informatif biasanya berupa nonfiksi. Agar tulisan atau wacana informatif
yang disampaikan dapat dipahami oleh pembaca, maka dibutuhkan pemahaman penggunaan
bahasa yang benar.

2. tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak yang disebut dengan wacana
persuasif. Jenis tulisan yang berbentuk wacana persuasif ini digunakan untuk mempengaruhi
orang agar pembaca tertarik dengan pemkiran kita. Jenis tulisan persuasif juga banyak
ditemukan pada iklan atau produk untuk menarik konsumen agar produk yang ditawarkan
tersebut laris di pasaran. Perlu diingat bahwa penggunaan tanda baca atau penekanan kata
pada wacana persuasif sangat berpengaruh pada makna yang terkandun dalam wacana
tersebut.

3. tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenagkan atau yang mengandung tujuan
estetik yang disebut dengan wacana kesastraan. Tulisan yang berbentuk wacana kesastraan
biasannya berupa fksi yang menceritakan pengalaman penulis denan bahasa-bahasa yang
mudah dicerna denga mengandung bahasa yang indah.

4. tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api yang disebut
dengan wacana ekspresif. Wacana ekspresif ini berbeda diantara wacana informatif dan
wacana persuasif. Wacana ekspresif ini selain memberikan nformasi juga dapat berisi ajakan
penulis. Mengekspresikan perasaan dan emosi dapat membua seorang penulis measa puas dan
legah.

2.1.3 Manfaat Menulis

x
Suparno dan M. Yunus (dalam Said, 2017: 7-9) menyatakan beberapa manfaat menulis,
yaitu sebagai berikut:

1. menulis dapat mengembangkan daya imajinatif dan kreatif. Dengan menulis, pengetahuan
akan bertambah khusunya berkaitan dengan unsur mekanik tulisan, seperti bahasa, ejaan dan
tanda baca . unsur mekanik tersebut juga haus didukung dengan kreaktivitas yang tidak bisa
dilepas dari kemampuan berpikir kritis, yakni kemamouan untuk berinisiatif dan menciptakan
hal-hal yang baru. Karena menulis dapat memunculkan ide-ide yang mungkin belum pernah
dibcarakan atau ditulis orang lain. Kreatifitas penulis dapat dilihat, misalnya penggunaan bahasa
yang mudah dimengeri oleh pembaca.

2. menulis dapat menyumbang kecerdasan. Dengan menulis, dapat melahirkan pengetahuan dan
pengalaman. Jenis tulisan yang disajikan harus sesuai dengan konvensi tulisan sehingga
diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang luas. Pengetahuan dapat bersumber dari buku-
buku, internet, majalah, koran, ataupun hal-hal yang pernah didengar ide dari bahan bacaan
tersebut dapat ditata kembali serta dikembangkan dengan daya nalar dalam berbagai level
berpikir. Selain itu, menulis dapat melath kecerdasan emosioanal, yakni kemampuan
mengendalikan emosi.

3. menulis dapat menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri. Pada saat menulis akan timbul
rasa keberanian yang meliputi pemikiran, perasaan, skap, dan gaya untuk disampaikan kepada
pembaca. Penulis pada dasarnya harus berani mengambil keputusan tentang hal-hal yang dimuat
dalam tulisan. Jenis dan tampian tulisan menunjukkan kepribadian penulis.

Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang materinya berhubungan dengan sastra


(Samosir, 2008). Sedangkan Sabri (2011) pembelajaran sastra adalah metode-metode atau cara-
cara yang dapat mempermudah pengajaran sastra dalam pendidikan dan dapat mengunggah
siswa untuk menyenagi sastra.

2.2 Pengertian Puisi

Puisi dewasa ini sangat beragam. Suatu batasan tentang puisi terkadang tepat untuk puisi
itu. Namun tidak tepat untuk puisi lainnya. Batasan puisi yang lazim dipaham yaitu karangan

xi
yang berkaitan dengan baris, bait,rima,ritme, dan jumlah kata dan suku kata, tentu tidak relevan
lagi dengan perkembangan puisi dewasa ini. Meskipun demikian, untuk mendekati hakikatnya,
maka dalam menulis puisi dapat dikemukakan beberapa pengetahuan tentangg puisi oleh
beberapa ahli;

Aminuddin (1991:34) megemukakan bahwa puisi berasal drai bahasa Yunani “Poemme”
berarti membuat atau poesisi yang berart perbuatan. Dalam bahasa Inggris disebut Poem atau
poerry. Jadi puisi diartikan sebagai menbuat atau perbuatan, sebab lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan satu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran
susunan tertentu, baik fisik maupun batiniah.

Ralph (dalam tarIgan, 1985:4) mengemukakan: puisi merupakan upaya abdi untuk
mengekspresikan jiwa untuk menggetarkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan
yang menyebabkannnya ada.

Sejalan dengan itu, Hudson (dala Aminuddin, 19991:134) mengemukakakn sebagai


berikut: Puisi adalah suatu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media
penyampaiannya untuk membuatkan ilusi, imajinasi, seperti halnya lukian yang menggunaka
garis dan warna dalam menggambakan gagasan pelukisnya.

Meskipun batas puisi tidak sejelas batasan karya sastra lainnya, seperti novel,dan cerpen,
namun memahami hakikat puisi, dkemukakan unsur-unsur yang membanun suatu puisi tersebut.

2.2.1 Unsur Pembangun Puisi

1. Unsur Fisik dan Unsur Batin

xii
Maryorie (dalam Akhdiat, dkk, 1991:179) membagi struktur instrinsik puisi atau dua
unsur besae, yaitu unsur fisik dan unsur batin.

Unsur fisik merupakan penampilan d atas kertas dalam bentuk lariklarik dan nada puisi
seperti, irama, sajak, intonasi, repeisi, serta perangkat bahasa lainnya. Sedangkan unsur mental
atau lebih dikenal dengan unsur batin sendiri terdari tema,urutan logis, antar kata, pola citra.
Kedua unsur ini terjalin dan berkombinasi secara utuh dan memungknkan sebuah puisi secara
utuh menentukan makna, keindahan, dan imajinatif bagi pembacannnya.

a. Diksi

Jabrohim (2003: 35) mengemukakan bahwa diksi merupakan pilihan kata. Ada dua
simpulan penting dalam diksi. Pertama, diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan
secara tepat sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan siuasi dan nilai rasa yang dimilki keloompok masyarakat pendengar.
Kedua, diksi atau pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata bahasa itu.

b. Lambang (simbol)

Dalam puisi, banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu hal/ benda dengan
benda lain. Ada lambang yang bersifat loka, kedaerahan, nasional, ada juga yang bersifat
universal (berlaku untuk semua manusia). Misalnya, bendera adalah lambang dentitas negara dan
bersalaman aalah lambang persahabatan, pertemuan dan perpisahan.

c. persamaan bunyi atau rima

Pemilihan kata dalam sebuah baris puisi maupun dari satu baris puisi kebaris lainnya
mempertimbngkan kata-kaa yang mempunyai persamaan bunyi yang harmonis. Berdasarkan
jenis-jenis rima pertama dapat dilihat secara vertikal (persamaan bunyi pada akhir baris dalam
satu bait.

d. Pengimajian

Waluyo (1991: 78) mengemukakan pengertian pengimajian adalah kata atau susunan kata
yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, pendengaran dan perasaan. Pengimajian

xiii
dibagi menjadi tiga yakni: imaji visual atau yang diwujudkan melalui penghlihatan, imaji auditif
yang diwujudkan melalui pengalaman, pendengaran. Imaji taktil yangdiwujudkan dalam cita
rasa.

Pengimajian adalah kata atau susun yang dapat mengungkapkan pengalaman


sensoris,seperti penglihatan,pendengaran dan perasaan. Terdapat hubungan erat antara diksi,
pengimajian dan kata konkret. Seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau cita
rasa.

1. Imaji Visual (penglihatan) pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan


tentang objek yang diceritakan dapat dilihat.

2. Imaji auditif (pendengaran) adalah pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan


seolah-olah objek yang dicitrakan sunggu-sungguh didengar oleh pembaca

3. Imaji taktil (perasaan) adalah pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu
mempengaruhi perasaan pembaca sehingga perasaanya ikut terppengaruhi.

e. Kata Konkret

Jambrohm (2003: 41) mengemukakan kata konkret adalah kata-kata yang digunakan
penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau susunan batin dengan maksud untuk
membangkitkan imaji pembaca.

Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap
indera. Ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dmaksud dalam kata itu untuk
membangkitkan imaji pembaca.

f. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif disebut juga majas atau bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan
untuk mengatakan sesuatu yang tidak dapat mengungkapkan makna secra langsung (Wauyo
1991: 83). Bahasa figuratif ini dipandang lebih efektif untuk menyampaikan apa yang dimaksud
oleh penyair. Perrine (dalam Waluyo 1991: 83) menyatakan bahwa bahas figuratif penting
karena (1) mampu mengahsilakan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figuratif dapat membut puisi

xiv
menjadi lebih nikmat, (3) cara menambah intensitas penyair, (4) mengkonsentrasikan makna
yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat.

g. Rima

Aminuddun (2004: 137) mendefinisikan rima sebagai bunyi yang berselang atau berulang
baik didalam lirik puisi maupun akhir larik-larik puisi.

Rima (persajakan) adalah bunyi yang ditimbulka oleh huruf atau kata- kata dalam larik
dan bait. Sementara itu, irama (ritme) adalah pengantian tinggi rendah, panjag pendek, keras
lembut ucapan bunyi. Tmbulnya irama disebabkan ole perulangan bunyi secara berturut-turut
dan bervariasi, tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat
konsonan dan vokal) atau panjang pendek kata. Denga kata lain rima adalah salah satu unsur
pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rma maupun irama dapat
menciptakan efek musikalisasi pada puisi, membuat puisi menjadi indah, dan enak didengar
meskipun tanpa dilagukan.

2. Unsur Batin Puisi

a. Tema atau makna adalah pokok persoalan yang disampaikan pengarang dalam puisinya.
Tema sebuah puisi dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung (makna puisi
dapat ditemukan setelah membaca dan menafsirkannya). Media puisis adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, puisi harus bermakna, baik manka tiap kata, baris,
bait maupun keseluruhan puisi

b. Rasa, yaitu sikap penyair tehadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan ideologi penyair.

c. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembancanya. Nada juga berhubungan dengan tema da
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, penyerahkan masalah begitu saja kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

d. Amanat/maksud/tujuan, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

2.2.3 Langkah-langkah Menulis Puisi

xv
Dalam menulis puisi ada beberapa langkah yang perlu dipelajari agar dapat menghasilkan
suatu puisi yang indah. Astuti dan Ellin Krisnawati (2008:10) menguraikan langkah-langkah
menulis puisi sebagai berikut:

1. menentukan tema, dapat dilakukan dengan cara:

a. mencatat semua hal menarik yang ada disekitar kita

b. mencatat semua benda yang menarik yang ada disekitar kita

c. mencatat semua keinginan kita, baik yang sudah tercapai maupun yang baru
diusahakan

d. mencatat semua peristiwa yang berkesan (baik yang menyanagkan maupun yang tidak)
yang pernah kita alami ataupu pernah kita lihat dan kita dengar

e. mencatat semua harapan atau cita-cita kita.

Tema yang kita pilih sebaiknya tema yang benar-benar menarik perhatian. Tema yang
dipilih harus berdasrkan kecenderungan oran yang inn menulis puisi. Hal tersebut akan
memudahkan kita dalam mengungkpkan puisi,

2. mendaftar dan memilih kata yang sesuai dengan tema

Kata yang didaftar merupakan kata yang berhubungan dengan tema yang dipilih. Kata-
kata tersebut diabil dari kata yang bermakna sama atau sinonim (harum-wangi, senang-bahagia,
susah-sedih) lawan kata (suk-duka, tua-muda, siang-malam).

3. memilih gaya bahasa

Mengenal banyak gaya bahasa. Gaya bahasa yang kita pilih adalah gaya bahasa yang
dikuasai dan sesuai dengan maksud gaya bahasa tersebut.

4. menentukan cara pengungkapan penulis boleh memosisikan dirinya sebgai benda atau
makhluk lain sebagai sarana untuk menyatakan dirinya. Penulis juga dapat menyatakan dirinya
sebagai “aku” atau “saya” untuk menyatakan dirinya melalui puisi yan ditulis.

5. memilih imaji/daya bayang

xvi
Imajinasi seseirang dapat terungkap dalam penulisan puisi. Imajinasi atau daya bayang
dapat terwujud melalui daya bayang penglihatan, pendengaran dan rabaan yang kita gunakan
akan memudahkan pembaca menagkap objek puisi dan pembaca memahami ungkapan perasaan
kita.

6. menyusun baris menjadi bait

Menyusun baris-baris puisi secara bebas tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah ada.
Kita diber kebebasan dalam menyusun baris puisi secara lurus, zig-zag, atau satu menjorok yang
lain menonjol dan sebagainnya,

7. pemeriksaan

Setelah bait puisi telah tersusun rapi, kita perlu memeriksa kembali penggunaan kata-kata
dan gaya bahasannya. Misalnya, apakah kata-kata yang kita gunakan sudah sesuai, gaya bahasa
yang digunakan sudah tepat. Pemeriksaan ini bertujuan agar tidak ada kesalahan dalam menulis
puisi.

8. memberi judul yang sesuai

Judul puisi boleh ditentukan dari awal penulisan puisi, tetapi boleh juga ditentukan
sesudah puisis tersusun sebagai sebuah puisi. Judul puisi haruslah mencerminkan isi puisis
secara keseluruhan.

2.. Media Alam dalam Pembelajaran Puisi

a. Pengertian media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara
harafiah berarti perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.

xvii
Beberapa ahli memberikan definis tentang media pembelajaran. Sardiman (1990)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaaatkan untu keperluan pembelajaran.

Menurut Briggs (1977), media pembelajaran diartikan sebagai sebuahh sarana fsik untuk
menyampaikan isii atau materi pembeajaran seperti buku, film ,video, slide dan sebagnya.

Menurut Sutijono (2005), suatu media belajar itu sangat diperlukan oleh guru agar
pembelajaran berjalan dengan efisen dan efektif..

salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajara puisi adalah penggunaan
media alam, media alam dapat digunakan kepada murid, agar murid mendapatkan suasana beajar
yang berbeda. Dalam pembelajar ini siswa akan diajak untuk belajar keluar ruanagan.

Pada umunya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat untuk membantu guru
untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu teknologi, khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembeajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

b. Nilai Praktis Media Pembelajaran

Bedasarkan pengertian media pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka niai media
dalam pembelajaran di kelas dapat diketauai:

1. media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid, misalnya murid
yang berasal dari golongan yang mampu tidak akan sama dengan murid dari golongan yang
tdidak mampu

2. media pembelajaran dapat mengatasi batasan-batasan ruang kelas, misalnya benda yang akan
diajarkan terlalu besar untuk dibawa langsung ke ruang kelas.

3. media pembelajaran dapat mengatasi apabila suatu benda secarar langsung tidak dapat diamati
karena terlalu kecl seperti melalui sel atau atom.

xviii
4. media pembelajaran dapat mengatasi apabila secara langsung benda itu terlalu cepat atau
terlalu lambat gerakannya. Sedangakan gerakan itu hanya menjadi pusat perhatian murid.

5. media pembelajaran dapat mengatasi apabila hal iu terlalu kompleks untuk dapat diamati
seperti sistem elektronik pada pesawat terbang atau isi tubuh binatang.

2.3.1 Media Alam

Media alam merupakan salah satu media yang yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar. Media alam sekitar merupakan salah satu
media yang cukup efektif untuk pembeljaran menulis puisi, secara finansial juga tergolong
murah meriah karena memanfaatkan alam atau lingkungan sekitar sekolah. Media alam sekitar
tergplong ke dalam media visual yaitu jenis media yan digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan semata-mata dari peserta didik ( Asyhar, 2012:45). Artinya siswa dituntut untuk
terbiasa menggunakan panca indra penglihatannya secara jeli terhadap alam sekitar secara kreatif
untuk membiasakan oleh pikirannya yang ditunjan objek secara nyaa dalam bentuk puiss
keindahan alam.

Media alam sekitar dapat berupa segala sesuatu yang ada disekitar kita yang dapat
digunakan untuk menunjang pembelajaran. Media ini sangat murah namun dapat dipergunakan
secara sangat efektif untuk pembelajaran. Selain itu media alam sekitar juga dapat menghilagkan
kebosanan siswa karena belajar selama ini selalu di ruang kelas, akan tetapi dengan media alam
sekitar siswa dapat diajak ke luar ruangan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini akan
menarik perhatian siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penggunaan
media alam sekiar dalam pembelajaran menulis puisi dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi dan
kemampuan siswa dalam menuls puisi dengan media alam.

BAB III

METODE PENELITIAN

xix
3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah peneliian tindakan kelas. Penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru, dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembeajaran di kelasnya. PTK berfokus pada
proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, dilakukan pada situasi alami (Arikuno, dkk. 2015:
124)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dlakukan di SMP Negeri 1 Tikep, Kelurahan Tiworo, Kecamatan Tikep,
Kabupaten Muna Barat.

3.2.2 Waktu Pelaksanaan

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tikep yang terdiri dari 39 orang
siswa, dengan jumlah siswa perempuan 13 orang dan siswa lai-laki 26 orang.

3.3 Faktor yang Diteliti

Untuk mampu mennjawab permasalahan, ada beberapa faktor yang diteliti. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:

1. faktor guru, yaitu melihat kemampuan guru dalam menyajikan materi pembelajaran
menulis puisi.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil, tahun pembelajaran 2023/2024.

3.2.3 Subjek Penelitian

2. faktor siswa, yaitu melihat dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media alam.

xx
3. faktor hasil belajar, yaitu peningkatan hasil belajar siswa pada materi menulis puisi
dengan menggunakan media alam.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas mencakup 4 aspek pokok, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan,
(3) observasi, (4) refleksi. Berikut gambaran pelaksanaan tindakan.

3.4.1. Perencanaan

Adapun yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

1. memilih sumber belajar sebagai bahan pembelajaran dengan mempertimbangkan aspek


psikologi, minat siswa, latar belakang ekonomi dan sosial murid.

2. membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan prosedur pembelajaran menulis puisi


dengan menggunakan media alam.

3. membua format khusus untuk mencatat hasil tes akhir setiap sklus agar dapat dilihat nilai
perbedaan dan perkembangannya

4. mendesain ala evaluasi untuk melihat kemampuan menulis puisi siswa apakahh memadai atau
belum dengan mengunakan media alam.

5. memberi tes awal untuk keerampilan menulis puisi

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan,
yakni kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam. Guru dan peneliti
akan mengarahkan siswa untuk belajar di luar ruangan kelas. Kemudian, menyuruh siswa untuk
mengamati lingkungan yang ada di sekitar, dan menuliskan semua hal-hal menarik yang mereka
lihat yang nantinya akan disusun menjadi sebuah puisi.

3.4.3 Observasi

Tahap observasi merupakan tahap peneliti mengamati perlaku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan untuk

xxi
mencatat sejauh mana keefektifan pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang diakukan dicatat
seteliti mungkin karena catatan pengamatan merupakan bahan utama mengenai data di kelas
sebagai bahan yang selanjutnya dianalisis.

Melalui observasi atau pengamatan, dihasilkan data observasi. Data ini berupa keterangan
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Dalam tahap observasi ini peneliti harus teliti dalam
mengamati dan menilai aktivitas masing-masing siswa. Data yang diperoleh pada siklus I
digunakan sebagai acuan perbaikan pada siklus II serta dijadikan sebagai bahan refleksi. Pada
tahap pengamatan difokskan pada pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru.

3.4.4 Refleksi

Reflesi merupakan langkah untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dari
kegiatan perencanaa, tindakan dan observasi yang dilakukan pada siklus I. dalam refleksi dibahas
evaluasi terhadap keseluruhan proses dan dampak tindakan, yang dapa mengarahkan pada
dentifikasi masalah-masalah baru untuk merancang siklus baru.

Dalam tahap reflksi, peneliti akan meneliti hasil perencanaan, tindakan dan pengamatan
kemudian melakukan pengkajian. Pengkajian dilakukan secara kritis terhadap perubahan yang
terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Hasil kajian ini menjadi bahan untuk mengambil
lankah selanjutnya, mencari solusi untuk memecahkan masalah atau kelemahan yang timbul
untuk menyusun siklus berikutnya.

Gambar 3.1 Skema Rencana Penelitian Tindakan Kelas

Permasalaahan Perencanaa Pelaksanaan


c c
han Tindakan ke 1 Tindakan ke 1

xxii
Siklus Ke- 1

Pengamatan dan
c Refleksi ke-1 Observasi ke-1
c

Permasalahan
Baru Hasil
Refleksi

Perencanaa Pelaksanaan
Tindakan ke- II c Tindakan ke- II

Siklus Ke-II c

Pengamatan dan
Refleksi ke-II c Observasi ke-II
c

Bila Permasalahan
Belum Selesai
Lanjut ke siklus
c berikutnya…

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen PTK adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
semua prose pembelajaram. Instrumen dalam penelitian ini adalah seperangkat tes menulis puisi
dan lembar pengamatan. Lembar pengamatan atau lembar observasi terdapat pelaksanaan
tindakandigunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses

xxiii
pembelajaran berlangsung, serta tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada setiap siklusnya.

3.5.1 Lembar Observsi

3.5.1.1 Lembar Observasi Guru

Untuk melihat aktivitas guru selama prose pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakanmedi alam, dengan memberikan tanda (√) selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung sesuai dengan pedoman penskoran. Adapun lembaran observasi sebagai berikut.

Skor 4: apabila semua deskriptor muncul

3: apabila tiga deskriptor muncul

2: apabila dua deskriptor muncul

1: apabila satu deskriptor muncul

Tabel 3.5.1 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

Tahap Aspek yang Deskripor Terlaksana Skor


Diamati Ya Tidak 1 2 3 4
Awal 1. Membuka a. Mengecek kehadiran siswa
Pelajaran b. mengecek keksiapan belajar
siswa
c. menciptakan suasana belajar
yang kondusif
d. melakukan apresiasi untuk
pemahaman materi puisi,
khusunya menulis puisi
2. Membangkitkan b. memotivasi siswa dengan
Pengetahuan memberikan pertanyaan berupa
materi yang diajarkan
c. menjelaskan ujuan atau
kompetnsi yang hendak dicapai

xxiv
siswa dalam proses pembelajaran
d. guru menjelaskan aturan main
dan batasan waktu untuk tiap
kegiatan

Inti 3. Mengorientasi a. guru menggali pengetahuan


siswa pada masalah awal siswa dengan melihat
contoh-contoh teks puisi
b. guru menjelaskan materi yang
akan dipelajari dan meminta siswa
mencatat sub pokok dan tujuan
pembelajaran
c. memberikan permasalahan
berkaia dengan materi menulis
puisi.
d. memberikan LKS dan meminta
siswa untuk mengerjakan LKS
tersebut secara indvidu
4. a. guru mengarahkan siswa untuk
Mengorganisasikan keluar kelas dan mengamati
siswa untuk belajar lingkungan sekitar
b. guru mengarahkan siswa untuk
menulis hal-hal menarik
berdasarkan hasil pegamatannya
tersebut
c. guru meminta siswa untuk
menyusun hasil pengamatannya
menjadi sebuah puisi
5. Membimbing a. guru mengarahkan siswa untuk
dan mengarahkan membuat puisi berdasarkan hasil
siswa dalam proses pengamatan d ingkunga sekolah

xxv
belajar b. guru membimbng siswa dalam
menyusun puisi
c. guru memantau setiap siswa
agar tetap fokus kepada
pembelajaran, dan tidak
menganggu siswa lainnya.
6. Menyajkan dan a. guru menunjuk salah satu siswa
mengevauasi hasil untuk membacakan puisinya
kerja siswa b. guru memberikan kepada
peserta lain untuk mengometari
hasil puisi yang telah dibacakan
c. guru memberikan masukan
mengenai pemberian majas/gaya
bahasa yang digunakan.
Akhir 7.Memberi a. memberikan nilai kepada siswa
Penghargaan b. memberikan kesempatan
Kepada Siswa kepada siswa untuk bertanya
c. mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan hasil pelajarn hari
ini
8. Memberi tes a. mengarahkan siswa untuk
Kepada Seluruh masuk kembali ke dalam kelas
Siswa b.memberi tugas kepada siswa
untuk membuat puisi dengan tema
alam
c. meminta siswa untuk
mengerjakan secara individu
d. mengumpulkan hasil tes
masing-masing siswa
9. Simpulan dan a. guru memberkan simpulan dari
Refleksi pembelajaran

xxvi
b.guru menambhkan pengetahuan
atau konsep yang luput dari
perhatian siswa
c. guru memberikan motivasi
sebagai penutup proses
pembelajaran
Jumlah Skor

Skor maksimal: 9 X 4 36

Presentase Keberhasilan %

3.5.1.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tahap Aspek yang Deskriptor Terlaksana Skor


Diamati

Awal .Kedisplinan a. siswa tepat waktu masuk Ya Tidak 1 2 3 4


Siswa kelas sebelum pelajaran dimula
b. siswa memberkan salam
kepada guru sebelum pelajaran
dimulai
c. siswa bedoa sebelum
pelajaran dimulai
d. siswa bersikap sopan selama
proses pelajaran berlangsung
e. siswa menyimak penjelasan
guru

xxvii
Inti Kesiapan siswa a. siswa siap menerima
mengikiti pembelajaran menulis puisi
pelajaran b. siswa menyiapkan buku dan
alat tulis
c. siswa menulis puisi dengan
mengamati objek alam yang
ada dilingkungan sekolah
d. siswa mengembangkan hasil
pengamatan dengan menulis
hal-hal yang menark
e. siswa menyusun puisi
dengan menulis hal-hal yang
telah diamati sebelumnya.
Akhir Kemampuan a. guru bersama siswa
siswa merefleksi kegiatan
Menyimpulkan pembelajaran yangtelah
Pembelajaran berlangsung
b. siswa dan guru membuat
kesimpulan tentang kegiatan
belajar yang telah dilakukan
c.guru memberikan ugas
kepada siswa
Jumlah Skor

Skor Maksimal 3 X 4 12

Presentasi Keberhasilan %

3.6 Kriteria Penilaian Menulis Puisi

No Aspek yang dinilai Skor Skor Maksimal

xxviii
1. Tema
1. Dalam menulis puisi adanya kesesuaian antara 3
tema dengan isi puisi maka dikatakan tepat
2. Dalam menulis puisi adanya keseuaian antara tema 2
3
namun tidak sesuai dengan isi puisi maka dikatakan
cukup tepat
3. Dalam menulis puisi tidak sesuai antara tema 1

dengan isi puisi maka dikatakan kurang tepat


2. Diksi
Dalam diksi terdiri atas 3 bagian yaitu makna kias,
lamban/simbol dan persamaan bunyi. Jika salah
satukomponen dari 3 bagian tersebut tidak ada, maka
diksi dalam puisi tersbebut tidak sempurna.
3 3
1. Bila diksi tepat (diksi dikatakan tepat apa bila
terdapat 3 bagian diksi)
2
2. Bila diksi cukup tepat (diksi dikatakan cukup tepat
apabila hanya ada 2 diksi)
1
3. Bila dksi kurang tepat (diksi dikatakan kurang
tepat apabila hanya 1 bagian)
3. Imaji
Imaji terdiri atas 3 aspek, yaitu imaji visual, imaji
auditif, dan imaji taktil.
1. Imaji dikatakan tepat (apabila dalam puisi terdapat 3 3

3 aspek imaji)
2
2. Imaji dikatakan cukup tepat (apabila dalam puisi
hanya terdpat 2 aspek imaji)
1
3. Imanji dikatakan kurang tepat (apabila dalam puisi
hanya terdapat 1 imaji)

xxix
4 Kata Konkret
1. Siswa menentuka penggunaan kata konkret pada 3
keseluruhan puisi 3-4 kata atau lebih dengan
penulisan menggunakan makna kias yang berkaitan
dengan wujud fisik objek untuk membangkitkan
imaji pembaca maka dikatakan tepat.
2 3
2. Siswa mencantumkan penggunaan kata konkret
dalam keseluruhan puisi hanya 2-1 kata maa
dkatakan cukup tepat
1
3. Siswa tidak mencantumkn penggunaan kata
konkret maka dikatakan kuran tepat
5 Gaya Bahasa
1. Siswa mencanumkn pengunaan gay bahasa dalam 2
menulis puisi maka dikatakan tepat
2. Siswa tidak mencantumkan penggunaan gaya 1 2

bahasa dalam menulis puis maka dikatakan kurang


tepat
6 Rima
1. Siswa mencantumkan penggunaan rima dalam 2
menulis puisi maka dikatakan tepat 2

2.. Siswa tidak mencantumkan penggunaan rima 1

dalam menulis puisi maka dikatkan kurang tepat

3.7 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa dan aktivitas

xxx
mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan analisis data kuantitatif
digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar siswa dalam hubungannya dengn penguasan
materi yang diajarkan oleh guru. Dalam menganalisis data hasil tugas menulis karya ilmiah siswa
ini, yaiu guru menerima hasil tugas pekerjaan rumah siswa.

a. Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa digunakan rumus:

Nilai: Jumlah skor yang diperoleh X 100%


Skor Maksimal

Nilai rata-rata hasil belajar siswa ini ditentukan dengan menggunakan rumus:

TB = ⅀TB
N

Keterangan:

TB : Ketuntasan Belajar

⅀TB : Jumlah siswa yang tuntas belajar

N : Jumlah siswa secara keseluruhan

b. Untuk menentukan presentase keterlaksanaan aktivitas siswa dan guru digunakan rumus:

Nilai: Jumlah skor yang diperoleh X 100%


Skor maksmal

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk. (2001). Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka (UT).

xxxi
Arikunto, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Astuti dan Ellin Krisnawati, 2008. Pembelajaran Puisi. Bandung: Angkasa

Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta:Depdikbud.

H,Ahmad. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Substansi Kajian dan
Penerapannya. Erlangga: Jakarta

Sastromiharjo,Andoyo. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia. Yudhistira: Jakarta.

Suparno, dkk. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Unversitas Terbuka.

Trianto, 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Classroom Action Research Teori
& Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

xxxii

Anda mungkin juga menyukai