T6 - Tugas 18
T6 - Tugas 18
Diajukan guna melengkapi tugas dalam Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan
Asesmen II
Disusun Oleh:
Ratih Fitriya Dewi (230211105801)
Asri Lutfiati (230211105782)
Nisa Ashfal Ashfia (230211105780)
Danu Fatkhur Rizal (230211105805)
Puji syukur Allhamdulillah kehadirat Allah Swt, atas rahmat, taufik dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporane yang berjudul
“Laporan Hasil Refleksi” dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat pemenuhan tugas Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asessmen yang
Efektif II pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Profesi Guru,
Universitas Jember. Penyususnan laporan ini tak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh sebab itu, disampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Rif’ati Dina Handayani, S.Pd., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
yang telah memberikan arahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran demi
terselesaikannya penilisan laporan ini;
2. Kedua orang tua yang senantiasa memotivasi, mendoakan, dan memberikan
dukungan penuh kepada penulis;
3. Semua pihak yang telah membantu dan memberkan dukungan dalam
penyusunan laporan ini.
Kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan laporan ini, semoga Allah
SWT memberikan balasan atas kebaikan pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan. Harapan besar agar laporan ini dapat bermanfaat.
Jember, 11 Juni 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam laporan ini, yakni:
1. Untuk mengetahui hasil observasi profiling peserta didik.
2. Untuk mengetahui hasil asessmen yang didesign.
3. Untuk mengetahui RPP yang dibuat sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
4. Untuk mengetahui output yang terjadi dilapangan.
gaya belajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Peserta didik yang termasuk
belajar dengan gaya belajar kinestetik senang dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas fisik
peserta didik tidak dapat menerima materi dengan baik. Gaya belajar kinestetik
suka melakukan hal-hal dan menggunakan tubuh mereka untuk mengingat fakta
seperti membuat prakarya, membuat proyek, menyelesaikan LKPD yang bersifat
proyek seperti membuat mind mapping, mencocokkan gambar dengan peta dll.
Gaya belajar kinestetik berarti belajar dengan menyentuh dan melakukan.
Bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik, kondisi fisik merupakan salah
satufaktor yang berperan penting, karena mereka akan langsung melakukan
tindakan secarafisik dalam kegiatan belajar mereka. Jika ia belajar dengan
kondisi fisik yang sehat, proses dan hasil belajarnya akan lancar dan maksimal.
Oleh karena itu, guru memberikan design asesmen menggunakan kegiatan kerja
kelompok sebagai stimulus peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Dari
design yang telah diberikan guru sehingga peserta didik dapat maksimal dalam
menerima materi dan mengikuti pembelajaran.
kesulitan menuju daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan
kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang
terdiri dari peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali,
maupun etnik lainnya. Implikasi dari etnik ini, pendidik dalam melakukan
proses pembelajaran perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat
dalam kelasnya. Data tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi
yang sangat berharga bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran. Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik hanya satu
etnik di kelasnya, tentunya tidak sesulit yang multi etnik.
2. Kultural
Meskipun kita telah memiliki jargon Sumpah Pemuda yang mengakui
bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa
Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Namun peserta
didik kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan
sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di
masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma,
kebiasaan, dan adat istiadat. Peserta didik yang kita hadapi mungkin berasal
dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda
sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural. Implikasi dari aspek
kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan pendidikan
multikultural. Pendidikan multikultural menurut Choirul (2016: 187) memiliki
ciri-ciri: 1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan
manusia berbudaya (berperadaban). 2). Materinya mangajarkan nilai-nilai
luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural).
3) metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan
keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme). 4).
Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang
meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
Atas dasar definisi dan ciri-ciri pendidikan multikultural tersebut di atas,
maka pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu mensikapi
keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya.
13
3.7 Tips kepada Guru jika Menggunakan Pendekatan CRT dengan Peserta
Didik yang Memiliki Gaya Belajar Kinestetik dan Visual
Berdasarkan kriteria gaya belajar kinestetik dan visual ketika
menggunakan pendekatan CRT, setidaknya guru melakukan beberapa strategi
berikut
1. Memastikan peserta didik benar-benar memiliki gaya belajar kinstetik atau
visual. Hal itu berhubungan dengan tingkatan penyerapan materi oleh
peserta didik.
2. Menggunakan pembiasaan daerah setempat sebagai pendekatan CRT atau
mengkaitkan budaya daerah dengan materi yang sedang dikaji. Budaya
daerah yang dapat diambil bisa dari pembiasaannya, adat istiadatnya,
tradisinya, produknya, maupun ciri khasnya. CRT dapat diletakkan pada
awal pembelajaran, tengah pembelajaran, maupun akhir pembelajaran.
Usahakan melihat unsur CRT yang dibawa. Jika berkaitan dengan produk,
ciri khas, maupun adat istiadat dapat diletakkan di tengah pembelajaran.
Jika berkaitan dengan pembaisaan dan tradisi yang bisa dilakukan langsung
oleh peserta didik dapat dimasukkan pada semua pembelajaran.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik kinestetik untuk keluar kelas
dan mencari jawaban akan tugas yang diberikan guru.
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik visual untuk mengobservasi
temannya yang sedang keluar atau melihat video pembelajaran atau gambar
sebagai pendukung pencari jawaban atas tugas yang diberikan oleh guru.
5. Usahakan membimbing semua gaya belajar agar jawaban yang dihasilkan
sesuai dengan harapan guru.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berdiskusi baik
sesama individu maupun antar kelompok untuk memperkuat jawaban dari
tugas yang diberikan oleh guru.
7. Guru dapat menggunakan PjBL untuk mempermudah proses pendekatan
CRT.
21
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil asesmen diganostik dan observasi pembelajaran di SDN
Kepatihan dapat disimpulkan bahwa pada kelas IV B, peserta didiknya memiliki 2
gaya belajar yaitu kinestetik dan visual. Kegiatan untuk gaya belajar kinestetik
dan visual adalah melihat video pembelajaran dan membuat mind mapping.
Pembelajaran yang telah dilakukan memakai pendekatan CRT dengan
memasukkan unsur budaya daerah masing-masing peserta didik. Hasilnya adalah
peserta didik lebih mengenal budaya yang ada di daerahnya dan budaya yang ada
di sekitar daerahnya. Diakhir pembelajaran dilakukan refleksi materi dan refleksi
pembelajaran. Hal itu bertujuan agar pembelajaran mendapatkan evaluasi agar
kedepannya dapat lebih sempurna lagi.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembelajaran terdapat saran yang diusung sebagai berikut.
1. Ketika guru melakukan asesmen diagnostik gaya belajar, sebaiknya guru
benar-benar memperhatikan soal asesmen yang diberikan supaya tidak
dimaknai ganda oleh peserta didik.
2. Jika belum mampu melakukan pendekatan CRT dengan gaya belajar yang
berbeda, guru dapat melakukan pendekatan CRT dengan kelompok
berdasarkan hasil kemampuan peserta didik.
3. Guru harus benar-benar menyiapkan rancangan pembelajaran yang matang
sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana.
4. Peserta didik akan lebih mengena jika diberikan pembelajaran yang
kontekstual, sehingga walaupun memakai pendekatan CRT bisa diberikan
pembelajaran yang kontekstual.
5. Guru perlu menyiapkan dan menata kelas seperti yang direncanakan
sebelum pembelajaran dimulai, agar peserta didik merasa nyaman ketika
berada di kelas dengan pendekatan yang baru.
22
DAFTAR PUSTAKA
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014). Pengaruh gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal
kependidikan. 44(2).