Deteksi Dini Dan Rujukan Balita Gizi Buruk Atau Yang Berisiko Gizi Buruk
Deteksi Dini Dan Rujukan Balita Gizi Buruk Atau Yang Berisiko Gizi Buruk
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi dini dan
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk
mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat.
1. Sumber daya manusia. Siapa saja yang ada dalam wilayah tersebut
yang dapat dilatih dan dapat berperan aktif dalam deteksi dini,
contohnya kader Posyandu, kader dasawisma, guru PAUD, anggota
karang taruna, guru kelas pengajian/ guru sekolah minggu dan
anggota masyarakat lain yang berpotensi.
2. Kebutuhan dan sumber pembiayaan. Sumber dana yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan dan anggota masyarakat
terlatih untuk melakukan deteksi dini, khususnya penemuan kasus
aktif.
3. Tempat dan kegiatan yang dapat digunakan sebagai titik deteksi dini
secara aktif dan pasif diluar kegiatan pemantauan pertumbuhan
bulanan di Posyandu. Tempat atau kegiatan yang rutin atau yang
insidental yang dapat menjadi titik penemuan dini secara aktif, seperti
kelas PAUD, kelas pengajian, sekolah minggu, bulan Vitamin A,
kegiatan sosial kemasyarakatan, atau kegiatan keagamaan.
4. Logistik yang dibutuhkan. Logistik dasar yang dibutuhkan adalah alat
antropometri standar yang diperlukan untuk pemantauan
pertumbuhan dan pita Lingkar Lengan Atas (LiLA) berwarna (hijau,
kuning dan merah) yang dapat digunakan untuk kegiatan deteksi dini
secara aktif oleh anggota masyarakat terlatih.
Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna
Identifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
Identifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
Identifikasi hambatan pertumbuhan, khususnya untuk kader
Posyandu atau anggota masyarakat lain yang terlibat dalam
pemantauan pertumbuhan (misalnya guru PAUD)
Rujukan kasus
1. Rekam Medis
Tanggal dimulai
No Yang diubah Isi Perubahan
10. Rekaman Histori diberlakukan
Perubahan