Anda di halaman 1dari 12

Jurnal RISALAH, Vol. 28, No.

1, Juni 2017: 31-42

STRATEGI SURVIVE PEMULUNG (STUDY KASUS KOMUNITAS


PEMULUNG DI PINGGIRAN SUNGAI SAIL PEKANBARU)
Yantos, S.IP, M.Si

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Suska Riau,
Jl. HR Soebrantas Km 15 Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru 50275
Email: yantosrw@gmail.com

Abstrak

Komunitas Pemulung yang berdomisili di pinggiran sungai Sail telah menggeluti profesi
sebagai pemulung paling lama selama 20 tahun dan yang baru sebagai pemulung selama
8 bulan. Komunitas Pemulung memiliki suku dan agama yang sama sehingga semakin
memperkuat kekeluargaan diantara mereka. Bagaimana strategi yang dibangun dan
dikembangkan oleh komunitas pemulung untuk bertahan hidup ditengah keterbatasan dan
kesulitan hidup sangat menarik untuk diungkapkan. Pembahasan dalam artikel ini
mengungkap bahwa Strategi yang mereka gunakan dalam bertahan hidup adalah strategi
aktif, pasif dan jaringan, sehingga mereka mampu bertahan hidup dengan menggeluti
profesi sebagai pemulung. Pekerjaan sampingan pemulung adalah didominasi sebagai
tukang bangunan dan pembantu rumah tangga, disamping sebagai buruh bangunan.
Hampir keseluruhan pemulung melibatkan anggota keluarganya dalam kegiatan
memulung. Penghematan Pengeluaran Kebutuhan Keluarga Pemulung pemulung
diperoleh melalui penghematan biaya belanja dapur, pendidikan gratis, sewa rumah yang
sangat murah, tidak meminjam uang/ kredit..

Kata kunci: Strategi Survive, Komunitas Pemulung

A. Latar Belakang Masalah Secara umum kawasan kurang layak


Kehidupan sosial di kota-kota besar huni diartikan sebagai suatu kawasan
ditandai dengan keanekaragaman etnik, strata pemukiman yang dijadikan tempat tinggal yang
sosial, tingkat pendidikan dan tingkat bangunan-bangunannya berkondisi sangat
pendapatan diantara penduduk kota tersebut. sederhana, bahkan sering menempati kawasan
Begitu pula kehidupan sosial di kota Pekanbaru yang sesungguhnya tidak diperuntukkan
sebagai kota yang telah diketegorikan sebagai sebagai daerah pemukiman, namun oleh
kota metropolitan dimana banyak penduduknya penduduk miskin yang berpenghasilan rendah
yang telah mendapatkan strata sosial yang dijadikan tempat tinggal, seperti bantaran
tinggi karena telah memiliki tingkat pendidikan sungai, dipiggiran rel kereta api, tanah-tanah
dan tingkat pendapatan yang tinggi. kosong disekitar pabrik dan di bawah jembatan.
Sebagaimana yang terjadi di kota-kota Salah satu kawasan yang dihuni oleh
metropolitan lainnya di Indonesia, ternyata komunitas pemulung yang ada di kota
masih terdapat juga penduduk kota Pekanbaru Pekanbaru dengan kondisi pemukiman yang
yang hanya memiliki tingkat pendidikan dan kurang layak huni adalah kawasan penduduk di
tingkat penghasilan yang rendah, diantaranya pinggiran Sungai Sail yang berdekatan dengan
adalah komunitas para pemulung yang biasanya jembatan Sail di Kel. Sekip, Kec. Lima Puluh
tersebar di pinggiran-pinggiran kota Pekanbaru Kota Pekanbaru. Pada awalnya kawasan
dan banyak yang tinggal di kawasan yang tersebut pada tahun 1990 an merupakan tempat
kurang layak huni. pembuangan akhir sampah (TPA) untuk kota

31
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

Pekanbaru dimana banyak truk-truk sampah disia-siakan oleh orang lain, dengan alasan
maupun mobil-mobil pribadi yang membuang karena orang lain itu malu bergelut dengan
sampah ke kawasan tersebut, sehingga banyak barang-barang bekas.
para pemulung yang berdomisili dan Status tanah dikawasan pinggiran Sugai
menggantungkan hidupnya dari mengais Sail ini sebenarnya adalah termasuk kawasan
sampah di tempat tersebut. yang dilarang untuk dibangun sesuai dengan
Seiring dengan perkembangan kota peraturan yang mengatur bahwa sepanjang 15
Pekanbaru dan kebijakan pemerintah kota meter dari sungai merupakan kawasan
Pekanbaru, maka sejak tahun 1998 Tempat penghijauan yang tidak boleh dibuat bangunan
Pembuangan Akhir (TPA) sampah tidak lagi di atasnya, namun pada kenyataannya tetap saja
ditempat tersebut dan dipindahkan ke daerah kawasan tersebut terdapat banyak rumah-rumah
Rumbai. Walaupun demikian tetap saja masih yang dihuni oleh komunitas pemulung yang
ada truk-truk sampah dan mobil-mobil pribadi sejak dulu menggantungkan hidupnya dari
yang membuang sampah di tempat tersebut, tempat pembuangan sampah di kawasan
sehingga sebagian besar pemulung tetap tersebut, dimana jarak antara sungai sail dengan
berdomisili dan mengais sampah di tempat rumah yang mereka tempati hanya sekitar 1-2
tersebut, walupun ada sebagian kecil yang meter.
memilih pindah domisili ke lokasi yang Tempat Kawasan bantaran sungai sering
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Rumbai. dianggap sebagai wilayah kota yang tidak
Perkembangan selanjutnya sejak tahun produktif, kotor dan mengganggu keindahan
2014 lokasi tersebut sudah tidak lagi menjadi kota, sehingga kebanyakan pemerintah kota
tempat pembuangan sampah, baik sampah yang memilih untuk menggusur penghuni daerah
diangkut truk-truk sampah maupun mobil tersebut dan dijadikan kawasan penghijauan.
pribadi, namun walaupun demikian tetap saja Pemerintah kota Pekanbaru pernah
lokasi tersebut dihuni oleh komunitas berkeinginan melakukan hal tersebut, namun
pemulung, dimana saat ini terdapat 37 orang hingga kini belum terlaksana untuk membangun
yang melakukan aktifitas dan berprofesi sebagai turap dan penghijauan di Pinggiran sungai Sail
pemulung dan yang menariknya sebanyak 23 tersebut, sehingga komunitas pemulung masih
orang adalah pemulung perempuan yang banyak yang menenpati kawasan tersebut
berdomisili dan menempati lokasi tersebut. sebagai tempat mencari hidup sekaligus sebagai
Dalam konteks stabilitas sosial di tempat tinggal.
masyarakat, pilihan menjadi pemulung Komunitas pemulung di pinggiran
merupakan salah satu cara untuk mengatasi sungai Sail tersebut merupakan sebuah
menumpuknya pengangguran. Banyaknya gambaran kondisi kaum miskin perkotaan.
pengangguran dapat memicu permasalahan Rumah yang mereka tempati sangat sederhana
sosial, dan tidak tindak kriminal. Pekerjaan dan terbuat dari sebagian besar bahan-bahan
memulung merupakan pekerjaan yang sangat yang didapat dari tempat pembuangan akhir
kreatif. Karena, di tengah sengitnya persaingan sampah yang ada di kawasan tersebut.
untuk mendapatkan pekerjaan di lapangan Meskipun kini jumlah pemulung di pinggiran
kerja, para pemulung justru menciptakan sungai Sail tidak sebanyak dulu, namun masih
lapangan kerja sendiri. Mereka sadar, dengan cukup banyak yang bertahan hidup dengan
minimnya keterampilan dan latar belakang profesi sebagai pemulung tersebut.
pendidikan yang mereka miliki rasanya terlalu Komunitas pemulung yang ada di
naif jika berharap bisa diterima bekerja di pinggiran sungai Sail ini menjadi hal yang
gedung-gedung perkantoran. Mereka justru sangat menarik, karena ditengah persaingan
beranggapan bahwa di sekitar mereka ada kehidupan kota Pekanbaru yang sangat ketat,
banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, namun masih terdapat komunitas yang bertahan hidup

32
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

dengan menjalani profesi sebagai pemulung Cara-cara individu menyusun strategi


dari dulu sampai saat ini dimana terdapat 23 dipengaruhi oleh posisi individu atau kelompok
orang diantarnya adalah kaum perempuan dalam struktur masyarakat, sistem kepercayaan
dengan berbagai tingkatan umur, status dan dan jaringan sosial yang dipilih, termasuk
tujuan dalam menjalankan profesinya sebagai keahlian dalam memobilisasi sumber daya yang
pemulung. ada, tingkat keterampilan, kepemilikan asset,
jenis pekerjaan, status gender dan motivasi
B. Permasalahan pribadi.3
Dari kerasnya kehidupan sebagai Melalui strategi ini seseorang bisa
pemulung yang dijalankan oleh para para berusaha untuk menambah penghasilan lewat
pemulung perempuan untuk bertahan hidup, pemanfaatan sumber- sumber lain ataupun
maka permasalahan yang muncul adalah: mengurangi pengeluaran lewat pengurangan
bagaimana strategi yang dibangun dan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara-
dikembangkan oleh komunitas untuk tetap cara individu menyusun strategi dipengaruhi
dapat bertahan hidup. oleh posisi individu atau kelompok dalam
struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan
C. Kerangka Konseptual jaringan sosial yang dipilih, termasuk keahlian
1. Strategi Bertahan Hidup dalam memobilitasi sumber daya yang ada,
Strategi bertahan hidup dirumuskan tingkat keterampilan, kepemilikan aset, jenis
oleh Snel dan Traring sebagai rangkaian pekerjaan, status gender dan motivasi pribadi.
tindakan yang dipilih secara sadar oleh individu Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan
dan rumah tangga yang miskin secara soaial memobilisasi sumber daya yang ada termasuk
ekonomi.1 Dengan strategi ini seorang individu didalamnya mendapatkan kepercayaan dari
berusaha untuk menambah penghasilan lewat orang lain membantu individu dalam menyusun
pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun strategi bertahan hidup.4
mengurangi pengeluaran lewat pengurangan Dalam menyusun strategi, individu
kualitas barang atau jasa. tidak hanya menjalankan satu jenis strategi saja,
Definisi dari strategi bertahan hidup sehingga kemudian muncul istilah multiple
adalah kemampuan seseorang dalam survival strategies atau strategi bertahan jamak.
menerapkan cara untuk mengatasi berbagai Selanjutnya Snel dan Starring mengartikan hal
permasalahan yang melingkupi kehidupannya. ini sebagai kecenderungan pelaku- pelaku atau
Dalam konteks keluarga miskin, strategi rumah tangga untuk memiliki pemasukan dari
penanganan masalah ini pada dasarnya berbagai sumber daya yang berbeda, karena
merupakan kemampuan segenap anggota pemasukan tunggal terbukti tidak memadai
keluarga dalam mengelola segenap asset yang untuk menyokong kebutuhan hidupnya. Strategi
dimilikinya.2 yang berbeda-beda ini dijalankan secara
bersamaan dan akan saling membantu ketika
ada strategi yang tidak bisa berjalan dengan
1 baik.
Erik Snel dan Richard Straring, Poverty, Migran
dan Coping Strategies: an introduction, dikutip oleh
Resmi Setia, Gali Tutup Lobang Itu Biasa: Strategi
Buruh Menanggulangi Persoalan dari Waktu Ke
Waktu, (Bandung: yayasan Akatiga, 2005) hlm.6 Bernuansa Pekerjaan Sosial, Institut Pertanian
2
Suharto, Edi, Coping Strategies dan Keberfungsian Bogor: 17 Desember 2002.
3
Social: Mengembangkan Pendekatan Pekerja Sosial Ibid, hlm 7
4
Dalam Mengkaji dan Menangani Kemiskinan. Di Resmi Setia. (2005). Gali Tutup Lubang Itu Biasa :
sampaikan pada seminar: Kemiskinan dan Strategi Buruh Menanggulangi Persoalan dari Waktu
Keberfungsian Sosial: Merancang-Kembangkan ke Waktu. Bandung : Yayasan Akatiga, hal 6.
Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang

33
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

Strategi bertahan hidup menarik untuk faktor yang mendorong pemulung melakukan
diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana strategi bertahan sebagaimana pendapat yang
rumah tangga mengelola dan memanfaatkan dikemukakan Baiquni yang menyatakan bahwa
aset sumber daya dan modal yang dimiliki rumah tangga pemulung yang menerapkan
melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto strategi survival pada umumnya berada pada
mendefinisikan strategi bertahan sebagai garis kemiskinan yang dicirikan oleh
kemampuan seseorang dalam menerapkan kepemilikan asset sumber daya yang terbatas.
seperangkat cara untuk mengatasi berbagai Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
permasalahan yang melingkupi kehidupannya, bahwa strategi bertahan hidup pemulung adalah
strategi penanganan masalah ini pada dasarnya suatu tindakan atau cara pemulung yang
merupakan kemampuan segenap anggota tergolong miskin untuk tetap bisa bertahan
keluarga dalam mengelola aset yang hidup di tengah keterbatasan yang mereka
dimilikinya. 5 miliki.
Pendapat lain mengenai strategi Keluarga pemulung dalam menjalani
bertahan dikemukakan oleh Snel dan Staring kehidupan sehari-hari akan menerapkan
yang menyatakan strategi bertahan sebagai berbagai macam strategi untuk bertahan hidup.
rangkaian tindakan yang dipilih secara standar Menurut Suharto strategi bertahan hidup dalam
oleh individu dan rumah tangga yang miskin mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi
secara sosial ekonomi. Pemulung merupakan dapat dilakukan dengan berbagai strategi.
pekerja yang tekun dan tidak pernah menyerah Strategi bertahan hidup dapat digolongkan
dalam kondisi apapun walaupun penuh menjadi 3 kategori yaitu srategi aktif, strategi
keterbatasan, mereka tetap bisa bertahan hidup. pasif dan strategi jaringan. Berikut akan
Pemulung akan mengoptimalkan segala sumber dijelaskan secara lebih rinci strategi-strategi
daya yang mereka miliki agar tetap bisa bertahan hidup yang umumnya digunakan
menjaga kelangsungan hidup keluarganya. pemulung.7
Secara spesifik strategi penghidupan Ada dua jenis pemulung, yaitu:
yang diterapkan oleh para pemulung dapat pemulung lepas yang bekerja sebagai
dibagi menjadi tiga dimana salah satu strategi wirausaha, maupun pemulung yang bergantung
tersebut adalah strategi survival atau strategi kepada para pengepul sehingga mereka hanya
bertahan hidup yang umumnya diterapkan oleh boleh menjual kepada para pengepul (juragan)
pemulung seperti yang dikemukaan oleh White sampah-sampah bekas yang mempunyai akses
yang menyatakan bahwa strategi survival atau lebih dekat dari perusahaan daur ulang sampah,
strategi bertahan hidup merupakan strategi dengan kata lain pemulung merupakan mata
pemulung tergolong miskin. Pemulung dengan rantai terendah dalam jaringan pendaur ulang
strategi survival biasanya mengelola sumber sampah. Pemasukan tunggal yaitu dari hasil
alam yang sangat terbatas atau terpaksa mencari memulung saja sering tidak memadai untuk
pekerjaan alternatif sebagai tambahan dengan menyokong kebutuhan hidupnya, sehingga para
imbalan yang rendah biasanya hanya cukup pemulung cenderung memiliki pemasukan dari
untuk sekedar menyambung hidup 6 berbagai sumber yang lain. Salah satu upayanya
Berdasarkan pendapat di atas dapat adalah dengan menjalin kerjasama yang baik
disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan dengan sesama pemulung agar dapat berinovasi
serta memilah-milah barang yang telah
5 dikumpulkan.
Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan
Sosial di Indonesia. Bandung:Alfabeta. Hal. 29
6 7
Baiquni, M. 2007. Strategi Penghidupan Di Masa Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan
Krisis. Yogyakarta: Ideas Media hal. 47 Sosial di Indonesia. Bandung:Alfabeta. Hal. 31

34
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

Ada beberapa jenis sampah yang dari kemiskinan, diversifikasi yang bisa
marketable seperti besi, botol kaca, kertas dan dilakukan antara lain bertukang, buruh, PRT,
plastik. Dari setiap jenis sampah tersebut masih juru parkir maupun usaha sampingan lainnya.
ada klasifikasi lebih spesifik yang menentukan Sedangkan menurut Andrianti salah satu
harga jual seperti misalnya untuk kategori strategi yang digunakan oleh rumah tangga
sampah plastic, ada kategori sampah plastik untuk mengatasi kesulitan ekonomi adalah
keras dan lunak. Sampah plastik lunak misalnya dengan mendorong para isteri untuk ikut
botol atau gelas minuman, sedangkan plastik mencari nafkah. Maka isteri pemulung yang ada
keras seperti ember dan sejenisnya. Sampah dipinggiran sungai sail ini, pada saat ini ada
yang termasuk kategori plastik lunak biasanya yang menjadi PRT, buruh pabrik disamping
memiliki harga tinggi dibandingkan dengan ikut melakukan kegiatan sebagai pemulung
sampah plastik keras. sehingga kebutuhan hidup mereka dapat
Ada beberapa motif yang mendasari terpenuhi. 9
pemulung menyetorkan hasilnya pada Berdasarkan uraian di atas dapat
seseorang pengepul, jadi bukan hanya semata- disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi
mata bergantung pada beberapa tinggi harga aktif adalah strategi bertahan hidup yang
yang ditawarkan oleh pengepul atas hasil yang dilakukan seseorang atau keluarga dengan cara
didapatkan oleh pemulung, melainkan bisa juga memaksimalkan segala sumber daya dan
terkait dengan seberapa tinggi tingkat potensi yang dimiliki keluarga mereka.
kedekatan emosional yang merujuk pada
familiritas seorang pengepul dalam berinteraksi 1.2. Strategi Pasif
dengan pemulung. Bahkan tidak jarang pada Strategi pasif merupakan strategi
kondisi yang mendesak, beberapa pemulung bertahan hidup yang dilakukan dengan cara
meminta bantuan kepada pengepul dalam meminimalisir pengeluaran keluarga
bentuk hutang atau pinjaman. sebagaimana pendapat Suharto yang
menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi
1.1. Strategi Aktif bertahan hidup dengan cara mengurangi
Strategi aktif merupakan strategi pengeluaran keluarga (misalnya biaya untuk
bertahan hidup yang dilakukan dengan cara sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya).
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Strategi pasif yang biasanya dilakukan oleh
Menurut Suharto strategi aktif merupakan pemulung adalah dengan membiasakan hidup
strategi yang dilakukan keluarga miskin dengan hemat. Hemat dalam Kamus Besar Bahasa
cara mengoptimalkan segala potensi keluarga Indonesia diartikan sebagai sikap berhati-hati,
(misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, cermat, tidak boros dalam membelanjakan
memperpanjang jam kerja dan melakukan uang. Sikap hemat merupakan budaya yang
apapun demi menambah penghasilannya). telah dilakukan oleh masyarakat desa terutama
Strategi aktif yang biasanya dilakukan masyarakat yang tergolong dalam pemulung
pemulung khususnya di pinggiran sungai sail miskin.
adalah dengan diversifikasi penghasilan atau Menurut Kusnadi (2000:8) strategi
mencari penghasilan tambahan dengan cara pasif adalah strategi dimana individu berusaha
melakukan pekerjaan sampingan.8 meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini
Menurut Stamboel diversifikasi merupakan salah satu cara masyarakat miskin
penghasilan yang dilakukan pemulung miskin untuk bertahan hidup. Pekerjaan sebagai
merupakan usaha agar pemulung dapat keluar
9
Stamboel, K. A. 2012. Panggilan Keberpihakan
Strategi Mengakhiri Kemiskinan di Indonesia.
8
Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 209
Sosial di Indonesia. Bandung:Alfabeta. Hal. 31

35
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

pemulung dimana pendapatan mereka relative umum strategi jaringan sering dilakukan oleh
kecil dan tidak menentu sehingga pemulung masyarakat pedesaan yang tergolong miskin
lebih memprioritaskan kebutuhan pokok seperti adalah dengan meminta bantuan pada kerabat
kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. atau tetangga dengan cara meminjam uang.
Pola hidup hemat dilakukan pemulung agar Budaya meminjam atau hutang merupakan hal
penghasilan yang mereka terima bisa untuk yang wajar bagi masyarakat karena budaya
mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka. gotong royong dan kekeluargaan masih sangat
Dalam penelitian ini para pemulung di kental di kalangan masyarakat terutama
pinggiran sungai sail menerapkan hidup hemat dikalangan para pemulung.
dengan cara berhati-hati dalam membelanjakan Strategi jaringan yang biasanya
uang mereka. Sikap hemat terlihat pada dilakukan para pemulung di pinggiran sungai
kebiasaan keluarga pemulung yang Sail adalah memanfaatkan jaringan sosial yang
membiasakan untuk makan dengan lauk dimiliki dengan cara meminjam uang pada
seadanya. kerabat, para tetangga, pengepul, bank dan
Pola hidup hemat ini menjadi strategi memanfaatkan bantuan sosial lainnya. Bantuan
pasif untuk melengkapi strategi bertahan secara sosial yang biasa diterima pemulung dalam
aktif yang dilakukan pemulung. Karena tidak bentuk program raskin atau dalam bentuk
akan ada manfaat jika para pemulung di bantuan bahan sembako. Hal ini sesuai dengan
pinggiran sungai sail bekerja dengan giat akan pendapat yang dikemukakan oleh Stamboel
tetapi mereka tetap boros. Untuk itu yang mengatakan bahwa modal sosial berfungsi
diperlukannya strategi pelengkap yakni strategi sebagai jaring pengaman sosial bagi keluarga
pasif. Berdasarkan uraian di atas dapat miskin. 11
disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi Bantuan dalam skala keluarga besar,
pasif adalah strategi bertahan hidup yang komunitas atau dalam relasi pertemanan telah
dilakukan dengan cara selektif, tidak boros banyak menyelamatkan keluarga para
dalam mengatur pengeluaran keluarga. pemulung. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi
1.3. Strategi Jaringan jaringan adalah strategi bertahan hidup yang
Strategi jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada
dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan kerabat, tetangga, pengepul dan relasi lainnya
sosial. Menurut Suharto strategi jaringan baik secara formal maupun informal ketika para
merupakan strategi bertahan hidup yang pemulung di pinggiran sungai Sail dalam
dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik kesulitan sehingga ketiga strategi ini saling
formal maupun dengan lingkungan sosialnya melengkapi.
dan lingkungan kelembagaan (misalnya
meminjam uang kepada keluarga, tetangga, 2. Teori Mc Clelland
mengutang di warung atau toko, memanfaatkan Dalam teori ini ditekankan mengenai
program kemiskinan, meminjam uang ke adanya beberapa individu memiliki dorongan
pengepul, rentenir atau bank dan sebagainya). 10 yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih
Menurut Kusnadi strategi jaringan berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi
terjadi akibat adanya interaksi sosial yang daripada memperoleh penghargaan. Mereka
terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu
membantu keluarga miskin ketika dengan lebih baik atau efisien dibandingkan
membutuhkan uang secara mendesak. Secara
11
Stamboel, K. A. 2012. Panggilan Keberpihakan
Strategi Mengakhiri Kemiskinan di Indonesia.
10
Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sosial di Indonesia. Bandung:Alfabeta. Hal. 31

36
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

sebelumnya. Dorongan ini merupakan perangkat yang diperkirakan cocok untuk


kebutuhan pencapaian (nAch). Mc Clelland mencapai tujuan tersebut.
dalam Robinson menemukan bahwa individu Lain lagi menurut Parsons, teori aksi
dengan prestasi tinggi membedakan diri mereka menggambarkan unit-unit dasar tindakan sosial
dari individu lain menurut keinginan mereka dengan karakteristik sebagai berikut :
untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik. a. Adanya individu dengan actor
Mereka mencari situasi-situasi dimana bisa b. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-
mendapatkan tanggung jawab pribadi guna tujuan tertentu
mencari solusi atas berbagai masalah, bisa c. Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta
menerima umpan balik yang cepat tentang teknik untuk mencapai tujuannya
kinerja sehingga dapat dengan mudah mereka d. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi
berkembang atau tidak, dan dimana mereka bisa situasional yang dapat membatasi
menentukan tujuan-tujuan yang cukup tindakannya dalam mencapai tujuan.
menantang. Teori ini sesuai dengan fenomena Kendala tersebut berupa situasi dan
yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan oleh kondisi, sebagian ada yang tidak dapat
para pemulung. Dengan kondisi ekonomi yang dikendalikan oleh individu
serba sulit, semangat kerja mereka tetap e. Aktor berada dibawah kendala dari nilai-
bertahan. yang telah termakan waktu tidak nilai, norma-norma dan berbagai ide
menurunkan semangat mereka untuk tetap abstrak yang mempengaruhinya dalam
bekerja. Keinginan untuk maju dan memilih dan menentukan tujuan serta
menginginkan hidup sejahtera bagi keluarga, tindakan alternatif untuk mencapai tujuan.
menjadi alasan yang utama memilih profesi
sebagai pemulung.12 D. Gambaran Umum Komunitas Pemulung
1. Wilayah Komunitas Pemulung
3. Teori Aksi Komunitas pemulung yang berdomisili
Dalam teori ini ditekankan bahwa di pinggiran sungai Sail, dimana secara
individu menentukan sendiri barang sesuatu geografis wilayah tersebut termasuk ke dalam
yang bermakna bagi dirinya sendiri. Jadi wilayah Kecamatan Lima Puluh Kota
sebagai subyek, manusia bertindak atau Pekanbaru. Sungai sail sendiri merupakan batas
berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan wilayah antara Kecamatan Lima Puluh dengan
tertentu yang memberikan makna baginya. kecamatan Tenayan Raya dan juga dibagi
Teori ini menjelaskan strategi untuk wilayahnya oleh jembatan Sail yang ada.
mempertahankan hidup. Sesuai pandangan Berdasarkan pembagian wilayah tersebut, maka
Hinkle diantara premis dari tujuh Teori Aksi komunitas pemulung dipinggiran sungai Sail ini
disebutkan bahwa: adalah berdomisili atau mendiami wilayah
a. Sebagai subjek manusia bertindak atau Kecamatan Lima Puluh karena berada di jalan
berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan Hang Tuah sebelum jembatan Sail menuju ke
tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa wilayah Kulim.
tujuan. Berdasarkan wilayah Kecamatan Lima
b. Dalam bertindak manusia menggunakan Puluh dimana terdapat beberapa kelurahan yang
cara, teknik, prosedur, metode serta wilayahnya berada berdekatan atau berada di
sepanjang pinggiran sungai Sail yaitu terdiri
dari kelurahan Tanjung Rhu, dan kelurahan
Sekip, maka secara geografis komunitas
12
Robbins, Sthephen and Timothy A. Judge. pemulung dipinggiran sungai Sail yang menjadi
(2007). Perilaku Organisasi. Jakarta; Salemba subyek dalam penelitian ini adalah terletak di
Empat, hal 230

37
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

kelurahan Sekip, tepatnya di wilayah RT 03/ Pemulung yang berdomisili di


RW 06. pinggiran sungai Sail terdapat 14 orang yang
2. Kependudukan benar-benar hanya berprofesi sebagai
Secara kependudukan komunitas pemulung. 3 orang yang berprofesi sebagai
pemulung yang berada di pinggiran sungai Sail pemulung dan tukang bangunan, 2 orang yang
merupakan bagian dari penduduk yang berada berprofesi sebagi pemulung dan juru parkir. 4
di RT 03/ RW 06 Kel. Sekip yang berjumlah 70 orang yang berprofesi sebagai pemulung dan
KK, sementara penduduk yang berdomisili buruh bangunan. 4 orang yang berprofesi
dekat atau berada di pinggiran sungai Sail sebagai pemulung dan pembantu rumah tangga.
berjumlah 20 KK.
Komunitas pemulung merupakan E. Pembahasan
bagian dari 20 KK tersebut, dimana komunitas Survival Strategy (Strategi Bertahan Hidup)
pemulung ini memang berdomisili sangat dekat 1. Strategi Aktif
dengan pinggiran sungai Sail. Strategi aktif yang biasanya dilakukan
2.1. Pemulung Berdasarkan Jenis Kelamin pemulung khususnya di pinggiran sungai Sail
Pemulung yang berdomisili di adalah dengan diversifikasi penghasilan atau
pinggiran sungai Sail terdapat 37 orang sebagai mencari penghasilan tambahan dengan cara
pemulung yang terdiri atas 14 orang laki-laki melakukan pekerjaan sampingan.
dan 13 orang perempuan. 1.1. Pekerjaan utama dan sampingan
2.2. Pemulung Berdasarkan Umur pemulung
Pemulung yang berdomisili di Pekerjaan sampingan anggota keluarga
pinggiran sungai Sail terdapat pemulung yang pemulung terdiri dari pekerjaan sebagai tukang
berumur 6-86 tahun yang terdiri atas 13 orang bangunan, juru parkir, buruh bangunan dan
yang berusia 6-15 tahun, 6 orang yang berusia pemnbantu rumah tangga. Berdasarkan hal
16-25 tahun, 18 orang yang berusia 26-86 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
tahun. pekerjaan sampingan pemulung adalah
2.3. Pemulung Berdasarkan Agama didominasi sebagai tukang bangunan dan
Pemulung yang berdomisili di pembantu rumah tangga, disamping sebagai
pinggiran sungai Sail keseluruhannya buruh bangunan.
beragama Kristen protestan, walaupun 1.2. Keterlibatan anggota keluarga
penduduk yang berdomisili dilokasi tersebut Keterlibatan anggota keluarga dalam kegiatan
juga ada yang beragama selain Kristen memulung melibatkan suami, adek, nenek dan
Protestan. cucu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
2.4. Pemulung Berdasarkan Pendidikan disimpulkan bahwa hampir keseluruhan
Pemulung yang berdomisili di pemulung melibatkan anggota keluarganya
pinggiran sungai Sail terdapat 4 orang yang dalam kegiatan memulung.
tidak sekolah, 23 oang tamatan SD, 5 orang 2. Strategi Pasif
tamatan SMP dan 5 orang tamatan SMA.. Strategi pasif adalah strategi dimana
2.5. Pemulung Berdasarkan Suku individu berusaha meminimalisir pengeluaran
Pemulung yang berdomisili di uang, strategi ini merupakan salah satu cara
pinggiran sungai Sail keseluruhannya berasal masyarakat miskin untuk bertahan hidup.
dari suku Batak (Nias), walaupun penduduk 2.1. Penghematan Pengeluaran Kebutuhan
yang berdomisili dilokasi tersebut juga ada Keluarga Pemulung
yang berasal dari suku yang lain. Penghematan Pengeluaran Kebutuhan
2.6. Pekerjaan Utama dan Pekerjaan Keluarga Pemulung pemulung diperoleh melalui
Tambahan Pemulung penghematan biaya belanja dapur, pendidikan

38
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

gratis, sewa rumah yang sangat murah, tidak 100.000 – Rp.400.000,- setiap bulannya. Pada
meminjam uang/ kredit keluarga Duhuzisochi mampu menabung
Berdasarkan hal tersebut maka dapat sebesar Rp. 3000.000,- setiap bulannya..
disimpulkan bahwa penghematan pengeluaran Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
kebutuhan keluarga pemulung didominasi oleh disimpulkan bahwa ditengah kehidupan
penghematan biaya pendidikan dan sewa keluarga pemulung yang pas-pas an dalam
rumah, disamping penghematan biaya belanja memenuhi kebutuhan hidup keluarga
dapur dan tidak memiliki pinjaman/ kredit. pemulung, namun masih mampu menyisihkan
2.2. Tabungan Keluarga pendapatannya untuk simpanan/tabungan
Keluarga pemulung masih dapat keluarga.
menyisihkan pendapatannya sebagai tabungan 4. Aplikasi Teori Mc Clelland
keluarga, walaupun hanya berkisar antara Rp. Teori Mc Clelland ini sesuai dengan
100.000 – Rp.400.000,- setiap bulannya. fenomena yang terjadi pada aktivitas yang
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dilakukan oleh para pemulung. Dengan kondisi
disimpulkan bahwa ditengah kehidupan ekonomi yang serba sulit, semangat kerja
keluarga pemulung yang sederhana dalam mereka tetap bertahan. yang telah termakan
memenuhi kebutuhan hidup keluarga waktu tidak menurunkan semangat mereka
pemulung, namun masih mampu menyisihkan untuk tetap bekerja. Keinginan untuk maju dan
pendapatannya untuk simpanan/tabungan menginginkan hidup sejahtera bagi keluarga,
keluarga. menjadi alasan yang utama memilih profesi
3. Strategi Jaringan sebagai pemulung.
Strategi jaringan merupakan strategi
bertahan hidup yang dilakukan dengan cara 4.1. Faktor Pendorong Sebagai Pemulung
menjalin relasi, baik formal maupun dengan Berdasarkan hasil peneiitian, faktor
lingkungan sosialnya dan lingkungan pendorong komunitas yang berdomisili di
kelembagaan (misalnya meminjam uang kepada pinggiran sungai Sail memilih profesi sebagai
keluarga, tetangga, mengutang di warung atau pemulung adalah:
toko, memanfaatkan program kemiskinan, 1. faktor ingin mengumpulkan modal (1)
meminjam uang ke pengepul, rentenir atau bank 2. faktor sulit mencari pekerjaan (9)
dan sebagainya). 3. faktor mudah (8)
4. faktor tidak terikat aturan dan jam kerja (9)
3.1. Pinjaman Keluarga Pemulung 5. faktor non skill (8)
Keluarga pemulung mencari pinjaman jika 6. faktor desakan kebutuhan hidup (8)
mengalami kesulitan keuangan adalah melalui 7. faktor hasil lumayan (8)
pinjaman saudara, pinjaman tetangga, pinjaman 8. faktor keterlibatan keluarga (8).
dari pengepul dan pinjaman/kredit baik dari Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
koperasi/ lembaga keuangan maupun dari disimpulkan bahwa banyak faktor yang
pribadi mendorong komunitas yang berdomisili di
Berdasarkan hal tersebut maka dapat pinggiran sungai Sail berprofesi sebagai
disimpulkan bahwa keluarga peulung lebih pemulung adalah didasrkan kepada
mengandalkan pinjaman kepada para pengepul pertimbangan desakan kebutuhan hidup,
dan kredit, disamping pinjaman dari keluarga menyadari kurangnya skill yang dimiliki serta
dekat dan tetangga sesama pemulung. pertimbangan kemudahan-kemudahan dalam
3.2. Tabungan Keluarga Pemulung menjalani profesi sebagi pemulung
Keluarga pemulung masih dapat
menyisihkan pendapatannya sebagai tabungan
keluarga, walaupun hanya berkisar antara Rp.

39
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

5. Aplikasi Teori Aksi 2. Komunitas Pemulung memiliki suku dan


Teori aksi menekankan bahwa individu agama yang sama yang sama sehingga
menentukan sendiri barang sesuatu yang semakin memperkuat kekeluargaan
bermakna bagi dirinya sendiri. Jadi sebagai diantara mereka
subyek, manusia bertindak atau berperilaku 3. Strategi yang mereka gunakan dalam
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang bertahan hidup adalah strategi aktif, pasif
memberikan makna baginya. Teori ini dan jaringan, sehingga mereka mampu
menjelaskan strategi untuk mempertahankan bertahan hidup dengan menggeluti profesi
hidup. Sesuai pandangan Hinkle diantara sebagai pemulung
premis dari tujuh Teori Aksi disebutkan bahwa: 4. Pekerjaan sampingan pemulung adalah
Sebagai subjek manusia bertindak atau didominasi sebagai tukang bangunan dan
berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan pembantu rumah tangga, disamping
tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa sebagai buruh bangunan.
tujuan. Dalam bertindak manusia 5. Hampir keseluruhan pemulung melibatkan
menggunakan cara, teknik, prosedur, metode anggota keluarganya dalam kegiatan
serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk memulung.
mencapai tujuan tersebut. 6. Penghematan Pengeluaran Kebutuhan
Keluarga Pemulung pemulung diperoleh
5.1. Kebutuhan Keluarga Pemulung melalui penghematan biaya belanja dapur,
Kebutuhan keluarga pemulung pendidikan gratis, sewa rumah yang sangat
didominasi oleh kebutuhan biaya belanja dapur murah, tidak meminjam uang/ kredit..
dan biaya-biaya lainnya. Berdasarkan hal 7. Berdasarkan hasil penelitian, keluarga
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemulung masih dapat menyisihkan
kebutuhan keluarga pemulung lebih didominasi pendapatannya sebagai tabungan keluarga,
oleh biaya belanja dapur, angsuran kredit dan walaupun hanya berkisar antara Rp.
sewa rumah, sedangkan untuk biaya lainnya 100.000 – Rp.400.000,- setiap bulannya.
reltif lebih kecil. 8. ditengah kehidupan keluarga pemulung
5.2. Kebutuhan Kesehatan Keluarga yang pas-pas an dalam memenuhi
Pemulung kebutuhan hidup keluarga pemulung,
Berdasarkan hasil penelitian, namun masih mampu menyisihkan
Kebutuhan kesehatan keluarga pemulung pendapatannya untuk simpanan/tabungan
diperoleh melalui program Kartu Sehat, keluarga.
Jamkesda dan Puskesmas. Berdasarkan hal 9. keluarga pemulung mencari pinjaman jika
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mengalami kesulitan keuangan adalah
kebutuhan kesehatan keluarga pemulung lebih melalui pinjaman saudara, pinjaman
banyak mengandalkan ketersediaan puskesmas tetangga, pinjaman dari pengepul dan
(gratis), disamping Kartu Sehat dan Kartu pinjaman/kredit baik dari koperasi/
Pintar. lembaga keuangan maupun dari pribadi.
F. Kesimpulan 10. banyak faktor yang mendorong komunitas
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang berdomisili di pinggiran sungai Sail
sebagai berikut: berprofesi sebagai pemulung adalah
1. Komunitas Pemulung yang berdomisili di didasrkan kepada pertimbangan desakan
pinggiran sungai Sail telah menggeluti kebutuhan hidup, menyadari kurangnya
profesi sebagai pemulung paling lama skill yang dimiliki serta pertimbangan
selama 20 tahun dan yang baru sebagai kemudahan-kemudahan dalam menjalani
pemulung selama 8 bulan. profesi sebagi pemulung

40
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

11. kebutuhan keluarga pemulung didominasi Mudiarta, Ketut Gede, 2009, jaringan Sosial
oleh kebutuhan biaya belanja dapur dan (Network) Dalam Pengembangan
biaya-biaya lainnya. Sistem dan Usaha Agribisnis:
12. kebutuhan keluarga pemulung lebih Perspektif dan Dinamika Study
didominasi oleh biaya belanja dapur, Kapital Sosial, Jurnal Forum Agro
angsuran kredit dan sewa rumah, Ekonomi, Vol. 27 (Juli, 2009),
sedangkan untuk biaya lainnya reltif lebih Sutrisno Hadi, 1992, Metodologi Research,
kecil.. (Yogyakarta: Andi Offset,).
13. kebutuhan kesehatan keluarga pemulung Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan
lebih banyak mengandalkan ketersediaan Pendekatan Kualitatif-Kuantitatif,dan
puskesmas (gratis), disamping Kartu Sehat R & D, (Bandung: Alfabeta,).
dan Kartu Pintar. Suharsimi Arikunto, 1995, Prosedur Penelitian
Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta),
Baiquni, M. 2007. Strategi Penghidupan Di Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan
Masa Krisis. Yogyakarta: Ideas Perlindungan Sosial di Indonesia.
Media Bandung:Alfabeta.
Hidayat Muslim, 2007, Pendampingan Anak- Stamboel, K. A. 2012. Panggilan Keberpihakan
Anak Oleh Kordiska Di Bantaran Kali Strategi Mengakhiri Kemiskinan di
Gajah Wong )Populis), (Yogyakarta: Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Student Center Pustaka Utama.
Dudung Abdurrahman, 2003, Pengantar Surakhmad, 1982, Pengantar Penelitian Ilmiah,
Metode Penelitian, (Yogyakarta: (Bandung: Tarsito, 1982),
Kurnia Kalam Semesta).
Erik Snel dan Richard Straring, 2005, Poverty, Skripsi/Thesis:
Migran dan Coping Strategies: an Angrini Chuvnia tentang Kehidupan Sosial
introduction, dikutip oleh Resmi Ekonomi Pemulung (study kasus di
Setia, Gali Tutup Lobang Itu Biasa: TPSA desa Kaliabu Kabupaten
Strategi Buruh Menanggulangi Madiun)
Persoalan dari Waktu Ke Waktu, Rahayu Kurni Asih tentang Etos Kerja
(Bandung: yayasan Akatiga,) Pemulung dalam mempertahankan
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2004, hidup di Bantaran Sungai Gajah
Teori Sociologi Modern, (Jakarta: Wong Kota Yogyakarta
Kencana), Nining Sumarsih tentnag Strategi Survive
Hidayat Muslim, 2007, Pendampingan Anak- Buruh Bangunan (Study Kasus Buruh
Anak Oleh Kordiska Di Bantaran Kali Bangunan di dusun Mlakan
Gajah Wong Populis), (Yogyakarta: Kabupaten Sleman
Student Center:) Jurnal:
K.H. Toto Tasmara, 2002, Membudayakan Etos Aminudin dalam Journal of Social Science and
Kerja Islam, (Jakarta: Gema Insani, Humanities, ISSN 2088-54158, UGM
Kontjaraningrat, 1989, Metode-Metode tahun 2012, Lingkar Kuasa
Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Kehidupan Komunitas Pemulung
Gramedia,) Pandesari Kota Malang
Levy,J. Moleong, 2005, Metodologi Pnlitian Sutarji dalam Jurnal Geografi, UNS, ISSN-
Kualitatif (Bandung:PT. Remaja 2085-191X Vol.6 (2009)
Rosdakarya,). Karakteristik Demografi dan Sosial
Ekonomi Pemulung

41
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 31-42

Sumarni dalam Jurnal Economica, STKIP


PGRI Sumbar, ISSN 2392-5190 E-
ISSN 24601900 Sosial Komunitas
Pemulung di TPA Lubuk Minturun
Siti Kusumawati Azhar dalam jurnal
Sosioteknologi edisi 17 Tahun 2009,
Sketsa Masyarakat pemulung Kota
Bandung

42

Anda mungkin juga menyukai