Anda di halaman 1dari 4

PT Maju Sehat telah dikukuhkan sebagai PKP dan PT Maju Selalu belum dikukuhkan

sebagai PKP. Kedua perusahaan. Didirikan pada 12 Januari 2011. Keduanya bergerak
dibidang perdagangan barang elektronik yang merupakan BKP. Untuk keterangan transaksi
yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Bulan Pembelian Penjualan

Januari 30 unit @Rp. 100.000/unit 25 unit @Rp. 130.000/unit

Februari 25 unit @Rp. 100.000/unit 20 unit @Rp. 130.000/unit

Maret 10 unit @Rp. 100.000/unit 10 unit @Rp. 130.000/unit

April 15 unit @Rp. 100.000/unit 10 unit @Rp. 130.000/unit

Mei 20 unit @Rp. 100.000/unit 10 unit @Rp. 130.000/unit

Juni 20 unit @Rp. 120.000/unit 20 unit @Rp. 140.000/unit

Juli 40 unit @Rp. 120.000/unit 30 unit @Rp. 140.000/unit

Agustus 10 unit @Rp. 120.000/unit 20 unit @Rp. 140.000/unit

September 10 unit @Rp. 130.000/unit 10 unit @Rp. 150.000/unit

Oktober 20 unit @Rp. 130.000/unit 20 unit @Rp. 150.000/unit

November 20 unit @Rp. 130.000/unit 40 unit @Rp. 150.000/unit

Desember 80 unit @Rp. 130.000/unit 50 unit @Rp. 150.000/unit


Bulan Keterangan PT Maju Sehat PT Maju Selalu
Januari Pembelian Pembelian Rp 3.000.000 Pembelian Rp 3.000.000
Pajak Masukan Rp 330.000 Beban PPN Rp 330.000
Kas/Bank Rp 3.330.000 Kas/Bank Rp 3.330.000
Penjualan Kas/Bank Rp 3.607.500 Kas/Bank Rp 3.250.000
Penjualan Rp 3.250.000 Penjualan Rp 3.250.000
Pajak Keluaran Rp 357.500
Februari Pembelian Pembelian Rp 2.500.000 Pembelian Rp 2.500.000
Pajak Masukan Rp 275.000 Beban PPN Rp 275.000
Kas/Bank Rp 2.775.000 Kas/Bank Rp 2.775.000
Penjualan Kas/Bank Rp 2.886.000 Kas/Bank Rp 2.600.000
Penjualan Rp 2.600.000 Penjualan Rp 2.600.000
Pajak Keluaran Rp 286.000
Maret Pembelian Pembelian Rp 1.000.000 Pembelian Rp 1.000.000
Pajak Masukan Rp 110.000 Beban PPN Rp 110.000
Kas/Bank Rp 1.110.000 Kas/Bank Rp 1.110.000
Penjualan Kas/Bank Rp 1.443.000 Kas/Bank Rp 1.300.000
Penjualan Rp 1.300.000 Penjualan Rp 1.300.000
Pajak Keluaran Rp 143.000
April Pembelian Pembelian Rp 1.500.000 Pembelian Rp 1.500.000
Pajak Masukan Rp 165.000 Beban PPN Rp 165.000
Kas/Bank Rp 1.665.000 Kas/Bank Rp 1.665.000
Penjualan Kas/Bank Rp 1.443.000 Kas/Bank Rp 1.300.000
Penjualan Rp 1.300.000 Penjualan Rp 1.300.000
Pajak Keluaran Rp 143.000
Mei Pembelian Pembelian Rp 2.000.000 Pembelian Rp 2.000.000
Pajak Masukan Rp 220.000 Beban PPN Rp 220.000
Kas/Bank Rp 2.220.000 Kas/Bank Rp 2.220.000
Penjualan Kas/Bank Rp 1.443.000 Kas/Bank Rp 1.300.000
Penjualan Rp 1.300.000 Penjualan Rp 1.300.000
Pajak Keluaran Rp 143.000
Juni Pembelian Pembelian Rp 2.400.000 Pembelian Rp 2.400.000
Pajak Masukan Rp 264.000 Beban PPN Rp 264.000
Kas/Bank Rp 2.664.000 Kas/Bank Rp 2.664.000
Penjualan Kas/Bank Rp 3.108.000 Kas/Bank Rp 2.800.000
Penjualan Rp 2.800.000 Penjualan Rp 2.800.000
Pajak Keluaran Rp 308.000
Juli Pembelian Pembelian Rp 4.800.000 Pembelian Rp 4.800.000
Pajak Masukan Rp 528.000 Beban PPN Rp 528.000
Kas/Bank Rp 5.328.000 Kas/Bank Rp 5.328.000
Penjualan Kas/Bank Rp 4.662.000 Kas/Bank Rp 4.200.000
Penjualan Rp 4.200.000 Penjualan Rp 4.200.000
Pajak Keluaran Rp 462.000
Agustus Pembelian Pembelian Rp 1.200.000 Pembelian Rp 1.200.000
Pajak Masukan Rp 132.000 Beban PPN Rp 132.000
Kas/Bank Rp 1.332.000 Kas/Bank Rp 1.332.000
Penjualan Kas/Bank Rp 3.108.000 Kas/Bank Rp 2.800.000
Penjualan Rp 2.800.000 Penjualan Rp 2.800.000
Pajak Keluaran Rp 308.000
September Pembelian Pembelian Rp 1.300.000 Pembelian Rp 1.300.000
Pajak Masukan Rp 143.000 Beban PPN Rp 143.000
Kas/Bank Rp 1.443.000 Kas/Bank Rp 1.443.000
Penjualan Kas/Bank Rp 1.665.000 Kas/Bank Rp 1.500.000
Penjualan Rp 1.500.000 Penjualan Rp 1.500.000
Pajak Keluaran Rp 165.000
Oktober Pembelian Pembelian Rp 2.600.000 Pembelian Rp 2.600.000
Pajak Masukan Rp 286.000 Beban PPN Rp 286.000
Kas/Bank Rp 2.886.000 Kas/Bank Rp 2.886.000
Penjualan Kas/Bank Rp 3.330.000 Kas/Bank Rp 3.000.000
Penjualan Rp 3.000.000 Penjualan Rp 3.000.000
Pajak Keluaran Rp 330.000
Novembar Pembelian Pembelian Rp 2.600.000 Pembelian Rp 2.600.000
Pajak Masukan Rp 286.000 Beban PPN Rp 286.000
Kas/Bank Rp 2.886.000 Kas/Bank Rp 2.886.000
Penjualan Kas/Bank Rp 6.660.000 Kas/Bank Rp 6.000.000
Penjualan Rp 6.000.000 Penjualan Rp 6.000.000
Pajak Keluaran Rp 660.000
Desember Pembelian Pembelian Rp 10.400.000 Pembelian Rp 10.400.000
Pajak Masukan Rp 1.144.000 Beban PPN Rp 1.144.000
Kas/Bank Rp 11.544.000 Kas/Bank Rp 11.544.000
Penjualan Kas/Bank Rp 8.325.000 Kas/Bank Rp 7.500.000
Penjualan Rp 7.500.000 Penjualan Rp 7.500.000
Pajak Keluaran Rp 825.000

Total Nilai Pembelian Rp 35.300.000 Rp 39.183.000


Penjualan Rp 37.550.000

PPN Keluaran Rp 4.130.500


PPN Masukan Rp 3.883.000
PPN Terutang Rp 247.500
Asumsikan sistem pencatatan menggunakan periodic dan metode penilaian FIFO. Penilaian
persediaan dihitung pada akhir periode akuntansi dengan perhitungan:
Total Pembelian 2011 300 unit
Total Penjualan 2011 265 unit
Persediaan yang tersisa 35 unit
Diketahui persediaan akhir 35 unit dan harga pembelian terakhir Rp. 130.000 dari studi kasus
sehingga persediaan akhir senilai (35 unit x Rp. 130.000 = Rp. 4.550.000) untuk yang PKP.
Sedangkan untuk Non PKP persediaan akhir senilai (35 unit x Rp. 144.300 = Rp. 5.050.500).
Rp. 144.300 di dapat dari pembelian terakhir yang Rp. 130.000 namun karena yang Non PKP
tersebut tidak bisa mengkreditkan PPN masukan maka di anggap sebagai beban pokok
penjualan kemudian dihitung menjadi harga persediaan yang diperoleh.
Kemudian untuk mencari Beban Pokok Penjuala:
PT. Maju Sehat (PKP) PT. Maju Selalu (Non PKP)
Total Nilai Pembelian Rp. 35.300.000 Total Nilai Pembelian Rp. 39.183.000
Nilai Persediaan Akhir Rp. 4.550.000 Nilai Persediaan Akhir Rp. 5.050.500
BPP Rp. 30.750.000 BPP Rp. 34.132.500
Total Nilai Pembelian di dapat dari nominal pembelian karena pajak masukannya bisa
dikreditkan ke pajak keluaran sedangkan yang non PKP diambil dari penjumlahan kas keluar
karena tidak bisa mengkreditkan PPN masukan melainkan diakui sebagai beban. Namun dari
jumlah kas yang keluar itu sama yang membedakan hanya bagi yang PKP bisa
mengkreditkan pajak masukannya sedangkan yang non PKP mengakui sebagai beban,
sehingga akan terjadi perbedaan ketika penjualan.
Pelaporan atas transaksi tersebut akan menghasilkan laba kotor:
PT. Maju Sehat (PKP) PT. Maju Selalu (Non PKP)
Penjualan Rp. 37.550.000 Penjualan Rp. 37.550.000
BPP Rp. 30.750.000 BPP Rp. 34.132.500
Laba Kotor Rp. 6.800.000 Laba Kotor Rp. 3.417.500
Sehingga berdasarkan pencatatan dan pelaporan akuntansi perpajakan, PT. Maju sehat (PKP)
menghasilkan laba kotor lebih tinggi dibandingkan dengan PT. Maju Selalu (non PKP).
Pertanyaan: Dimana perencanaan pajaknya untuk contoh kasus perusahaan PKP dan Non
PKP tersebut?
Nominal 247.500 merupakan PPN kurang bayar sehingga nominal 247.500 tersebut harus
disetorkan dan dilaporkan ke kantor pajak. Sedangkan untuk Non PKP tidak bisa
mengkreditkan PPN Masukan dan juga tidak bisa menerbitkan faktur pajak sehingga tidak
ada kewajiban untuk PPN.
Jadi perencanaan pajak untuk studi kasus materi PPN ini ialah di perhitungan pengkreditan
PPN Masukan terhadap PPN Keluaran untuk Pengusaha Kena Pajak, sedangkan yang Non
PKP tidak ada perencanaan pajak yang bisa dihitung terkait PPN namun tetap diwajibkan
untuk membayar PPh Final. Sehingga ketika menghitung terkait tax planning (20%) dari laba
kotor maka akan berkaitan dengan pajak pnghasilan bukan dengan PPN lagi sehingga dari
perhitungan tersebut yang lebih menguntungkan itu pihak non PKP karena pajak yang akan
dibayarkan lebih rendah, maka karena hal tersebut ketika perusahaan sudah mencapai target
untuk pengukuhan PKP ada beberapa perusahaan yang membuat perusahaan baru guna
menghindari pengukuhan PKP.
Hanya saja keuntungan bagi PKP dalam perencanaan PPN ini ialah memudahkan usaha
dalam menjalani kerjasama dengan perusahaan besar lain dan bisa melakukan transaksi
dengan bendaharawan pemerintah, karena dapat menerbitkan dan mengkreditkan faktur
pajak. Namun dalam hal pembayaran pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP) akan membayar
pajak semakin besar ketika dihitung berdasarkan pajak penghasilannya karena laba yang
dihasilkan lebih besar dari non PKP.

Anda mungkin juga menyukai