Diktat Pramuka Penggalang by Natal Kristono
Diktat Pramuka Penggalang by Natal Kristono
net/publication/324692744
CITATIONS READS
0 126
1 author:
Natal Kristiono
Universitas Negeri Semarang
17 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Natal Kristiono on 23 April 2018.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Buku Materi
Pramuka Penggalang” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tak
lupa Penulis berterima kasih pada Kak Drs. Tijan, M.si, serta kak Giri Harto,
S.Pd.M.Hum selaku rekan dosen dalam mata kuliah pendidikan Generasi Muda dan
Kepramukaan yang telah memberikan masukan dalam penyusunan diktat ini.
Penulis berharap diktat ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai “Materi Pramuka Penggalang”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam naskah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Penulis berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan diktat yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga diktat sederana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya diktat yang disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KOVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 GERAKAN PRAMUKA
a. Tugas Pokok ...................................................................................................... 1
b. Sifat ................................................................................................................... 2
c. Gerakan Tujuan ................................................................................................. 2
d. Fungsi Gerakan Pramuka .................................................................................. 3
iii
d. Pertolongan Pertama pada Pingsan ................................................................. 39
BAB XI PERTENDAAN
a. Pengertin Pertendaan ....................................................................................... 68
b. Pengertian Tenda ............................................................................................. 68
c. Jenis Tenda ...................................................................................................... 68
d. Pertendaan yang Baik ...................................................................................... 69
iv
BAB I
GERAKAN PRAMUKA
A. Tugas Pokok
1
B. Sifat
2
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia
dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia dengan tujuan agar:
3
2. Pengabdian bagi orang dewasa
4
BAB II
5
diprakarsai oleh tokoh-tokoh pergerakan, seperti SIAP (Sarekat Islam Afdeling
Padvindery), HW (Hisbul Wathon), JPO (Javaanse Padvinders Organizatie),
NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), dan JJP (Jong Java Padvindery).
Ternyata, penggunaan istilah Padvindery yang digunakan dalam kelompok-
kelompok tersebut mendapat larangan dari Belanda.Namun, para tokoh
nasional Indonesia tidak kehabisan akal.Oleh K.H Agus Salim, istilah
Padvindery diganti dengan Pandu atau Kepanduan.
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, kesadaran nasional rakyat Indonesia
semakin meningkat.Beberapa organisasi kepanduan meleburkan diri menjadi
organisasi yang lebih besar.Pada tahun 1930, organisasi PPS (Pandu Pemuda
Sumatera), PK (Pandu Kesultanan), dan IPO bergabung menjadi satu
membentuk KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).Tahun 1931, dibentuklah
wadah baru bagi gerakan kepanduan Indonesia yang bernama PAPI (Persatuan
Antar Pandu Indonesia). Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1938,
organisasi ini berubah nama menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia). Sebagai upaya menggalang rasa persatuan dan kesatuan
bangsa, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI berencana
untuk melakukan kegiatan All Indonesia Jamboree.Namun, sepertinya rencana
tersebut tidak berjalan mulus. Beberapa perubahan harus dilakukan baik dalam
hal waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan. Setelah melewati beberapa
pertimbangan, kegiatan ini akhirnya dapat terlaksana juga. Disepakati, nama
kegiatan diganti dengan PERKINO (Perkemahan Kepanduan Indonesia
Oemoem) dan diselenggarakan mulai tanggal 29 s/d 23 Juli 1941 di
Yogyakarta. Perkemahan inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan
Jambore seperti yang sering kita lihat sekarang ini.
6
C. Sejarah Pramuka Indonesia masa Penjajahan Jepang
7
Indonesia.
Menginjak tahun 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia.
Organisasi tersebut tergabung dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu
Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan
Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Namun, menyikapi kelemahan
yang ada, maka ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu membentuk
Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
Diakibatkan adanya kepentingan golongan yang tinggi membuat Perkindo
masih lemah.Kelemahan tersebut disadari pula oleh pihak komunis yang ingin
menjadikan Perkindo sebagai gerakan Pioner Muda seperti yang ada di negara
komunis.Namun, kentalnya semangat Pancasila dalam Perkindo membuat
seluruh anggotanya menentang keras keinginan komunis tersebut. Untuk
menghalau kepentingan komunis itu, dikeluarkanlah Keppres No. 238 tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka yang ditandatangani oleh Ir Juanda yang saat
itu menjabat sebagai Pjs Presiden RI karena Presiden Soekarno sedang
berkunjung ke Jepang.
Lewat Keppres tersebut, pemerintah menetapkan gerakan Pramuka sebagai
satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang mendapat izin untuk
melaksanakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang mirip
sifatnya dengan gerakan Pramuka dilarang keberadaannya.
8
Berikut daftar ka kwarnas gerakan pramukan:
9
BAB III
Ketentuan umum
Sebagaimana yang dimaksudkan dalam sistem satuan terpisah, anggota putra dan
anggota putri dihimpun dalam Gudep yang terpisah.Masing-masing Gudep berdiri
sendiri.
Gudep di dalam negeri dibina oleh Kwartir Ranting, kecuali Gudep di Perguruan
tinggi yang dibina oleh Kwartir Cabang.Sedangkan Gudep di luar negeri dibina
oleh Kwartir Nasional.
10
Gudep lengkap
Gudep luar biasa adalah Gudep yang dibentuk untuk anggota Gerakan
Pramuka yang menyandang cacat jasmani atau mental.
11
Gugusdepan Lengkap terdiri atas :
12
Pembentukan regu dilakukan oleh para Pramuka Penggalang sendiri,
dan bila diperlukan dapat dibantu oleh para Pembina dan Pembantu
Pembina Pramuka Penggalang.
Tiap regu memakai nama yang dipilih sendiri, yaitu untuk putera
digunakan nama hewan/binatang dan regu puteri nama tumbuh-
tumbuhan atau bunga.
Tiap regu ditandai dengan bendera regu bergambar yang sesuai dengan
nama - nama regu.
c. Ambalan Penegak
d. Racana Pandega
Racana Pandega terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka Pandega.
Racana Pandega tidak dibagi dalam satuan-satuan kecil.
13
Untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan atau tugas Racana Pandega dapat
membentuk kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas anggota
racana yang ada.
Pimpinan
a. Gugus depan (Gudep)
Gudep dibentuk oleh musyawarah Gudep (Muguss)
Gudep dipimpin oleh seorang Pembina Gudep yang dipilih oleh
musyawarah Gugus depan untuk masa bakti 3 tahun.
Pembina Gugusdepan menyusun pembina satuan Pramuka di Gudepnya,
yaitu :
1. Seorang Pembina Siaga dan 3 orang Pembantu Pembina Siaga untuk
tiap perindukan.
2. Seorang Pembina Penggalang dan dua orang Pembantu Pembina
Penggalang untuk setiap pasukan.
3. Seorang Pembina Penegak dan seorang Pembantu Pembina Penegak
untuk setiap Ambalan.
4. Seorang Pembina Racana untuk setiap racana.
b. Perindukan Siaga
Perindukan Siaga dibina oleh Seorang Pembina Siaga dan dibantu oleh 3
orang Pembantu Pembina Siaga.
Pembina dan Pembantu Pembina Perindukan Siaga Putera dapat dijabat
oleh pria atau wanita sedangkan Pembina dan Pembantu Pembina
Perindukan Siaga Puteri hanya boleh dijabat oleh wanita.
Barung secara bergilir dipimpin oleh Pemimpin dan wakil Pemimpin
Barung yang dipilih oleh dan dari para anggota barung.
14
Oleh para pemimpin barung ditunjuk salah satu Pemimpin barung
untuk melaksanakan tugas di tingkat perindukan yang disebut Pemimpin
Barung Utama, di panggil Sulung. Pemimpin Barung Utama tersebut tetap
memimpin barungnya.
Untuk pendidikan kepimpinan para Pramuka Siaga, diadakan Dewan
Perindukan Siaga, disingkat Dewan Siaga yang terdiri atas para Pemimpin
Barung, Wakil Pemimpin Barung, Pemimpin Barung Utama, dan Pembina
Siaga serta Pembantu Pembina Siaga; dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Dewan Siaga mengadakan pertemuan sebulan sekali pimpin Pembina
Siaga atau Pembantunya.
2. Dewan Siaga bertugas m,engurus dan mengatur kegiatan - kegiatan
Perindukan Siaga dan menjalankan putusan - putusan yang diambil oleh
Dewan Siaga.
c. Pasukan Penggalang
Pasukan dibina oleh seorang Pembina Penggalang dibantu dua orang
Pembantu Pembina.
Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang Putera harus dijabat oleh
pria, sedang Pembina dan Pembatu Pembina Penggalang Puteri harus
dijabat oleh wanita.
Regu dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Regu dan Wakil
Pemimpin Regu yang dipilih oleh dari para anggota regunya.
Oleh dan dari para Pemimpin Regu dipilih seorang untuk melaksanakan
tugas di tingkat pasukan yang disebut Pemimpin Regu Utama dipanggil
Pratama.
Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Penggalang, diadakan
Dewan Pasukan Penggalang disingkat Dewan Penggalang, yang terdiri atas
para Pemimpin Regu Wakil Pemimpin Regu, Pemimpin Regu Utama,
15
Pembina Penggalang dan para Pembantu Pembina ; dengan
kegiatan sebagai berikut :
1. Dewan Penggalang mengadakan rapat sebulan sekali.
2. Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama, sedangkan jabatan Penulis
dan Bendahara Dewan Penggalang dipegang secara begilir oleh para
anggota Dewan Penggalang.
3. Dewan Penggalang bertugas mengurus dan mengatur kegiatan
Pasukan Penggalang.
4. Dalam rapat Dewan Penggalang, Pembina dan Pembantunya bertindak
sebagai Penasehat Pengarah, Pembimbing, serta mempunyai hak
mengambil keputusan terakhir.
5. Untuk membina kepemimpin dan rasa tanggung jawab para
Pramuka Penggalang, diadakan Dewan Kehormatan Pasukan
Penggalang yang terdiri atas para Pemimpin Regu, Pemimpin Regu
Utama, Pembina dan Para Pembantu Pembina : dengan kegiatan :
Dewan Kehormatan Penggalang bersidang dalam hal terjadi
peristiwa yang menyangkut tugas Dewan Kehormatan Penggalang.
Hasil Putusan Sidang dilaporkan kepada Pembina Gugusdepan.
Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Penggalang adalah
Pembina Penggalang dan Pembantunya, sedangkan Sekretaris
Dewan adalah salah seorang Pemimpin Regu.
Dewan Kehormatan Penggalang berkewajiban untuk menentukan :
1. pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dll kepada
Pramuka Penggalang yang berjasa atau berprestasi.
2. pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Regu serta Pratama.
3. tindakan terhadap pelanggaraan Kode Kehormatan
4. rehabilitasi anggota Pasukan Penggalang.
16
6. Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi
kesempatan untuk membela diri dalam Rapat Dewan Kehormatan.
d. Ambalan Penegak
Ambalan Penegak dibina oleh seorang Pembina Penegak dibantu oleh
Pembantu Pembina Penegak.
Pembina Penegak dan Pembantu Pembina Penegak Putera harus dijabat
oleh pria, sedang untuk Puteri harus dijabat wanita.
Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan dibentuk Dewan
Ambalan Penegak disingkat Dewan Penegak yang dipimpin oleh Ketua
yang disebut Pradana dengan susunan sebagai berikut :
1. Seorang Ketua
2. Seorang Wakil Ketua
3. Seorang Sekretaris
4. Seorang Bendahara
5. Beberapa Anggota
Dewan dipilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil pemimpin Sangga.
Untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka
Penegak dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri atas Anggota
Dewan Penegak dan Pembina. Dewan Kehormatan Penegak bersidang
untuk membahas :
1. peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
2. pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran terhadap
kode kehormatan.
Dalam Dewan Kehormatan Penegak, Pembina dan Pembantunya bertindak
sebagai pengarah dan penasehat.
e. Racana Pandega
17
Racana dibina oleh seorang Pembina Pandega dibantu seorang Pembantu
Pembina ; Pembina dan Pembantu Pembina Puteri harus dijabat wanita,
sedang Pembina dan Pembantu Pembina Putera harus dijabat pria.
Untuk mengembangkan kepemimpinan di Racana dibentuk Dewan
racanaPandega disingkat Dewan Pandega yang dipimpin oleh seorang
Ketua, dengan susunan sebagai berikut :
1. seorang Ketua
2. seorang Wakil Ketua
3. seorang Sekretaris
4. seorang Bendahara
5. seorang Anggota.
Dewan tersebut dipilih dari para anggota racana.
1. Untuk membina kepemimpinan dan tanggungjawab para Pramuka
Pandega dibentuk Dewan Kehormatan Pandega yang terdiri atas para
anggota racana yang sudah dilantik.
Dewan Kehormatan Pandega bersidang untuk membahas :
1. peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Pandega.
2. pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran terhadap
kode kehormatan.
Dalam Dewan Kehormatan Pandega, Pembina bertindak sebagai konsulta
18
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan sebagai identitas jati
diri seorang Pramuka. Dengan tanda pengenal juga kita dapat mengetahui
wilayah tempat dia berasal, satuan tempat ia bergabung, tugas yang sedang
dilaksanakannya, jabatan yang dipangkunya, kecakapan yang dikuasainya
dan penghargaan yang telah diterima.
1. Fungsi
1. Tanda Umum
Tanda Umum adalah tanda pengenal yang dikenakan oleh semua anggota
Gerakan Pramuka.Tanda umum berfungsi sebagai jati diri seseorang sebagai
anggota Gerakan Pramuka.[1] Macam-macam Tanda Umum adalah:[1]
19
2. Tanda Satuan
3. Tanda Jabatan
a. peserta didik :
o Tanda Pemimpin Barung Utama (Sulung), Pemimpin Regu Utama
(Pratama), Pemimpin Sangga Utama(Pradana), Ketua Racana
o Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Barung, Regu, Sangga dan
Reka
o Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida
o Tanda Keanggotaan di Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
(Ranting sampai dengan Nasional)
20
b. Bagi anggota dewasa :
o Tanda Pembina dan Pembantu Pembina (Siaga, Penggalang,
Penegak dan Pandega)
o Tanda Pelatih Pembina
o Tanda Majelis Pembimbing (Gugus Depan sampai
Nasional)Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
o Tanda Jabatan lainnya
4. Tanda Kecakapan
5. Tanda Penghargaan
21
22
BAB IV
23
Berikut ini daftar 11 Saka tingkat Nasional dilengkapi dengan penjelasan
singkat dan lambang masing-masing.
1. Saka Bahari
24
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari
3. Saka Bhayangkara
25
Saka Bhayangkara adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan khusus di bidang ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kepolisian Republik
Indonesia. Saka Bhayangkara memiliki 4 krida, yaitu:
4. Saka Dirgantara
26
Dirgantara diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AU, pihak perusahaan
penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah
Pangkalan Udara tertentu. Saka Dirgantara terdiri atas 3 (tiga) krida, yaitu :
5. Saka Kencana
27
4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM)
28
4. Krida Peternakan
5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura
7.Saka Wanabakti
29
8. Saka Wira Kartika
1. Krida Survival
2. Krida Pioner
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Bintal Juang.
9. SakaKalpataru
30
Saka Kalpataru adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan
pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang kepedulian lingkungan hidup.
Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan
Hidup (sekarang Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup). Saka
Kalpataru memiliki 3 krida yaitu :
31
3. Krida Kuliner
32
BAB V
A. PENGERTIAN SKK
SKK adalah singkatan dari tanda kecakapan khusus,sedangkan TKK
adalah singkatan dari tanda kecakapan khusus.keduanya salaing terkait,SKK
merupakan serangkaian syarat untuk mendapat kan TKK adalah tanda yang di
berikan setelah menyelesaikan SKK
B. Pengertian TKK
TKK adalah tanda yang di berikan kepada peserta didik yang telah
memenuhi syarat kecakapan khusus(skk)sebagai bentuk apresiasi
ataskecakapan,keterampilan,kemampuan,ketangkasan,pada bidang tertentu
yang di miliki oleh peserta didik,TKK di bagi menjadi dua bagian yaitu TKK
wajib dan TKK pilihan yang berarti ”opsional” tergantung dari kemauan atau
pilihan peserta didik sehingga TKK ini akan berbeda bagi setiap peserta
didik,TKK untuk golongan pramuka penggalang memilki tingkatan yaitu TKK
purwa,TKK madya,dan TKK utama.TKK ini di bagi lagi kedalam lima badan
pengembangan yaitu:
1. TKK bidang agama,mental,moral,spiritual,pembentukan pribadi dan
watak.warna dasarnya adalah kuning,meliputi TKK
sholat,khatib,qori,muazdin,penabung,doa dan lain-lain.
2. TKK bidang patriotisme dan seni budaya.warna dasarnya adalah
merah,meliputi dirigen,penyanyi,pelukis,juru gambar,pengarang dan
pembaca.
3. TKK bidang kesehatan dan ketangkasan dengan warna dasar
putih,meliputi TKK gerak jalan,pengamat,penyelidik,perenang,juru
layar,juru selam,pendayung dan masih banyak lagi
33
4. TKK bidang keterampilan dan tehnik pembangunan,warnanya adalah
hijau,meliputi penjilid buku,juru potret,juru kuli,juru
logam,penenun,penangkap ikan,juru kebun,peternak,petani padi,dan
masih banyak lagi.
5. TKK bidang sosial,perikemanusiaan,gotong
royong,ketertiban,masyarakat,
Perdamaian dunia warna nya adalah biru,meliputi pemadam
kebakaran,penagatur lalu lintas,penagaman lingkungan,penunjuk
jalan,pertolonan pertama pada kecelakaan,pendaki gunung.dan masih
banyak lagi.
C. Pemasangan TKK
D. Tingkatan TKK
Tingkatan TKK dalam gerakan pramuka di bagi menjadi tiga,untuk
mencapai tingkatan selanjut nya seorang pramuka harus memenuhi syarat yang
di tentukan dalam syarat kecakapan khusus(SKK),setiap tingkatan SKK yang
lebih tinggi akan berbeda persyaratan nya dengan SKK yang memiliki
34
tingakatan yang lebih rendah walaupun untuk TKK yang sama.tingkatan nya
yaitu:
35
BAB VI
PERTOLONGAN PERTAMA
A. Pengertian
Pertolongan Pertama adalah perawatan pertama yang diberikan kepada
orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis dengan tujuan sebagai berikut:
Menunjang kesembuhan korban
Membuat keadaan penderita tetap stabilMengurangi rasa nyeri, ketidak-
nyamanan dan rasa cemas
Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
B. Tata Cara dalam Pertolongan Pertama
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Lakukan Penilaian terhadap
penderita yang meliputi :
a) Penilaian keadaan
Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa keadaan aman
maka tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di
sekitar lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
• Nama Penolong
• Nama Organisasi
• Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan
mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam
nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
36
6. Minta bantuan.
b) Penilaian Dini
Kesan umum terjadi karena trauma, penyakit bawaan atau yang
lainnya.
Respon yaitu untuk mengetahui korban itu sadar atau tidak. Ini dapat
dilakukan dengan cara respon suara (si penolong melakukan tepuk
tangan), menyentuh (menepuk pipi korban, mencubit tangan
korban). Apabila korban tidak ada korban dapat dilakukan dengan
cara membuka jalan napas dengan cara tekan dahi angkat dagu.
Cek napas korban apakah masih ada atau tidak
Cek nadi korban ada atau tidak, normal atau tidak. Ini dilakukan
pada leher, pergelangan tangan,lipatan paha selama 15 detik.
Frekuensi nadi normal pada manusia dewasa 60-90 per menit.
c) Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan melihat kondisi fisik korban/penderita pada bagian
tubuh:
Tulang tengkorak (dahi,pelipis,mata,hidung,pipi,kepala)
Leher apakah ada kelainan ( dengan menyamakan leher si penolong)
Tulang badan atas ( bahu,selangka,dada,pinggang)
Perut (apakah ada pendrahan didalam)
Tulang badan bawah (pinggul, tangkai atas, tungkai bawah,
pergelangan kaki,punggung kaki, telapak kaki, jari kaki)
Tangan (lengan atas, siku, lengan bawah,pergelangan tangan,
punggung tangan, telapak tangan, jari tangan)
Perubahan warna kulit tujuanya adalah apakah tidak ada pendarahan
ataupun luka pada tubuh seperti tulang mencuat keluar, pendarahan,
memar, terkilir dan lain sebagainya.
37
d) Riwayat Penderita
setelah melakukan pemeriksaan dini lakukan dengan mencatat
informasi tentang penderita dari kartu identitas yang ada pada korban,
bertanya kepada orang sekitar ( bila tidak sadar). Apabila sadar
tanyakan kepada korban tentang keluhan
korban,obat,makana/minuman terakhir,penyakit, alergi yang
dialami,kejadian.
e) Pemeriksaan Berkala / lanjut
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap
5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15
menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci
bila waktu memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya
Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada
bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih
teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum
diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan
terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau
masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua
pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah
perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
38
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa
aman dan nyaman
f) Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini
berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
• Umur dan jenis kelamin penderita
• Keluhan Utama
• Tingkat respon
• Kondisi korban
• kejadian yang terjadi
C. Pertolongan pertama pada patah tulang
1. Tanda-tanda patah tulang :
Penderita tidak dapat menggerakan bagian yang luka.
Bentuk bagian yang terluka tampak tidak normal.
Ada rasa nyeri kalau di gerakkan.
Kulit tidak terasa kalau di sentuh.
Pembengkakan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
Ada 2 jenis patah tulang yaitu patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup.
Alat untuk menangani patah tulang yaitu bidai dan mitela.
2. Tujuan Pembidaian :
Mencegah pergerakan atau pergeseran tulang.
Mengurangi rasa nyeri.
Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
Mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
3. Langkah-langkah penanganan patah tulang :
Paparkan daerah yang cidera.
Lakukan GSS ( Gerakan Sensasi dan Sirkulasi)
39
Siapkan mitella dan bidai.
Taruh mitela melewati sela bawah tubuh yang cidera.
Taruh bidai kemudian ikat dengan mitela dari bawah ke atas.
Satukan dengan tubuh yang tidak cidera.
Lakukan GSS kembali untuk perbandingan keadaaan yang
sebelumnya.
Rujuk ke fasilitas kesehatan
D. Pertolongan Pertama pada Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada
seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah,
keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain
sebagainya.
Gejala umum :
Perasaan limbung Lemas
Keringat dingin
Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging Menguap berlebihan
Nafas tidak teratur Tak respon (beberapa menit)
Muka pucat Denyut nadi lambat
Biji mata melebar
Penanganan:
Baringkan korban dalam posisi terlentang
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
Periksa kemungkinan cedera lain.
40
Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak
kayu putih dll
Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih
tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban pingsan tersebut.
Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan
bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara
normal.
Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan
kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur
penapasan orang itu bisa lancar kembali.
Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minuman air hangat
atau teh hangat.
Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka
sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat
seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan
perawatan yang lebih baik.
Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang
yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet.
41
BAB VII
SANDI
A. Pengertian
Kata sandi berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya rahasia. Karena
itu maka tulisan rahasia disebut sandi, atau tulisan-tulisan yang dirahasiakan.
Huruf atau kata sandi sulit dimengerti kecuali kalau kita mengetahui kunci atau
cara memecahkannya. Asal mula sandi ini berasal dari para pahlawan jaman
dulu yang suka berkelana dan suka berpindah-pindah tempat tinggal,untuk itu
mereka harus memiliki kata sandi dan bisa mempergunakannya berbagai
bentuk sandi untuk mengecoh / mengelabui lawan-lawan atau musuhnya.
B. Macam-Macam Sandi
1. SANDI KOTAK 1
42
2. SANDI KOTAK 2
3. SANDI KOTAK 3
43
4. SANDI MORSE
44
5. SANDI RUMPUT
45
BAB VIII
SEMAPHORE
46
BAB IX
TALI TEMALI
Tali Temali memang tidak asing dengan pramuka, tali temali seperti
tali, simpul, dan ikatan yang ada dalam pramuka, akan tetapi tidak sedikit
anggota pramuka khususnya tingkat penggalang yang masih belum tau
bagaimanakah cara membuat tali, simpul sekaligus ikatan tersebut.
jendelapramuka.com
Istilah tali temali dalam pramuka, sering kali kita mencampur adukkan antara
tali, simpul dan ikatan hal ini sebenarnya berbeda.
A. Simpul
Simpul merupakan hasil atau bentukan dari satu atau dua utas tali
MACAM-MACAM SIMPUL:
47
Dikalangan kita, di negara Indonesia tali temali, simpul dalam pramuka
lebih dikenal dengan sebutan, simpul hidup, simpul mati, simpul pangkal,
simpul jangkar.
1. SIMPUL HIDUP
Simpul hidup fungsinya untuk mengikat suatu benda dengan
kuat, tapi untuk melepasnya tidak susah, tali temali simpul ini
biasanya digunakan untuk mengikat hewan.
Fungsi : dalam Pramuka simpul hidup ini berfungsi untuk mengikat tiang
2. SIMPUL MATI
Simpul mati adalah simpul yang biasanya digunakan untuk
mengakhiri suatu simpul. Walaupun simpul ini terlihat mudah dalam
membuatnya, namun banyak juga yang salah dalam membuatnya.
48
3. SIMPUL PANGKAL
Simpul Pangkal merupakan salah satu simpul yang sering sekali
digunakan untuk mengawali atau mengakhiri suatu simpul lainnya.
Seperti contoh; Apabila kamu ingin membuat simpul palang maka langkah
pertama yang harus kamu lakukan adalah pangkal terlebih dahulu pada
salah satu tongkat.
Terdapat dua cara dalam membuat tali temali simpul ini, yaitu pertama
dengan cara membuat lingkaran dan yang kedua dengan cara dililitkan.
49
Fungsi : Fungsi dari tali temali simpul ini adalah untuk membuat tanduk
darurat atau dapat juga digunakan untuk mengikat timba atau ember.
50
BAB X
PBB DAN TATA UPACARA PRAMUKA
A. PBB
(Bag.l)
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua
macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris
berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah
diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .Apa itu Baris Baerbaris
1.Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin
dan rasa tanggung jawab.
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan
oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan
tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain
daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
51
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang
Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut.
c. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
- Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
- Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas,untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
- Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan
aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a. GERAK adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh
lain.
52
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan –GERAK
b. JALAN adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri - JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka
aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
• Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap
pasukan dalam keadaan berhenti.
• Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti
dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat
pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK
• Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-
aba : balik kana henti-GERAK.
53
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang
harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul –MULAI
54
• Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan
pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk
berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan
bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan
hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya
dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya
diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka
dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
( Bag. II )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni
Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
55
rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu
ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke
depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping
Kiridengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah
pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri,
tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan
telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau
atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau
petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap
sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil
sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil
sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian
kembali ke
sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban
tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan
dijalankan
d). Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
56
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan
kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam
menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah
kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan
dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah
tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah
meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula
memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan
(satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan
setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menungguaba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak
menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan
berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba
lencang
kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya. Pemimpin
pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan
saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan
pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu
mengangkat
lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui
57
belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak
1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada disamping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
c. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di
pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang
berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah
depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak
menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri
dalam sikap sempurna.
58
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke
depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru
menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap
dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-
turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling
kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG
SATU/KURANG DUA.
2. Perubahan Arah(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri
lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan
berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
59
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih
dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
• Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan
dan kembali ke sikap sempurna
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki
kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5
langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang
ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh: Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai
penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba
diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4
langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka
orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta
meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus,
penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat
ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan
lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
60
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan
diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan,
kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan
kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah
dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai
pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan
secara cepat ke sikap sempurna.
( Bag. III )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua
macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris
berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah
diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a) Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya:
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap
sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan
dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti
61
diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah
sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke
depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada
hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan
kembali ke sikap sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah
ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah
kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit
62
A. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke
depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar
dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkanke tanah
dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan
langkah biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan
lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada
langkah selanjutnya lengan atas danbawah lurus dilenggangkan
ke depan 45°, dan ke belakang 30°. Seluruh anggota
meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang
leher. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu
sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut
dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian
diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan
dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang
30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa,
punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
63
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar
setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan
tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi
tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar
dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama
dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan
dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke
depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam
dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di
tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti
tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah
ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah
biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba
peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-
tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
64
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping
kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan
pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna,
sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki
kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak
boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.
Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai
dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki
seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat
langkah.
65
1. Pratama mengumpulkan dan menyiapkan pasukan dalam
bentuk angkare
2. Pratama menjemput pembina penggalang
3. Penghormatan kepada pembina penggalang
4. Laporan pratama dan penyerahan pasukan kepada pembina
penggalang
5. Pratama kembali ke regunya
6. Pengibaran bendera sang merah putih
7. Pembacaan teks pancasila
8. Pembacaan dasa darma
9. Amanat pembina
10. Do’a (dipimpin pembina)
11. Pratama memasuki tempat upacara dan langsung menerima
pasukan
12. Penghormatan kepada pembina penggalang
13. Pembina dan pembantu pembina meninggalkan tempat upacara
14. Dilanjutkan latihan
66
9. Pratama memasuki tempat upacara dan langsung menerima pasukan
10. Penghormatan kepada pembina penggalang
11. Pembina dan pembantu pembina meninggalkan tempat upacara
12. Sayonara
UPACARA PELANTIKAN DALAM PASUKAN PENGGALANG
Tata Upacara :
1. Pratama mengumpulkan dan menyiapkan pasukan dalam bentuk
angkare
2. Pratama menjemput pembina penggalang
3. Penghormatan kepada pembina penggalang
4. Laporan pratama dan penyerahan pasukan kepada pembina
penggalang
5. Pratama kembali ke regunya
6. Pengibaran bendera merah putih
7. Pembacaan teks pancasila
8. Pembacaan dasadarma
9. Amanat pembina
10. Pelantikan
11. Doa
12. Pratama memasuki tempat upacara dan langsung menerima pasukan
13. Penghormatan kepada pembina penggalang
14. Pembina dan pembantu pembina meninggalkan tempat upacara
15. Dilanjutkan latihan.
67
4. Laporan pemimpin upacara
5. Pembacaan pancasila oleh pembina upacara di ikuti peserta upacara
6. Pembacaan dasadarma di ikuti pasukan.
7. Pembacaan laporan kesiapan perkemahan oleh ketua panitia
8. Amanat pembina upacara dilanjutkan pernyataan pembukaan secara
resmi
9. Pembacaan doa
10. Laporan pemimpin upacara
11. Penghormatan kepada pembina upacara
12. Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara
13. Pasukan dibubarkan
68
15. Pasukan diistirahatkan
16. Pengumuman dari bidang kegiatan
69
BAB XI
PERTENDAAN
• Pengertian Pertendaan
Adalah bagian dari kegiatan perkemahan yang mengatur tentang keadaan
tenda dan lingkungan nya,sehingga penghuni tenda merasa nyaman selama
kegiatan perkemahan berlangsung.
• Pengertian Tenda
Tenda adalah tempat pelindung yang terdiri dari lembaran kain atau
bahan lainnya yang menutupi yang melekat pada kerangka tiang atau menempel
pada tali pendukung
• Jenis Tenda
1) Bivak
adalah tenda untuk berlindung yang sifatnya sementara
(darurat)gunanya untuk melindungi kita dari cuaca buruk saat kita
baerada di alam bebas.
2) Tenda dome
Tenda jenis ini memiliki banyak penggemar karena praktis,dan mudah
di bawa kemana-mana.
Kelebihan tenda dome
a. Ringkas kerena bisa masuk ke dalam ransel
b. Ringan tenda ini hanya berbobot 2 kguntuk dome paling
sederhana
hingga 4 kg untuk berukuran yang agak besar.
70
c. Simpel karena perlengkapan jadi satu paket dengan
perlengkapan yang lain
3) Tenda flysheet
Adalah tenda pendukung yang bentuk nya mirip dengan tenda pramuka
tetapi lebih sederhana karena biasanya tidak memiliki penutup samping.
4) Tenda pramuka/tenda regu
Tenda jenis ini adalah tenda yang paling banyak di gunakananak
pramuka ataupun milite’untuk mendirikan tenda ini di butuhkan
beberapa orang yang mempunyai keterampilan pramuka,jenis tenda ini
lebih kuat dari tenda lain
71
BAB XII
. A. Keterampilan Spiritual
Keterampilan Spiritual ialah keterampilan sikap dan perilaku seseorang
pramuka yang dalam keseharian mencerminkan perwujudan:
a. pengamalan kaidah - kaidah agama yang dianutnya.
b. pengalaman Prinsip Dasar Kepramukaan
c. pengamalan melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka
d. pengamalan mengamalkan Pancasila.
B. Keterampilan Emosional
Keterampilan Emosional ialah keterampilan menata emosi, sehingga yang
bersangkutan antara lain menjadi pramuka yang:
a. cermat dalam menghadapi masalah,
b. bijak dalam mengambil keputusan,
c. sabar,
d. tidak tergesa - gesa dalam menentukan sikap,
e. menghormati lawan bicara,
f. sopan,
g. santun dalam berbicara,
h. hormat kepada orang tua,
i. ulet, tabah dan tangguh – pantang menyerah.
j. Kreatif dan adaptif.
72
C. Keterampilan Sosial.
Keterampilan sosial ialah keterampilan-keterampilan yang muncul/timbul
karena dorongan kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya
terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya:
a. Keterampilan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
diantaranya :
1) keterampilan tentang kesehatan lapangan.
2) keterampilan dapur umum.
3) keterampilan tentang evakuasi.
4) keterampilam Search And Rescue (SAR).
b. Keterampilan tentang kesehatan masyarakat.
c. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat.
1) keterampilan pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara).
2) keterampilan pemadam kebakaran.
3) keterampilan konservasi tanah dan air.
73
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/333859321/Tata-Upacara-Pembukaan-Latihan-
Pramuka-Penggalang
https://www.scribd.com/document/333859321/Tata-Upacara-Pembukaan-Latihan-
Pramuka-Penggalang
https://www.scribd.com/document/81651186/MATERI-PRAMUKA-PBB
http://meygachandra.blogspot.co.id/2015/03/materi-pmr-pertolmatengan-
pertama.html
https://www.scribd.com/document/81651186/MATERI-PRAMUKA-PBB
http://meygachandra.blogspot.co.id/2015/03/materi-pmr-pertolmatengan-
pertama.html
http://anakpramuka01.blogspot.co.id/2014/09/ppgd-ayau-p3k.html?m=1
http://pramukaria.blogspot.co.id/2014/12/struktur-organisasi-gugusdepan-dan.html?m=1
http://blog.anashir.com/2014/03/sandi-pramuka-1.html#ixzz3qJASrYyS
https://pramukaria.blogspot.co.id/2015/02/daftar-satuan-karya-pramuka-saka.html?=1
http://blog.anashir.com/2014/03/sandi-pramuka-2.html
http://blog.anashir.com/2014/03/sandi-pramuka-1.html
http://www.ilmusiana.com/2016/12/sejarah-pramuka-di-dunia-indonesia-lengkap.html#
https://bukubiruku.com/tali-temali-dalam-pramuka/
http://www.sarjanaku.com/2013/04/gugus-depan-pramuka-struktur-organisasi.html?m=1
74
http://m.bintang.com/lifestyle/read/2294842/7-sandi-yang-harus-kamu-tahu-supaya-sah-
jadi-anak-pramuka
http://pramuka.ulm.ac.id/sandi-pramuka/
http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah-gerakan-pramuka
http://id.wkipedia.org/wiki/pramuka
https://id.scribd.com/mobile/doc/144370202/materi-pegangan-pembina-penggalang-pdf
https://datastudi.files.wordpress.com/2009/12/datastudi_buku-pegangan-pembina-
pramuka.pdf
75