Anda di halaman 1dari 80

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324692744

Diktat Pramuka Tingkat SMP

Book · April 2018

CITATIONS READS
0 126

1 author:

Natal Kristiono
Universitas Negeri Semarang
17 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pendidikan Generasi Muda dan Kepramukaan View project

Pendidikan Anti Korupsi View project

All content following this page was uploaded by Natal Kristiono on 23 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Diktat Pramuka
Tingkat SMP

oleh : Natal Kristiono,S.Pd.,M.H.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Buku Materi
Pramuka Penggalang” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tak
lupa Penulis berterima kasih pada Kak Drs. Tijan, M.si, serta kak Giri Harto,
S.Pd.M.Hum selaku rekan dosen dalam mata kuliah pendidikan Generasi Muda dan
Kepramukaan yang telah memberikan masukan dalam penyusunan diktat ini.

Penulis berharap diktat ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai “Materi Pramuka Penggalang”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam naskah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Penulis berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan diktat yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga diktat sederana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya diktat yang disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya.

Semarang, 21 Februari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KOVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 GERAKAN PRAMUKA
a. Tugas Pokok ...................................................................................................... 1
b. Sifat ................................................................................................................... 2
c. Gerakan Tujuan ................................................................................................. 2
d. Fungsi Gerakan Pramuka .................................................................................. 3

BAB II SEJARAH KEPRAMUKAAN DI INDONESIA


a. Sejarah Pramuka di Indonesia ........................................................................... 5
b. Sejarah Pramuka Indonesia Masa Penjajahan Belanda ..................................... 5
c. Sejarah Pramuka Indonesia Masa Penjajahan Jepang ....................................... 6
d. Sejarah Pramuka Indonesia Zaman Kemerdekaan ............................................ 7
e. Daftar Ketua Kwarnas dai Tahun ke Tahun ...................................................... 8

BAB III GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA


a. Struktur Organisasi Gugus Depan ................................................................... 10
b. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka ................................................................. 18

BAB IV SATUAN KARYA PRAMUKA


a. Daftar Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional ............................................ 22

BAB V SKK DAN TKK


a. Pengertian SKK ............................................................................................... 32
b. Pengertian TKK .............................................................................................. 32
c. Pemasangan TKK............................................................................................ 33
d. Tingkatan TKK ............................................................................................... 33
e. 10 SKK dan TKK Wajib Pramuka Penggalang .............................................. 34

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA


a. Pengertian ........................................................................................................ 35
b. Tata Cara Pertolongan Pertama ....................................................................... 35
c. Pertolongan Pertama pada Patah Tulang......................................................... 38

iii
d. Pertolongan Pertama pada Pingsan ................................................................. 39

BAB VII SANDI


a. Pengertin sandi ................................................................................................ 41
b. Macam-macam Sandi ...................................................................................... 41

BAB VIII SIMAPHORE


a. Semaphore ....................................................................................................... 45

BAB IX TALI TEMALI


a. Simpul ............................................................................................................. 46

BAB X PBB DAN TATA CARA UPACARA


a. PBB ................................................................................................................. 50
b. Tata Upacara Pramuka .................................................................................... 64

BAB XI PERTENDAAN
a. Pengertin Pertendaan ....................................................................................... 68
b. Pengertian Tenda ............................................................................................. 68
c. Jenis Tenda ...................................................................................................... 68
d. Pertendaan yang Baik ...................................................................................... 69

BAB XII KETRAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN


a. Macam-macam Ketrampilan Dasar Kepramukaan ......................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 72

iv
BAB I

GERAKAN PRAMUKA

Mengenal Pramuka, Gerakan Pramuka dan Kepramukaan

A. Tugas Pokok

Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan


kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan
Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa
Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan
tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan,
kebutuhan dan minat peserta didiknya.Karena kepramukaan bersifat nasional,
maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan
nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis
Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka
dalam ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan
Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.

Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan


berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi
masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula keadaan,
kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota
Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat
menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua
anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.

1
B. Sifat

Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di


kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang
dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa
berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional
dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan
Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di


Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas,
yaitu :

1. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan


kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu
dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara
manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat,
suku dan bangsa.
3. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana
saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam
pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan
Metode Kepanduan.
C. Tujuan

2
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia
dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia dengan tujuan agar:

1. anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta


tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
2. anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
3. anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
4. anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna,
yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan
negara.

Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua


kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus
mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

D. Fungsi Gerakan Pramuka

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi


sebagai berikut:

1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang


menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus
mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya
bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

3
2. Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu


tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang
dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan
dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

3. Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk
mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan
sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan
bukan tujuan pendidikannya.

4
BAB II

SEJARAH KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

A. Sejarah Pramuka di Indonesia

Sejarah Pramuka di Indonesia terbilang unik sebab kemunculannya


yang diwarnai dengan proses pasang surut dalam berorganisasi. Sangat wajar
karena masa-masa awal tumbuhnya gerakan Pramuka di Indonesia adalah pada
saat Indonesia masih mengalami proses penjajahan. Oleh karena itu, dalam
pembahasan kita kali ini mengenai sejarah gerakan Pramuka di Indonesia akan
kita bagi menjadi tiga masa, yaitu: gerakan pramuka pada masa penjajahan
Belanda, Pramuka pada masa penjajahan Jepang, dan gerakan Pramuka setelah
Indonesia Merdeka.

B. Sejarah Pramuka Indonesia masa Penjajahan Belanda

Ternyata, organisasi Pramuka Baden Powell sampai juga gaungnya ke


Indonesia.Gerakan kepramukaan ini di bawa oleh Belanda ke Indonesia pada
masa kolonial. Didirikanlah oleh Belanda organisasi kepanduan pertama di
Indonesia yang diberi nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging
= Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Istilah Padvinders merujuk kepada
istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda.
Organisasi kepanduan ini ternyata mendapat perhatian dari para pemimpin
gerakan kemerdekaan.Mereka melihat bahwa pendidikan dan pelatihan yang
dikenal dalam gerakan kepanduan dapat digunakan untuk membentuk karakter
manusia Indonesia.Para tokoh pergerakan tersebut sepakat untuk mendirikan
organisasi serupa. Mulailah bermunculan organisasi-organisai kepanduan yang

5
diprakarsai oleh tokoh-tokoh pergerakan, seperti SIAP (Sarekat Islam Afdeling
Padvindery), HW (Hisbul Wathon), JPO (Javaanse Padvinders Organizatie),
NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), dan JJP (Jong Java Padvindery).
Ternyata, penggunaan istilah Padvindery yang digunakan dalam kelompok-
kelompok tersebut mendapat larangan dari Belanda.Namun, para tokoh
nasional Indonesia tidak kehabisan akal.Oleh K.H Agus Salim, istilah
Padvindery diganti dengan Pandu atau Kepanduan.
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, kesadaran nasional rakyat Indonesia
semakin meningkat.Beberapa organisasi kepanduan meleburkan diri menjadi
organisasi yang lebih besar.Pada tahun 1930, organisasi PPS (Pandu Pemuda
Sumatera), PK (Pandu Kesultanan), dan IPO bergabung menjadi satu
membentuk KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).Tahun 1931, dibentuklah
wadah baru bagi gerakan kepanduan Indonesia yang bernama PAPI (Persatuan
Antar Pandu Indonesia). Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1938,
organisasi ini berubah nama menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia). Sebagai upaya menggalang rasa persatuan dan kesatuan
bangsa, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI berencana
untuk melakukan kegiatan All Indonesia Jamboree.Namun, sepertinya rencana
tersebut tidak berjalan mulus. Beberapa perubahan harus dilakukan baik dalam
hal waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan. Setelah melewati beberapa
pertimbangan, kegiatan ini akhirnya dapat terlaksana juga. Disepakati, nama
kegiatan diganti dengan PERKINO (Perkemahan Kepanduan Indonesia
Oemoem) dan diselenggarakan mulai tanggal 29 s/d 23 Juli 1941 di
Yogyakarta. Perkemahan inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan
Jambore seperti yang sering kita lihat sekarang ini.

6
C. Sejarah Pramuka Indonesia masa Penjajahan Jepang

Gerakan Pramuka Indonesia terus bertahan pada masa penjajahan


Jepang.Namun, gerakan kepanduan ini mendapat beberapa hambatan.Pada
masa Perang Dunia ke-2, tentara Jepang melakukan penyerangan kepada
Belanda.Banyak tokoh Kepanduan di Indonesia yang ditarik masuk Keibondan,
PETA, dan Seinendan, organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk
mendukung tentara Jepang.
Bukan hanya itu, ternyata Jepang melarang berdirinya Partai dan organisasi
rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan.Jepang menganggap, organisasi
ini berbahaya karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan
rakyat jajahan.Namun, upaya itu tidak menyurutkan semangat para tokoh
kepanduan Indonesia untuk menyelenggarakan PERKINO II.Belakangan,
banyak pandu yang ikut terjun dan saling bahu-membahu dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia mengusir tentara Jepang.

D. Sejarah Pramuka Indonesia Zaman Kemerdekaan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi


Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Kota
Solo.Organisasi ini ditetapkan sebagai satu-satunya wadah kepanduan tempat
anggota kepanduan Indonesia bernaung.Penetapan ini dikuatkan juga melalui
keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A,
tanggal 1 Februari 1947.Namun, seiring berjalannya waktu, tahun 1950 banyak
bermunculan organisasi-organisasi kepanduan yang pernah ada pada Perang
Dunia ke-2. Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
mengeluarkan Keputusan Nomor 23441/Kab, Tanggal 6 September 1951 yang
memungkinkan berdirinya organisasi kepanduan lain selain dari Pandu Rakyat

7
Indonesia.
Menginjak tahun 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia.
Organisasi tersebut tergabung dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu
Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan
Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Namun, menyikapi kelemahan
yang ada, maka ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu membentuk
Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
Diakibatkan adanya kepentingan golongan yang tinggi membuat Perkindo
masih lemah.Kelemahan tersebut disadari pula oleh pihak komunis yang ingin
menjadikan Perkindo sebagai gerakan Pioner Muda seperti yang ada di negara
komunis.Namun, kentalnya semangat Pancasila dalam Perkindo membuat
seluruh anggotanya menentang keras keinginan komunis tersebut. Untuk
menghalau kepentingan komunis itu, dikeluarkanlah Keppres No. 238 tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka yang ditandatangani oleh Ir Juanda yang saat
itu menjabat sebagai Pjs Presiden RI karena Presiden Soekarno sedang
berkunjung ke Jepang.
Lewat Keppres tersebut, pemerintah menetapkan gerakan Pramuka sebagai
satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang mendapat izin untuk
melaksanakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang mirip
sifatnya dengan gerakan Pramuka dilarang keberadaannya.

E. Daftar Ketua Kwarnas dari Tahun Ke Tahun


Ketua kwartir nasional gerakan pramuka biasa disebut dengan ka kwarnas
adalah ketua pengurus satuan organisasi yang mengelola gerakan pramuka
secara nasional. Ketua kwarnas ditetapkan oleh ketua presidium pimpinas
Munas. Ka kwarnas masa bakti 2013-2018 dijabat oleh Adhyaksa Dault,
mantan menteri kabinet indonesia bersatu (2004-2009).

8
Berikut daftar ka kwarnas gerakan pramukan:

No. Tahun Nama


1 1961-1974 Sri Sultan Hamengkubuwono IX
2 1974-1978 Letjen. M. Sarbini
3 1978-1993 Letjen. Mashudi
4 1993-1998 Letjen. Himawan Sotanto
5 1998-2003 Letjen. Rivai Harahap
6 2003-2013 Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH
7 2013-2018 Adhyaksa Dault

9
BAB III

GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA

A. Struktur Organisasi Gugus Depan

Gugusdepan, disingkat Gudep adalah suatu kesatuan organik


dalam Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota
Gerakan Pramuka sebagai peserta didik dan pembina Pramuka, serta berfungsi
sebagai pangkalan keanggotaan peserta didik

 Ketentuan umum

Anggota Gerakan Pramuka yang berkedudukan sebagai peserta


didik, pembina Pramuka dan anggota Majlis Pembimbing Gugusdepan
(Mabigus) dihimpun dalam Gudep.

Gudep dapat dibentuk di:

Lembaga pendidikan umum seperti sekolah dan Perguruan Tinggi


1. Lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren dan gereja
2. Rukun Warga atau Rukun Tetangga
3. Perwakilan RI di luar negeri

Sebagaimana yang dimaksudkan dalam sistem satuan terpisah, anggota putra dan
anggota putri dihimpun dalam Gudep yang terpisah.Masing-masing Gudep berdiri
sendiri.

Gudep di dalam negeri dibina oleh Kwartir Ranting, kecuali Gudep di Perguruan
tinggi yang dibina oleh Kwartir Cabang.Sedangkan Gudep di luar negeri dibina
oleh Kwartir Nasional.

10
 Gudep lengkap

Gudep lengkap adalah Gudep yang terdiri atas:

 satu perindukan Siaga,


 satu pasukan Penggalang,
 satu ambalan Penegak dansatu racana Pandega.
 Gudep tidak lengkap

Mengingat situasi dan kondisi, dimungkinkan sebuah Gudep hanya terdiri


atas satu atau dua golongan peserta didik, misalnya hanya mempunyai
perindukan siaga atau hanya mempunyai ambalan penegak.

Gudep tidak lengkap dimungkinkan mempunyai 2 sampai 5 satuan untuk


setiap golongan peserta didik, seperti mempunyai lebih dari satu
pasukan penggalang

 Gudep luar biasa

Gudep luar biasa adalah Gudep yang dibentuk untuk anggota Gerakan
Pramuka yang menyandang cacat jasmani atau mental.

11
Gugusdepan Lengkap terdiri atas :

satu Perindukan Siaga, berusia 7 - 10 tahun


satu Pasukan Pramuka Penggalang, berusia 11 - 15 tahun
satu Ambalan Pramuka Penegak, berusia 16 - 20 tahun
satu Racana Pramuka Pandega, berusia 21 - 25 tahun.

1. Ketentuan tiap satuan dalam Gudep.


a. Perindukan Pramuka Siaga

 Perindukan terdiri paling banyak 40 orang Pramuka Siaga


 Perindukan dibagi dalam satuan - satuan kecil yang dinamakan
"Barung" yang masing - masing terdiri atas 5 - 10 orang Pramuka
Siaga.
 Pembentukan barung dilakukan oleh para Pramuka Siaga dengan
bantuan Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Siaga.
 Tiap Barung memakai nama warna yang dipilih sendiri, misalnya :
Barung Merah, Barung Biru sbb.
 Barung tidak memakai bendera barung .
b. Pasukan Pramuka Penggalang

 Pasukan terdiri paling banyak 40 orang Pramuka Penggalang


 Pasukan terdiri atas satuan - satuan kecil yang dinamakan "Regu", yang
masing - masing terdiri dari 5 - 10 orang Pramuka Penggalang

12
 Pembentukan regu dilakukan oleh para Pramuka Penggalang sendiri,
dan bila diperlukan dapat dibantu oleh para Pembina dan Pembantu
Pembina Pramuka Penggalang.
 Tiap regu memakai nama yang dipilih sendiri, yaitu untuk putera
digunakan nama hewan/binatang dan regu puteri nama tumbuh-
tumbuhan atau bunga.
 Tiap regu ditandai dengan bendera regu bergambar yang sesuai dengan
nama - nama regu.

c. Ambalan Penegak

 Ambalan terdiri paling banyak 40 orang Pramuka Penegak.


 Ambalan dapat dibagi dalam beberapa satuan kecil yang disebut
"Sangga" yang masing - masing terdiri atas 5 - 10 orang Pramuka
Penegak.
 Pembentukan Sangga dilakukan oleh Pramuka Penegak sendiri.
 Sangga menggunakan nama dan lambang sesuai dengan aspirasinya,
dengan ketentuan tidak menggunakan nama dan lambang yang sudah
digunakan oleh badan organisasi lain.
 Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas ; Ambalan Penegak
dapat membentuk Sangga Kerja yang anggotanya terdiri dari anggota
sangga yang telah ada. Sangga kerja bersifat sementara sesuai dengan
tugas yang harus dikerjakan

d. Racana Pandega
 Racana Pandega terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka Pandega.
 Racana Pandega tidak dibagi dalam satuan-satuan kecil.

13
 Untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan atau tugas Racana Pandega dapat
membentuk kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas anggota
racana yang ada.

Pimpinan
a. Gugus depan (Gudep)
 Gudep dibentuk oleh musyawarah Gudep (Muguss)
 Gudep dipimpin oleh seorang Pembina Gudep yang dipilih oleh
musyawarah Gugus depan untuk masa bakti 3 tahun.
 Pembina Gugusdepan menyusun pembina satuan Pramuka di Gudepnya,
yaitu :
1. Seorang Pembina Siaga dan 3 orang Pembantu Pembina Siaga untuk
tiap perindukan.
2. Seorang Pembina Penggalang dan dua orang Pembantu Pembina
Penggalang untuk setiap pasukan.
3. Seorang Pembina Penegak dan seorang Pembantu Pembina Penegak
untuk setiap Ambalan.
4. Seorang Pembina Racana untuk setiap racana.

b. Perindukan Siaga
 Perindukan Siaga dibina oleh Seorang Pembina Siaga dan dibantu oleh 3
orang Pembantu Pembina Siaga.
 Pembina dan Pembantu Pembina Perindukan Siaga Putera dapat dijabat
oleh pria atau wanita sedangkan Pembina dan Pembantu Pembina
Perindukan Siaga Puteri hanya boleh dijabat oleh wanita.
 Barung secara bergilir dipimpin oleh Pemimpin dan wakil Pemimpin
Barung yang dipilih oleh dan dari para anggota barung.

14
 Oleh para pemimpin barung ditunjuk salah satu Pemimpin barung
untuk melaksanakan tugas di tingkat perindukan yang disebut Pemimpin
Barung Utama, di panggil Sulung. Pemimpin Barung Utama tersebut tetap
memimpin barungnya.
 Untuk pendidikan kepimpinan para Pramuka Siaga, diadakan Dewan
Perindukan Siaga, disingkat Dewan Siaga yang terdiri atas para Pemimpin
Barung, Wakil Pemimpin Barung, Pemimpin Barung Utama, dan Pembina
Siaga serta Pembantu Pembina Siaga; dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Dewan Siaga mengadakan pertemuan sebulan sekali pimpin Pembina
Siaga atau Pembantunya.
2. Dewan Siaga bertugas m,engurus dan mengatur kegiatan - kegiatan
Perindukan Siaga dan menjalankan putusan - putusan yang diambil oleh
Dewan Siaga.

c. Pasukan Penggalang
 Pasukan dibina oleh seorang Pembina Penggalang dibantu dua orang
Pembantu Pembina.
 Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang Putera harus dijabat oleh
pria, sedang Pembina dan Pembatu Pembina Penggalang Puteri harus
dijabat oleh wanita.
 Regu dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Regu dan Wakil
Pemimpin Regu yang dipilih oleh dari para anggota regunya.
 Oleh dan dari para Pemimpin Regu dipilih seorang untuk melaksanakan
tugas di tingkat pasukan yang disebut Pemimpin Regu Utama dipanggil
Pratama.
 Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Penggalang, diadakan
Dewan Pasukan Penggalang disingkat Dewan Penggalang, yang terdiri atas
para Pemimpin Regu Wakil Pemimpin Regu, Pemimpin Regu Utama,

15
Pembina Penggalang dan para Pembantu Pembina ; dengan
kegiatan sebagai berikut :
1. Dewan Penggalang mengadakan rapat sebulan sekali.
2. Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama, sedangkan jabatan Penulis
dan Bendahara Dewan Penggalang dipegang secara begilir oleh para
anggota Dewan Penggalang.
3. Dewan Penggalang bertugas mengurus dan mengatur kegiatan
Pasukan Penggalang.
4. Dalam rapat Dewan Penggalang, Pembina dan Pembantunya bertindak
sebagai Penasehat Pengarah, Pembimbing, serta mempunyai hak
mengambil keputusan terakhir.
5. Untuk membina kepemimpin dan rasa tanggung jawab para
Pramuka Penggalang, diadakan Dewan Kehormatan Pasukan
Penggalang yang terdiri atas para Pemimpin Regu, Pemimpin Regu
Utama, Pembina dan Para Pembantu Pembina : dengan kegiatan :
 Dewan Kehormatan Penggalang bersidang dalam hal terjadi
peristiwa yang menyangkut tugas Dewan Kehormatan Penggalang.
 Hasil Putusan Sidang dilaporkan kepada Pembina Gugusdepan.
 Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Penggalang adalah
Pembina Penggalang dan Pembantunya, sedangkan Sekretaris
Dewan adalah salah seorang Pemimpin Regu.
 Dewan Kehormatan Penggalang berkewajiban untuk menentukan :
1. pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dll kepada
Pramuka Penggalang yang berjasa atau berprestasi.
2. pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Regu serta Pratama.
3. tindakan terhadap pelanggaraan Kode Kehormatan
4. rehabilitasi anggota Pasukan Penggalang.

16
6. Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi
kesempatan untuk membela diri dalam Rapat Dewan Kehormatan.

d. Ambalan Penegak
 Ambalan Penegak dibina oleh seorang Pembina Penegak dibantu oleh
Pembantu Pembina Penegak.
 Pembina Penegak dan Pembantu Pembina Penegak Putera harus dijabat
oleh pria, sedang untuk Puteri harus dijabat wanita.
 Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan dibentuk Dewan
Ambalan Penegak disingkat Dewan Penegak yang dipimpin oleh Ketua
yang disebut Pradana dengan susunan sebagai berikut :
1. Seorang Ketua
2. Seorang Wakil Ketua
3. Seorang Sekretaris
4. Seorang Bendahara
5. Beberapa Anggota
Dewan dipilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil pemimpin Sangga.
 Untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka
Penegak dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri atas Anggota
Dewan Penegak dan Pembina. Dewan Kehormatan Penegak bersidang
untuk membahas :
1. peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
2. pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran terhadap
kode kehormatan.
 Dalam Dewan Kehormatan Penegak, Pembina dan Pembantunya bertindak
sebagai pengarah dan penasehat.

e. Racana Pandega

17
 Racana dibina oleh seorang Pembina Pandega dibantu seorang Pembantu
Pembina ; Pembina dan Pembantu Pembina Puteri harus dijabat wanita,
sedang Pembina dan Pembantu Pembina Putera harus dijabat pria.
 Untuk mengembangkan kepemimpinan di Racana dibentuk Dewan
racanaPandega disingkat Dewan Pandega yang dipimpin oleh seorang
Ketua, dengan susunan sebagai berikut :
1. seorang Ketua
2. seorang Wakil Ketua
3. seorang Sekretaris

4. seorang Bendahara
5. seorang Anggota.
 Dewan tersebut dipilih dari para anggota racana.
1. Untuk membina kepemimpinan dan tanggungjawab para Pramuka
Pandega dibentuk Dewan Kehormatan Pandega yang terdiri atas para
anggota racana yang sudah dilantik.
 Dewan Kehormatan Pandega bersidang untuk membahas :
1. peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Pandega.
2. pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran terhadap
kode kehormatan.
 Dalam Dewan Kehormatan Pandega, Pembina bertindak sebagai konsulta

B. Tanda Pengenal Gerakan Peramuka

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda yang dikenakan oleh


seorang Pramuka pada Seragam Pramuka yang menunjukan jati dirinya
sebagai seorang Pramuka, satuan tempatnya bergabung, jabatan yang
diembannya, kemampuan dan kecakapannya, dan penghargaan yang telah
diterimanya.

18
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan sebagai identitas jati
diri seorang Pramuka. Dengan tanda pengenal juga kita dapat mengetahui
wilayah tempat dia berasal, satuan tempat ia bergabung, tugas yang sedang
dilaksanakannya, jabatan yang dipangkunya, kecakapan yang dikuasainya
dan penghargaan yang telah diterima.

1. Fungsi

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka berfungsi sebagai alat pendidikan untuk


memberi dorongan, gairah, dan semangat para pramuka.Tanda Pengenal
Gerakan Pramuka juga berfungsi sebagai alat pengenal seorang Pramuka, tanda
pengakuan, pengesahan atas keanggotaan, kecakapan, pemberian
tanggungjawab hak dan kewajiban.Tanda Pengenal juga berfungsi sebagai
tanda penghargaan atas prestasi yang telah dicapainya. Tanda Pengenal
Gerakan Pramuka tidak berfungsi sebagai tanda pangkat dan perhiasan

Macam-Macam Tanda Pengenal Gerakan Pramuka

1. Tanda Umum

Tanda Umum adalah tanda pengenal yang dikenakan oleh semua anggota
Gerakan Pramuka.Tanda umum berfungsi sebagai jati diri seseorang sebagai
anggota Gerakan Pramuka.[1] Macam-macam Tanda Umum adalah:[1]

1. Tanda Tutup Kepala


2. Setangan Leher
3. Tanda Pelantikan
4. Tanda Harian
5. Tanda Kepramukaan Sedunia

19
2. Tanda Satuan

Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukan satuan tempat seorang


Pramuka bergabung.Satuan yang dimaksud mulai dari satuan terkecil sampai
satuan tingkat nasional.[1]Macam-macam Tanda Satuan adalah:[1]

1. Tanda Satuan kecil yang terdiri dari :


1. Tanda Barung bagi Siaga
2. Tanda Regu bagi Penggalang
3. Tanda Sangga bagi Penegak
4. Tanda Reka bagi Pandega
5. Tanda Krida bagi Satuan Karya Pramuka
2. Nomor Gugus Depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing
3. Tanda Satuan Karya Pramuka
4. Badge Daerah dan Tanda Wilayah
5. Tanda satuan lainnya

3. Tanda Jabatan

Tanda Jabatan adalah Tanda Pengenal Gerakan Pramuka yang


menunjukan jabatan seseorang beserta hak dan kewajiban yang melekat dengan
jabatan itu.[1] Macam Tanda Jabatan adalah :

a. peserta didik :
o Tanda Pemimpin Barung Utama (Sulung), Pemimpin Regu Utama
(Pratama), Pemimpin Sangga Utama(Pradana), Ketua Racana
o Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Barung, Regu, Sangga dan
Reka
o Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida
o Tanda Keanggotaan di Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
(Ranting sampai dengan Nasional)

20
b. Bagi anggota dewasa :
o Tanda Pembina dan Pembantu Pembina (Siaga, Penggalang,
Penegak dan Pandega)
o Tanda Pelatih Pembina
o Tanda Majelis Pembimbing (Gugus Depan sampai
Nasional)Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
o Tanda Jabatan lainnya
4. Tanda Kecakapan

Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan,


keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka
dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.[1] Tanda Kecakapan di
Gerakan Pramuka hanya diperuntukan bagi peserta didik. Macam Tanda
Kecakapan adalah :

1. Tanda Kecakapan Umum


2. Tanda Kecakapan Khusus

5. Tanda Penghargaan

Tanda Penghargaan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau


penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-
lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka,
Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat
manusia.[1] Tanda Penghargaan terdiri atas Tanda Penghargaan bagi didik dan
Tanda Penghargaan Orang Dewasa.

21
22
BAB IV

SATUAN KARYA PRAMUKA

A. Daftar Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional


adalah daftar berisikan nama Saka beserta lambang Saka dan penjelasan
singkat yang diselenggarakan secara Nasional. Satuan Karya Pramuka atau
disingkat Saka, di tingkat Nasional ini telah diakui dan disahkan oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka. Saat ini, terdapat 11 Satuan Karya Pramuka tingkat
Nasional.
Sebelum tahun 2013, hanya dikenal delapan Satuan Karya Pramuka Tingkat
Nasional. Kedelapan Saka tersebut adalah Saka Bahari, Saka Bakti Husada,
Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana, Saka Taruna Bumi, Saka
Wanabakti, dan Saka Wira Kartika. Namun Munas Gerakan Pramuka Tahun
2013, kemudian memutuskan tiga buah Saka baru yang diakui sebagai Saka
Tingkat Nasional. Tiga saka baru tersebut adalah Saka Kalpataru, Saka
Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bakti.
Sebagaimana Keputusan Kwartir Nasional Nomor 170.A Tahun 2008 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka, Saka adalah wadah
pendidikan dan pembinaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat,
dan menambah pengalaman para pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan.

23
Berikut ini daftar 11 Saka tingkat Nasional dilengkapi dengan penjelasan
singkat dan lambang masing-masing.

1. Saka Bahari

Lambang Saka Bahari

Saka Bahari adalah Saka yang memberikan keterampilan praktis di bidang


kebaharian atau kelautan. Pembinaan Saka bahari dilaksanakan bekerja sama
dengan TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, dan Kementerian
Kelautan. Saka Bahari memiliki 4 krida, yaitu :

1. Krida Sumberdaya Bahari

24
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari

2. Saka Bakti Husada

Lambang Saka Bakti Husada


Saka Bakti Husada adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan
pengetahuan dan ketrampilan praktis di bidang kesehatan. Pembinaannya
bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Saka Bakti Husada memiliki
5 (lima) krida, yaitu :

1. Krida Bina Lingkungan Sehat


2. Krida Bina Keluarga Sehat
3. Krida Penanggulangan Penyakit
4. Krida Bina Gizi
5. Krida Bina Obat

3. Saka Bhayangkara

25
Saka Bhayangkara adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan khusus di bidang ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kepolisian Republik
Indonesia. Saka Bhayangkara memiliki 4 krida, yaitu:

1. Krida Ketertiban Masyarakat


2. Krida Lalu Lintas
3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)
5. Lebih lanjut mengenai Saka Bhayangkara

4. Saka Dirgantara

Lambang Saka Dirgantara

Saka Dirgantara adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan


pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan. Saka

26
Dirgantara diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AU, pihak perusahaan
penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah
Pangkalan Udara tertentu. Saka Dirgantara terdiri atas 3 (tiga) krida, yaitu :

1. Krida Olahraga Dirgantara


2. Krida Pengetahuan Dirgantara
3. Krida Jasa Kedirgantaraan

5. Saka Kencana

Saka Kencana adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan


ketrampilan khusus di bidang Keluarga Berencana (KB), Keluarga Sejahtera
dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama
dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saka Kencana
meliputi 4 krida, yaitu:

1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan


KR)
2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS
dan PK)
3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan
KIE)

27
4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM)

6. Saka Taruna Bumi

Lambang Saka Taruna Bumi

Saka Taruna Bumi adalah saka yang memberikan pengetahuan dan


keterampilan dalam bidang pembangunan pertanian. Pembinaannya
bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura. Saka Tarunabumi memiliki 5 krida, yaitu :

1. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan


2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
3. Krida Perikanan

28
4. Krida Peternakan
5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura

7.Saka Wanabakti

Saka Wanabakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan serta


menanamkan rasa tanggung jawab di bidang pelestarian sumberdaya alam,
kehutanan dan lingkungan hidup. Saka Wanabakti diselenggarakan bekerja
sama dengan bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan, Perhutani dan LSM
Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait. Saka Wanabhakti terdiri atas
4 (empat) krida, yaitu:

1. Krida Tata Wana


2. Krida Reksa Wana
3. Krida Bina Wana
4. Krida Guna Wana

29
8. Saka Wira Kartika

Lambang Saka Wira Kartika

Saka Wira Kartika adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan


ketrampilan khusus di bidang kewilayahan dan bela negara. Pembinaannya
dilaksanakan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat. Saka Wira Kartika
terdiri atas 5 krida, yaitu:

1. Krida Survival
2. Krida Pioner
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Bintal Juang.

9. SakaKalpataru

Lambang Saka Kalpataru

30
Saka Kalpataru adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan
pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang kepedulian lingkungan hidup.
Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan
Hidup (sekarang Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup). Saka
Kalpataru memiliki 3 krida yaitu :

1. Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle)


2. Krida Perubahan Iklim
3. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati

10. Saka Pariwisata

Lambang Saka Pariwisata


Saka Pariwisata adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan khusus di bidang kepariwisataan. Saka Pariwisata memiliki 3 krida
yaitu :

1. Krida Penyuluh Pariwisata


2. Krida Pemandu Pariwisata

31
3. Krida Kuliner

11. Saka Widya Budaya Bakti

Lambang Saka Widya Budaya Bakti

Saka Widya Budaya Bakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan


khusus di bidang pendidikan dan kebudayaan. Saka Widya Budaya Bakti
meliputi 7 krida, yaitu:

1. Krida Pendidikan Masyarakat


2. Krida Anak Usia Dini
3. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Krida Bina Sejarah
5. Krida Bina Seni dan Film
6. Krida Bina Nilai Budaya
7. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum

32
BAB V

SKK dan TKK ( Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan


Khusus)Tingkat Penggalang

A. PENGERTIAN SKK
SKK adalah singkatan dari tanda kecakapan khusus,sedangkan TKK
adalah singkatan dari tanda kecakapan khusus.keduanya salaing terkait,SKK
merupakan serangkaian syarat untuk mendapat kan TKK adalah tanda yang di
berikan setelah menyelesaikan SKK

B. Pengertian TKK
TKK adalah tanda yang di berikan kepada peserta didik yang telah
memenuhi syarat kecakapan khusus(skk)sebagai bentuk apresiasi
ataskecakapan,keterampilan,kemampuan,ketangkasan,pada bidang tertentu
yang di miliki oleh peserta didik,TKK di bagi menjadi dua bagian yaitu TKK
wajib dan TKK pilihan yang berarti ”opsional” tergantung dari kemauan atau
pilihan peserta didik sehingga TKK ini akan berbeda bagi setiap peserta
didik,TKK untuk golongan pramuka penggalang memilki tingkatan yaitu TKK
purwa,TKK madya,dan TKK utama.TKK ini di bagi lagi kedalam lima badan
pengembangan yaitu:
1. TKK bidang agama,mental,moral,spiritual,pembentukan pribadi dan
watak.warna dasarnya adalah kuning,meliputi TKK
sholat,khatib,qori,muazdin,penabung,doa dan lain-lain.
2. TKK bidang patriotisme dan seni budaya.warna dasarnya adalah
merah,meliputi dirigen,penyanyi,pelukis,juru gambar,pengarang dan
pembaca.
3. TKK bidang kesehatan dan ketangkasan dengan warna dasar
putih,meliputi TKK gerak jalan,pengamat,penyelidik,perenang,juru
layar,juru selam,pendayung dan masih banyak lagi

33
4. TKK bidang keterampilan dan tehnik pembangunan,warnanya adalah
hijau,meliputi penjilid buku,juru potret,juru kuli,juru
logam,penenun,penangkap ikan,juru kebun,peternak,petani padi,dan
masih banyak lagi.
5. TKK bidang sosial,perikemanusiaan,gotong
royong,ketertiban,masyarakat,
Perdamaian dunia warna nya adalah biru,meliputi pemadam
kebakaran,penagatur lalu lintas,penagaman lingkungan,penunjuk
jalan,pertolonan pertama pada kecelakaan,pendaki gunung.dan masih
banyak lagi.

C. Pemasangan TKK

TKK di pasang di lengan sebelah kanan baju seragam dengan dua


pilihan pemasangan yaitu:

1. Melintang,dua jari di bawah lambang kwartir daerah/di atas jahitan


bawah lengan
2. Melingkari lambang kwartir daerah dengan komposisi dua buah di
sebelah kanan lambang kwartir daerah,dua buah di sebelah kiri lambang
kwartir daerah,dan satu buah di bawah lambang kwartir daerah.

Jika jumlah TKK yang dapat di kenakan di baju seragam,paling banyak


adalah lima buah,jika memiliki TKK lebih dari lima buah maka harus
menggunakan selempang.

D. Tingkatan TKK
Tingkatan TKK dalam gerakan pramuka di bagi menjadi tiga,untuk
mencapai tingkatan selanjut nya seorang pramuka harus memenuhi syarat yang
di tentukan dalam syarat kecakapan khusus(SKK),setiap tingkatan SKK yang
lebih tinggi akan berbeda persyaratan nya dengan SKK yang memiliki

34
tingakatan yang lebih rendah walaupun untuk TKK yang sama.tingkatan nya
yaitu:

a. Purwa merupakan tingkatan terendah dalam TKK.


b. Madya merupakan tingkatan menengah berbentuk persegi
c. Utama merupakan tingkatan tertinggi TKK berbentuk segi lima

E. 10 SKK &TKK Wajib Pramuka Penggalang


 SKK pertolongan pertama pada kecelakaan(P3K)
 SKK pengatur rumah
 SKK pengamat
 SKK juru masak
 SKK berkemah
 SKKpenabung
 SKK penjahit
 SKK juru kebun
 SKK pengaman kampung

35
BAB VI

PERTOLONGAN PERTAMA

A. Pengertian
Pertolongan Pertama adalah perawatan pertama yang diberikan kepada
orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis dengan tujuan sebagai berikut:
 Menunjang kesembuhan korban
 Membuat keadaan penderita tetap stabilMengurangi rasa nyeri, ketidak-
nyamanan dan rasa cemas
 Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
B. Tata Cara dalam Pertolongan Pertama
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Lakukan Penilaian terhadap
penderita yang meliputi :
a) Penilaian keadaan
Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa keadaan aman
maka tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di
sekitar lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
• Nama Penolong
• Nama Organisasi
• Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan
mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam
nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.

36
6. Minta bantuan.
b) Penilaian Dini
 Kesan umum terjadi karena trauma, penyakit bawaan atau yang
lainnya.
 Respon yaitu untuk mengetahui korban itu sadar atau tidak. Ini dapat
dilakukan dengan cara respon suara (si penolong melakukan tepuk
tangan), menyentuh (menepuk pipi korban, mencubit tangan
korban). Apabila korban tidak ada korban dapat dilakukan dengan
cara membuka jalan napas dengan cara tekan dahi angkat dagu.
 Cek napas korban apakah masih ada atau tidak
 Cek nadi korban ada atau tidak, normal atau tidak. Ini dilakukan
pada leher, pergelangan tangan,lipatan paha selama 15 detik.
Frekuensi nadi normal pada manusia dewasa 60-90 per menit.
c) Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan melihat kondisi fisik korban/penderita pada bagian
tubuh:
 Tulang tengkorak (dahi,pelipis,mata,hidung,pipi,kepala)
 Leher apakah ada kelainan ( dengan menyamakan leher si penolong)
 Tulang badan atas ( bahu,selangka,dada,pinggang)
 Perut (apakah ada pendrahan didalam)
 Tulang badan bawah (pinggul, tangkai atas, tungkai bawah,
pergelangan kaki,punggung kaki, telapak kaki, jari kaki)
 Tangan (lengan atas, siku, lengan bawah,pergelangan tangan,
punggung tangan, telapak tangan, jari tangan)
 Perubahan warna kulit tujuanya adalah apakah tidak ada pendarahan
ataupun luka pada tubuh seperti tulang mencuat keluar, pendarahan,
memar, terkilir dan lain sebagainya.

37
d) Riwayat Penderita
setelah melakukan pemeriksaan dini lakukan dengan mencatat
informasi tentang penderita dari kartu identitas yang ada pada korban,
bertanya kepada orang sekitar ( bila tidak sadar). Apabila sadar
tanyakan kepada korban tentang keluhan
korban,obat,makana/minuman terakhir,penyakit, alergi yang
dialami,kejadian.
e) Pemeriksaan Berkala / lanjut
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap
5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15
menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci
bila waktu memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya
Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada
bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih
teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum
diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan
terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau
masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua
pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah
perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.

38
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa
aman dan nyaman
f) Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini
berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
• Umur dan jenis kelamin penderita
• Keluhan Utama
• Tingkat respon
• Kondisi korban
• kejadian yang terjadi
C. Pertolongan pertama pada patah tulang
1. Tanda-tanda patah tulang :
 Penderita tidak dapat menggerakan bagian yang luka.
 Bentuk bagian yang terluka tampak tidak normal.
 Ada rasa nyeri kalau di gerakkan.
 Kulit tidak terasa kalau di sentuh.
 Pembengkakan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
Ada 2 jenis patah tulang yaitu patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup.
Alat untuk menangani patah tulang yaitu bidai dan mitela.
2. Tujuan Pembidaian :
 Mencegah pergerakan atau pergeseran tulang.
 Mengurangi rasa nyeri.
 Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
 Mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
3. Langkah-langkah penanganan patah tulang :
 Paparkan daerah yang cidera.
 Lakukan GSS ( Gerakan Sensasi dan Sirkulasi)

39
 Siapkan mitella dan bidai.
 Taruh mitela melewati sela bawah tubuh yang cidera.
 Taruh bidai kemudian ikat dengan mitela dari bawah ke atas.
 Satukan dengan tubuh yang tidak cidera.
 Lakukan GSS kembali untuk perbandingan keadaaan yang
sebelumnya.
 Rujuk ke fasilitas kesehatan
D. Pertolongan Pertama pada Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada
seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah,
keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain
sebagainya.
Gejala umum :
 Perasaan limbung  Lemas
  Keringat dingin
Pandangan berkunang-kunang
 Telinga berdenging  Menguap berlebihan
 Nafas tidak teratur  Tak respon (beberapa menit)
 Muka pucat  Denyut nadi lambat
 Biji mata melebar
Penanganan:
 Baringkan korban dalam posisi terlentang
 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
 Periksa kemungkinan cedera lain.

40
 Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak
kayu putih dll
 Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih
tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban pingsan tersebut.
 Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan
bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara
normal.
 Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan
kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur
penapasan orang itu bisa lancar kembali.
 Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minuman air hangat
atau teh hangat.
 Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka
sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat
seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan
perawatan yang lebih baik.
 Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang
yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet.

41
BAB VII

SANDI

A. Pengertian

Kata sandi berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya rahasia. Karena
itu maka tulisan rahasia disebut sandi, atau tulisan-tulisan yang dirahasiakan.
Huruf atau kata sandi sulit dimengerti kecuali kalau kita mengetahui kunci atau
cara memecahkannya. Asal mula sandi ini berasal dari para pahlawan jaman
dulu yang suka berkelana dan suka berpindah-pindah tempat tinggal,untuk itu
mereka harus memiliki kata sandi dan bisa mempergunakannya berbagai
bentuk sandi untuk mengecoh / mengelabui lawan-lawan atau musuhnya.

B. Macam-Macam Sandi

1. SANDI KOTAK 1

42
2. SANDI KOTAK 2

3. SANDI KOTAK 3

43
4. SANDI MORSE

44
5. SANDI RUMPUT

45
BAB VIII

SEMAPHORE

Penyampaian isyarat semaphore atau semafor dilakukan dengan


menggunakan sepasang bendera. Bendera berukuran 40 x 40 cm dengan
tongkat pegangan sepanjang 50 cm. Tidak ada ketentuan yang mengikat terkait
warna bendera semphore, namun yang umum digunakan terutama dalam
Gerakan Pramuka adalah warna kuning dan merah bersilangan.

Bagi pramuka terutama golongan penggalang hingga pandega


keterampilan dan penguasaan semaphore sangat diperlukan. Selain semafore
menjadi salah satu syarat dalam SKU (Kecakapan Umum) dan SKK
(Kecakapan Khusus Juru Semboyan dan SKK Juru Isyarat Bendera),
semaphore akan sangat bermanfaat dalam situasi darurat serta dapat melatih
kemampuan motorik dan daya ingat

46
BAB IX
TALI TEMALI

Tali Temali memang tidak asing dengan pramuka, tali temali seperti
tali, simpul, dan ikatan yang ada dalam pramuka, akan tetapi tidak sedikit
anggota pramuka khususnya tingkat penggalang yang masih belum tau
bagaimanakah cara membuat tali, simpul sekaligus ikatan tersebut.

jendelapramuka.com

Istilah tali temali dalam pramuka, sering kali kita mencampur adukkan antara
tali, simpul dan ikatan hal ini sebenarnya berbeda.

A. Simpul
Simpul merupakan hasil atau bentukan dari satu atau dua utas tali

MACAM-MACAM SIMPUL:

47
Dikalangan kita, di negara Indonesia tali temali, simpul dalam pramuka
lebih dikenal dengan sebutan, simpul hidup, simpul mati, simpul pangkal,
simpul jangkar.

1. SIMPUL HIDUP
Simpul hidup fungsinya untuk mengikat suatu benda dengan
kuat, tapi untuk melepasnya tidak susah, tali temali simpul ini
biasanya digunakan untuk mengikat hewan.

Fungsi : dalam Pramuka simpul hidup ini berfungsi untuk mengikat tiang

2. SIMPUL MATI
Simpul mati adalah simpul yang biasanya digunakan untuk
mengakhiri suatu simpul. Walaupun simpul ini terlihat mudah dalam
membuatnya, namun banyak juga yang salah dalam membuatnya.

Fungsi : Simpul Ini berfungsi untuk menyambung dua utas tali


yang sama besarnya dan tidak licin.

48
3. SIMPUL PANGKAL
Simpul Pangkal merupakan salah satu simpul yang sering sekali
digunakan untuk mengawali atau mengakhiri suatu simpul lainnya.
Seperti contoh; Apabila kamu ingin membuat simpul palang maka langkah
pertama yang harus kamu lakukan adalah pangkal terlebih dahulu pada
salah satu tongkat.
Terdapat dua cara dalam membuat tali temali simpul ini, yaitu pertama
dengan cara membuat lingkaran dan yang kedua dengan cara dililitkan.

Fungsi: Simpul pangkal berfungsi untuk permulaan ikatan dalam


mengikat tali pada tongkat atau tiang, kayu.

4. SIMPUL JANGKAR (COW HITCH)


Dalam cara pembuatan simpul jangkar tidak begitu sulit alias
mudah. Ada beberapa cara dalam membuat tali temali simpul jangkar ini
salah satunya adalah :
Bagilah tali menjadi dua kemudian lingkarkan pada benda yang ingin ditali
Tariklah kedua badan tali, sehingga semua tali masuk ke dalam sosok.

49
Fungsi : Fungsi dari tali temali simpul ini adalah untuk membuat tanduk
darurat atau dapat juga digunakan untuk mengikat timba atau ember.

50
BAB X
PBB DAN TATA UPACARA PRAMUKA

A. PBB
(Bag.l)
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua
macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris
berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah
diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .Apa itu Baris Baerbaris
1.Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
 Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin
dan rasa tanggung jawab.
 Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan
oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
 Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
 Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan
tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain
daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.

51
 Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk
bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
 Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang
Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut.
c. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
- Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
- Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas,untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
- Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan
aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a. GERAK adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh
lain.

52
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan –GERAK
b. JALAN adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri - JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka
aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
• Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap
pasukan dalam keadaan berhenti.
• Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti
dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat
pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK
• Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-
aba : balik kana henti-GERAK.

53
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang
harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul –MULAI

4. Cara memberi aba-aba


a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam
sikapsempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam
keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba,
maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan
untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
• Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah
yang diberi hormat sambil melakukan gerakan
penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
• Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh
yangmenerima penghormatan, maka dalm keadaan
sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba
memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke
sikap sempurna.
c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan
yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya
ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu
berlari ditambah 3 (tiga) langkah.

54
• Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan
pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk
berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan
bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan
hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya
dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya
diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka
dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
( Bag. II )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni
Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

1. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar


a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan
badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki
membentuk sudut 60 derajat, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di
atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik
sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan,
pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa

55
rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu
ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke
depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping
Kiridengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah
pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri,
tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan
telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau
atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau
petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap
sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil
sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil
sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian
kembali ke
sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban
tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan
dijalankan
d). Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:

56
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan
kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam
menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah
kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan
dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah
tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah
meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula
memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan
(satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan
setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menungguaba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak
menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan
berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba
lencang
kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya. Pemimpin
pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan
saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan
pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu
mengangkat
lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui

57
belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak
1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada disamping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
c. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di
pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang
berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah
depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak
menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri
dalam sikap sempurna.

d. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)


Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya
meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu
lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke
samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan
kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
e. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:

58
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke
depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru
menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap
dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-
turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling
kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG
SATU/KURANG DUA.
2. Perubahan Arah(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri
lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan
berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :

59
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih
dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
• Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan
dan kembali ke sikap sempurna
 Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki
kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5
langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang
ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh: Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai
penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba
diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4
langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka
orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta
meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus,
penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat
ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan
lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat

60
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan
diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan,
kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan
kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah
dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai
pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan
secara cepat ke sikap sempurna.
( Bag. III )
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua
macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris
berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah
diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a) Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya:
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap
sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan
dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti

61
diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah
sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke
depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada
hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan
kembali ke sikap sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah
ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah
kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit

62
A. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke
depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar
dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkanke tanah
dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan
langkah biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan
lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada
langkah selanjutnya lengan atas danbawah lurus dilenggangkan
ke depan 45°, dan ke belakang 30°. Seluruh anggota
meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang
leher. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu
sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut
dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian
diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan
dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang
30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa,
punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN

63
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar
setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan
tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi
tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar
dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama
dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan
dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke
depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam
dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di
tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti
tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah
ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah
biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba
peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-
tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :

64
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping
kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan
pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna,
sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki
kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak
boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.
Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai
dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki
seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat
langkah.

B. TATA CARA UPACARA

 UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN LATIHAN


PASUKAN PENGGALANG
Tata Upacara :
a. Upacara Pembukaan Latihan Penggalang

65
1. Pratama mengumpulkan dan menyiapkan pasukan dalam
bentuk angkare
2. Pratama menjemput pembina penggalang
3. Penghormatan kepada pembina penggalang
4. Laporan pratama dan penyerahan pasukan kepada pembina
penggalang
5. Pratama kembali ke regunya
6. Pengibaran bendera sang merah putih
7. Pembacaan teks pancasila
8. Pembacaan dasa darma
9. Amanat pembina
10. Do’a (dipimpin pembina)
11. Pratama memasuki tempat upacara dan langsung menerima
pasukan
12. Penghormatan kepada pembina penggalang
13. Pembina dan pembantu pembina meninggalkan tempat upacara
14. Dilanjutkan latihan

b. Upacara Penutupan Latihan Penggalang


1. Pratama mengumpulkan dan menyiapkan pasukan dalam bentuk
angkare.
2. Pratama menjemput pembina penggalang
3. Penghormatan kepada pembina penggalang
4. Laporan pratama dan penyerahan pasukan kepada pembina
penggalang
5. Pratama kembali ke regunya
6. Penurunan bendera merah putih
7. Amanat pembina
8. Doa (dipimpin oleh pembina)

66
9. Pratama memasuki tempat upacara dan langsung menerima pasukan
10. Penghormatan kepada pembina penggalang
11. Pembina dan pembantu pembina meninggalkan tempat upacara
12. Sayonara
 UPACARA PELANTIKAN DALAM PASUKAN PENGGALANG
Tata Upacara :
1. Pratama mengumpulkan dan menyiapkan pasukan dalam bentuk
angkare
2. Pratama menjemput pembina penggalang
3. Penghormatan kepada pembina penggalang
4. Laporan pratama dan penyerahan pasukan kepada pembina
penggalang
5. Pratama kembali ke regunya
6. Pengibaran bendera merah putih
7. Pembacaan teks pancasila
8. Pembacaan dasadarma
9. Amanat pembina
10. Pelantikan
11. Doa
12. Pratama memasuki tempat upacara dan langsung menerima pasukan
13. Penghormatan kepada pembina penggalang
14. Pembina dan pembantu pembina meninggalkan tempat upacara
15. Dilanjutkan latihan.

 UPACARA PEMBUKAAN PERKEMAHAN


1. Pemimpin upacara (pratama) menyiapkan pasukan
2. Pembina upacara menempatkan diri
3. Penghormatan kepada pembina upacara

67
4. Laporan pemimpin upacara
5. Pembacaan pancasila oleh pembina upacara di ikuti peserta upacara
6. Pembacaan dasadarma di ikuti pasukan.
7. Pembacaan laporan kesiapan perkemahan oleh ketua panitia
8. Amanat pembina upacara dilanjutkan pernyataan pembukaan secara
resmi
9. Pembacaan doa
10. Laporan pemimpin upacara
11. Penghormatan kepada pembina upacara
12. Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara
13. Pasukan dibubarkan

 UPACARA LOMBA REGU PENGGALANG


Tata Upacara :
1. Pemimpin upacara menyiapkan pasukan
2. Pembina upacara menempatkan diri
3. Penghormatan kepada pembina upacara
4. Laporan pemimpin upacara
5. Pengibaran bendera sang merah putih
6. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara
7. Pembacaan pancasila
8. Pembacaan dasadarma diikuti peserta upacara
9. Amanat pembina upacara dilanjutkan pernyataan pembukaan
10. Penyematan tanda peserta lomba
11. Pembacaan doa
12. Laporan pemimpin upacara
13. Penghormatan kepada pembina upacara
14. Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara

68
15. Pasukan diistirahatkan
16. Pengumuman dari bidang kegiatan

69
BAB XI

PERTENDAAN

• Pengertian Pertendaan
Adalah bagian dari kegiatan perkemahan yang mengatur tentang keadaan
tenda dan lingkungan nya,sehingga penghuni tenda merasa nyaman selama
kegiatan perkemahan berlangsung.

• Pengertian Tenda
Tenda adalah tempat pelindung yang terdiri dari lembaran kain atau
bahan lainnya yang menutupi yang melekat pada kerangka tiang atau menempel
pada tali pendukung

• Jenis Tenda
1) Bivak
adalah tenda untuk berlindung yang sifatnya sementara
(darurat)gunanya untuk melindungi kita dari cuaca buruk saat kita
baerada di alam bebas.
2) Tenda dome
Tenda jenis ini memiliki banyak penggemar karena praktis,dan mudah
di bawa kemana-mana.
 Kelebihan tenda dome
a. Ringkas kerena bisa masuk ke dalam ransel
b. Ringan tenda ini hanya berbobot 2 kguntuk dome paling
sederhana
hingga 4 kg untuk berukuran yang agak besar.

70
c. Simpel karena perlengkapan jadi satu paket dengan
perlengkapan yang lain
3) Tenda flysheet
Adalah tenda pendukung yang bentuk nya mirip dengan tenda pramuka
tetapi lebih sederhana karena biasanya tidak memiliki penutup samping.
4) Tenda pramuka/tenda regu
Tenda jenis ini adalah tenda yang paling banyak di gunakananak
pramuka ataupun milite’untuk mendirikan tenda ini di butuhkan
beberapa orang yang mempunyai keterampilan pramuka,jenis tenda ini
lebih kuat dari tenda lain

• PERTENDAAN YANG BAIK


1) tempat mendirikan tenda,tanah rata sedikit miring dan berumput serta
tidak lembab.
2) Sebelum mendirikan tenda,lapangan di bersihkan terlebih dahulu.
3) Ada pohon pelindung,aman tenda tidak di bawah pohon yang besar
dan terlalu tua usianya

71
BAB XII

KETRAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN

Keterampilan kepramukaan merupakan kebutuhan untuk dimiliki peserta


didik/kaum muda/pramuka, karena masyarakat mempunyai asumsi bahwa seseorang
pramuka pasti memiliki keterampilan kepramukaan yang dapat digunakan sebagai
modal pramuka dalam kehidupanya sehari - hari di masyarakat.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut diatas, Pembina Pramuka dituntut agar
memiliki seperangkat keterampilan kepramukaan. Keterampilan kepramukaan oleh
Pembina Pramuka dapat difungsikan sebagai media pendidikan/pembinaan watak
peserta didik.
Keterampilan kepramukaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
A. Ketrampilan Spiritual
B. Keterampilan Emosional.
C. Keterampilan Sosial (termasuk di dalamnya keterampilan manajerial).
D. Keterampilan intelektual, dan
E. Keterampilan Pisik atau kinestetik.

. A. Keterampilan Spiritual
Keterampilan Spiritual ialah keterampilan sikap dan perilaku seseorang
pramuka yang dalam keseharian mencerminkan perwujudan:
a. pengamalan kaidah - kaidah agama yang dianutnya.
b. pengalaman Prinsip Dasar Kepramukaan
c. pengamalan melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka
d. pengamalan mengamalkan Pancasila.

B. Keterampilan Emosional
Keterampilan Emosional ialah keterampilan menata emosi, sehingga yang
bersangkutan antara lain menjadi pramuka yang:
a. cermat dalam menghadapi masalah,
b. bijak dalam mengambil keputusan,
c. sabar,
d. tidak tergesa - gesa dalam menentukan sikap,
e. menghormati lawan bicara,
f. sopan,
g. santun dalam berbicara,
h. hormat kepada orang tua,
i. ulet, tabah dan tangguh – pantang menyerah.
j. Kreatif dan adaptif.

72
C. Keterampilan Sosial.
Keterampilan sosial ialah keterampilan-keterampilan yang muncul/timbul
karena dorongan kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya
terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya:
a. Keterampilan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
diantaranya :
1) keterampilan tentang kesehatan lapangan.
2) keterampilan dapur umum.
3) keterampilan tentang evakuasi.
4) keterampilam Search And Rescue (SAR).
b. Keterampilan tentang kesehatan masyarakat.
c. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat.
1) keterampilan pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara).
2) keterampilan pemadam kebakaran.
3) keterampilan konservasi tanah dan air.

Keterampilan Manajerial ialah keterampilan merencanakan dan mengelola


kegiatan sehingga mencapai kesuksesan. Pramuka yang memiliki keterampilan
manajerial, diantaranya memiliki keterampilan:
a. Kepemimpinan.
b. perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan.
c. Administrasi.
d. hubungan antar insani (relationship).
e. penyusunan pelaporan.

73
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/333859321/Tata-Upacara-Pembukaan-Latihan-
Pramuka-Penggalang

https://www.scribd.com/document/333859321/Tata-Upacara-Pembukaan-Latihan-
Pramuka-Penggalang

https://www.scribd.com/document/81651186/MATERI-PRAMUKA-PBB

http://meygachandra.blogspot.co.id/2015/03/materi-pmr-pertolmatengan-
pertama.html

https://www.scribd.com/document/81651186/MATERI-PRAMUKA-PBB

http://meygachandra.blogspot.co.id/2015/03/materi-pmr-pertolmatengan-
pertama.html

http://anakpramuka01.blogspot.co.id/2014/09/ppgd-ayau-p3k.html?m=1

http://pramukaria.blogspot.co.id/2014/12/struktur-organisasi-gugusdepan-dan.html?m=1

http://blog.anashir.com/2014/03/sandi-pramuka-1.html#ixzz3qJASrYyS

https://pramukaria.blogspot.co.id/2015/02/daftar-satuan-karya-pramuka-saka.html?=1

http://blog.anashir.com/2014/03/sandi-pramuka-2.html

http://blog.anashir.com/2014/03/sandi-pramuka-1.html

http://www.ilmusiana.com/2016/12/sejarah-pramuka-di-dunia-indonesia-lengkap.html#

https://bukubiruku.com/tali-temali-dalam-pramuka/

http://www.sarjanaku.com/2013/04/gugus-depan-pramuka-struktur-organisasi.html?m=1

74
http://m.bintang.com/lifestyle/read/2294842/7-sandi-yang-harus-kamu-tahu-supaya-sah-
jadi-anak-pramuka

http://pramuka.ulm.ac.id/sandi-pramuka/

http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah-gerakan-pramuka

http://id.wkipedia.org/wiki/pramuka

https://id.scribd.com/mobile/doc/144370202/materi-pegangan-pembina-penggalang-pdf

https://datastudi.files.wordpress.com/2009/12/datastudi_buku-pegangan-pembina-
pramuka.pdf

75

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai