Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ghefira Naja Algebra

NIM : 21080122130058
Kelas : B
Perkembangan Energi Listrik Tenaga Surya
Indonesia sangat kaya akan energi terbarukan dengan potensi lebih dari 400.000 Mega
Watt (MW), 50% diantaranya atau sekitar 200.000 MW adalah potensi energi surya. Sementara
pemanfaatan energi surya sendiri saat ini baru sekitar 150 MW atau 0,08% dari potensinya.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan terpasangnya PLTS Atap sebesar 3.600
MW secara bertahap hingga tahun 2025. Dalam menyiapkan revisi Peraturan Menteri terkait
Penggunaan PLTS Atap, Kementerian ESDM telah mempertimbangkan dan mengantisipasi
semua aspek yang menjadi concern masyarakat yang berkeinginan memasang PLTS Atap dan
PLN sebagai BUMN yang ditugaskan untuk menyediakan listrik masyarakat secara seimbang.
Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan
teknologi sel surya atau fotovoltaik. Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar
4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar
10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang
menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar
50 MWp/tahun. Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan
menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya. Saat ini terdapat banyak teknologi
pembuatan sel surya.
Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada
tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS,
sementara sel suryanya masih impor. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah
merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat
berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun
2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.

Perkembangan Energi Listrik Tenaga Angin


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi
Nasional, target bauran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 paling sedikit 23% dan
31% pada tahun 2050. Target kapasitas PLT-Angin (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) pada
tahun 2025 yakni 255 MW. Sementara hingga tahun 2020 PLT-Angin baru terpasang sekitar
135 MW dengan perincian 75 MW di daerah Sidrap dan sebesar 60 MW di daerah Janeponto).
PLTB Sidrap merupakan pembangkit bertenaga angin skala komersial pertama dan merupakan
yang terbesar di Indonesia. Peresmian ini merupakan wujud komitmen pemerintah
mewujudkan bauran energi primer Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun
2025. Tidak hanya di Kabupaten Sidrap saja tetapi sudah dikerjakan dan selesai 80% di PLTB
Kabupaten Jeneponto. Selain itu juga dikerjakan di Kabupaten Tanah Laut dan akan dimulai
segera di PLTB di Jawa Barat Kabupaten Sukabumi
Selain meresmikan PLTB Sidrap, Presiden juga meresmikan pembangkit-pembangkit
listrik program 35.000 MW di SUlawesi, yaitu PLTU Punagaya (2x100 MW), dan PLTU IPP
Jeneponto Ekspansi (2 x 135 MW). Presiden juga melakukan groundbreaking untuk tiga
pembangkit yaitu PLTU Sulsel Barru 2 (100 MW), PLTMG Luwuk (40 MW), dan PLTB Tollo,
Jeneponto (72 MW). Dengan peresmian PLTB Sidrap, PLTU Punagaya, dan PLTU IPP
Jeneponto Ekspansi ini maka kapasitas total pembangkit program 35.000 MW yang telah
beroperasi adalah 1.604 MW.
Ketersediaan peta potensi energi angin yang akurat di seluruh wilayah Indonesia sangat
diperlukan sebagai langkah awal dalam identifikasi dan pemilihan lokasi proyek energi angin.
Peta tersebut memberikan informasi mengenai karakteristik angin di berbagai wilayah seperti
kecepatan angin rata-rata. Informasi tersebut sangat berguna sebagai dasar penentuan lokasi
dan pemilihan teknologi turbin yang tepat.
Salah satu upaya untuk mempercepat pemanfaatan sumber daya angin, Badan Litbang
ESDM melalui P3TKEBTKE telah mengembangkan metode perhitungan potensi energi angin
dengan membuat peta potensi energi angin Indoesia resolusi 5 km di tahun 2016. Pada tahun
2020, peta tersebut perbaharui dengan memperpanjang periode inputan model kemudian
menghitung potensi energi angin onshore dan offshore Indonesia.

Perkembangan Energi Listrik Tenaga Air


Kementerian ESDM sangat berkepentingan mendorong usaha percepatan
pengembangan energi baru terbarukan, dalam hal ini energi air. Potensi tenaga air Indonesia
cukup besar, mencapai 75 ribu Megawatt (MW). namun saat ini pemanfaatannya melalui
penyediaan energi listrik nasional baru mencapai 10% dari total potensinya. Pemerintah
mendorong kebijakan dan regulasi untuk mempercepat pencapaian tingkat pemanfaatan energi
aliran dan terjunan air (HIDRO) dalam bauran energi primer nasional serta menerbitkan
Peraturan Menteri ESDM yang mengatur harga energi listrik dari pembangkit listrik yang
menggunakan energi air juga menjadi prioritas pemerintah untuk segera diselesaikan.
Pengembangan PLTA tersebut selaras dengan Masterplan Percepatan Dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi (MP3EI) yang menggunakan pendekatan breakthrough yang didasari
oleh semangat not business as usual. Pemerintah mentargetkan dalam waktu 5 hingga 7 tahun
akan terealisasikan Pembangkit listrik Minihidro (PLTM) sebesar 1.2 GW (240 unit PLTMH
@ 5 MW) sehingga akan terdapat Potensi penghematan solar impor = 2,21 juta kL/tahun =
1,92 milyar US$/tahun dengan perkiraan produksi 7.358.400 MWh/tahun.
DAFTAR PUSTAKA

BALAI BESAR SURVEI DAN PENGUJIAN KETENAGALISTRIKAN, ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN
KONSERVASI ENERGI. 2021. Potensi Energi Angin Indonesia 2020. Jakarta: BALAI BESAR
SURVEI DAN PENGUJIAN KETENAGALISTRIKAN, ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN
KONSERVASI ENERGI.

EBTKE, Humas. 2021. Indonesia Kaya Energi Surya, Pemanfaatan Listrik Tenaga Surya oleh
Masyarakat Tidak Boleh Ditunda. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Ferial. 2014. Kebijakan Pengembangan Tenaga Air. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral.

Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya. 2012. Matahari Untuk PLTS di Indonesia. Jakarta:
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

—. 2018. Presiden Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Komersial Pertama di Sidrap. Jakarta:
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Anda mungkin juga menyukai