Dhanie Anastasia - Assigment

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dhanie Anastasia

Nim : 014202105014

Buat Tabel Perbandingan mengenai Hak dan Kewajiban tenaga Kerja dan Pemberi Kerja menurut UU
Ketenaga kerjaan dengan UU Cipta Kerja!

Hak dan Kewajiban Hak dan Kewajiban


Tenaga Kerja Pemberi Kerja
UU Pada Pasal 31 UU Hak :
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Nomor 13
tahun 2003 disebutkan Menurut UU nomor 13 tahun
bahwa setiap tenaga kerja 2003 pasal 67 ayat 2
mempunyai hak dan “pengusaha dapat
kesempatan yang sama untuk memperkerjakan pekerja/buruh
memilih, mendapatkan,atau untuk bekerja pada hari-hari
pindah pekerjaan dan libur resmi apabila jenis dan
memperoleh penghasilan sifat pekerjaan tersebut harus
yang layak di dalam atau di dilaksanakan atau di jalankan
luar negeri. secara terus menerus atau pada
keadaan lain berdasarkan
kesepakatan antara
pekerja/buruh dengan
pengusaha.

Kewajiban :

Menurut UU nomor 13 tahun


2003
pasal 67 ayat 1 “pengusaha
yang
memperkerjakan tenaga kerja
penyadang cacat wajib
memberikan
perlindungan sesuai dengan
jenis dan
derajat kecacatannya”, dan
ayat 2
“pemberian perlindungan
sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan
sesuai dengan peraturan
perundangan
undangan yang berlaku”.
UU Cipta Kerja Ketentuan ini Hak :
diubah dalam Pasal
25 PP No. 36 Tahun 2021, Outsourcing dalam UU Cipta
yang mengatur tentang upah kerja
minimum. dikenal dengan istilah alih
Upah ditentukan atas dasar daya. PP No.35 tahun 2021
ekonomi dan kondisi kerja. tentang perjanjian
kerja waktu tertentu, Alih
Daya, waktu kerja dan waktu
istirahat, dan pemutusan
hubungan kerja (PP PKWT-
PHK) menyebutkan
perusahaan alih daya adalah
badan usaha berbentuk badan
hukum yang memenuhi syarat
untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu
berdasarkan perjanjian yang
disepakati dengan perusahaan
pemberi pekerjaan.

Kewajiban :

Pelindungan buruh, upah,


kesejahteraan, syarat kerja, dan
perselisihan yang muncul
dilaksanakan
sesuai peraturan dan menjadi
tanggung
jawab perusahaan alih daya
Berbagai hal itu diatur dalam
perjanjian kerja.
peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama
Selain itu, hubungan kerja
antara perusahaan alih daya
dengan buruh yang
dipekerjakan didasarkan pada
PKWT atau perjanjian kerja
waktu tidak tertentu
(PKWTT).

"PKWT atau PKWTT ini harus


dibuat secara tertulis, tidak
boleh lisan," kata Reytman
dalam diskusi secara daring
bertema "Hukumonline
Bootcamp 2021: Seluk Beluk
Pengaturan Ketenagakerjaan
Dalam Peraturan
Pelaksana UU Cipta Kerja
(Sesi 1)",Selasa (31/3/2021).

Dalam hal perusahaan alih


daya
mempekerjakan buruh
berdasarkan
PKWT. Perjanjian kerja itu
harus mencantumkan syarat
pengalihan
pelindungan hak hak bagi
buruh ketika terjadi pergantian
perusahaan alih daya
sepanjang obyek pekerjaannya
tetap ada. Hal ini sesuai
dengan amanat putusan MK
No 27/PUU- IX/2011 terkait
uji materi terhadap Pasal 59.
Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal
66 UU Ketenagakerjaan

Sebelumnya, dalam
UUKetenagakerjaan mengatur
batasan jenis kegiatan yang
dapat dikerjakan
oleh buruh outsourcing
Misalnya, tidak boleh
melaksanakan kegiatan pokok
atau berhubungan langsung
dengan proses produksi, buruh
outsourcing hanya
mengerjakan kegiatan
penunjang atau tidak
berhubungan langsung dengan
proses produksi Tapi, dalam
UU Cipta Kerja menghapus
batasan tersebut.

UU Cipta Kerja mengubah


istilah outsourcing dari
penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lain menjadi alih
daya
Dalam UU Cipta Kerja, tidak
ada lagi batasan terhadap jenis
pekerjaan yang bisa di-
outsourcing.

Anda mungkin juga menyukai