Final Paper Mini Project - Kelompok Inflation
Final Paper Mini Project - Kelompok Inflation
21/477651/EK/23477
21/477872/EK/23487
21/476620/EK/23417
21/479488/EK/23550
21/477341/EK/23457
21/477569//EK/23470
21/473221/EK/23288
6. Pengaruh Harda Tingkat suku Analisis regresi linier Berdasarkan hasil penelitian,
Faktor Putra bunga, kurs, berganda ditemukan bahwa tingkat suku
Ekonomi Aprileven jumlah uang bunga berpengaruh positif dan
Terhadap beredar signifikan terhadap inflasi,
Inflasi Yang kurs berpengaruh positif dan
Dimediasi tidak signifikan terhadap
Oleh Jumlah inflasi, dan jumlah uang
Uang Beredar beredar berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
inflasi.
7. Analisis Robertfel Inflasi, Analisis regresi linier Suku bunga secara parsial
Faktor-Faktor R. F. jumlah uang berganda berpengaruh signifikan
Yang Sagala beredar, terhadap laju inflasi,
Mempengaru tingkat suku sementara jumlah uang
hi Laju Inflasi bunga, nilai beredar dan nilai tukar rupiah
di Indonesia. tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan
terhadap inflasi
BAB III
DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
Infl = Variabel dependen Inflation
α = Konstanta
GDP = Variabel independen GDP
Unmpl = Variabel independen Unemployment Rate
JUB = Variabel independen Jumlah Uang Beredar
Kurs = Variabel independen Kurs Rupiah
β1 … β4 = Koefisien regresi yang akan dihitung
μt = Error term
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA
4.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1
Hypothesis Testing
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji Jarque-Bera pada gambar di atas, penulis memperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,298. Menurut ketentuan uji Jarque-Bera, nilai probabilitas yang lebih dari
taraf signifikansi (0,298 > 0,05) mengindikasikan bahwa keputusan uji hipotesis ialah terima H0,
artinya data berdistribusi normal.
a) Uji Multikolinearitas
Gambar 2
Hypothesis Testing
VIF < 10 = data tidak mengalami multikolineritas
VIF > 10 = data mengalami multikolinearitas
Berdasarkan metode Variance-Inflating Factor (VIF) yang terdapat pada gambar di atas,
setiap variabel independen, yaitu kurs rupiah, jumlah uang beredar, tingkat pengangguran, dan
pertumbuhan PDB, memiliki nilai VIF < 10. Berdasarkan ketentuan metode VIF, variabel
independen yang memiliki nilai VIF < 10 mengindikasikan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas.
b) Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3
Hypothesis Testing
H0 : Homoskedastisitas
H1 : Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji Breusch-Pagan pada gambar di atas, penulis memperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,0005. Menurut ketentuan uji Breusch-Pagan, nilai probabilitas yang
kurang dari taraf signifikansi (0,0005 < 0,05) mengindikasikan bahwa keputusan uji hipotesis
ialah tolak H0, artinya data mengalami gejala heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Gambar 4
Hypothesis Testing
H0 : tidak ada autokorelasi
H1 : terdapat autokorelasi
Berdasarkan hasil uji Breusch-Godfrey pada gambar di atas, penulis memperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,1687. Menurut ketentuan uji Breusch-Godfrey, nilai probabilitas yang
kurang dari taraf signifikansi (0,1687 > 0,05) mengindikasikan bahwa keputusan uji hipotesis
ialah terima H0, artinya data terbebas dari gejala autokorelasi.
4.2. Analisis Regresi
Gambar 5
Hypothesis Testing
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
Berdasarkan analisis uji-T di atas, nilai probabilitas pertumbuhan GDP dan jumlah uang
beredar yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,001 < 0,05 & 0,037 < 0,05) mengindikasikan
bahwa keputusan uji hipotesis ialah tolak H0, artinya variabel pertumbuhan GDP dan jumlah
uang beredar memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap laju inflasi.
Di sisi lain, tingkat pengangguran dan kurs rupiah memiliki nilai probabilitas yang lebih
dari taraf signifikansi (0,590 > 0,05) & (0,307 > 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa
keputusan uji hipotesis ialah terima H0, artinya variabel tingkat pengangguran dan kurs rupiah
tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap laju inflasi.
b) Uji-F Simultan
Gambar 7
Hypothesis Testing
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0
Berdasarkan analisis uji-F di atas, nilai probabilitas yang lebih kecil dari taraf signifikansi
(0,000 < 0,05) mengindikasikan bahwa keputusan uji hipotesis ialah tolak H0, artinya variabel
independen, yaitu pertumbuhan GDP, tingkat pengangguran, jumlah uang beredar, dan kurs
rupiah memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap laju inflasi.
2
4.4 Uji Determinasi (𝑅 )
Gambar 8
Koefisien determinasi bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar variasi pada variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen di dalam model. Berdasarkan
gambar di atas, nilai koefisien determinasi ialah 0,80, artinya variabel pertumbuhan GDP, tingkat
pengangguran, jumlah uang beredar, dan kurs rupiah memiliki kontribusi sebesar 80% secara
simultan terhadap variasi pada laju inflasi, sedangkan 20%-nya dipengaruhi oleh variabel lain di
luar model.
Pembahasan
● Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Laju Inflasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, jumlah uang beredar memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap laju inflasi. Hal ini ternyata didukung oleh penelitian
dari Putri (2017), Nugroho & Basuki (2012), dan Ningsih & Kristiyanti (2018) yang turut
menyatakan bahwa jumlah uang beredar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap laju
inflasi. Jumlah uang beredar terdiri atas uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Komposisi uang
kuasi yang terdiri atas deposito berjangka, tabungan, dan rekening valuta asing cukup besar dan
tidak liquid sehingga tidak cukup memengaruhi peningkatan inflasi meskipun nilainya tinggi
(Nugroho dan Basuki, 2012).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai pengaruh indikator pertumbuhan
ekonomi terhadap inflasi di Indonesia pada tahun 1985 s.d. 2020 dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara parsial variabel JUB memiliki pengaruh negatif secara teori dan signifikan
terhadap laju inflasi di Indonesia.
2. Secara parsial variabel tingkat pengangguran memiliki pengaruh negatif secara teori dan
tidak signifikan terhadap laju inflasi di Indonesia.
3. Secara parsial variabel pertumbuhan PDB memiliki pengaruh negatif secara teori dan
signifikan terhadap laju inflasi di Indonesia
4. Secara parsial variabel kurs rupiah memiliki pengaruh positif secara teori dan tidak
signifikan terhadap laju inflasi di Indonesia.
5. Secara simultan variabel pertumbuhan GDP, tingkat pengangguran, jumlah uang beredar,
dan kurs rupiah memiliki pengaruh signifikan terhadap laju inflasi di Indonesia
Selain itu, fluktuasi laju inflasi di Indonesia pada interval tahun 1985 s.d. 2020 sangat
dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan GDP, tingkat pengangguran, jumlah uang beredar, dan
2
kurs rupiah. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien determinasi 𝑅 sebesar 0,80 atau
80% yang artinya keempat variabel independen tersebut berkontribusi kepada laju inflasi di
Indonesia sebesar 80% sedangkan 20% sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar
model.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya,
penulis dapat memberikan beberapa saran, diantaranya :
1. Melihat bahwa variabel pertumbuhan GDP terbukti memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap inflasi. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang
melibatkan implementasi kebijakan fiskal dan moneter untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi agar dapat mengendalikan inflasi.
2. Memperkuat kebijakan pengangguran: Meskipun tingkat pengangguran tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap inflasi secara parsial, pemerintah masih perlu
memperhatikan isu pengangguran karena pengangguran yang tinggi dapat memiliki
dampak negatif pada kondisi ekonomi secara keseluruhan. Dalam menghadapi fluktuasi
inflasi, mereka harus tetap fokus pada penciptaan lapangan kerja dan program-program
kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
3. Mengawasi fluktuasi kurs rupiah: Meskipun pengaruh kurs rupiah terhadap inflasi tidak
signifikan secara parsial, perubahan nilai tukar mata uang masih dapat mempengaruhi
stabilitas harga dan inflasi. Oleh karena itu, pemerintah, terutama bank sentral, perlu terus
mengawasi fluktuasi kurs rupiah dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
menjaga stabilitas nilai tukar.
4. Memperhatikan faktor-faktor eksogen: Kesimpulan bahwa 20% variasi inflasi
dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar model menunjukkan pentingnya memperhatikan
faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi inflasi. Pihak terkait perlu
memperhatikan faktor-faktor seperti perubahan harga komoditas internasional, fluktuasi
ekonomi global, dan kebijakan luar negeri yang dapat memengaruhi inflasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aprileven, H. P. (2015). Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Inflasi Yang Dimediasi Oleh
Jumlah Uang Beredar. Economics Development Analysis Journal, 4(1), 32-41.
Arif, D. (2014). Pengaruh produk domestik bruto, jumlah uang beredar, inflasi dan BI rate
terhadap indeks harga saham gabungan di Indonesia periode 2007-2013. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Bisnis, 19(3).
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2009). Basic econometrics 5th Ed." McGraw-Hill International
Edition, Boston.
https://research.stlouisfed.org/publications/page1-econ/2013/09/01/what-are-the-ingredients
-for-economic-growth/
Susmiati, S., Giri, N. P. R., & Senimantara, N. (2021). Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai
Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2018. Warmadewa
Economic Development Journal (WEDJ), 4(2), 68-74.
Mahendra, A. (2016). Analisis pengaruh jumlah uang beredar, suku bunga sbi dan nilai tukar
terhadap inflasi di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 1-12.
Ningsih, S., & Kristiyanti, L. M. S. (2019). Analisis pengaruh jumlah uang beredar, suku bunga
dan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia periode 2014-2016. Jurnal Manajemen Dayasaing,
20(2), 96-103.
Nugroho, P. W., & Basuki, M. U. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di
Indonesia Periode 2000.1-2011.4. Diponegoro Journal of Economics, 1(1), 288-297.
Pedace, Robert. (2016). Econometrics for dummies. John Wiley & Sons.
Putri, V. K. (2017). Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia Dan Suku Bunga Kredit Investasi Terhadap Inflasi Di Indonesia. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi, 4(1), 26-39.
Sagala, F. (2008). Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Inflasi (Doctoral dissertation, universitas sumatera utara).
Sagala, Robertfel.R. 2010. Analis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi di Indonesia.
Skripsi. Dipublikasikan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang
Dauhan, T. E. G. (2017). PENGARUHFAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN INDEKS KOMPAS 100 YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015 (Doctoral dissertation, Universitas Widyatama).
Yehosua, S. A., Rotinsulu, T. O., & Niode, A. O. (2019). Pengaruh inflasi dan suku bunga
terhadap tingkat pengangguran di kota manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(01).