DRAF - Baiq Sonia Toin - 216020301111010
DRAF - Baiq Sonia Toin - 216020301111010
PROPOSAL TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister
Oleh:
BAIQ SONIA TOIN (216020301111010)
pasangan yang sekufu-sepadan, baik dari segi sosial, harkat dan martabat,
melampiaskan kebutuhan biologis, tetapi lebih jauh dari itu, dimana dalam
memperoleh keturunan.
1
2
pemberian mahar. Pisuke ini merupakan sejumlah uang atau barang yang
diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan di luar mahar pasca
akad nikah dalam adat Sasak. Pemberian uang pisuke ini merupakan inti
Hal ini disebabkan pemberian mahar dan pisuke ini sebagai penentu
sebagai pengganti lempot (uang sebagai pengganti lelah bagi orang tua
pendidikan SMA maka jumlah mahar mulai dari 10–25 gram emas atau
tanah sawah 5–10 are, dan pisuke mulai dari Rp5.000.000 – Rp15.000.000
3
jika seorang sarjana maka jumlah mahar 25–50 gram emas atau tanah
seorang magister atau PNS jumlah mahar 50 – 100 gram emas atau tanah
akan tetapi jumlah mahar dan pisuke tersebut tidak semuanya dapat
terealisasi, hal itu sangat bergantung dari tingkat kemampuan pihak laki-laki
(Rusman, 2021).
Lukman, 2006).
telah diterima sebagai sebuah tradisi yang hidup dalam setiap prosesi
masyarakat terkait pisuke walaupun hal itu tidak diatur dalam Islam sebagai
4
mempelai.
Harga merupakan nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
(Sudaryono, 2016). Dengan kata lain, harga adalah nilai yang dibebankan
pada suatu produk tertentu yang dinyatakan dalam suatu mata uang
sebagai alat tukar (Sunyoto, 2014). Oleh karena itu, produsen perlu
mencari keuntungan sebagai tujuan utama (Aurer, Chaney, & Sauré, 2017;
Hardesty, Bearden, Haws, & Kidwell, 2012; Reusen & Stouthuysen, 2017).
5
(Amaliah & Sugianto, 2018; Ellström & Larsson, 2017; Raissi & Tulin,
keuangan yang sangat erat kaitannya dengan aktivitas input, proses, dan
output.
tersebut dikaitkan dengan dunia bisnis. Padahal banyak hal menarik yang
(Jeacle, 2009).
pembentukan karakter ilmu akuntansi (Manan, 2014). Hal ini dapat berarti
bahwa akuntansi merupakan produk sosial atau produk budaya yang dibuat
sehingga teori yang mendasari ilmu akuntansi untuk menelaah hal-hal yang
sosial, ekonomi, politik dan budaya, hingga ilmu pengetahuan yang dimiliki
oleh suatu kelompok masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba
Pati, dan penelitian Pratiwi dkk (2015) pada upacara ngaben di Bali.
mencakup aset dan kewajiban yang bernilai materil, tetapi juga mencakup
Arus globalisasi yang semakin deras perlahan mengikis norma dan budaya
identitasnya.
penetapan harganya.
perhatian publik dan menjadi momok menakutkan bagi seorang pria yang
nominal uang panai yang tinggi sehingga sulit dipenuhi oleh sebagian pria
yang ingin menjalankan niat baiknya. Oleh sebab itu, penelitian ini dianggap
Yansa (2016) bahwa uang panai merupakan hadiah yang diberikan calon
pernikahan.
uang yang wajib diserahkan oleh calon mempelai suami kepada keluarga
calon istri yang akan digunakan sebagai biaya resepsi pernikahan dan
uang panai tidak dihitung sebagai mahar atau maskawin, tetapi sebagai
tulisan ini bahwa secara garis besar pisuke adalah uang belanja kebutuhan
kewajiban.
kewajiban memberikan mahar. Hal ini terjadi karena baik mahar maupun
pisuke telah dianggap masyarakat menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat
yakni tidak sedikit calon pengantin pria yang harus berutang demi
dan tidak hanya berfokus pada persoalan ayat jurnal debit-kredit laporan
keuangan. Padahal, sebagian dari ilmu sosial yang dibentuk oleh manusia,
kebudayaan masih jarang ditemukan. Jika digali lebih dalam, budaya dan
akuntansi memiliki kaitan erat dalam perbaikan pola pikir masyarakat. Anita
dalam kajian akuntansi dilakukan agar disiplin ilmu ini dapat mengakomodir
budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang namun perlahan
Tambiah (1973) mengatakan bahwa pisuke tau bride price adalah harga
terhadap pandangan tentang wanita dari dua sisi, yakni hal yang dimiliki
11
lain tentang bride price juga diungkapkan Osuna (2003) yang memandang
bride price sebagai biaya martabat seorang perempuan, bahkan ada yang
menganggap bride price sebagai biaya penukaran hak perempuan (Levy &
MacMillan, 2005).
Di sisi lain, Syarifuddin & Damayanti (2015) melihat uang panai pada
bukan syarat wajib dalam pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam,
dan bekal kehidupan setelah acara pernikahan yang sudah berlaku turun-
temurun mengikuti adat istiadat. Ketiga, dari sisi tujuannya, uang panai
perempuan jika nominal uang panai disanggupi oleh calon mempelai pria.
untuk dijejaki lebih lanjut sebab melimpahnya kajian akuntansi dalam tradisi
makna mahar dan pisuke yang terjadi di balik fenomena sosial tersebut.
masalah yang timbul pranikah bahkan pasca nikah dalam pernikahan adat
akibat penentuan harga mahar dan pisuke. Pada akhirnya dari hasil
penentuan harga yang dibungkus rapi dalam tradisi mahar dan pisuke.
disiplin ilmu Akuntansi, terkhusus kepada Akuntansi Budaya yang saat ini
2016,. Hardestyet al., 2012). Tetapi fenomena yang terjadi, mahar dan
mendalam bagi masyarakat terhadap tradisi mahar dan pisuke dan praktik
berada.
Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Peneliti juga mencari tahu alasan yang
Dari latar belakang dan fokus studi ini maka rumusan masalah dalam
dan pisuke terkait price setting, termasuk pihak yang terlibat sebagai price
setter dan price taker dalam proses penentuan harga mahar dan pisuke
1. Secara teoretis
ini juga diharapkan dapat menjadi sumber acuan bagi insan akademis
wilayah Lombok, yaitu harga mahar dan pisuke yang masih kurang
diminati untuk diteliti. Di samping itu, peneliti berharap bahwa hasil studi
2. Secara Praktis
yang seringkali menjadi bahan perdebatan dan masalah bagi para calon
pengantin di Lombok.
16
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, T. H., & Sugianto. 2018. Konsep Harga Jual Betawian dalam Bingkai
Si Pitung. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Jilid 9, No.1, 20–37.
(https://doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9002, diakses 24 Februari 2021).
Andani, N. 2017. Akuntansi Pernikahan Muslim Bali (Studi Etnografi di
Kampung Lebah). Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.
Auer, R. A., Chaney, T., & Sauré, P. (2018). Quality Pricing to Market. Journal
of International Economics, 110, 87-102.(https:// doi.org /10.1016 / j.jinteco
.2017. 11.003, diakses 15 Februari 2021).
Dharmesta & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Liberty.
Ellström, D., & Larsson, M. H. 2017. “Dynamic and Static Pricing in Open Book
Accounting”. Qualitative Research in Accounting & Management, 14 (1),
pp 21-37. (https:// doi.org / 10.1108 / QRAM0920150071, diakses 1 Maret
2021).
Fatihi, Kafaah Dalam Perkawinan Masyarakat Bangsawan Sasak di Kecamatan
Praya Barat, Tesis PPs. UIN Mataram 2017, 45.
Goody, J. & Tambiah, S. 1973. Bridewealth and Dowry. Cambridge University
Press. Cambridge
Hardesty, D. M., Bearden, W. O., Haws, K. L., & Kidwell, B. (2012). “Enhancing
Perceptions of Price–Value Associated with Price Matching Guarantees”.
Journal of Business Research, 65 (8), pp 1096 – 1101. (https:// doi. Org /
10. 1016 /j . jbus - res. 2011. 08. 024, diakses 3 Maret 2021).
Ikbal, M. 2016. “Uang Panaik” dalam Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar.
ALHUKAMA The Indonesian Journal of Islamic Family Law, 6(1).
Jeacle, I. 2009. “Accounting and Everyday Life: Towards A Cultural Context for
Accounting Research”. Qualitative Research in Accounting and
Management, 6(3).
Lalu Lukman, Tata Budaya Adat Suku Sasak di Lombok, cet ke- 1 (Jakarta:
Kuning Mas, 2006). 20
17
Rusman, (Ketua Adat Narmada & Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan
Narmada) wawancara tanggal 20 Januari 2021.
Sari, H. 2019. Uang Panai’; Fenomena Pernikahan Adat Bugis (Dulu dan Kini).
Palopo: Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Palopo.
Syarifuddin & Damayanti, R.A. 2015. Story of Bride Price: Sebuah Kritik atas
Fenomena Uang Panaik Suku Makassar. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma.
Sylvia. 2014. Membawakan Cinta Untuk Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 5 (1), 139-148.
Side, S., Ihsan, H., & Kadir, A. 2019. Penerapan Logika Matematika Terhadap
Permasalahan Sosial Uang Panai’ di Masyarakat Bugis-Makassar. Journal
of Mathematics, Computations, and Statistics, 2 (1), 40 – 46.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori & Implementasi. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Sunyoto, Danang. 2014. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Bandung:
Mandar Maju Bandung.
Yansa, H. & Yayuk, B. 2016. Uang Panai’ dan Status Sosial Perempuan dalam
Perspektif Budaya Siri’ pada Perkawinan Suku Bugis Makassar Sulawesi
Selatan. Jurnal PENA, 3(2).
Zuryani, N. 2016. Sikap Kaum Muda Perantau Asal Manggarai di Bali terhadap
Praktek Belis Kekinian. Jurnal FISIP Universitas Udayana, 6, hal 1– 13.