Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FENOMENA AKUNTANSI
KASUS LAPORAN KEUANGAN PT TOSHIBA

Dosen:
NELLI NOVYARNI , SE., M.Si., Ak, CSRS., CSRA.,

Disusun oleh:
M. Aditya Nurrachman 11217600005

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


DAFTAR ISI

Daftar Isi .........................................................................................................................................2


BAB I Pendahuluan .......................................................................................................................3
1. Latar Belakang .......................................................................................................................3
BAB II Kajian Pustaka ..................................................................................................................5
2. Landasan Teori .......................................................................................................................5
2.1. Fraud ..................................................................................................................................5
2.2. Laporan Keuangan.............................................................................................................6
2.3. Pressure..............................................................................................................................6
2.4. Tekanan Eksternal .............................................................................................................7
2.5. Etika...................................................................................................................................7
2.6. Kode Etik Profesi Akuntan Profesional ............................................................................7
BAB III Pembahasan .....................................................................................................................9
3. Sejarah Perusahaan .................................................................................................................9
3.1. Identifikasi Kasus ............................................................................................................11
3.2.Alasan Fraud Terjadi ........................................................................................................12
BAB IV Penutup ..........................................................................................................................13
4. Kesimpulan dan Saran ..........................................................................................................13
4.1. Kesimpulan ......................................................................................................................13
4.2. Saran ................................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai
peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan –
perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan yang go public diharuskan membuat laporan
keuangan setiap periodenya. Laporan keuangan tersebut mempunyai tujuan untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan – keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stwewardship) manajemen atas penggunaan
sumber – sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dewasa ini, banyak perusahaan berskala besar atau kecil, mempunyai perhatian yang
besar di bidang keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan
antara satu perusahaan yang tiba – tiba mengalami kemunduran. Oleh karena itu, agar
perusahaan dapat bertahan dan bias tumbuh kembang, perusahaan harus mencermati kondisi dan
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan
maka dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanya sebagai alat penguji dari
pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya, laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji
saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan
yang bersangkutan dengan melakukan analisis kinerja keuangan. Melalui hasil analisis tersebut,
dapat diketahui penggunaan sumber – sumber ekonomi, kewajiban yang harus dipenuhi dan
modal yang dimiliki oleh perusahaan, serta hasil – hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut.
Media yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan. Laporan
keuangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dan dilihat melalui laporan keuangan
dengan cara menganalisis laporan keuangan menggunakan metode rasio keuangan.

3
Kegiatan analysis laporan keuangan merupakan salah satu media untuk mendapatkan
informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat, dan dijadikan sebagai bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil – hasil
yang telat dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan di tetapkan.
Selain itu, dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan
dapat mengetahui keadaan finansial perusahaan serta hasil – hasil yang telat dicapai diwaktu
lampai dan diwaktu yang sedang berjalan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
memilih judul: “Kasus Laporan Keuangan Pada PT. TOSHIBA”

4
BAB II
Kajian Pustaka

2. Landasan Teori
2.1. Fraud
Definisi fraud dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Menurut institute of internal
auditor fraud adalah ”An array of irregularities and illegal acts characterized by international
deception”: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hokum yang ditandai
dengan adanya unsur kecuangan yang disengaja. Sedangkan menurut penelitian soselia dan
muklasin (2008) Kecurangan terjadi ketika salah saji dibuat dalam suatu keadaan yang
mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kepalsuan dan dilakukan dengan maksud untuk
melakukan kecurangan. Sedangkan menurut Statement of Auditing Standart No. 99 fraud adalah
tindak kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang
merupakan subjek audit.
Kecurangan merupakan kesempatan untuk menggalakan strategi mempertahankan posisi
suatu kondisi yang diinginkan dengan tujuan menghindari kerugian akibat ketidakberesan
kejadian yang tidak diharapkan dan juga untuk memperoleh keuntungan baik yang bersifat
pribadi maupun kelompok. Kecurangan didukung oleh pelaku yang berpengalaman dan memiliki
pengetahuan lebih atas keadaan yang sebenarnya terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Namun tidak jarang pelaku akan melibatkan pihak lain untuk melakukan kecurangan tersebut
dengan merekayasa informasi asli menjadi informasi yang menggambarkan situasi dalam
keadaan baik dimata para pengguna informasi. Kecurangan yang dimaksudkan dalam penelitian
ini berbeda dengan kesalahan. Kecurangan dilakukan dengan sengaja dan dengan sadar oleh
manusia sedangkan kesalahan terjadi bias diakibatkan kekeliruan dalam menyajikan suatu
informasi.
Dari beberapa pengertian fraud diatas dapat disimpulkan bahwa fraud adalah segala
tindakan yang disengaja untuk berbuat kecurangan atau penipuan yang dapat merugikan orang
lain. Fraud ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok
orang tertentu. Salah satu jenis adalah manajemen kepada pemegang saham dan pihak lain yang
berhubungan langsung dengan perusahaan

5
Salah satu tindakan dari manajemen fraud ini adalah dengan membuat kecurangan atau
manipulasi dalam pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang
digunakan untuk melihat kondisi suatu perusahaan. Dalam hal ini manjemen menginginkan agar
pemilik saham dan pengguna laporan keuangan lain mengetahui bahwa kinerja perusahaan
terlihat baik. Bagi perusahaan yang memiliki kinerja buruk namun ingin terlihat baik dihadapkan
dengan para pemilik saham yang memilih untuk melakukan fraud atau kecurangan dalam
pelaporan keuangan.

2.2. Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang dilengkapi biasanya meliputi : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang – kurangnya setahun sekali untuk memenuhi
kebutuhan sejumlah besar pengguna. Beberapa diantara pengguna ini memerlukan dan berhak
memperoleh informasi tambahan, disamping yang tercakup dalam laporang keuangan, namun
demikian banyak pengguna sangat bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama
informasi keuangan dank arena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan
dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.
Kecurangan laporan keuangan dapat dilakukan dengan:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi, dokumen pendukung dari laporan
keuangan yang disusun.
2. Kekeliruan atau kelalaian yang disengaja dalam informasi yang signifikan terhadap laporan
keuangan.
3. Melakukan secara sengaja penyalahgunaan prinsip – prinsip yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.

2.3. Pressure (tekanan)


Tekanan menyebabkan seseorang melakukan kecurangan, tekanan dapat berupa
bermacam – bermacam termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi dan lain – lain. Tekanan paling
sering dating dari adanya tekanan kebutuhan keuangan. Kebutuhan ini sering kali dianggap
kebutuhan yang tidak dapat dibagi dengan orang lain untuk bersama – sama menyelesaikannya

6
sehingga harus diselesaikan secara tersembunyi dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya
kecurangan.

2.4. Tekanan Eksternal


Menurut tuanakotta (2014) dalam bukunya “mendeteksi manipulasi laporan keuangan”
bahwa: Manajemen menghadapi tekanan yang kuat untuk memenuhi harapan pihak ketiga
mengenai hal – hal berikut:
a. Harapan tentang tingkat keuntungan atau tingkat kecendrungan dari analisis penanaman,
penanaman modal institusional, kreditur utama atau pihak – pihak lain.
b. Kebutuhan akan pembelanjaan dengan tambahan utang atau modal agar tetap
kompetitip termasuk pembelanjaan riset dan pengembangan atau pembelian asset tetap.
c. Kemampuan terbatas untuk memenuhi persyaratan pendaftaran dipasar modal atau
membayar kembali uang atau ketentuan lain dalam akad kredit.

2.5. Etika
Menurut H. A. Mustafa pengertian etika yaitu suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki
suatu perilaku seseorang baik dan yang buruk dengan memperhatikan perbuatan mereka dengan
akal pikirannya. Dengan kata lain, etika merupakan serangkaian aturan perilaku, moral, dan nilai
– nilai dalam masyarakat agar kehidupan dapat berfungsi secara teratur. Karena etika telah
menjadi pedoman masyarakat dalam berperilaku, maka beberapa dari nilai etika telat
dimasukkan kedalam undang – undang dan peraturan lain yang telat disahkan secara hokum.

2.6. Kode Etik Profesi Akuntan Profesional


Dalam pelaksanaan tugas akuntan, etika telah menjadi pedoman dan landasan dalam
menjalankan kegiatan professional karena akuntan memiliki tanggung jawab untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab akuntani
professional tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja, namun juga
harus memperhatikan dan mematuhi ketentuan kode etik profesi akuntan professional.
Kode etik ini terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Bagian A menjelaskan mengenai 5 prinsip dasar etika professional yang
diterapkan bagi seluruh akuntansi.

7
2. Bagian B berlaku bagi Akuntan Profesional di Praktik Publik
3. Bagian C berlaku bagi Akuntan Profesional di Bisnis yang mungkin juga relevan
bagi akuntan professional dipraktik publik untuk keadaan tertentu yang mereka
hadapi.
Kemudian dalam exposure draft kode Etika akuntansi professional yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dijelaskan bahwa Akuntan Profesional harus mematuhi
prinsip dasar etika berikut:
a. Integritas
b. Objektivitas
c. Kompetensi dan kehati – hatian professional
d. Kerahasiaan
e. Perilaku profesional

8
BAB III
PEMBAHASAN

3. Sejarah Perusahaan
Toshiba adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan berbagai
peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
Toshiba dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk peralatan listrik,
elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin
penjualan semikonduktor di dunia. Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger
dari dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak dibidang consumer goods
dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho. Mengambil beberapa huruf didepan dari masing-
masing perusahaan “TO” dan “SHIBa” maka lahirlah merek Toshiba.
Pada tahun 1984 perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini
makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi perusahaan rekayasa alat berat dan
perusahaan industri primer pada 1940-an dan 1950-an.
Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup
Toshiba Lighting & Teknologi (1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator &
Building System Corp (2001), Toshiba Solutions Corp (2003), Toshiba Medical Systems Corp
(2003) dan Toshiba Materials Co Ltd (2003).
Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar
produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home
appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-
produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor
dan pengguna mobile.
Toshiba Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan
kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri
“Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk
penggunaan bisnis di era ini.
Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto yang lucu dan ultra
portabel sampai model multimedia Qosmio keren. Laptop Toshiba juga populer di Amerika
dan Eropa. Apakah pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau laptop

9
untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di antara rangkaian yang tak terhitung
jumlahnya seperti notebook Toshiba Libretto, Portege, Qosmio, Satellite dan Portege.
Setelah bertahun-tahun lamanya berdiri, perusahaan Toshiba telah merilis berbagai
perangkat laptop yang dipasarankan. Berikut ini adalah berbagai model laptop Thosiba yang
pernah dijual di pasaran:
a. Toshiba Satellite: Notebook Toshiba Satellite
Jika kamu menginginkan produk berkualitas, berteknologi tinggi dengan harga yang
terjangkau, desain yang stylish, dan kinerja yang solid Toshiba Satellite adalah
jawabannya. Laptop ini dapat menjalankan aplikasi bisnis paling kompleks, menyimpan
dokumen yang besar, mempunyai file media digital dan software produktivitas.
b. Toshiba Tecra: Laptop Toshiba Tecra
Laptop ini memiliki keuntungan tambahan yaitu mobilitas dengan daya tahan yang
dapat menggantikan computer desktop high-end. Laptop Toshiba Tecra adalah
notebook untuk pebisnis professional, handal, dengan daya tahan tinggi yang saat ini
sudah menjadi tuntutan bisnisnya.
c. Toshiba Qosmio: Laptop Toshiba Qosmio
Laptop ini mempunyai berat rata – rata sekitar 4,4kg. Para gamer, programmer yang
membutuhkan teknologi tinggi, dan editor foto dan video yang memerlukan mobilitas
dalam bekerja sangat memerlukan laptop ini.
d. Toshiba Portege: Laptop Toshiba Portege
Laptop ini memiliki design ringan dan stylish. Laptop ini dapat menjadi teman
yang sempurna bagi mereka yang sering mobile untuk tujuan bisnis. Dengan tampilan
menakjubkan untuk bekerja dan bermain, cocok dimiliki para gamer mania.
Produk unggulan Toshiba yakni T1100 yang dirilis pada 1985. Produk tersebut
merupakan komputer portabel yang memicu pertumbuhan produk laptop pada
zamannya. T1100 dilengkapi dengan fitur baterai isi ulang internal, layar LCD, dan
floppy disk drive sebesar 3,5 inci.
Seiring berjalannya waktu, eksistensi laptop produksi Toshiba mulai memudar.
Produk tersebut mulai dikalahkan oleh perangkat dari perusahaan lain seperti Apple,
Dell, Lenovo hingga HP.
Kini, Toshiba mengumumkan keputusan yang mengejutkan publik. Perusahaan
itu pamit undur diri dari bisnis personal computer (PC) yang sudah dijalankan selama

10
35 tahun. Dikutip dari kumparanTECH, perusahaan ternama itu juga sudah resmi
mengalihkan saham bisnis laptopnya pada Sharp.

3.1. Identifikasi Kasus


Kasus ini bermula atas inisiatif Pemerintahan Perdana Menteri Jepang yaitu
Shinzo Abe yang mendorong transparansi yang lebih besar di perusahaan – perusahaan
Jepang untuk menarik lebih banyak investasi asing. Atas saran pemerintah tersebut,
Toshiba menyewa panelis independen yang terdiri dari para akuntan dan pengacara
untuk menyelidiki masalah transparansi di perusahaannya. Betapa mengejutkannya
bahwa dalam laporan 300 halaman yang diterbitkan panel independen tersebut
mengatakan bahwa tiga direksi telah berperan aktif dalam menggelembungkan laba
usaha Toshiba sebesar ¥ 151,8 miliar (setara dengan Rp 15,85 triliun/US$ 1,2 miliar)
sejak tahun 2008. Panel yang dipimpin oleh mantan jaksa top di Jepang itu, mengatakan
bahwa eksekutif perusahaan telah menekan unit bisnis perusahaan, mulai dari unit
personal computer sampai ke unit semikonduktor dan reactor nuklir untuk mencapai
target laba yang tidak realistis. Manajemen biasanya mengeluarkan tantangan target
yang besar itu sebelum akhir kuartal/tahun fiskal. Hal ini mendorong kepala unit bisnis
untuk menggoreng catatan akuntansinya. Laporan itu juga mengatakan bahwa
penyalahgunaan prosedur akuntansi secara terus – menerus dilakukan sebagai kebijakan
resmi dari manajemen, dan tidak mungkin bagi siapapun untuk melawannya, sesuai
dengan budaya perusahaan Toshiba.
Sejak laporan audit penginvestigasian resmi dirilis dua bulan setelah komite
yang diketuai Koichi Ueda dan beranggotakan beberapa pakar akuntansi Jepang
menginvestigasi Toshiba dan sampai pada kesimpulan telah terjadi penyimpangan.
Akibat laporan ini CEO Toshiba, Hisao Tanaka, mengundurkan diri, disusul keesokan
harinya pengunduran diri waktil CEO Toshiba, Norio Sasaki. Selain itu Atsutoshi
Nishida, chief executive dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang sekarang
menjadi penasihat Toshiba juga mengundurkan diri, total ada delapan pejabat Toshiba
mengundurkan diri. Panel tersebut mengatakan bahwa Tanaka dan Sasaki tidak
mungkin tidak tahu atas praktik penggorengan laporang keuangan ini. Saham Toshiba
turun sekitar 20% sejak awal April 2015 ketika isu akuntansi ini terungkap. Nilai pasar
perusahaan ini hilang sekitar ¥ 1,67 triliun (setara dengan Rp 174 triliun)
Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso mengatakan, penyimpangan pembukuan di
Toshiba sangat disesalkan. Pasalnya skandal tersebut terjadi pada saat Perdana Menteri
Shinzo Abe sedang mencoba untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor global
dengan pedoman tata kelola perusahaan yang lebih baik. Aso menolak berkomentar
ketika ditanya apakah Toshiba akan menghadapi denda. Salah seorang narasumber
mengatakan regulator mulai melihat pembukuan Toshiba.

11
3.2. Alasan Fraud Terjadi
Dalam elemen segitiga Fraud bahwa ada tiga hal yang dapat dijelaskan dalam
hubungannya dengan Behavioral Forensik:
a. Pressure untuk pencapaian target
Pencapaian target yang terlalu tinggi dan tekanan atas pencapaian target
tersebutlah yang menyebabkan skandal ini terjadi. Praktik ini sebenarnya
normal terjadi, namun tekanan dan punishment dari atasan agar target dan
ditambah budaya perusahaan yang kurang baik yaitu tidak bias melawan atasan.
Maksudnya melawan adalah koreksi atas kesalahan manajemen mengambil
keputusan. Bawahan tidak berani mengoreksi penetapan target oleh CEO yang
bahkan tidak realistis dengan kondisi bisnis dan perusahaan. Selain itu, system
kompensasi karyawan yang dihitung dari kinerja keuangan juga turut andil di
dalamnya. Makan muncullah ide – ide kreatif dari karyawannya untuk mencapai
target yang ditetapkan. Celakanya kreatifitas kali ini bukan dalam riset
pengembangan atau pemasaran namun dalam hal perlakuan akuntansi.
Dibuatlah laporan keuangan dengan profit tinggi padahal tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya.

b. Oppoturnity
Kesempatan untuk melakukan fraud terjadi karena semua pihak yang
berada dalam perusahaan tidak ada atau tidak ada yang berani mengungkapkan
praktik tersebut. Penyelewengan dilakukan secara bersama, sistematis dan
cerdas. Sekian lapis system control dari mulai divisi akuntansi, keuangan,
internal audit, tidak berfungsi sama sekali. Kasus akuntansi Toshiba ini tidak
akan mungkin muncul ke permukaan, jika komisaris (Chairman) Toshiba tidak
melakukan inisiatif membentuk komite investigasi independen.

c. Rasionalisasi
Dalam hal ini pelaku mencari pembenaran atas tindakan yang
dilakukannya dengan beranggapan sebagai berikut:
1. Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang
orang yang dicintainya
2. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak
mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji,
promosi, dll.)
3. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak
mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut
4. Aktivitas setelah Behavioral Forensik audit

12
BAB IV
PENUTUP
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Toshiba adalah perusahaan besar di jepang yang memproduksi dan memasarkan
berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih. Sayangnya PT Toshiba
mendapakan skandal kecurangan pada laporan keuangan nya yang dilakukan oleh tiga
direksi dalam menggelembungkan laba usaha sebesar ¥ 151,8 miliar (setara dengan Rp
15,85 triliun/US$ 1,2 miliar) sejak tahun 2008. Eksekutif perusahaan telah menekan unit
bisnis perusahaan, mulai dari unit personal computer sampai ke unit semikonduktor dan
reactor nuklir untuk mecapai target laba yang tidak realistis. Sejak laporan audit
penginvestigasian dari laba usaha tersebut resmi di rilis, dua bulan setelah komite yang di
ketuai oleh Koichi Ueda dan beranggotakan beberapa pakar akuntansi Jepang telah
terjadi penyimpangan. Akibat laporan ini CEO Toshiba, Hisao Tanakan mengundurkan
diri yang disusul oleh wakil CEO Toshiba, Norio Sasaki. Selain itu, Atsutoshi Nishida
selaku chief executive dari tahun 2005 sampai 2009 juga ikut mengundurkan diri. Total
ada delapan pejabat Toshiba yang mengundurkan diri akibat kasus tersebut.
Nilai saham Toshiba turun sekitar 20% sejak awal April 2015 ketika isu akuntansi
ini terungkap. Nilai pasar perusahaan ini hilang ¥ 1,67 triliun (setara dengan Rp 174
triliun).

4.2. Saran
Saran dari saya yang melihat kasus tersebut, sebaiknya pihak manajemen Toshiba
tidak menggelembungkan laba usaha yang dikarenakan untuk menekan unit bisnis
perusahaan, mulai dari unit personal computer sampai ke unit semikonduktor dan reactor
nuklir untuk mecapai target laba yang tidak realistis. Daripada melakukan hal tersebut, lebih
baik perbanyak unit baru untuk di ciptakan dan di produksi secara massal yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen pada saat itu.

13

Anda mungkin juga menyukai