Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EPIDEMIOLOGI K3

PENELITIAN K3 DENGAN METODE CROSS SECTIONAL DI


DINAS PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
BALQIS MUTIARA RIZKY FADILLA
JUHEMI

DOSEN MATA KULIAH :

FERA MELIYANTI, SKM.M.Kes.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALMAARIF BATURAJA


PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karuniaNya, makalah ini dapat disusun. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran dan
panduan kepada mahasiswa sebagai dasar mempelajari keilmuan sehingga mahasiswa dapat
memahami serta menerapkannya. Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi
mahasiswa dalam mencapai kompetensi pelaksanaan mata kuliah. Makalah ini tentunya masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang
positif demi perbaikan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.

Baturaja, 10 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3
mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3 pada
saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga
harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata
sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap
bentuk kegiatan pekerjaan

Risiko merupakan suatu hal yang telah menjadi komponen dari kehidupan yang dijalani
oleh setiap orang. Sangat penting untuk dapat mengendalikan risiko yang ada agar dapat
dihindari ataupun dikurangi seminimal mungkin. Upaya pengendalian risiko ini di dalam tempat
kerja akan diaplikasikan atau diterapkan ke dalam pelaksanaan program K3 yang ada di tempat
kerja. Proses penerapan program K3 diterapkan dengan tujuan agar penerapan K3 disuatu
perusahaan dapat berjalan dengan efektif, sehingga tercipta suatu keadaan yang aman dan juga
tindakan yang aman dari pekerja seperti menaati peraturan untuk menggunakan APD dan juga
peraturan yang lainnya.

Penyakit akibat kerja dipengaruhi berbagai faktor baik lingkungan kerja ataupun gaya
hidup, misalnya posisi kerja. Posisi kerja yang dilakukan pekerja merupakan posisi kerja yang
tidak ergonomis. Saat mengetik posisi kerja dilakukan dengan agak membungkuk. Posisi kerja
membungkuk yang dilakukan dalam waktu lama dapat menyebabkan otot serta ligamen
mengalami peregangan atau kekendoran. Penyebab gangguan atau sakit karena gerakan berulang
sebanyak 92.576 kasus, seperti mengetik atau input data dengan komputer, menggunakan alat
berulang, meletakkan benda secara berulang, berlebihan, atau memindahkan benda tanpa alat
bantu.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan posisi kerja membungkuk dan mengetik terlalu lama dengan
kejadian sakit punggung dan leher serta CTS di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering
Ulu?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan posisi kerja membungkuk dan mengetik terlalu lama dengan
kejadian sakit punggung dan leher serta CTS di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering
Ulu
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut Prabu Mangkunegara (2001) pengertian keselamatan kerja adalah suatu kondisi
yang bebas dari gangguan fisik, menal, emosi atau rasa sakit yanng disebabkan lingkungan kerja.
Kesehatan kerja (occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja bahaya pekerjaan seperti halnya masalah kesehatan lingkungan
lain, bersifat akut atau kronis dan efenya dapat segera terjadi atau memerlukan waktu yang lama.
Keterlibatan karyawan dalam dalam memberikan saran keselamatan dan kesehatan kerja juga
memiliki dampak pada keselamatan budaya ditempat kerja (Aina dkk, 2017).

Kesehatan kerja adalah spesialisasi kesehatan atau spesialisasi di bidang kedokteran


besarta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja (Suma’mur,1996).

2.1.2. Sakit Punggung dan Leher


Sakit leher dan punggung (belakang) merupakan penyakit yang umum dialami setiap
orang. Penyakit ini akan dialami setidaknya sekali seumur hidup. Nyeri tulang belakang dapat
disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit yang mendasari. Contohnya meliputi aktivitas yang
berlebihan seperti olahraga atau terlalu banyak mengangkat, duduk atau berbaring dalam waktu
yang lama, tidur dalam posisi yang tidak nyaman, atau memakai tas punggung yang tidak pas.
Jika parah, hal ini dapat mengakibatkan mati rasa dan kelemahan pada lengan dan kaki. Penyakit
sendi, yang merupakan degenerasi dan radang sendi, yang menghubungkan ruas tulang belakang
yang satu dengan yang lainnya, adalah sumber lain dari sakit leher dan punggung.
2.1.3. CTS (Carpal Tunnel Syndrom)
Carpal tunnel syndrome atau CTS merupakan kondisi yang memengaruhi tangan dan jari.
Kondisi ini dapat membuat pengidapnya mengalami sensasi rasa kesemutan, mati rasa,
atau nyeri. Gejala yang muncul ini biasanya berkembang secara perlahan dan pada malam hari
akan bertambah parah. Bagian yang paling sering terpengaruh adalah jempol, jari tengah, dan
telunjuk. Carpal tunnel adalah jalur pada pergelangan tangan yang terdapat saraf median dan
sembilan tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan. Saat terjadi pembengkakan
pada bagian saraf, tendon, atau bahkan keduanya, saraf median akan tertekan, maka
terjadilah Carpal tunnel syndrome (CTS). Jika saraf median ini terjepit atau terhimpit, akan
menimbulkan sensasi kesemutan, mati rasa, dan terkadang muncul rasa sakit pada bagian-bagian
yang terpengaruh oleh saraf ini.

2.2. Metode Penelitian


Penelitian ini termasuk dalam penelitian expkanatory reserch, yaitu menganaisis
hubungan variabel penelitian dengan menguji hipotesis yang dirumuskan. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis
pendekatan yang menekankan waktu pengukuran variabel independent dan dependent hanya satu
kali suatu saat (Sudigdo Sastroasmoro & Sofyan Ismael, 2018)

2.2.1. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian mengetik yang berjumlah 30 orang.

2.2.2. Lokasi Penelitian


Pada penelitian ini mengambil lokasi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering
Ulu.

2.2.3. Sumber Data Penelitian


a. Data primer adalah sumber daya yang langsung memberkan data kepada pengumpul
data (Sugiyono, 2010).

b. Data primer adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misal lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010). Data sekunder
dalam peneliltian ini diperoleh dari bagian kepegawaian yaitu berupa data jumlah staf dan data
lain yang berhubungan dengan penelitian.

2.2.4. Teknik Pengambilan Data


Pengambilan data dari penelitian ini melalui penyebaran kuesioner atau angket.
Penggunaan kuesioner adalah cara pengambilan data dengan menggunakan obyek yang diteliti
(Igbal Hasan, 2006). Penyebaran angket dilakuakan untuk memudahkan peneliti mendapatkan
data tentang pengetahuan, sikap serta kejadian penyakit akibat kerja, observasi dan dokumentasi.

2.2.5. Teknik Pengolahan


Menurut Moch Imron dan Amarul Munif (2010) bahwa prosedur penelitian ini terdiri dari
4 (empat ) tahap :

a. Memeriksa data adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, buku registrasi dan lainnya. Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan data ini
meliputi perhitungan dan penjumlahan serta koreksi kelengkapan dan kesinambungan
dan keseragaman data.
b. Memberikan kode, untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau hasil
penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat pengolahan
dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk menyederhanakan data hasil
penelitian tersebut adalah denga memberikan simbol tertentu untuk masing-masing data
yang sudah diklarifikasikan.
c. Entri data yang telah diberikan kode tersebut kemudian dimasukkan dalam program
kompuer (SPSS) untuk selanjutnya akan diolah.
d. Tabulasi data, adalah menyususn dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga
dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk
tabel atau grafik.

2.3. Hubungan Posisi Kerja Membungkuk dan Mengetik Terlalu Lama dengan Kejadian
Nyeri Punggung dan Leher serta CTS
Menurut penelitian, posisi duduk kerja dapat memberi tekanan pada punggung bawah
yang cukup berat dan menimbulkan nyeri punggung bawah pada pekerja. Posisi kerja duduk
merupakan pilihan utama semua pekerja dan dianggap paling nyaman serta tidak melelahkan.
Stasiun kerja untuk operator duduk menjadi pilihan utama ketika salah satu kondisi berikut
terpenuhi. Pekerjaan tangan tidak membutuhkan gaya atau kerja otot yang besar, item-item
utama yang dibutuhkan dalama bekerja (komponen, alat dan lain-lain) dapat diambil dengan
mudah dalam posisi duduk dan berada dalam jangkauan tangan dalam posisi duduk normal dan
pekerjaan dominan berupa kegiatan tulis-menulis. Ditinjau dari aspek kesehatan, bekerja pada
posisi duduk yang memerlukan waktu lama dapat menimbulkan otot perut semakin elastis,
tulang belakang melengkung, otot bagian mata terkonsentrasi sehingga cepat merasa lelah.
Kejadian tersebut, jika tidak diimbangi dengan rancangan tempat duduk yang tidak memberikan
keleluasan gerak atau alih pandang yang memadai tidak menutup kemungkinan terjadi gangguan
bagian punggung belakang, ginjal dan mata.

Meskipun duduk biasanya lebih menguntungkan dari pada berdiri, duduk dalam waktu
yang relatif lama harus dihindari karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Banyak
kegiatan yang dilakukan saat duduk (misalnya operator dan pekerjaan perakitan). Oleh karena
itu, tempat duduk harus sesuai dengan kebutuhan. Saat duduk leher dan punggung mengalami
tekanan berkepanjangan yang dapat menyebabkan keluhan leher dan punggung. Pekerjaan
manual sering membutuhkan bekerja dengan didukung lengan terangkat yang dapat
menyebabkan keluhan bahu. Tugas yang membutuhkan duduk berkepanjangan (misalnya pada
layar komputer), seyogianya harus diselingi dengan tugas-tugas yang dapat dilakukan dalam
posisi berdiri atau berjalan. Sebuah tempat kerja duduk-berdiri atau kursi yang membutuhkan
duduk aktif memungkinkan pengguna untuk bergantian antara duduk dan posisi lain selama
tugas.

Durasi kerja per hari merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menimbulkan
keluhan CTS maupun memperberatnya. Pada laporan yang dikeluarkan Accident Compensation
Corporation pada tahun 2014 dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang meningkatkan risiko
terjadinya CTS pada seorang pekerja salah satunya juru ketik, yaitu : kurangnya waktu istirahat
minimal 15 % dari waktu kerja sehari-hari, kegiatan tangan yang berulang-ulang, gerakan jari
yang berulang-ulang, terfleksi atau terekstensinya pergelangan tangan lebih dari 2/3 masa kerja
per hari, dan menggunakan mouse lebih dari 20 jam dalam seminggu.
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel Pegawai yang Mengalami Nyeri Punggung

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 21 70.0 70.0 70.0

Valid Tidak 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 1.1. didapatkan pengkategorian pegawai yang mengalami nyeri


punggung. Tingkat pegawai yang mengalami nyeri punggung sebanyak 21 orang dengan
persentase 70%. Sedangkan pada pegawa yang tidak mengalami nyeri punggug sebanyak 9
pekerja dengan presentase 30%.

Tabel 2. Tabel

Anda mungkin juga menyukai