MAKALAH EPIDEMIOLOGI K3-Balqis Emi
MAKALAH EPIDEMIOLOGI K3-Balqis Emi
DISUSUN OLEH :
BALQIS MUTIARA RIZKY FADILLA
JUHEMI
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karuniaNya, makalah ini dapat disusun. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran dan
panduan kepada mahasiswa sebagai dasar mempelajari keilmuan sehingga mahasiswa dapat
memahami serta menerapkannya. Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi
mahasiswa dalam mencapai kompetensi pelaksanaan mata kuliah. Makalah ini tentunya masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang
positif demi perbaikan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Risiko merupakan suatu hal yang telah menjadi komponen dari kehidupan yang dijalani
oleh setiap orang. Sangat penting untuk dapat mengendalikan risiko yang ada agar dapat
dihindari ataupun dikurangi seminimal mungkin. Upaya pengendalian risiko ini di dalam tempat
kerja akan diaplikasikan atau diterapkan ke dalam pelaksanaan program K3 yang ada di tempat
kerja. Proses penerapan program K3 diterapkan dengan tujuan agar penerapan K3 disuatu
perusahaan dapat berjalan dengan efektif, sehingga tercipta suatu keadaan yang aman dan juga
tindakan yang aman dari pekerja seperti menaati peraturan untuk menggunakan APD dan juga
peraturan yang lainnya.
Penyakit akibat kerja dipengaruhi berbagai faktor baik lingkungan kerja ataupun gaya
hidup, misalnya posisi kerja. Posisi kerja yang dilakukan pekerja merupakan posisi kerja yang
tidak ergonomis. Saat mengetik posisi kerja dilakukan dengan agak membungkuk. Posisi kerja
membungkuk yang dilakukan dalam waktu lama dapat menyebabkan otot serta ligamen
mengalami peregangan atau kekendoran. Penyebab gangguan atau sakit karena gerakan berulang
sebanyak 92.576 kasus, seperti mengetik atau input data dengan komputer, menggunakan alat
berulang, meletakkan benda secara berulang, berlebihan, atau memindahkan benda tanpa alat
bantu.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan posisi kerja membungkuk dan mengetik terlalu lama dengan
kejadian sakit punggung dan leher serta CTS di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering
Ulu?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan posisi kerja membungkuk dan mengetik terlalu lama dengan
kejadian sakit punggung dan leher serta CTS di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering
Ulu
BAB II
PEMBAHASAN
b. Data primer adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misal lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010). Data sekunder
dalam peneliltian ini diperoleh dari bagian kepegawaian yaitu berupa data jumlah staf dan data
lain yang berhubungan dengan penelitian.
a. Memeriksa data adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, buku registrasi dan lainnya. Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan data ini
meliputi perhitungan dan penjumlahan serta koreksi kelengkapan dan kesinambungan
dan keseragaman data.
b. Memberikan kode, untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau hasil
penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat pengolahan
dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk menyederhanakan data hasil
penelitian tersebut adalah denga memberikan simbol tertentu untuk masing-masing data
yang sudah diklarifikasikan.
c. Entri data yang telah diberikan kode tersebut kemudian dimasukkan dalam program
kompuer (SPSS) untuk selanjutnya akan diolah.
d. Tabulasi data, adalah menyususn dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga
dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk
tabel atau grafik.
2.3. Hubungan Posisi Kerja Membungkuk dan Mengetik Terlalu Lama dengan Kejadian
Nyeri Punggung dan Leher serta CTS
Menurut penelitian, posisi duduk kerja dapat memberi tekanan pada punggung bawah
yang cukup berat dan menimbulkan nyeri punggung bawah pada pekerja. Posisi kerja duduk
merupakan pilihan utama semua pekerja dan dianggap paling nyaman serta tidak melelahkan.
Stasiun kerja untuk operator duduk menjadi pilihan utama ketika salah satu kondisi berikut
terpenuhi. Pekerjaan tangan tidak membutuhkan gaya atau kerja otot yang besar, item-item
utama yang dibutuhkan dalama bekerja (komponen, alat dan lain-lain) dapat diambil dengan
mudah dalam posisi duduk dan berada dalam jangkauan tangan dalam posisi duduk normal dan
pekerjaan dominan berupa kegiatan tulis-menulis. Ditinjau dari aspek kesehatan, bekerja pada
posisi duduk yang memerlukan waktu lama dapat menimbulkan otot perut semakin elastis,
tulang belakang melengkung, otot bagian mata terkonsentrasi sehingga cepat merasa lelah.
Kejadian tersebut, jika tidak diimbangi dengan rancangan tempat duduk yang tidak memberikan
keleluasan gerak atau alih pandang yang memadai tidak menutup kemungkinan terjadi gangguan
bagian punggung belakang, ginjal dan mata.
Meskipun duduk biasanya lebih menguntungkan dari pada berdiri, duduk dalam waktu
yang relatif lama harus dihindari karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Banyak
kegiatan yang dilakukan saat duduk (misalnya operator dan pekerjaan perakitan). Oleh karena
itu, tempat duduk harus sesuai dengan kebutuhan. Saat duduk leher dan punggung mengalami
tekanan berkepanjangan yang dapat menyebabkan keluhan leher dan punggung. Pekerjaan
manual sering membutuhkan bekerja dengan didukung lengan terangkat yang dapat
menyebabkan keluhan bahu. Tugas yang membutuhkan duduk berkepanjangan (misalnya pada
layar komputer), seyogianya harus diselingi dengan tugas-tugas yang dapat dilakukan dalam
posisi berdiri atau berjalan. Sebuah tempat kerja duduk-berdiri atau kursi yang membutuhkan
duduk aktif memungkinkan pengguna untuk bergantian antara duduk dan posisi lain selama
tugas.
Durasi kerja per hari merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menimbulkan
keluhan CTS maupun memperberatnya. Pada laporan yang dikeluarkan Accident Compensation
Corporation pada tahun 2014 dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang meningkatkan risiko
terjadinya CTS pada seorang pekerja salah satunya juru ketik, yaitu : kurangnya waktu istirahat
minimal 15 % dari waktu kerja sehari-hari, kegiatan tangan yang berulang-ulang, gerakan jari
yang berulang-ulang, terfleksi atau terekstensinya pergelangan tangan lebih dari 2/3 masa kerja
per hari, dan menggunakan mouse lebih dari 20 jam dalam seminggu.
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel Pegawai yang Mengalami Nyeri Punggung
Tabel 2. Tabel