Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

JENIS – JENIS & PENYEBAB GEMPA

Dosen Pengampu : Tika Ermita Wulandari S.T., M.T.

Disusun oleh :
Yoel Christian 208110025
Fayza efrila asiqin 208110042
Muhammad Fajar Surya 208110011
Arif Syahdewa 208110033

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah singkat ini adalah “Jenis – Jenis dan Penyebab
Gempa”. Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen mata kuliah Vibrasi & Teori Gempa yang telah membimbing kami
untuk menyelesaikan makalah singkat ini.
Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah singkat ini. Penulis
menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan Pembahasan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
1. Gempa vulkanik.....................................................................................
a. Gempa Vulkanik Dalam (Tipe A/VTA)..............................................
b. Gempa Vulkanik Dangkal (Tipe B/VTB)............................................
2. Gempa Tektonik................................................................................
3. Gempa Runtuhan..............................................................................
4. Gempa Tumbukan............................................................................
5. Gempa Buatan...................................................................................
 Gempa bersifat local.................................................................................
 Gempa disebabkan oleh aktivitas manusia...............................................
 Kerusakan yang disebabkan tidak terlalu banyak.....................................
 Peluncuran roket.......................................................................................
 Peledakan nuklir.......................................................................................
 Peledakan dinamit.....................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gempa bumi dalam kamus bahasan indonesia adalah guncangan,


gerakan ( bumi), atau peristiwa alam berupa getaran bergelombang pada
kulit bumi yang di timbulkan oleh tenaga asal dalam. Gempa bumi dapat
juga diartikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada
lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Sebab terjadi gempa bumi
biasanya di sebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) secara
tiba tiba (sudden slip). Pergeseran secara tibatiba terjadi karean adanya
sumber daya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam
maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Pendapat lain
mengatakan gempa bumi adalah getaran ( goncangan) yang terjadi karena
pergerakan (bergesernya) lapisan bumi yang berasal dari dasar atau bawah
permukaan bumi dan juga bisa di karenakan adanya letusan gunung berapi.
Gempa bumi sering terjadi di daerah yang berada di dekat dengan gunung
berapi dan juga di daerah yang di kelilingi lautan luas.

Definisi lain menyebutkan bahwagempa bumi adalah getaran


(goncangan) yang terjadi karena pergerakan (bergesernya) lapisan bumi
yang berasal dari dasar permukaan bumi yang berasal dari dasar
permukaan bumi dan juga bisa terajdi akibat dari letusan gunung berapi.
Gempa bumi biasanya disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan lempengan yang bergerak. Semakin lam, tekanan itu semakin
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan, sehigga timbulah suatu
getaran yang disebut dengan gempa bumi.

Adapun faktor faktor penyebab terjadinya gempa bumi, yang


pertama di sebabkan karena bergeser dan terpisahnya lapisan –lapisan
yang terdapat dalam kerak bumi ; yang kedua, karena adanya letusan
gunung berapi yang sangat dahsyat. Letusan yang dahsyat tersebut juga
selain menyebabkan goncangan yang kuat juga sering menyebabkan
adanya gelombang ombak yang sangat tinggi di lautan yang terkenal
dengan nama gelombang “Tsunami”.
B. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui jenis – jenis gempa.


2. Mengetahui penyebab terjadinya gempa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan
gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi
akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan
patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah
mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo
adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.
Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang
sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian
besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter,
meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0
atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 ,
dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran
diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Berdasarkan penyebabnya gempa di bagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Gempa vulkanik

Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh pergerakan


magma keluar dari dalam gunung berapi. Aktivitas magma tersebut
menimbulkan getaran tanah hanya dirasakan di daerah sekitar gunung.
Gempa vulkanik dapat dipakai sebagai tanda awal peningkatan aktivitas
gunung api.

2
Mekanisme Gempa Vulkanik.

Gambar diatas menjelaskan mengenai jenis gempa vulkanik tipe A


dan B yang sering terjadi ketika gunung Merapi mendekati erupsi. Dapur
magma primer Gunung merapi diperkirakan terletak pada kedalaman lebih
dari 5 kilometer dibawah puncak gunung dan dapur magma sekunder pada
kedalaman antara 1,5 – 2,5 km. Pada Gunung Merapi gempa vulkanik
dibagi berdasarkan data sinyal gempa dari jaringan stasiun seismig.
Menurut Ratdomopurbo & Poupinet (2000), pengelompokan jenis gempa
di gunung merapi terdiri atas gempa vulkanik tipe A, vulkanik tipe B,
gempa fase banyak (multiphase), gempa frekuensi rendah (low frequency),
gempa LHF (low high frequency), dan gempa tremor.

a. Gempa Vulkanik Dalam (Tipe A/VTA)

Rekaman Gempa Vulkanik Tipe A.


Gambar diatas merupakan contoh rekaman gempa vulkanik dalam
pada stasiun pemantauan Pusunglondon (PUS) dan Deles (DEL). Gempa
vulkanik dalam (tipe A) ditandai oleh hiposenter (pusat gempa) yang
terjadi pada kedalaman lebih dari 2 km dibawah puncak gunung berapi,
biasanya muncul pada Gunung api yang aktif. Penyebab gempa ini adalah
adanya magma yang naik ke permukaan yang disertai rekahan-rekahan.
Ciri utama dari gempa vulkanik tipe A adalah mempunyai waktu tiba

3
gelombang primer (berbentuk longitudinal) dan sekunder (gelombang
tranversal) yang sangat jelas.
b. Gempa Vulkanik Dangkal (Tipe B/VTB)

Rekaman Gempa Vulkanik Tipe B.


Gambar diatas merupakan contoh rekaman gempa vulkanik tipe B
pada stasiun pemantauan Pusunglondon (PUS) dan Deles (DEL). Gempa
vulkanik dangkal (Tipe B) memiliki kedalaman kurang dari 2 km dan
memiliki lebih banyak waktu tiba gelombang gempa pada seismometer
yang muncul di stasiun yang letaknya jauh dari puncak. Untuk beberapa
kejadian, gelombang sekunder (gelombang tranversal) tidak dapat
dibedakan dengan gelombang primer (gelombang longitudinal).

2. Gempa Tektonik

Gempa tektonik merupakan gempa yang disebabkan oleh gerakan


lempeng tektonik. Gempa tektonik dapat terjadi di darat atau di laut, dan
dapat menyebabkan kerusakan yang serius jika terjadi di dekat permukaan
bumi. Gempa tektonik biasanya terjadi di wilayah yang berada di
sepanjang batas lempeng tektonik, seperti di sepanjang garis sesar atau di
daerah subduction zone.

Subduction zone merupakan sebuah daerah di mana salah satu


lempeng tektonik terangkat atau tertarik ke bawah lempeng lainnya. Ini
biasanya terjadi di wilayah yang terletak di sepanjang batas lempeng
tektonik, di mana salah satu lempeng tektonik bergerak ke arah lempeng
lainnya dan terangkat atau tertarik ke bawahnya.Subduction zone biasanya
terjadi di daerah yang memiliki topografi gunung berapi atau di sepanjang
garis sesar yang aktif. Gerakan lempeng tektonik di subduction zone dapat
menyebabkan gempa tektonik, dan juga dapat menyebabkan terbentuknya
gunung berapi baru.

Lempeng tektonik adalah lapisan kulit bumi yang terdiri dari batuan
dan mineral yang bergerak secara perlahan di atas lapisan mantel bumi
yang lebih dalam. Lempeng tektonik terbentuk dari material yang
dilepaskan dari magma di kulit bumi, yang kemudian mengeras menjadi
batuan. Lempeng tektonik dapat bergerak secara horizontal atau vertikal,

4
dan interaksi antar lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa tektonik,
sesar, dan aktivitas gunung berapi. Ada beberapa jenis lempeng tektonik,
termasuk lempeng pasif, kontinental, dan oseanik.

Ada beberapa jenis lempeng tektonik, yaitu:

a. Lempeng pasif: Lempeng pasif adalah lempeng tektonik yang tidak


bergerak atau bergerak sangat perlahan. Lempeng pasif biasanya
terletak di daratan, dan dapat terdiri dari batuan beku atau
metamorfik.
b. Lempeng kontinental: Lempeng kontinental adalah lempeng
tektonik yang terdiri dari material beku yang terbentuk di daratan.
Lempeng kontinental biasanya terdiri dari batuan beku yang lebih
ringan, seperti granit, yang terletak di atas lempeng oseanik.
c. Lempeng oseanik: Lempeng oseanik adalah lempeng tektonik yang
terdiri dari batuan yang terbentuk di bawah laut. Lempeng oseanik
biasanya terdiri dari batuan beku yang lebih berat, seperti basal,
yang terletak di bawah lempeng kontinental.

Selain itu, ada juga lempeng konvergen, divergen, dan transform,


yang merupakan jenis lempeng tektonik yang terbentuk dari interaksi antar
lempeng tektonik. Lempeng konvergen terjadi ketika dua lempeng tektonik
bertemu dan salah satunya tertarik ke bawah lempeng lainnya, sedangkan
lempeng divergen terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak ke arah
yang berlawanan dan salah satunya terangkat. Lempeng transform terjadi
ketika dua lempeng tektonik bergerak secara horizontal dan saling geser.

Akibat Gempa Tektonik

Akibat gempa tektonik dapat bervariasi tergantung pada kekuatan


gempa bumi, lokasi gempa, dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
Beberapa akibat gempa tektonik yang umum terjadi ialah kerusakan
bangunan, longsor, dan terbentuknya gunung berapi baru. Gempa tektonik
juga dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang air laut yang
disebabkan oleh gerakan bumi yang terjadi setelah gempa bumi. Gempa
tektonik yang kuat dapat menyebabkan kerugian materi yang besar,
bahkan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa jika terjadi di wilayah
padat penduduk.

Beberapa kerusakan yang dihasilkan oleh gempa tektonik di


Indonesia adalah kerusakan bangunan, terjadinya longsor, dan
terbentuknya gunung berapi baru. Misalnya, gempa bumi di Aceh pada
2004 menyebabkan runtuhnya banyak bangunan di wilayah tersebut,
termasuk rumah-rumah, sekolah, dan gedung-gedung pemerintahan.

5
Gempa ini juga menyebabkan terjadinya tsunami yang melanda pantai
Aceh, yang menambah kerusakan yang terjadi di wilayah tersebut. Gempa
bumi di Lombok pada 2018 juga menyebabkan kerusakan yang serius di
wilayah tersebut, termasuk runtuhnya banyak bangunan, terjadinya
longsor, dan terbentuknya gunung berapi baru.

Gempa tektonik dapat menyebabkan perubahan alam di sekitarnya,


tergantung pada kekuatan gempa bumi dan kondisi lingkungan di
sekitarnya. Beberapa perubahan alam yang dapat dihasilkan oleh gempa
tektonik adalah terjadinya longsor, terbentuknya gunung berapi baru, dan
terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi. Misalnya, gempa bumi di
Sumatra pada 2004 menyebabkan terjadinya longsor di beberapa wilayah
di sekitarnya, sehingga mengakibatkan perubahan bentuk permukaan bumi
di wilayah tersebut. Gempa bumi juga dapat menyebabkan terjadinya
tsunami, yaitu gelombang air laut yang dapat mengakibatkan perubahan
bentuk pantai dan dasar laut.

3. Gempa Runtuhan

Gempa runtuhan merupakan gempa bumi yang terjadi akibat


runtuhnya sesuatu, baik itu tanah, batuan maupun bagian atas dari litosfer
bumi lainnya. Keruntuhan ini biasanya disebabkan karena di bagian dalam
litosfer tersebut berongga. Gempa bumi runtuhan juga bisa disebabkan
karena lereng gunung ataupun bukit yang runtuh akibat tidak bisa menahan
beban atau kemiringan yang terlalu tajam.

Gempa bumi runtuhan umumnya terjadi daerah pertambangan,


kemudian di daerah pegunungan kapur, lereng gunung atau pantai
berdinding curam maupun di daerah goa. Gempa bumi runtuhan ini jarang
terjadi karena memang tidak selalu tempat- tempat tersebut mengalami
longsor. Meskipun jarang terjadi, namun ada baiknya kita selalu berjaga-
jaga terlebih bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan- kawasan
yang telah disebutkan di atas dan ketika memasuki musim penghujan yang
berpotensi rawan longsor. Beberapa karakteristik dari gempa bumi
runtuhan antara lain adalah:

 Umumnya getarannya hanya bersifat local

Karakteristik dari gempa bumi runtuhan yang pertama adalah


memiliki jangkauan yang kecil. Maksudnya adalah bahwa gempa
runtuhan ini hanya akan dirasakan oleh orang- orang yang berada di
sekitar lokasi terjadinya gempa saja. Orang- orang yang berada di
radius beberapa kilometer dari pusat terjadinya gempa kemungkinan

6
tidak aka merasakan gempa ini karena gempa ini hanya memiliki
jangkauan yang kecil. Maka dari itulah dikatakan bahwa gempa bumi
runtuhan ini bersifat lokal, tidak seperti gempa bumi lainnya yang
menjangkau hingga antar provinsi, yaitu gempa bumi tektonik yang
terjadi akibat aktivitas- aktivitas lempeng bumi.

 Pada umumnya gempa runtuhan memiliki kekuatan


kecil hingga sedang

Gempa bumi runtuhan juga memiliki ciri khusus yaitu kekuatannya


yang tidak terlalu besar. Tidak seperti gempa bumi tektonik yang
kekuatanna terkadang melebihi 6 Skala Richter, gempa bumi runtuhan
sifatnya lebih lemah. Getaran yang ditimbulkan gempa bumi runtuhan
disesuaikan dengan objek yang mengalami runtuhan. Semakin besar
objek yang mengalami runtuhan maka getaran yang dtimbulkan oleh
gempa bumi ini juga semakin besar. Misalnya adalah gempa bumi
yang dihasilkan karena runtuhnya atap goa akan berbeda dengan
gempa yang ditimbulkan akibat longsornya gunung.

 Gempa bumi runtuhan terjadi di daerah tertentu

Tidak semua wilayah berpotensi terkena gempa bumi runtuhan.


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gempa bumi runtuhan
umumnya terjadi di daerah- daerah sekitar tambang, gua, pegunungan
kapur, lereng gunung maupun pantai yang bertebing curam. Sehingga
gempa bumi runtuhan berpotensi terjadi di daerah- daerah tersebut.

 Gempa bumi runtuhan jarang terjadi

Gempa bumi runtuhan memang jarang terjadi karena tidak selalu


tempet- tempat yang berpotensi tersebut mengalami runtuhan. Hanya saja
kita perlu waspada ketika cuaca memasuki musim hujan lebat. Biasanya
tanah longsor akan terjadi lebih sering ketika musim hujan tiba.

4. Gempa Tumbukan

Gempa bumi tumbukan atau gempa bumi jatuhan merukan gempa


kecil atau besar yang terjadi akibat tumbukan meteor atau steroid yang
jatuh ke permukaan bumi. Gempa jenis ini sangat jarang terjadi. Namun
energy yang ditumbulkan oleh tumbukan meteor ini sangat dasyat seperti
ledakan yang disebabkan oleh Bom Atom.

7
5. Gempa Buatan

Gempa bumi buatan, seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya


bahwa gempa bumi buatan merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh
manusia, yaitu yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas- aktivitas
manusia yang menimbulkan gempa bumi buatan ini berupa aktivitas yang
besar dan menimbulkan banyak getaran. Beberapa contoh aktivitas
manusia yang menimbulkan gempa bumi buatan antara lain peledakan
dinamit, peluncuran nuklir, peruntuhan gedung dan lain sebagainya.
Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh gempa bumi buatan
antara lain sebagai berikut :

 Gempa bersifat local

Karakteristik gempa bumi buatan yang pertama adalah gempa bumi


buatan bersifat lokal. Artinya adalah gempa bumi ini hanya dirasakan
oleh daerah- daerah yang berada di dekat pusat gempa. Hal ini karena
gempa yang ditimbulkan juga tidak terlalu besar kekuatannya
sehingga radius yang dijangkau gempa ini pun juga tidak terlalu besar.

 Gempa disebabkan oleh aktivitas manusia

Karakteristik yang juga menjadi poin utama dari gempa bumi


buatan adalah gempa ini disebabkan oleh aktivitas manusia. Maka dari
itulah mengapa gempa ini dinamakan sebagai gempa buatan. Gempa
bumi buatan timbul dari aktivitas manusia yang skalanya cukup besar.
Seperti peluncuran roket, perobohan gedung- gedung maupun
peledakan dinamit, serta lainnya yang sekiranya menimbulkan banyak
getaran.

 Kerusakan yang disebabkan tidak terlalu banyak

Kerakteristik selanjutnya dari gempa bumi buatan adalah kerusakan


yang ditimbulkan tidak terlalu banyak. Kita tentu tahu bahwa gempa
bumi sering menimbulkan banyak kerusakan. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh gempa bumi berbeda- beda tergantung pada letak
episentrum dan juga kekuatannya. Gempa bumi buatasn tidak terlalu
banyak menimbulkan kerusakan karena biasanya getarannya tidak
terlalu besar.

Akibat Gempa Buatan

8
Gempa bumi buatan disebabkan oleh berbagai peristiwa buatan atau
aktivitas manusia. Tentu tidak semua aktivitas manusia dapat
menyebabkan gempa bumi ini. Aktivitas manusia yang dapat
menyebabkan gempa bumi buatan hanya aktivitas tertentu saja. Beberapa
aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi antara lain
sebagai berikut :

 Peluncuran roket

Aktivitas manusia yang pertama yang dapat memicu terjadinya


gempa bumi buatan adalah peluncuran roket. Roket dipakai untuk
berbagai macam aktivitas manusia seperti pemasangan satelit. Nah
dalam peluncurannya, roket bisa menimbulkan getaran yang sangat
dasyat sehingga menjadi gempa bumi.

 Peledakan nuklir

Ledakan nuklir juga merupakan aktivitas yang bisa dibilang sangat


membahayakan manusia apabila berada di dekatnya. Selain karena
radiasinya, getaran nuklir juga sangat kuat sehingga menimbulkan
terjadinya gempa bumi.

 Peledakan dinamit

Peledakan dinamit juga menjadi salah satu aktivitas yang


menimbulkan gempa bumi. dinamit sebagai bahan peledak dapat
menimbulkan getaran yang dasyat sehingga berupa gempa bumi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki keadaan geologis yang


rawan terjadi bahaya terhadap bencana gempa bumi. Karena fakta yang
ada, dari formasi geologis Indonesia yang mempunyai tiga zona geologis
atau pertemuan tiga lempeng lithosfer (Nasir, 2009). Diperkuat dengan
adanya jalur-jalur pegunungan yang dimana Indonesia terletak pada
pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni rangkaian sirkum
pasifik dan rangkaian sirkum mediterania yang bisa menyebabkan sering
terjadinya gempa bumi.

10
Sesi Tanya Jawab
 Muhammad Fauzan Abiyyu (208110013)
Gempa mana yang paling bahaya pada struktur bangunan gempa tektonik atau
gempa vulkanik? Sebutkan dan jelaskan!
Jawab :
Jenis gempa yang paling berbahaya dan bersifat destruktif adalah gempa tektonik.
Gempa bumi merupakan proses bergetarnya permukaan bumi akibat faktor
tertentu. Gempa bumi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa terban. Jenis gempa yang paling
berbahaya dan bersifat destruktif adalah gempa tektonik. Gempa tektonik
merupakan gempa yang terjadi akibat pelepasan energi di zona subduksi
pertemuan lempeng. Gempa tektonik memiliki kekuatan yang besar dengan
dampak yang ditimbulkan dalam cakupan wilayah yang luas dan bersifat
destruktif. Gempa vulkanik dan terban umumnya memiliki intensitas kekuatan
yang lebih kecil dalam cakupan wilayah yang sempit.

 Khairil miftah (208110015)


Bagaimana caranya bangunan tradisional dapat menahan gempa sampai sekarang?
Jawab :
Konstruksi bangunan adat yang umumnya berupa rumah panggung mampu
menahan guncangan saat gempa bumi terjadi. Hasil budaya suatu bangsa yang
paling mudah dikenali antara lain adalah ada bangunan-bangunan yang digunakan
untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari. Walaupun bentuknya beragam, rumah
tradisional yang ada di Indonesia memiliki kesamaan teknik konstruksi: rumah
panggung berbahan kayu dengan tiang utama ditumpukan di atas batu, sambungan
direkatkan dengan pasak atau ikatan, dan atap ringan sejenis ijuk. Intinya, struktur
bangunan dibuat lentur sehingga mampu meredam guncangan vertikal dan gaya
horizontal gempa.

 Agung Kurniawan (208110016)


Sebutkan pondasi apa saja yang dapat menahan gempa? Dan jelaskan mengapa
pondasi itu dapat menahan gempa?
Jawab :
Pondasi merupakan salah satu elemen penting bagi sebuah bangunan. Karena
alasan itulah, pondasi perlu terbentuk dengan kuat dan kokoh. Jika pondasi kokoh,
maka bangunan yang tertopang pada pondasi tersebut juga akan menjadi kokoh.
Salah satu pondasi yang dapat menahan gempa adalah pondasi sarang laba-laba.

11
Pondasi KSLL atau pondasi sarang laba-laba merupakan kombinasi konstruksi
bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton
pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi
dan sistem perbaikan tanah di antara rib-rib. Kombinasi ini menghasilkan kerja
sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah
pondasi yang memiliki kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem
pondasi dangkal lainnya.

 Gabriel Julessio Tambunan (208110048)


Apa yang dimaksud dengan ground acceleration (percepatan tanah)? Dan mengapa
hal ini penting dalam perencanaan struktur sipil tahan gempa?
Jawab :
Percepatan adalah parameter yang menyatakan perubahan kecepatan mulai dari
keadaan diam sampai pada kecepatan tertentu. Percepatan getaran tanah
merupakan gangguan yang dikaji untuk setiap gempa bumi, kemudian dipilih
percepatan tanah maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) untuk
dipetakan agar bisa memberikan pengertian tentang efek paling parah yang pernah
dialami suatu lokasi. Dari hal tersebut dapat disimpulkan mengapa percepatan
tanah sangat penting dalam perencanaan struktur sipil karna percepatan tanah
adalah faktor utama yang mempengaruhi konstruksi bangunan dan menimbulkan
momen gaya yang terdistribusikan merata di titik-titik bangunan, sehingga
percepatan tanah merupakan titik tolak perhitungan bangunan tahan gempa.

 Nadila Tifani (208110080)


Bagaimana cara mitigasi bencana gempa bumi dan meminimalisir kerusakan
struktur akibat gempa?
Jawab :
Langkah yang bisa dilakukan sebelum gempa yang dapat mengurangi dampaknya
adalah sebagai berikut:
1. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)
2. Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal
3. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional
4. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
5. Periksa penggunaan listrik dan gas
6. Catat nomor telepon penting
7. Kenali jalur evakuasi
8. Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

12
 Michael Richard Panjaitan (208110064)
Gempa yang paling sering digunakan pada suatu struktur dan berapa kekuatan
untuk keamanannya?
Jawab :
Gempa yang paling sering digunakan pada suatu struktur adalah gempa tektonik,
karna gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh
geseran batuan pada retakan yang memanjang di sepanjang batuan yang
merupakan bagian dari plat tektonik. Tenaga ini dihasilkan oleh tekanan antara
batuan yang dikeaal sebagai rekahan tektonik. Analogi dari kejadian ini seperti
gelang karet yang ditarik kemudian dilepaskan dengan tiba-tiba. Untuk mengetahui
berapa kekuatan yang aman dalam suatu bangunan struktur perlu dilakukan
perhitungan beban gempa yang diasumsikan akan dipikul oleh struktur bangunan ,
dasar - dasar dari perencanaan struktur terhadap beban dinamis yang direspon oleh
bangunan terhadap kondisi gempa perlulah diperhatikan . Perhitungan respon
dinamis dari suatu struktur bangunan terhadap beban gempa dapat dibagi menjadi
dua bagian besar , yaitu perhitungan respons riwayat waktu ( Time history analysis
) yang biasanya dilakukan dengan memakai analisa numerik , serta perhituangan
dengan cara analisa ragam spektrum respon ( Respon Spectra Analysis ) .

13
DAFTAR PUSTAKA

Bpbd “Pengertian Gempa Bumi, Jenis-Jenis, Penyebab, Akibat, dan


Cara Menghadapi Gempa Bumi, Diakses pada 29 Maret 2023,
https://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-gempa-bumijenis-
jenis-penyebab-akibat-dan-cara-menghadapi-gempa-bumi/

Nur Hidayat & Eko W. Santoso. 1997. Gempa Bumi dan


Mekanismenya. 2 (3)

Reksa. “Gempa Tektonik Adalah: Pengertian, Penyebab, dan


JenisJenisnya”. https://www.gramedia.com/literasi/gempa-tektonik/. 29
Maret
2023

Meilani Teniwut. “Gempa Tektonik Adalah: Pengertian, Akibat, dan


Jenis”, https://mediaindonesia.com/humaniora/558804/gempa-
tektonikadalah-pengertian-akibat-dan-jenis

14

Anda mungkin juga menyukai