BAB I SD 3 KK Ipah
BAB I SD 3 KK Ipah
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai seorang guru yang menjadi salah satu tokoh yang memiliki
peran penting dalam pendidikan, mengharuskan guru mempunyai kemampuan
dalam merancang pembelajaran yakni salah satunya dalam merancang media
pembelajaran yang selaras dengan teknologi. Maka dalam era digital ini,
keterampilan menggunakan teknologi menjadi kompetensi tambahan yang harus
dimiliki dan dikuasai seorang guru, (Purnasari & Sadewo, 2021:3089). Salah
satu inovasi media pembelajaran di era digital adalah media pembelajaran
berbasis web, media pembelajaran berbasis web adalah bagian dari pemanfaatan
kecanggihan teknologi dalam dunia pendidikan yang implementasi dalam
kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan media website yang dapat
digunakan melalui jaringan internet, (Hamzah & Rahman, 2016:171).
Media pembelajaran berbasis web dapat membantu guru dalam
memadukan antara pembelajaran secara online dan tatap muka. Hal ini juga
memberikan pengalaman baru dalam belajar bagi siswa sehingga menjadikan
proses pembelajaran dapat lebih bervariatif, interaktif, dan inovatif yang dapat
meningkatkan prestasi siswa, (Rahman dkk, 2020:624). Media pembelajaran
berbasis web ini mudah untuk diakses dan cepat tanpa mengurangi makna dan
tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan di website dan dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran guna meningkatkan dampak positif pengguna
internet dan ditambah lagi jika terdapat hal-hal yang tidak memungkinkan untuk
melakukan pembelajaran di dalam kelas, contohnya seperti ketika sedang terjadi
pandemik Covid-19 google sites merupakan salah satu media website yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, (Ferismayanti, 2020).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti mendapatkan
informasi bahwa di sekolah tersebut guru sudah menggunakan media digital akan
tetapi tidak terstruktur dan masih banyak kekurangan dalam impementasinya, dan
di sekolah saat ini baru menerapkan kurikulum merdeka maka kebutuhan buku di
sekolah belum semuanya tersedia. Banyaknya media yang telah digunakan tetapi
tidak adanya satu tempat untuk menyimpan media dan ketika akan dimulai
pelajaran susah mencari dan membutuhkan penyimpanan eksternal seperti
flashdisk, untuk informasi siswa dengan awalnya diterapkan kurikulum
penggerak yang dimana perubahan dari siswa belum kelihatan secara
keseluruhan akan tetapi ada penugasan dan dinilai bedasarkan aspek tersebut.
Era digital sekarang rata rata siswa sudah mempunyai smartphone akan
tetapi kurang adanya media yang mendapingi siswa dalam belajar. Oleh karena
itu, peneliti ingin membuat inovasi pembelajaran berbasis web learning. Dengan
3
menggunakan web learning ini akan memberikan siswa media tambahan baru
yang menarik dan mendampingi siswa dalam belajar karena siswa di era sekarang
itu tidak bisa dipaksa dalam belajar jadi media ini menjadi pendamping bagi
siswa, dan web learning ini diperlukan dapat menjadi sarana untuk mempermudah
guru dalam mengembangkan media yang inovatif dan menjadi serba guna
terutama dalam perencanaan pembelajaran dan pembuatan media maupun
penyimpanan media pembelajarn yang telah ada.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti ingin
mengembangkan inovasi pembelajaran yang berjudul “Desain Multimedia
Interaktif Berbasis Web Learning Sebagai Upaya Menciptakan Inovasi
Pembelajaran Dalam Pencapaian Kurikulum Merdeka di SMA” yang bisa
digunakan dalam pembelajaran kimia untuk guru dan bagi siswa sebagai media
pendamping dalam belajar karena materi sudah sesuai dengan buku kurikulum
merdeka dan keunggulam berbasis web memiliki akses yang cepat dan praktis bisa
digunakan kapan saja.
gambar, video dan penjelasan materi dalam bentuk tampilan tulisan yang
dapat dipahami.
4. Media dilengkapi dengan latihan soal evaluasi menggunakan aplikasi
quizizz.
5. Materi pembelajaran kimia di dalam web disusun berdasarkan kurikulum
di sekolah.
6. Multimedia interaktif berbasis web learning pembelajaran ini dapat
diakses melalui berbagai perangkat yang tersambung dengan internet
seperti: smartphone, tablet, laptop, dan personal computer.
7. Media berbasis website yang memiliki keunggulan cepat dan praktis dan
memungkinkan pengguna dapat berkolaborasi dengan pengguna lain.
8. Media tidak dapat digunakan tanpa menggunakan jaringan internet.
2.3 State
BAB III
Observasi
Rancangan website
Kelengkapan website
Validasi Ahli:
Ahli media
Ahli materi
Revisi
Produk Final
8
Evaluation Implementas
i
Setelah inovasi pembelajaran web ini telah selesai dibuat, kemudian di validasi
oleh ahli media dan materi dari dosen Pendidikan kimia, selanjutnya validator
diberikan lembaran validasi yang telah disiapkan oleh pengembang. Validator
memberikan komentar maupun saran untuk dilakukan perbaikan inovasi
pembelajaran web agar lebih baik lagi.
iii) Tahap Revisi
Revisi bedasarkan saran yang telah diberikan oleh ahli media dan kelayakan materi.
Berdasarkan komentar dan saran tersebut kemudian web akan diperbaiki sesuai
dengan arahan dan saran tersebut agar menghasilkan inovasi pembelajaran web yang
lebih utuh.
iv) Tahap Uji Coba
10
Tahap uji coba merupakan tahap terakhir dalam pengembangan ini. Uji coba
tersebut dilakukan kepada guru dan siswa setelah inovasi pembelajaran berbasis
web ini telah dikatan valid.
d) Tahap implementation (implementasi)
11
1. Uji validasi
2. Uji Kelayakan
3. Angket Siswa
1) Validasi Kelayakan
Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis secara deskriptif dengan
memperhatikan aspek-aspek terkait perancangan multimedia interaktif berbasis Web
Laerning yang ditinjau dari beberapa aspek. Menurut Arikunto (2010) kriteria penilaian
terhadap kelayakan multimedia interaktif berbasis Web Laerning dinyatakan dalam
presentase yang dihitung dengan menggunakan Pers. (3.1).
Jumlah skor hasil pengumpulan data Jumlah skor hasil pengumpulan data
Persentase = ( % )=
Jumlah skor maksimal Jumlah skor maksimal
x 100% ………………………………(3.1)
Epinur dkk., (2014) menyatakan bahwa skor presentase penilaian kelayakan Bilingual
Mobile Learning ditunjukkan seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Presentase Penilaian Kelayakan multimedia interaktif berbasis Web Laerning
No Tingkat Pencapaian Kualifikasi
(%)
1 80-100 sangat layak/sangat menarik
2 61-80 layak/menarik
3 41-60 Sedang/cukup
4 21-40 Tidak layak/tidak menarik
5 0-20 sangat tidak layak/sangat tidak menarik
(Sumber: Arikunto, 2010)