Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era sekarang,
berkembang begitu cepat dimana mengharuskan adanya transformasi digital
perkembangan melalui teknologi. Era ini sering juga disebut dengan era digital,
(Mulyani & Haliza, 2021:101). Adanya perkembangan teknologi yang pesat saat
ini akan terus menghasilkan pola baru dalam pembelajaran dan mendorong
beradaptasi dengan cepat. Dalam proses pembelajaran penggunaan serta
pemanfaatan teknologi di kelas telah menjadi kebutuhan sekaligus menjadi
tuntutan di era global, (Ramadhan, 2022:01).
Pembelajaran yakni sesuatu pergantian ilmu pengetahuan, budaya, dan
nilai- nilai yang tumbuh di dalam salah satu generasi supaya dapat
ditransformasikan kepada generasi selanjutnya, ataupun pembelajaran sesuatu
aktivitas timbal balik yang terjalin antara guru serta siswa dalam proses
Pendidikan, (Nurul & Hidayat, 2018:189). Sepanjang masa pandemi aktivitas
pembelajaran dialihkan di rumah ataupun dikenal juga dengan istilah daring,
aktivitas pembelajaran daring siswa serta guru tidak saling bertatap muka satu
sama lain di tempat yang sama sehingga guru tidak dapat membenarkan apakah
siswa tersebut betul menyimak pelajaran yang diinformasikan oleh guru, (Adijaya
& Santosa, 2018:106). Hidup di era digital mewajibkan semua kalangan untuk
selalu melek teknologi dalam kehidupannya. Tidak hanya bemanfaat untuk
berkomunikasi, teknologi juga memberikan banyak manfaat pada dunia
Pendidikan, (Unaida & Fakhrah, 2022:222).
Media pembelajaran sebagai alat yang membantu proses pembelajaran
dalam penyajian materi yang menarik dengan membuat situasi belajar menjadi
aktif dan dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien,
(Audia dkk, 2021:1-8). Melalui media sebagai alat atau wadah penghubung
untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari guru kepada siswa dalam
memahami pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi guru sebagai sarana untuk membantu penyampaian materi
pembelajaran yang inovatif, kreatif, komprehensif, menarik antusias siswa serta
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan baik itu didalam ruangan kelas
maupun diluar lingkungan, (Hamid dkk, 2020).
2

Sebagai seorang guru yang menjadi salah satu tokoh yang memiliki
peran penting dalam pendidikan, mengharuskan guru mempunyai kemampuan
dalam merancang pembelajaran yakni salah satunya dalam merancang media
pembelajaran yang selaras dengan teknologi. Maka dalam era digital ini,
keterampilan menggunakan teknologi menjadi kompetensi tambahan yang harus
dimiliki dan dikuasai seorang guru, (Purnasari & Sadewo, 2021:3089). Salah
satu inovasi media pembelajaran di era digital adalah media pembelajaran
berbasis web, media pembelajaran berbasis web adalah bagian dari pemanfaatan
kecanggihan teknologi dalam dunia pendidikan yang implementasi dalam
kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan media website yang dapat
digunakan melalui jaringan internet, (Hamzah & Rahman, 2016:171).
Media pembelajaran berbasis web dapat membantu guru dalam
memadukan antara pembelajaran secara online dan tatap muka. Hal ini juga
memberikan pengalaman baru dalam belajar bagi siswa sehingga menjadikan
proses pembelajaran dapat lebih bervariatif, interaktif, dan inovatif yang dapat
meningkatkan prestasi siswa, (Rahman dkk, 2020:624). Media pembelajaran
berbasis web ini mudah untuk diakses dan cepat tanpa mengurangi makna dan
tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan di website dan dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran guna meningkatkan dampak positif pengguna
internet dan ditambah lagi jika terdapat hal-hal yang tidak memungkinkan untuk
melakukan pembelajaran di dalam kelas, contohnya seperti ketika sedang terjadi
pandemik Covid-19 google sites merupakan salah satu media website yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, (Ferismayanti, 2020).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti mendapatkan
informasi bahwa di sekolah tersebut guru sudah menggunakan media digital akan
tetapi tidak terstruktur dan masih banyak kekurangan dalam impementasinya, dan
di sekolah saat ini baru menerapkan kurikulum merdeka maka kebutuhan buku di
sekolah belum semuanya tersedia. Banyaknya media yang telah digunakan tetapi
tidak adanya satu tempat untuk menyimpan media dan ketika akan dimulai
pelajaran susah mencari dan membutuhkan penyimpanan eksternal seperti
flashdisk, untuk informasi siswa dengan awalnya diterapkan kurikulum
penggerak yang dimana perubahan dari siswa belum kelihatan secara
keseluruhan akan tetapi ada penugasan dan dinilai bedasarkan aspek tersebut.
Era digital sekarang rata rata siswa sudah mempunyai smartphone akan
tetapi kurang adanya media yang mendapingi siswa dalam belajar. Oleh karena
itu, peneliti ingin membuat inovasi pembelajaran berbasis web learning. Dengan
3

menggunakan web learning ini akan memberikan siswa media tambahan baru
yang menarik dan mendampingi siswa dalam belajar karena siswa di era sekarang
itu tidak bisa dipaksa dalam belajar jadi media ini menjadi pendamping bagi
siswa, dan web learning ini diperlukan dapat menjadi sarana untuk mempermudah
guru dalam mengembangkan media yang inovatif dan menjadi serba guna
terutama dalam perencanaan pembelajaran dan pembuatan media maupun
penyimpanan media pembelajarn yang telah ada.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti ingin
mengembangkan inovasi pembelajaran yang berjudul “Desain Multimedia
Interaktif Berbasis Web Learning Sebagai Upaya Menciptakan Inovasi
Pembelajaran Dalam Pencapaian Kurikulum Merdeka di SMA” yang bisa
digunakan dalam pembelajaran kimia untuk guru dan bagi siswa sebagai media
pendamping dalam belajar karena materi sudah sesuai dengan buku kurikulum
merdeka dan keunggulam berbasis web memiliki akses yang cepat dan praktis bisa
digunakan kapan saja.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis dapat mengidentifikasi masalah


sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi digital yang pesat mengharuskan adanya inovasi
pembelajaran yang sesuai dengan era sekarang.
2. Penggunaan siswa dalam menggunakan teknologi digital namun kurang
adanya media pembelajaran untuk siswa dalam belajar mandiri yang
mudah.
3. Desain multimedia interaktif berbasis web pada materi kimia kelas X
masih belum banyak dikembangkan, terkait dengan baru diterapkan
kurikulum merdeka disekolah.

1.3. Pembatasan Masalah

Hasil dari pengembangan ini adalah berupa inovasi pembelajaran kimia


dalam bentuk web yang berisi materi pelajaran kimia kelas X kurikulum merdeka.
Harapan yang di inginkan dapat membantu siswa dalam belajar mandiri yang
efektif dan untuk guru dalam perencanaan dan penyimpanan maupun pembuatan
media pembelajaran.
4

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai


berikut:
1. Bagaimana kevalidan desain multimedia interaktif berbasis web learning
sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran dalam pencapaian
kurikulum merdeka di SMA?
2. Bagaimana kelayakan desain multimedia interaktif berbasis web
learning sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran dalam
pencapaian kurikulum merdeka di SMA?
3. Bagaimana respon siswa terhadap desain multimedia interaktif berbasis
web learning sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran dalam
pencapaian kurikulum merdeka di SMA?

1.5. Tujuan Pengembangan

Adapun tujuan pengembangan ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kevalidan desain multimedia interaktif


berbasis web learning sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran
dalam pencapaian kurikulum merdeka di SMA.
2. Untuk mengetahui kelayakan terhadap desain multimedia interaktif
berbasis web learning sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran
dalam pencapaian kurikulum merdeka di SMA.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap desain multimedia interaktif
berbasis web learning sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran
dalam pencapaian kurikulum merdeka di SMA.

1.6. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi dari produk pada pengembangan ini diantaranya adalah sebagai


berikut:
1. Desain multimedia interaktif berbasis web learning sebagai solusi belajar
mandiri yang mudah.
2. didesain mulai dari penulisan strukturnya yang lebih rapi dan
mempercantik tampilan web.
3. Desain multimedia interaktif berbasis web learning diikutin dengan
5

gambar, video dan penjelasan materi dalam bentuk tampilan tulisan yang
dapat dipahami.
4. Media dilengkapi dengan latihan soal evaluasi menggunakan aplikasi
quizizz.
5. Materi pembelajaran kimia di dalam web disusun berdasarkan kurikulum
di sekolah.
6. Multimedia interaktif berbasis web learning pembelajaran ini dapat
diakses melalui berbagai perangkat yang tersambung dengan internet
seperti: smartphone, tablet, laptop, dan personal computer.

7. Media berbasis website yang memiliki keunggulan cepat dan praktis dan
memungkinkan pengguna dapat berkolaborasi dengan pengguna lain.
8. Media tidak dapat digunakan tanpa menggunakan jaringan internet.

1.7. Manfaat Pengembangan

Manfaat pengembangan ini diantara lain adalah sebagai bearikut:

1. Multimedia interaktif pembelajaran berbasis web learning dapat menjadi


wawasan serta referensi bagi guru dalam belajar membuat media
pembelajaran.
2. Mempermudah siswa dalam mencari dan memiliki media tambahan untuk
belajar dengan web yang mudah di akses dan dapat digunakan secara
mandiri.
3. Menjadi referensi bagi peneliti maupun peneliti lain dalam
mengembangkan media pembelajaran untuk inovasi pembelajaran berbasis
web ini.

1.8. Asumsi Pengembangan

Pengembangan ini memiliki beberapa asumsi sebagai berikut:


1. Materi pelajaran yang disajikan dalam inovasi pembelajaran yang dibuat
hanya menyangkut materi kimia kelas X kurikulum merdeka.
6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Berbasis Website


Kemajuan teknologi informasi memang membawa dampak positif bagi
dunia pendidikan. Teknologi informasi khususnya teknologi komputer dan
internet, baik dalam hal perangkat keras maupun lunaknya, memberikan banyak
tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran
peserta didik. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor
kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang
dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif Media pembelajaran
yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri sehingga student
center dapat tercapai. Namun dalam implementasinya, masih banyak media
pembelajaran yang masih kurang efektif.(Anita Azmi et al., 2020).
Media pembelajaran yang berbasis website, diharapkan bisa meningkatkan
kinerja dalam pembelajaran terutama kelemahan pada metode pembelajaran
tradisional. Metode pembelajaran tradisonal lebih menekankan guru yang aktif,
sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif dan guru lebih mendominasi dalam
pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran berbasis website, sehingga
bukan hanya guru yang berperan tetapi buku dan teknologi. Selain itu, pelajar
mandiri pada waktu tertentu akan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.
Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang
lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan danmencari
materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri, (Rahmayanti, 2015).

2.2 Read Map

2.3 State

2.4 Kontribusi dan Kebaruan yang Dihasilkan


7

BAB III

3.1 Tahapan Penelitian

Observasi

Rancangan website

Kelengkapan website

Validasi Ahli:

Ahli media
Ahli materi

Valid Belum Valid

Revisi

Produk Final
8

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP se Kabupaten Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe, yang akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November
2023

3.2 Model Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran berbasis website google Sites menggunakan


metode penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian ini
menggunakan model pengembangan ADDIE yang dikembangkan yaitu terdiri dari lima
tahap: Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan),
Implementation (implementasi) dan Evaluation (evaluasi). Pada penelitian ini, tahapan
pengembangan model ADDIE yang dilaksanakan oleh peneliti sampai ke 4 tahap
analysis, design, development, impelentation. Pemilihan model ADDIE didasari atas
pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada
landasan teoretis desain pembelajaran (Tegeh dkk, 2015). Secara visual tahapan ADDIE
model dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Analyze Design Developmen


t

Evaluation Implementas
i

Gambar 3.1. Tahapan Model ADDIE

3.3 Prosedur Pengembangan

Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation)


pengembangan ini menggunakan model ADDIE antara lain sebagai berikut:
a) Tahap Analysis (analisis)
9

Analisis kebutuhan yaitu proses mendefenisikan yang akan


dipelajari oleh siswa dan bagaimana mengenai kinerja atau cara
pengunaan dari sebuah inovasi web yang telah dibuat. Pengembang
melakukan observasi dengan wawancara kepada guru kimia yang
berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam pengunaan inovasi
pembelajaran berbasis web dalam proses belajar dikelas maupun di
rumah.
b) Tahap Design (perancanaan)
Perencanaan model mempunyai kemiripan kegiatan belajar
mengajar. Proses dimulai dari menentukan tujuan belajar, merancang
prosedur fitur yang disiapkan untuk materi dan media evaluasi. Tahap
kegiatan perancangan anatara lain. Menyiapkan tujuan pembelajaran
yang telah disiapkan dari segi materi dan Membuat perencanaan
visualisasi dari segi desain, fitur dan beberapa tambahan media untuk
kebutuhan inovasi pembelajaran berbasis web learning yang
dirancang.
c) Tahap Development (pengembangan)
Pada tahap pengembangan ini dilaksanakan sebagai berikut:
i) Tahap pembuatan inovasi pembelajaran berbasis web learning

Pada tahap ini dilaksanakan pembuatan desain inovasi pembelajaran berbasis


web learning mulai dari tampilan yang menarik dan menambahkan fitur terbaru agar
inovasi web yang dihasilkan interaktif dan bervariasi dengan melengkapi
keseluruhan kebutuhan inovasi website yang siap untuk digunakan.
ii) Tahap Validasi

Setelah inovasi pembelajaran web ini telah selesai dibuat, kemudian di validasi
oleh ahli media dan materi dari dosen Pendidikan kimia, selanjutnya validator
diberikan lembaran validasi yang telah disiapkan oleh pengembang. Validator
memberikan komentar maupun saran untuk dilakukan perbaikan inovasi
pembelajaran web agar lebih baik lagi.
iii) Tahap Revisi

Revisi bedasarkan saran yang telah diberikan oleh ahli media dan kelayakan materi.
Berdasarkan komentar dan saran tersebut kemudian web akan diperbaiki sesuai
dengan arahan dan saran tersebut agar menghasilkan inovasi pembelajaran web yang
lebih utuh.
iv) Tahap Uji Coba
10

Tahap uji coba merupakan tahap terakhir dalam pengembangan ini. Uji coba
tersebut dilakukan kepada guru dan siswa setelah inovasi pembelajaran berbasis
web ini telah dikatan valid.
d) Tahap implementation (implementasi)
11

Pada tahap ini inovasi pembelajaran berbasis web learning yang


telah selesai dibuat akan di uji coba lapangan dengan guru maupun
siswa. Setelah di uji coba kemudian lanjut di tahap menyebarkan angket
kepada guru dalam menilai kelayakan dan siswa untuk menilai produk.

e) Desain Uji Coba Produk

Produk inovasi pembelajaran berbasis web learning yang telah


dibuat dengan lengkap fitur, desain dan kebutuhan materi, selanjutnya akan diuji
coba untuk mengetahui apakah inovasi pembelajaran berbasis web tersebut telah
bisa dikatakan layak untuk digunakan dan tentunya menarik.
3.4 Populasi dan Subjek

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

1. Uji validasi

Inovasi pembelajaran berbasis web learning yang dihasilkan sebelum


disebar terlebih dahulu dilaksanakan uji validasi. Validasi ahli media dan materi
untuk menuju ke tahap selanjutnya.

2. Uji Kelayakan

Setelah inovasi pembelajaran berbasis web learning yang telah di uji


sebelumnya oleh validator akan di uji coba kepada guru kimia yang ada di SMAN 1
Muara Batu dan SMAN 1 Dewantara untuk menilai kelayakan media yang telah
dikembangkan.

3. Angket Siswa

Angket siswa dilakukan dengan penyebaran lembar angket yang


digunakan untuk mendapatkan respon siswa terhadap inovasi pembelajaran berbasis
web learning yang telah dikembangkan untuk mengumpulkan data tentang
kelayakan inovasi pembelajaran berbasis web learning tersebut.

3.5 Teknik Analisis Data


12

1) Validasi Kelayakan
Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis secara deskriptif dengan
memperhatikan aspek-aspek terkait perancangan multimedia interaktif berbasis Web
Laerning yang ditinjau dari beberapa aspek. Menurut Arikunto (2010) kriteria penilaian
terhadap kelayakan multimedia interaktif berbasis Web Laerning dinyatakan dalam
presentase yang dihitung dengan menggunakan Pers. (3.1).
Jumlah skor hasil pengumpulan data Jumlah skor hasil pengumpulan data
Persentase = ( % )=
Jumlah skor maksimal Jumlah skor maksimal
x 100% ………………………………(3.1)
Epinur dkk., (2014) menyatakan bahwa skor presentase penilaian kelayakan Bilingual
Mobile Learning ditunjukkan seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Presentase Penilaian Kelayakan multimedia interaktif berbasis Web Laerning
No Tingkat Pencapaian Kualifikasi
(%)
1 80-100 sangat layak/sangat menarik
2 61-80 layak/menarik
3 41-60 Sedang/cukup
4 21-40 Tidak layak/tidak menarik
5 0-20 sangat tidak layak/sangat tidak menarik
(Sumber: Arikunto, 2010)

2) Tanggapan Peserta Didik dan Guru


Data tanggapan siswa dan guru diperoleh dari hasil pengisian lembar angket respon
peserta didik dan guru. Epinur dkk., (2014) menyatakan bahwa untuk menganalisis data yang
diperoleh dari penyebaran angket maka menggunakan rumus seperti pada Pers. (3.1).
Jumlah Skor
%Skor x 100 %.......................................................................(3.1)
Jumlah Skor Maksimum
Pemberian skor angket pada nilai rata-rata repon guru dan peserta didik tersebut
dihitung berdasarkan skala penilaian merujuk pada Tabel 3.1.

Anda mungkin juga menyukai