Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Diajukan Untuk Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Pengampu : Irfan Irawan, S.Pd.I., MM
Pada Semester 2

DISUSUN OLEH:
Kelompok 8

Nadiyatunnisa
Nursa'adah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINAMIKA UMAT
Alamat: Jln. Raya Mauk Km. 11 Komplek Masjid Awwabin Sepatan-Tangerang
15520
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 11 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3.Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Korupsi ............................................................................ 2
2.2.Gambaran Umum Korupsi di Indonesia ............................................. 3
2.3.Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Korupsi ........................... 4
2.4.Pengertian dan Dasar Pendidikan Anti Korupsi ................................. 4

BAB III KESIMPULAN


3.1.Kesimpulan ....................................................................................... 6
3.2.Saran ................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan Antikorupsi (PAK) adalah sebuah gerakan budaya
dalam menumbuhkan nilai antikorupsi sejak dini. Muara dari persoalan
korupsi adalah hilangnya nilai-nilai antikorupsi (jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung- jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil) dari dalam
diri individu.
Di satu sisi Bangsa kita memiliki kelemahan perilaku yang
diwariskan sebagai hasil penjajahan. Sejak lama kita sadari kelemahan
ini. Mental menerabas, tidak menghargai waktu, meremehkan mutu,
tidak percaya diri, dan banyak lagi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Bagaimana gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya korupsi di
Indonesia?
4. Apa pengertian dan dasar pendidikan anti korupsi ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari korupsi.
2. Mengetahui gambaran umum korupsi di Indonesia.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya korupsi di
Indonesia.
4. Mengetahui pengertian dan dasar pendidikan anti korupsi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Korupsi


Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption,
artinya buruk, bejad, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina,
atau memfitnah. Dalam Black Law Dictionary di modul Tindak Pidana
Korupsi KPK, Korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan
sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenarankebenaran lainnya
"sesuatu perbuatan dari suatu yang resmi atau kepercayaan seseorang
yang mana dengan melanggar hukum dan penuh kesalahan memakai
sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain yang
bertentangan dengan tugas dan kebenarankebenaran lainnya.
Dalam konteks kriminologi atau ilmu tentang kejahatan ada
sembilan tipe korupsi yaitu:
1. Political bribery adalah termasuk kekuasaan dibidang legislatif
sebagai badan pembentuk Undang-Undang.
2. Political kickbacks, yaitu kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
sistem kontrak pekerjaan borongan antara pejabat pelaksana dan
pengusaha yang memberi peluang untuk mendatangkan banyak
uang bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Election fraud adalah korupsi yang berkaitan langsung dengan
kecurangan pemilihan umum.
4. Corrupt campaign practice adalah praktek kampanye dengan
menggunakan fasilitas Negara maupun uang Negara oleh calon
yang sedang memegang kekuasaan Negara.
5. Discretionary corruption yaitu korupsi yang dilakukan karena ada
kebebasan dalam menentukan kebijakan.

2
6. Illegal corruption ialah korupsi yang dilakukan dengan
mengacaukan bahasa hukum atau interpretasi hukum.
7. Ideological corruption ialah perpaduan antara discretionary
corruption dan illegal corruption yang dilakukan untuk tujuan
kelompok.
8. Mercenary corruption yaitu menyalahgunakan kekuasaan semata-
mata untuk kepentingan pribadi.

2.2. Gambaran Umum Korupsi di Indonesia


Korupsi di manapun dan kapanpun akan selalu memiliki ciri khas.
Ciri tersebut bisa bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Melibatkan lebih dari satu orang.
b. Korupsi tidak hanya berlaku di kalangan pegawai negeri atau
anggota birokrasi negara, korupsi juga terjadi di organisasi usaha
swasta.
c. Korupsi dapat mengambil bentuk menerima sogok, uang kopi, salam
tempel, uang semir, uang pelancar, baik dalam bentuk uang tunai
atau benda atau pun wanita.
d. Umumnya serba rahasia, kecuali sudah membudaya.
e. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang
tidak selalu berupa uang.
f. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan
publik atau masyarakat umum.
g. Setiap perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan
pertanggungjawaban dalam tatanan masyarakat.
h. Di bidang swasta, korupsi dapat berbentuk menerima pembayaran
uang dan sebagainya, untuk membuka rahasia perusahaan tempat
seseorang

3
2.3. Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Korupsi
1. Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Internal
a. Sifat selalu merasa kurang
b. Moral lemah
c. Penghasilan kurang mencukupi
d. Kebutuhan hidup yang mendesak
e. Gaya hidup konsumtif
f. Malas atau tidak mau bekerja

2. Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi


a. Kurangnya sikap keteladanan pimpinan
b. Tidak ada kultur organisasi yang benar
c. Kurangnya sistem akuntabilitas yang benar
d. Kelemahan sistem pengendalian manajemen
e. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi

3. Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Tempat


a. Nilai di masyarakat memungkinkan korupsi
b. Masyarakat kurang sadar dirinya korban korupsi
c. Masyarakat kurang sadar dirinya terlibat korupsi
d. Masyarakat kurang sadar korupsi bisa dicegah dan diberantas
e. Aspek peraturan perundang-undangan

2.4. Pengertian dan Dasar Pendidikan Anti Korupsi


Pendidikan Antikorupsi (PAK) adalah sebuah gerakan budaya
dalam menumbuhkan nilai antikorupsi sejak dini. Hari-hari ini kita
menyaksikan berita tentang tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif
di mana-mana. Terjadi di hampir semua daerah di Tanah Air, di semua
level, dan di semua segi kehidupan dengan beragam jenis, modus, dan
kompleksitas. Perilaku koruptif telah merasuki semua elemen bangsa.

4
Padahal kita semua tahu bahwa korupsi adalah perilaku yang tidak
bermoral. Sebuah ironi. Muara dari persoalan korupsi adalah hilangnya
nilai-nilai antikorupsi (jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung- jawab,
kerja keras, sederhana, berani, adil) dari dalam diri individu.
Ketika hari-hari ini kita menyaksikan kasus-kasus korupsi kian
marak, meluas dan beragam, serta perilaku saling tidak percaya, saling
menyalahkan, lepas tanggungjawab, mencari jalan pintas, arogan,
inkonsisten, dan rupa-rupa perilaku tak pantas lainnya kian
menyesakkan dada, kita sadar budaya antikorupsi kita menghilang.
Kemanakah budaya antikorupsi kita?
Di satu sisi Bangsa kita memiliki kelemahan perilaku yang
diwariskan sebagai hasil penjajahan. Sejak lama kita sadari kelemahan
ini. Mental menerabas, tidak menghargai waktu, meremehkan mutu,
tidak percaya diri, dan banyak lagi.

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sementara di sisi lain, dunia pendidikan yang diharapkan menjadi
penguat budaya antikorupsi makin dirasakan tidak konsisten dalam
menjalankan fungsinya. Proses pendidikan seperti mementingkan
penguasaan pengeta- huan semata ketimbang membiasakan perilaku
baik. Sekalipun sekolah mengimplementasikan berbagai kegiatan sejenis,
akan tetapi hal tersebut dilaksanakan seolah terpisah dari proses
pembelajaran yang utuh.

3.2. Saran
Oleh karena itu, inilah saatnya untuk mengembalikan sekolah
sebagai lokomotif penguatan budaya antikorupsi untuk jangka panjang.
Kita awali dengan melakukan Pendidikan Antikorupsi yang dimotori
oleh satuan pendidikan.

6
DAFTAR PURTAKA

https://lsp.kpk.go.id/artikel-lsp/73

https://www.coursehero.com/file/56300558/MAKALAH-PENDIDIKAN-ANTI-
KORUPSIdocx/

https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/berita-
terbaru/3026-tindak-pidana-korupsi-pengertian-dan-unsur-unsurnya.html

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/455/jbptunikompp-gdl-adhirusdin-22718-7-
skripsi-i.pdf

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5975109/16-faktor-penyebab-korupsi-
dari-aspek-individu-hingga-organisasi

https://dindik.jatimprov.go.id/pak//blog/1/pengertian-pendidikan-antikorupsi

Anda mungkin juga menyukai