Anda di halaman 1dari 2

SKS : Sistem Kebut Semalam

Chusnatun Nihayah

S aya masih teringat betul, saat itu pada tahun 2020 saat akan menghadapi ujian akhir semester pertama kali
di perkuliahan. Saya pribadi pernah menggunakan sistem ini, meskipun saya tahu bahwa metode ini tidak
efektif untuk menghadapi ujian akhir semester. Suatu ketika, materi yang saya pelajari tadi malam tiba-tiba
hilang dari ingatan saya secara bersamaan. Semuanya menjadi sulit karena beberapa materi belum sempat saya
ulangi.

Ketika saya masuk, duduk, dan membaca soal ulangan, betapa terkejutnya karena materi yang saya hafal
tadi malam tiba-tiba hilang dari benak pikiran. Saya semakin bingung. Mau meniru teman takut ketahuan guru,
apalagi pengawasan guru sangat ketat, akhirnya alternatif terakhir adalah saya tulis soalnya lagi.

Pernah dengar tentang sistem ini ?, bagi mahasiswa milenial pasti sudah tidak asing dengan sistem ini.
Kali ini saya akan membahas tentang sistem kebut semalam (SKS).

Menurut teman saya Alberta Adi Candra, sistem kebut semalam merupakan pekerjaan yang dilakukan
dalam 1 malam. Sedangkan menurut Nila Farhatun Nazilah, sistem kebut semalam merupakan sistem yang
mujarab untuk mengerjakan tugas, karena dengan sistem itu ide-ide muncul dengan sendirinya dan akhirnya
tugas selesai tepat waktu.

Kemungkinan besar, sistem ini mendarah daging dengan pembangunan Candi Prambanan di Indonesia
yang mana pembangunan Candi dibangun dalam 1 malam. Karena sebagai mahasiswa termasuk saya, juga
pernah menggunakan teknik yang mujarab ini seperti apa yang dikatakan Nila diatas. Jangan berpikir bahwa ini
adalah teknik tingkat rendah, karena tingkat keberhasilan teknik ini sangat tinggi, 75% pasti akan berhasil, dan
50% keberhasilan tergantung pada “keberuntungan”

“Ketika kamu ingin seberuntung saya, kamu harus bekerja sekeras mungkin untuk mendapatkan
keberuntungan itu “ - Daniel Radcliffe

Ada beberapa tips agar mahasiswa memperoleh hasil maksimal dengan teknik ini, yaitu : sebelum
mengerjakan cari referensi terkait materinya, hendaknya tidur siang dulu dan harus berdoa dengan penuh
kenyakinan, mengingat 50% keberhasilan kita ditentukan oleh keberuntungan.

Beberapa pantangan bagi mahasiswa yang menggunakan sistem ini, yaitu : Jangan membaca beberapa
buku secara bersamaan. abaikan siapapun yang disekitar kita, jangan berdoa dengan senyum-senyum, dan
jangan gunakan sistem ini, kalau tidak yakin. Bila kita, yakin bahwa menggunakan teknik ini yakin kita bisa
berhasil, bisa juga tidak, karena mengingat 50% nya ditentukan oleh keberuntungan.

Belajar bukan hanya kegiatan yang dilakukan selama belajar di lembaga pendidikan seperti SD, SMP,
SMA, dan Perguruan tinggi. Ketika seseorang belajar di lembaga pendidikan seperti Perguruan tinggi, ia akan
menghadapi berbagai studi dari dosen yang berbeda dan mata kuliah yang berbeda. Ujiannya bisa berupa KUIS
atau UTS dan UAS.

Selama kuliah, setiap mahasiswa akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti orang dewasa. Namun
pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang gagal menerapkan pembelajaran mandiri dengan baik. Mode
belajar yang longgar di kelas online membuat mereka cenderung menerapkan perilaku negatif dalam belajar,
seperti belajar SKS.
Sebagian besar mahasiswa belajar SKS karena mereka merasa mendapatkan jadwal padat yang
membuat mereka merasa lelah adalah adanya kegiatan yang terorganisir selain kuliah, menangani berbagai
tugas individu dan kelompok, dan banyak materi yang harus dipelajari. Sebagian besar mahasiswa masih sibuk
mencari catatan setiap hari sebelum pengujian. Siswa tidak menyadari bahwa belajar SKS adalah bagian dari
prokrastinasi yang mendorong mereka untuk menunda penyelesaian suatu kegiatan, meskipun sebenarnya
mereka memiliki tenggat waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya.

“Waktu, seperti uang, diukur dengan kebutuhan kita” – Georgo Eliot

SKS adalah sebuah sistem perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa untuk belajar dalam waktu singkat
atau semalam suntuk untuk menghadapi tes atau ujian esok harinya. Mahasiswa yang mengerjakan SKS akan
memaksakan diri untuk membaca semua bab ujian besok ke dalam pikirannya Bagi mahasiswa yang aktif di
berbagai organisasi, sistem ini tentunya sangat efektif bagi mereka untuk menghadapi ujian, karena mereka
sendiri tidak punya waktu untuk belajar dan sibuk mengatur kegiatan yang terorganisir.

Oleh karena itu, belajar dengan sistem SKS merupakan sistem belajar yang tidak efektif. Mahasiswa
perlu mengubah cara belajar SKS yang biasanya mereka lakukan agar lebih memahami materi yang diberikan
oleh dosen di kelas. Yaitu dengan mengubah kebiasaan menumpuk belajar dalam semalam dan mengatur belajar
setiap harinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa yang menggunakan SKS dalam pola pembelajaran
hanya akan membuat mereka lebih panik dan kelelahan dengan belajar semalaman. Disarankan untuk
menghindari kegiatan tersebut sejak usia dini, sehingga dapat menjadi lebih baik di masa depan, dan
pengetahuan yang telah dipelajari tidak akan hilang.

Tentang Penulis

Chusnatun Nihayah, Lahir di Blitar, 08 Januari 2001. Tercatat sebagai mahasiswa UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung. Jejak bisa ditemukan di akun instagram @chusnatun_08 dan akun twitter @Coretan
Pena. Untuk menjadi sukses tidak dibutuhkan nilai yang bagus, tapi dibutuhkan nilai yang dapat dipergunakan
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai