Anda di halaman 1dari 5

Kasus 2

- Agni Tri Nubuwati


- Anugerah Citra May
- Galih Nur Firmanda
- Marcelinus Yovan
- Muhammad Rayyan
- Rahmawati
- Shafira Thasya F
- Tishana Karlina A
- Vicky Eka

Kementerian Pertanian membutuhkan lahan untuk pembibitan tanaman. Berdasarkan tugas


dan fungsinya membutuhkan kantor baru dan lahan pertanian yang produktif. Menurut
peraturan di internal kementerian pertanian membutuhkan 30.000 M2. Kementerian pertanian
sudah mendapatkan lahan yang cocok yakni bidang tanah A seluas 20.000 M2 dan bidang
tanah B seluas 10.000 M2. Bidang tanah A merupakan tanah konversi dari Hak erfpacht yang
kemudian menjadi Hak pakai dikarenakan dipakai oleh WNA. Sedangkan bidang tanah B
merupakan tanah Negara. Berikan analisis saudara terkait permasalahan diatas apakah
Kementerian Pertanian dapat memperoleh lahan tersebut secara legal?

Skenario1:

Hak Erfpacht dari awal perubahan status (konversi) menjadi hak pakai oleh WNA tidak
sesuai dengan ketentuan pasal III UUPA yang menjelaskan bahwa:

(1) Hak erfpacht untuk perusahaan kebun besar, yang ada pada mulai berlakunya Undang
undang ini, sejak saat tersebut menjadi hak guna usaha tersebut dalam pasal 28 ayat (1) yang
akan berlangsung selama sisa waktu hak erfpacht tersebut, tetapi selama-lamanya 20 tahun.

(2) Hak erfpacht untuk pertanian kecil yang ada pada mulai berlakunya Undang-undang ini,
sejak saat tersebut hapus, dan selanjutnya diselesaikan menurut ketentuan-ketentuan yang
diadakan oleh Menteri Agraria

Selain itu sesuai dengan pasal 28 UUPA , HGU hanya bisa diperuntukan tanah dengan luas
minimal 5 hektare

(1) Hak guna-usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh
Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan,
pertanian, perikanan atau peternakan.

(2) Hak guna-usaha diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan
ketentuan bahwa jika luasnya 25 hektar atau lebih harus memakai investasi modal yang layak
dan tehnik perusahaan yang baik, sesuai dengan perkembangan zaman.
(3) Hak guna-usaha dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.

Sehingga kementerian pertanian dapat secara langsung mengambil alih tanah tersebut
menjadi lahan pertanian, karena tanah tersebut adalah tanah negara dan langsung mengajukan
hak pakai ke negara tanpa melakukan ganti rugi.

Untuk tanah B, kementerian pertanian dapat menggunakan tanah tersebut dengan


mengajukan hak pakai kepada Kementerian Pertanahan.

Skenario 2:

Tanah hak erfpacht sebelumnya telah terkonversi menjadi HGU oleh WNI sesuai dengan
pasal III ayat (1) UUPA. Setelah itu HGU dapat dikonversi menjadi hak tertentu (hak pakai)
oleh WNA sesuai dengan pasal 163 Peraturan Menteri APR 16/2021, dimana HGU bisa
diubah menjadi HGB atau hak pakai sesuai dengan Pasal 163 PERATURAN MENTERI
AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA
PENETAPAN HAK PENGELOLAAN DAN HAK ATAS TANAH

(1) Perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dapat
dilakukan dalam hal:

a. tanahnya akan digunakan untuk mendirikan

bangunan yang menunjang kegiatan usaha; atau

b. revisi RTR.

(2) Dalam hal Hak Guna Usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diubah sebagian maka sebelum diajukan

permohonan Perubahan Hak menjadi Hak Guna

Bangunan atau Hak Pakai terlebih dahulu diterbitkan

sertipikat pemisahan hak.

Skenario 3:

Tanah dengan hak erfpacht


FELDA
FELDA-organisasi di Malaysia yang bisa mensejahterakan masyarakat di malaysia.
Bagaimana cara meningkatkan kantong-kantong ekonomi di desa, bagaimana pengaturannya?
apa yg bisa diterapkan di indonesia? Tawarkan solusi.

Program Transmigrasi di Indonesia

Bantuan yang Diperoleh Transmigran dari Pemerintah


Bantuan dari pemerintah berbeda-beda bergantung pada jenis transmigrasinya, sebagai
berikut:
1. Transmigran pada Transmigrasi Umum berhak memperoleh bantuan dari Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah berupa:
a. perbekalan, pengangkutan, dan penempatan di Permukiman Transmigrasi;
b. lahan usaha dan lahan tempat tinggal beserta rumah dengan status hak milik;
c. sarana produksi; dan
d. catu pangan untuk jangka waktu tertentu.

2. Transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Berbantuan berhak memperoleh bantuan


dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah berupa:
a. pelayanan perpindahan dan penempatan di Permukiman Transmigrasi;
b. sarana usaha atau lahan usaha dengan status hak milik atau dengan status lain
sesuai dengan pola usahanya;
c. lahan tempat tinggal beserta rumah dengan status hak milik;
d. sebagian kebutuhan sarana produksi; dan
e. bimbingan, pengembangan, dan perlindungan hubungan kemitraan usaha.

3. Transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Mandiri berhak memperoleh bantuan dari


Pemerintah dan/atau pemerintah daerah berupa:
a. pengurusan perpindahan dan penempatan di Permukiman Transmigrasi;
b. bimbingan untuk mendapatkan lapangan kerja atau lapangan usaha atau
fasilitasi mendapatkan lahan usaha;
c. lahan tempat tinggal dengan status hak milik; dan
d. bimbingan, pengembangan, dan perlindungan hubungan kemitraan usaha.

Jadi seorang transmigran diberikan lahan dengan status hak milik. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014, Tanah yang diberikan kepada Transmigran tidak dapat
dipindahtangankan, kecuali telah dimiliki paling singkat selama 15 tahun sejak
penempatan. Jika terjadi pelanggaran ketentuan tersebut maka hak milik atas tanah akan
menjadi hapus dan kembali menjadi tanah yang dikuasai negara.
Masalah di Indonesia:

1. Geografis di Indonesia yang terlalu luas.


2. Stereotype/Stigma masyarakat kalau daerah diluar pulau jawa itu tidak lebih baik.
3. Saat ini, banyak kawasan transmigrasi yang bahkan jalan menuju desa nya saja masih
susah diakses, apalagi infrastruktur pendukung lainnya, hal ini tentu akan menurunkan
minat dari transmigran untuk mengikuti atau melanjutkan program transmigrasi dan
lebih memilih untuk kembali ke tempat asalnya.
4. Perkembangan infrastruktur bagi wilayah yang menjadi daerah tujuan transmigrasi
masih minim, sehingga masyarakat merasa kesulitan untuk membangun kehidupan di
sana (berkaitan dengan pembangunan di Indonesia yang belum merata).

Usul:

- Mengikutsertakan peran lembaga untuk mengatur tentang penataan kawasan pedesaan


tertinggal untuk menjadikan wilayah tujuan transmigrasi baru dan berkembang dan
meningkatkan peran swasta dalam pembangunan di sekitar wilayah tujuan
transmigrasi
- Memberikan jaminan pasti untuk meningkatkan kesejahteraan para transmigran dalam
melaksanakan pengelolaan lahan baru dari pemerintah.
- Penyediaan infrastruktur yang memadai di kawasan transmigrasi untuk mendukung
kegiatan aktivitas transmigran, seperti lahan untuk bekerja, infrastruktur pendidikan,
dan lain-lain.
- Program bimbingan, pendampingan, dan pelatihan yang dikepalai oleh pemerintah
secara intensif, kepala keluarga yang pindah tidak dilepas begitu saja walaupun sudah
diberi pelatihan sebelum transmigrasi

FELDA
Metode unik FELDA yaitu metode pemberian lahan pada pemukim baru atau transmigran
dalam bentuk cicilan sangat lunak, dengan jangka waktu pelunasan 20 tahun. Transmigran
yang mengikuti program itu juga akan mendapatkan jaminan penghasilan minimum,
selama mereka mengelola lahan itu sebagai perkebunan kelapa sawit atau karet di bawah
manajemen FELDA.

Tanah atau lahan itu tidak dapat dijual, namun dapat diwariskan kepada anak tertua secara
turun temurun. Pihak FELDA mengakui ada banyak tantangan yang ditemukan di lapangan
sehingga dibutuhkan komitmen serta supervisi yang efisien dan baik.

Felda berfungsi sebagai bank tanah. Setelah mendapat tanah produktif dari pemerintah pusat
dan kerajaan Malaysia, Felda membagikannya kepada petani untuk dimanfaatkan sebagai
lahan perkebunan. Selain itu Felda juga membangun wilayah pedesaan, infrastruktur
dan ekonomi wilayah. Dari prosedur penyelenggaraan FELDA tersebut, dapat dilihat
pentingnya peran lembaga khusus yang mengurusi pelaksanaan reforma agraria.
Kunci Sukses yang bisa diambil dari FELDA:
Pertama, pembagian lahan hanya diperuntukkan bagi penduduk miskin usia produktif antara
18-35 tahun.
Kedua, Pemerintah perlu menyediakan sarana infrastruktur pendukung di lahan yang akan
dibagikan.
Ketiga, pinjaman murah jadi syarat penting untuk memajukan produktivitas petani yang
mendapat lahan.
Keempat, peran aktif Pemerintah untuk menyerap atau membantu distribusi produk pertanian
hasil lahan reforma agraria.
Kelima, pembentukan unit atau koperasi per 5-15 rumah tangga di area lahan baru.

Persamaan FELDA dengan yang di Indonesia


1. Mensejahterakan rakyat
2. Ditujukan untuk Transmigran
3. Diberikan Jaminan yang murah
4. Meratakan pembangunan
5. Meningkatkan pertanian dan perkebunan
6. Melakukan pembinaan pada transmigran

Perbedaan Felda dengan program di Indonesia


1. Pemberian bantuan/jaminan hanya 6 atau 12 bulan
2. F telah mempersiapkan kebutuhan infrastruktur di sekitar lahan yang akan
diberikan kepada transmigran

Persamaan FELDA dengan Program De Soto


1. Tujuan program sama2 untuk mensejahterakan masyarakat

Perbedaan FELDA dengan Program De Soto


1. F membagikan lahan pertanian, sementara D tidak membagikan lahan
namun membuat legal lahan yang telah dimiliki masyarakat (sertifikasi)
2. F membuka lahan baru sementara D sudah ada dan sudah ditempati
masyarakat bersangkutan
3. F memiliki batasan usia yang dapat mengikuti program
4. F tidak memperbolehkan tanah yg dikelolanya dijual kepada orang lain, D
tidak mengatur tindakan yang tidak boleh dilakukan atas tanah yang
diikutsertakan dalam program

Anda mungkin juga menyukai