Anda di halaman 1dari 5

UPAYA PREVENTIF KEKERASAN SEKSUAL PADA MAHASISWA DI

PERGURUAN TINGGI SE KOTA MANADO


* Dewi Astuti Sudijanto
*Dosen Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Ners
Universitas Muhammadiyah Manado
E-Mail :
ABSTRAK
Latar Belakang Kekerasan seksual yang semakin marak terjadi saat ini cukup menjadi sorotan. Dimana
mengalami peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswa sehingga dilakukan upaya preventif
dengan memberikan edukasi terhadap kelompok terkait Kekerasan seksual bukanlah masalah yang dapat
dipahami dari penyebab dan penangannya saja, tetapi perlu dipahami juga mengenai tantangan dalam
penangananya.ini nampaknya sudah terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Untuk itu masih
diperlukan upaya agar kekerasan seksual pada mahasiswa dapat dicegah, upaya tersebut dapat berupa
keterbukaan dari mahasiswa mengenai seksualitas. Beberapa dari mahasiswa masih takut
menyuarakannya. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk menanganinya. Tujuan Untuk Mencegah
terjadinya kekerasan seksual pada mahasiswa di peruguruan tinggi sekota manado serta Membantu
mahasiswa lebih berani untuk menyuarakan terkait kekerasan seksual. Metode Pada kegiatan pengabdian
masyarakat ini, metode edukasi yang kami lakukan adalah dengan melakukan edukasi kesehatan tentang
upaya pencegahan kekerasan seksual pada mahasiswa di perguruan tinggi. Hasil dalam pengabdian
masyarakat ini terbagi menjadi beberapa aspek yaitu analisis kebutuhan media (media assesment),
penilaian media, dan pre-test post-test sasaran, serta yang terakhir kegiatan edukasi. Adapun hasil dari
pengabdian masyarakat ini akan dijabarkan dibawah ini. Media assessment dalam pengabdian masyarakat
ini dilakukan terhadap 20 orang sasaran. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat ini dapat
disimpulkan Terdapat peningkatan pada tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat dari sebelum
dilakukan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan mitigasi bencana alam pada
orang awam di daerah rawan bencana.

Kata Kunci : Preventif,, Kekerasan Seksual, Mahasiswa

ASBTRACT
Introduction Sexual violence that is increasingly prevalent today is quite a highlight. Where there is an
increase in cases of sexual violence against students so that preventive efforts are made by providing
education to related groups Sexual violence is not a problem that can be understood from the causes and
handling only, but also needs to be understood about the challenges in handling.ini it seems to have
occurred in almost all regions in Indonesia. For this reason, efforts are still needed so that sexual
violence in students can be prevented, these efforts can be in the form of openness from students about
sexuality. Some of the college students are still afraid to voice it. Therefore, a solution is needed to deal
with it. The Purpose To prevent the occurrence of sexual violence in students in higher education in
Manado City and Help students be more courageous to speak out regarding sexual violence.. The method
In this community service activity, our educational method is to conduct health education about efforts to
prevent sexual violence in students in universities. The results In this community service, it is divided into
several aspects, namely media needs analysis (media assessment), media assessment, and pre-test post-
test targets, and finally educational activities. The results of this community service will be described
below. This media assessment in community service was carried out on 20 target people. The conclusion
Based on the results of this community service, it can be concluded that there is an increase in the level of
knowledge and understanding of the community from before counseling and after counseling on natural
disaster mitigation counseling to ordinary people in disaster-prone areas.
Keywords : Preventive, , Sexual Violence, Students
PENDAHULUAN Definisi kekerasan seksual secara teoritis
bervariasi, namun demikian secara sederhana
Berita yang telah diinformasikan kekerasan seksual menggambarkan suatu
beberapa media surat kabar online menunjukkan perilaku seksual yang sifatnya dipaksakan atau
bahwa Kekerasan seksual telah menjadi isu dilakukan tanpa persetujuan objek interaksi.
penting sekaligus problem kampus yang Kekerasan seksual dikenal sebagai salah satu
tersebar luas di beberapa Perguruan Tinggi. bentuk kejahatan yang tidak mengenal tempat,
Beberapa hasil temuan civitas akademika maksudnya yaitu tindak kejahatan ini dapat
kampus, termasuk didalamnya yang telah terjadi dimanapun. Justru yang menjadi sebuah
diadvokasi oleh sebagian mahasiswa. ironi pahit adalah pelaku dari tindak kekerasan
Menginformasikan beberapa kasus pelecehan di seksual kebanyakan berasal dari orang-orang
beberapa kampus ternama di Indonesia. terdekat korban. Telah banyak tindak kekerasan
Perlahan tetapi pasti satu demi satu, kasus seksual yang dilakukan oleh mereka yang
kekerasan seksual di sejumlah kampus mengenal korbannya. Saat ini banyak yang
menyeruak ke tengah publik. Mengkhawatirkan, mengeluhkan bahwa di lingkungan pendidikan,
miris, bahkan membuat geram, kasus-kasus justru menjadi ladang kasus pelecehan seksual
tersebut tak jarang berujung protes yang tetapi malah menjadi “rahasia yang terlupakan”,
menuntut ketegasan pihak institusi pendidikan. sebab pendidik dan staf kependidikan banyak
Pada sisi tertentu telah diakui oleh beberapa yang menolak untuk mengakui bahwa masalah
civitas akademis yang peduli terhadap kasus ini ada di lingkungan mereka (Myrtati D.
kekerasan seksual sudah ada upaya Artaria, 2015).
penangulangannya. Akan tetapi langkahlangkah Diantara berbagai jenjang lingkungan
preventif masih dianggap lemah dan pendidikan, perguruan tinggi menduduki urutan
membutuhkan manajemen pencegahan dan pertama dalam hal terjadinya kasus pelecehan
penanggulangan yang bersifat komprehensif. seksual, berdasarkan survei dari Kemendikbud
Bahkan sebagian orang menganggapnya bahwa Ristek pada tahun 2020 di 29 kota pada 79
apa yang dilakukan dalam penanganan kasus kampus, terdapat 63% kasus pelecehan seksual
kekerasan seksual di kampus selama ini belum yang tidak dilaporkan karena semata-mata
tegas dan metode penyelesaian belum dilakukan untuk tetap menjaga nama baik kampus (LM
secara tuntas (Soejoeti & Susanti, 2020). Psikologi UGM, 2022).
Dalam konteks pencegahan terjadinya Kekerasan seksual dapat terjadi karena
kekerasasan seksual di dunia kampus sepertinya adanya variable penting, seperti kekuasaan,
butuh perhatian serius dari para pengambil konstruksi sosial, dan target kekuasaan. Apabila
kebijakan di Perguruan Tinggi. Hal ini ketiga variabel ini dipadukan, maka dapat
didasarkan pada beberapa penelitian yang menimbulkan suatu intensi terjadinya pelecehan
menunjukan bahwa peristiwa-peristiwa seksual. Jika satu dari ketiganya ada yang tidak
kekerasan seksual dapat berdampak besar muncul, maka tindak kekerasan atau pelecehan
kepada resiko psikologis korban. Hasil seksual tidak akan terjadi (Gordon, 2018).
penelitian menunjukkan bahwa paparan Foucault memaparkan bahwa adanya relasi
kekerasan seksual dikaitkan dengan berbagai kuasa yang timpang antar pelaku dan korban di
hasil negatif, termasuk peningkatan penggunaan perguruan tinggi berimplikasi pada banyaknya
zat, gejala depresi, perilaku berisiko kesehatan, korban daripada pelaku. Seperti contoh kasus
dan gejala gangguan stres yag mengarah kekerasan seksual di perguruan tinggi yang
trauma. Gejala distress korban pelecehan masih hangat diperbincangkan saat ini adalah
seksual ini pada akhirnya berdampak negatif kasus yang dialami oleh Mawar (bukan nama
pada kesuksesan perguruan tinggi dan pribadi sebenarnya) yang mendapat perbuatan tidak
korban dalam menjalani kehidupannya. senonoh dari dosen pembimbingnya yang juga
Kekerasan Seksual merupakan bentuk tindakan merupakan seorang dekan setelah melakukan
pelecehan yang menyebabkan seseorang cidera bimbingan skripsi di ruangan sang dosen. Kasus
bahkan dapat berujung pada kematian. Dampak ini kemudian naik ke permukaan ketika Mawar
yang ditimbulkan oleh tindak kekerasan seksual menceritakan apa yang dialaminya melalui
bukan hanya dampak secara fisik, akan tetapi sebuah unggahan video dilaman pribadinya
dampak secara psikis. Bagi korban tindak (VOA, 2022).
kekerasan seksual, terkadang menimbulkan Upaya prenventif pendekatan teknik
dampak buruk seperti stress, depresi, bahkan implosif (pembanjiran informasi), latihan asertif
trauma yang berkepanjangan. Dengan kata lain, dan pengondisian aversi dalam konseling
tindak kekerasan seksual merupakan tindakan kognitif-behavioral ini hanya sebagai langkah
tidak manusiawi dan bernuansa pemaksaan. awal pencegahan saja. Upaya awal dengan
memberikan informasi-informasi berguna yang terakhir kegiatan edukasi. Adapun hasil dari
berkaitan dengan gejala-gejala yang dapat pengabdian masyarakat ini akan dijabarkan
menyebabkan terjadinya kasus-kasus pelecehan dibawah ini. Media Assesment dilakukan guna
atau kekerasan seksual di dunia kampus. mengetahui media apakah yang pernah diterima
Adanya relasi kuasa yang timpang antara pelaku sasaran dan dibutuhkan sesuai dengan masalah
dan korban kekerasa seksual inilah yang yang sedang dihadapi. Media assessment dalam
membuat korban merasa ketakutan untuk pengabdian masyarakat ini dilakukan terhadap
melaporkan apa yang terjadi (Elindawati, 2021). 20 orang sasaran.
Kekerasan seksual bukanlah masalah Berdasarkan hasil dari media
yang dapat dipahami dari penyebab dan assessment pada aspek media yang pernah
penangannya saja, tetapi perlu dipahami juga didapatkan diketahui bahwa sebanyak 60% dari
mengenai tantangan dalam penangananya. sasaran pernah menerima media cetak terkait
Peran dan inisiasi dari mahasiswa merupakan kekerasan seksual. Adapun media yang diterima
secercah harapan dalam mewujudkan paling banyak adalah poster (40%). Spesifikasi
lingkungan bebas kekerasan dalam pengentasan media yang diterima memiliki tingkat
dan mendobrak tantangan penanganan keinformatifan yang cukup (75%), tulisan
pelecehan seksual di lingkungan kampus terbaca dengan cukup jelas (50%), gambar yang
Kekerasan seksual terhadap mahasiswa disajikan cukup jelas (90%) dengan gambar
sedang marak dibicarakan. Masalah ini sudah yang bervariasi (85%), serta ukuran huruf yang
banyak diungkap melalui media cetak maupun standar (95%).
elektronik, seperti: surat kabar, TV, dan media Media assessment yang dilakukan
lainnya. Bahkan sudah sering juga dibicarakan terhadap sasaran mendapatkan hasil bahwa
pada forum-forum resmi, seperti: diskusi, sebanyak 80% memilih Booklet sebagai media
seminar, maupun dalam konferensi. Isu utama yang diinginkan pada masa mendatang guna
yang diangkat melalui kegiatan ini adalah edukasi kekerasan seksual. Spesifikasi yang
pendidikan anti kekerasan seksual pada diinginkan yaitu disertai gambar ilustrasi (60%)
mahasiswa. dengan kombinasi warna variatif (100%).
Kasus pelecehan seksual masih Ukuran huruf yang dipilih adalah standar (85%)
menjadi sorotan publik karena terjadinya dimana media ini diharapkan memiliki
peningkatan angka kejadian pada kasus tersebut. informasi yang singkat, padat, dan jelas (100%),
Hal ini nampaknya sudah terjadi di hampir halaman yang tipis dan mudah dibawa (100%)
seluruh wilayah di Indonesia. Untuk itu masih serta berbahasa Indonesia (95%).
diperlukan upaya agar kekerasan seksual pada Pada mahasiswa yang menjadi
mahasiswa dapat dicegah, upaya tersebut dapat responden untuk membantu penelitian belum
berupa keterbukaan dari mahasiswa mengenai pernah dilakukannya edukasi mengenai upaya
seksualitas. Beberapa dari mahasiswa masih preventif kekerasan seksual pada mahasiswa di
takut menyuarakannya. Oleh karena itu, perguruan tinggi. Maka dari itu, output yang
diperlukan solusi untuk menanganinya. dilakukan oleh Tim KKN adalah melakukan
workshop mengenai upaya preventif kekerasan
TUJUAN seksual kepada mahasiswa, Sebelum melakukan
Untuk Mencegah terjadinya kekerasan workshop, kami telah melakukan observasi dan
seksual pada mahasiswa di peruguruan tinggi wawancara yang akan dilakukan edukasi
sekota manado serta Membantu mahasiswa mengenai upaya preventif kekerasan seksual.
lebih berani untuk menyuarakan terkait
kekerasan seksual KESIMPULAN
Isu kekerasan seksual yang saat ini
METODE masih dianggap tabu untuk didiskusikan sudah
Pada kegiatan pengabdian masyarakat selayaknya mahasiswa sebagai agent of change
ini, metode edukasi yang kami lakukan adalah untuk lebih membuka mata akan isu tersebut.
dengan melakukan edukasi kesehatan tentang Sebab, kekerasan seksual bukanlah isu
upaya pencegahan kekerasan seksual pada perempuan saja, bukan permasalahan segelintir
mahasiswa di perguruan tinggi. orang, melainkan sebuah isu sosial yang
menjadi permasalahan bersama dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat dan perlu kesadaran bersama untuk
Hasil dalam pengabdian masyarakat ini menanganinya. Perlu adanya upaya lebih tegas
terbagi menjadi beberapa aspek yaitu analisis mengenai sosialisasi anti kekerasan seksual oleh
kebutuhan media (media assesment), penilaian pihak kampus. Hal ini dilakukan untuk
media, dan pre-test post-test sasaran, serta yang meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
mahasiswa melalui edukasi tentang kekerasan Journal of Conflict and Violence, 2(1).
seksual sebagai upaya pencegahan, penanganan https://doi.org/10.22618/TP.PJCV.201
yang berpihak pada korban, dan menumbuhkan 82.1.171002.
moral demi terwujudnya lingkungan kampus LM Psikologi UGM. (2022). Kekerasan Seksual
yang aman dari kekerasan seksual. Mahasiswa di Kampus – LM Psikologi UGM.
juga diharapkan terus memegang prinsip https://lm.psikologi.ugm.ac.id/2022/05/
tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. kekerasan-seksual-di-kampus/ diakses
Dengan diinisiasikan pembentukan pada 23 September 2022.
Girl Up Community ditiap perguruan tinggi di Marfu’ah, U., Rofi’ah, S., & Maksun. (2021).
Indoneisa dapat menimbulkan optimisme dalam Sistem pencegahan dan penanganan
gerakan penghapusan kekerasan seksual. Girl kekerasan seksual di kampus. Kafaáh
Up Community dibentuk untuk menciptakan Journal, 11(1), 95–106.
platform yang ramah terhadap perempuan serta Myrtati D. Artaria. (2012). Efek Pelecehan
meningkatkan hak perempuan itu dengan Seksual di Lingkungan Kampus: Studi
belajar tumbuh dan memberi dampak pada tiap Preliminer. BioKultur, 1(1), 53.
perempuan oleh pengetahuan dari diri mereka NOVIANI P, U. Z., Arifah, R., CECEP, C., &
sendiri. Humaedi, S. (2018). MENGATASI
DAN MENCEGAH TINDAK
SARAN KEKERASAN SEKSUAL PADA
Setelah dilakukan kegiatan Pengabdian PEREMPUAN DENGAN
masyarakat ini diharapkan dapat memberikan PELATIHAN ASERTIF. Prosiding
manfaat secara teoritis, bagi kader Girl Up Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Community dan mahasiswa serta menjadi bahan Masyarakat, 5(1), 48.
masukan dalam pelaksanaan program kerja https://doi.org/10.24198/JPPM.V5I1.1
mahasiswa dalam meningkatkan hak perempuan 6035.
Soejoeti, A. H., & Susanti, V. (2020).
mengenai upaya preventif kekerasan seksual
Memahami Kekerasan Seksual dalam
pada mahasiswa di perguruan tinggi.
Menara Gading di Indonesia.
Community: Pengawas Dinamika
DAFTAR PUSTAKA Sosial, 6(2), 207.
Alpian, R. (2022). Perlindungan Hukum Bagi https://doi.org/10.35308/JCPDS.V6I2.
Korban Tindak Pidana Kekerasan 2221
Seksual Di Perguruan Tinggi. Jurnal
Lex Renaissance, 7(1), 69–83.
https://doi.org/10.20885/JLR.VOL7.IS
S1.ART6
Elindawati, R. (2021). Perspektif Feminis dalam
Kasus Perempuan sebagai Korban
Kekerasan Seksual di Perguruan
Tinggi. Journal.Iain-Ternate.Ac.Id,
15(2), 501–502.
https://doi.org/10.46339/al-
wardah.xx.xxx
Fitri, A., Haekal, M., Almukarramah, A., &
Sari, F. M. (2021). Sexual violence in
Indonesian University: On students’
critical consciousness and agency.
Gender Equality: International Journal
of Child and Gender Studies, 7(2), 153.
https://doi.org/10.22373/EQUALITY.
V7I2.9869
Girl Up. (2022). Girl Up | Uniting Girls to
Change the World. https://girlup.org/
di akses pada 24 September 2022.
Gordon, H. (2018). A Foucauldian-Feminist
Understanding of Patterns of Sexual
Violence in Conflict. Philosophical

Anda mungkin juga menyukai