Anda di halaman 1dari 5

Tuli Konduktif e.

c Suspek Otosklerosis Auris Sinistra pada Pasien Laki-laki


berusia 49 Tahun

Jeanna Salima, Mukhlis Imanto, Khairani

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes
menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik. Pasien laki-laki berusia 49 tahun datang
dengan keluhan penurunan kemampuan mendengar kronis, yang dirasakan memburuk secara progresif. Pendengaran yang
membaik dalam keadaan ramai, rasa berdengung pada telinga dan rasa pusing berputar. Pada status lokalis telinga ditemukan
adanya area kemerahan pada membram timpani (schwartze sign), setelah dilakukan pemeriksaan pendengaran ditemukan
gangguan pendengaran bersifat konduktif dengan lateralisasi ke kiri, dari hasil audiogram ditemukan adanya carhart’s notch.
Diagnosis pada pasien ini adalah Tuli konduktif e.c suspek otosklerosis. Penatalaksanaan diberikan edukasi tentang penyakit
pasien, pengobatan simtomatik berupa Betahistine 2x6 mg, Methyl cobalamine 1x1 mg. Serta pengertian mengenai
kemungkinan dilakukannya pemeriksaan penunjang tambahan berupa Timpanometri dan Ct scan untuk penegakan diagnosis
dan tindakan selanjutnya.

Kata Kunci : Tuli Konduktif, Otosklerosis, Telinga Hidung tenggorok

Korespondensi : Jeanna Salima, S.Ked │ Jln. Soemantri Brodjonegoro No.1 │ HP 083168336016


e-mail : jen.salima@gmail.com

PENDAHULUAN remodeling pada labirin, suatu proses sekresi


Otosklerosis merupakan penyakit pada enzim menyebabkan kerusakan pada koklea.3
kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis Penyebab otosklerosis belum diketahui
di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi pasti tetapi ada kemungkinan beberapa fakta di
kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran bawah ini:
suara ke labirin dengan baik.1 Berdasarkan anatomi, tulang labirin
Pada tahun 1881 Von Troltsch terbuat dari enchondral dimana terjadi sedikit
menemukan ketidaknormalan di mukosa perubahan selama kehidupan, tapi terkadang
telinga tengah pada penyakit ini dan beliau yang pada tulang keras ini terdapat area kartilago
pertama kali memberi istilah penyakit ini yang oleh karena faktor non spesifik tertentu
dengan otosklerosis. Politzer pada tahun 1893, diaktifkan untuk membentuk tulang spongios
menjelaskan dengan benar mengenai baru. Salah satu area tersebut adalah fissula
otosklerosis sebagai penyakit primer dari kapsul ante fenestram yang berada di depan oval
otik bukan hanya sebagai peristiwa inflamasi window yang merupakan predileksi untuk
penyakit telinga saja.2 otospongiosis tipe stapedium. Terdapat
Otosklerosis adalah salah satu dari keyakinan bahwa penyakit ini bersifat herediter,
bentuk hilangnya pendengaran pada orang hal ini disebabkan sekitar 50% otosklerosis
dewasa yang belum umum ditemukan, dengan memiliki riwayat keluarga. Dari segi Ras, orang
prevalensi 0,3-0,4% pada Kaukasian. dengan ras kulit putih lebih banyak menderita
Prevalensinya rendah pada orang kulit hitam, otosklerosis daripada kulit hitam, Perempuan 2
dan Asia. Perempuan terkena dua kali lebih kali lebih banyak dari pada laki-laki. Ditinjau dari
banyak daripada laki-laki. Penyakit ini ditandai usia, Ketulian pada penyaki otosklerosis
dengan proses remodeling tulang yang biasanya diawali pada usia 20 sampai 30 tahun
abnormal yaitu pada kapsul otik. Apabila lesi dan jarang sebelum usia 10 dan sesudah 40
dari tulang yang remodeling menginvasi sendi tahun. Terdapat juga kecurigaan akan adanya
stapedio-vestibulo, dan menyebabkan gerakan pengaruh faktor-faktor lain seperti kehamilan,
stapes terganggu sehingga menjadi tuli menopause, kecelakaan, setelah operasi besar.
konduktif, namun 10% dari penderita Terakhir, Penyakit paget, secara histologi sama
mengalami tuli sensorineural walaupun dengan otosklerosis namun untuk
penyebab tuli sensorineural disini tidak membedakannya penyakit paget ini bermula
diketahui, mungkin berkaitan dengan proses dari lapisan periosteal dan melibatkan tulang
endokondral. Keterlibatan tulang temporal
Jeanna Salima dkk. | Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris sinistra

dapat mengakibatkan tuli sensorineural, namun Diagnosis otosklerosis berdasarkan


keterlibatan stapes jarang dijumpai.2 pada riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan
Secara histologi proses otosklerosis pemeriksaan audiometri. Diagnosis pasti
terdiri dari dua fase. Fase awal ditandai oleh dengan eksplorasi telinga tengah. Pendengaran
resorbsi tulang dan peningkatan vaskularisasi. terasa berkurang secara progresif dan lebih
Bila kandungan dari maturasi kolagen sering terjadi bilateral. Otosklerosis khas terjadi
berkurang, tulang menjadi kelihatan spongios pada usia dewasa muda. Setelah onset,
(otospongiosis).7,8 Pada fase lanjut, tulang yang gangguan pendengaran akan berkembang
telah diresorbsi digantikan oleh tulang sklerotik dengan lambat. Penderita perempuan lebih
yang tebal, sehingga dinamakan otosklerosis.2 banyak dari laki-laki, umur penderita antara 11-
Pada pemeriksaan dengan pewarnaan 45 tahun, tidak terdapat riwayat penyakit
hematoksilin eosin didapatkan warna kebiruan telinga dan riwayat trauma kepala atau telinga
yang disebut dengan mantel biru Manasse.4 sebelumnya.1,6
PL. Dhingra mengklasifikasikan tipe Pada pemeriksaan ditemukan
otosklerosis sebagai berikut:4 membran timpani utuh, kadang-kadang tampak
1. Otosklerosis stapedial promontorium agak merah jambu, terutama
Otosklerosis stapedial disebabkan bila membran timpaninya transparan.
karena fiksasi stapes dan tuli konduktif Gambaran tersebut dinamakan tanda
umumnya banyak dijumpai. Lesi ini dimulai dari Schwartze yang menandakan adanya fokus
depan oval window dan area ini disebut ‘fissula otosklerosis yang sangat vaskuler.1
ante fenestram’. Lokasi ini menjadi predileksi Pada pemeriksaan dengan garpu tala
(fokus anterior). Lesi ini bisa juga dimulai dari menunjukkan uji Rinne negatif. Uji Weber
belakang oval window (fokus posterior), sangat membantu dan akan positif pada telinga
disekitar garis tepi footplate stapes dengan otosklerosis unilateral atau pada telinga
(circumferential), bukan di footplate tetapi di dengan ketulian konduktif yang lebih berat.
ligamentum annular yang bebas (tipe biskuit). Pemeriksaan audiometri menunjukkan
Kadang-kadang bisa menghilangkan relung oval tipikal tuli konduktif ringan sampai sedang yang
window secara lengkap (tipe obliteratif). menunjukkan adanya penurunan hantaran
2. Otosklerosis koklear udara pada frekuensi rendah. Hantaran tulang
Otosklerosis koklear melibatkan region normal. Air-bone gap lebih lebar pada frekuensi
sekitar oval window atau area lain di dalam rendah. Dalam beberapa kasus tampak adanya
kapsul otik dan bisa menyebabkan tuli cekungan pada kurva hantaran tulang. hal ini
sensorineural. kemungkinan disebabkan berlainan pada frekuensi yang berbeda namun
material toksik di dalam cairan telinga dalam maksimal pada 2000 Hz yang disebut dengan
3. Otosklerosis histologi Carhart’s notch (5 dB pada 500 Hz, 10 dB pada
Tipe otosklerosis ini merupakan gejala 1000 Hz, 15 dB pada 2000 Hz dan 5dB pad 4000
sisa dan tidak dapat menyebabkan tuli Hz) Pada otosklerosis dapat dijumpai gambaran
konduktif dan tuli sensorineural. Carhart’s notch.5,6,8
Penyakit otosklerosis mempunyai gejala Hasil Timpanometri dapat
klinis sebagai berikut:7 menunjukkan compliance menurun (As) atau
1. Penurunan pendengaran normal. Refleks stapedial mungkin normal pada
Gejala ini timbul dan biasanya dimulai pada fase awal tetapi tidak didapatkan pada fiksasi
usia 20-an, tidak terasa sakit dan progresif stapes. Speech reception threshold dan speech
dengan onset yang lambat. Biasanya tipe discrimination sering normal, kecuali pada kasus
konduktif dan bilateral. dengan terlibatnya koklea.5,7
2. Paracusis willisii
Seorang pasien otosklerotik mendengar
lebih baik di keramaian dari pada di lingkungan
yang sepi. Hal ini disebabkan oleh karena orang
normal akan meningkatkan suara di lingkungan
yang ramai.
3. Tinnitus
4. Pasien bicara pelan dan monoton

JPM Ruwa Jurai | Volume 2 | Nomor 1 | Oktober 2016 | 42


Jeanna Salima dkk. | Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris sinistra

disertai dengan sensasi barang disekitar


berputar dan perasaan seperti telinganya
tertutup oleh sesuatu. Rasa pusing tidak
dirasakan begitu hebat, muntah (-) Pasien juga
mengaku bahwa dirinya dapat mendengar kata-
kata lawan bicaranya dengan lebih baik apabila
berada di tengah suasana yang ramai.
Pasien mengatakan, sekitar 3 bulan yang
lalu, pasien mengalami kecelakaan motor
dengan posisi jatuh kepala bagian kirinya
terlebih dahulu menyentuh tanah. Pasien
Gambar 1. Carhart’s Notch
mengaku saat terjadinya kejadian tersebut,
pasien sadar dan tidak didapatkan darah yang
keluar dari liang telinganya. Namun pasien
merasakan seminggu setelah kejadian tersebut,
keluhannya pendengarannya semakin
memburuk hingga pasien hampir tidak dapat
mendengar apapun apabila pasien menutup
telinga kanannya. Pasien mengatakan bahwa
dirinya baru belakangan ini pergi ke dokter
untuk memeriksakan telinganya, pasien sempat
berobat ke Rumah Sakit Kota dan kemudian
Gambar 2. Hasil timpanometri pasien dengan dirujuk ke RSAM dikarenakan disarankan untuk
otosklerosis menunjukkan gelombang As melakukan pemasangan alat bantu dengar.
Pasien juga memiliki riwayat bekerja di
Secara klinis, pemeriksaan High- bagian pabrik karet PTP bagian packing selama
resolution computed tomography (CT) dan kurang lebih 30 tahun selama sekitar 7 jam
magnetic resonance imaging (MRI) sedikit seharinya. Pasien mengaku seringkali tidak
berguna untuk evaluasi otosklerosis. Pada high- menggunakan APD yang disediakan pabriknya
resolution computed tomography (CT), dapat dalam mengerjakan. Riwayat pemakaian obat-
diidentifikasikan lesi sklerotik.4 obatan jangka panjang disangkal pasien. Pasien
Otosklerosis merupakan kasus yang mengatakan bahwa sebelumnya pun, tidak
masih jarang ditemukan. maka, penulis terdapat keluarga dengan keluhan serupa.
memutuskan untuk melaporkan kasus ini yang Riwayat keluhan penyerta lain seperti keluarnya
ditemukan di poliklinik penyakit telinga hidung cairan dari telinga sebelum keluhan muncul dan
dan tenggorok RSUD Abdul Moeloek. riwayat infeksi pada telinga disangkal. Pasien
menyangkal adanya penyakit kronis pada
KASUS dirinya seperti Hipertensi dan diabetes mellitus,
Seorang pasien laki-laki berusia 49 tahun pasien tidak memiliki kecendrungan
datang diantar anaknya dengan keluhan utama mengonsumsi makanan tertentu, terutama
berupa menurunnya kemampuan mendengar makanan asin. Pasien mengaku ibu pasien juga
pada telinga kirinya. Hal ini berawal dari ± 1 pernah memiliki masalah dengan
tahun yang lalu, pasien merasakan dirinya pendengarannya semasa hidupnya.
mengalami penurunan pendengaran. Kesulitan Pada pemeriksaan fisik didapatkan
mendengar hanya dirasakan pasien hanya pada keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran
telinga sebelah kiri. Pada awalnya, pasien hanya compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg,
kesulitan mendengar apabila lawan bicaranya nadi 88x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
berbisik. Namun, keluhan dirasakan pasien 36,7oC.
berangsur-angsur memburuk, akhirnya pasien Dari pemeriksaan fisik status lokalis
mulai sulit mendengar dengan telinga kirinya. dengan otoskop ditemukan meatus akustikus
Rasa sakit pada telinga disangkal. Pasien eksternus dalam keadaan normal, membrane
mengatakan hal ini terkadang disertai dengan timpani intak, namun ditemukan area berwarna
bunyi berdengung di telinga kirinya, yang pink hingga kemerahan tampak pada membran
terkadang disertai dengan rasa pusing yang timpani (schwartze sign).

JPM Ruwa Jurai | Volume 2 | Nomor 1 | Oktober 2016 | 43


Jeanna Salima dkk. | Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris sinistra

Hasil pemeriksaan pendengaran sesuatu kepadanya, namun, sekitar 3 bulan


menunjukkan hasil test Rinne negatif dan pada terakhir, setelah pasien mengalami kecelakaan,
Test Weber ditemukan latelarisasi kearah keluhannya dirasakan semakin memburuk
telinga yang mengalami keluhan, telinga kiri. dengan cepat. Higga akhirnya, saat ini pasien
Pada pemeriksaan audiogram ditemukan sangat sulit mendengar sesuatu apabila pasien
bahwa pasien mengalami tuli konduktif berat menutup telinganya yang sehat. Pasien
pada telinga kirinya, dan pada gambaran Bone mengatakan bahwa ia lebih mudah
Conduction ditemukan depresi, pada frekuensi mendengarkan perkataan lawan bicaranya
2000 Hz, hal ini disebut dengan “Carhart apabila berada di tengah suasana ramai. Pasien
Notch”. juga mengatakan adanya keluhan lain berupa
suara berdengung pada telinga kirinya, yang
hilang timbul, dan terkadang disertai dengan
perasaan pusing berputar singkat apabila pasien
menggerakkan kepalanya.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan
meatus akustikus eksternus dalam keadaan
normal, membrane timpani intak, namun
ditemukan area berwarna pink hingga
kemerahan tampak pada membran timpani
(schwartze sign) yang merupakan tanda dari
hipervaskularisasi dari promontorium koklea
yang terkadang dapat tampak terlihat melalui
membran timpani.
Gambar 3. Hasil pemeriksaan audiogram Tn. U Hasil pemeriksaan pendengaran
menunjukkan hasil test Rinne negatif, yang
menunjukkan bahwa gangguan pendengaran
Dengan mempertimbangkan temuan
yang dialami oleh Tn.U disebabkan oleh
yang didapatkan dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik serta beberapa pemeriksaan gangguan konduktif, dan pada Test Weber
ditemukan latelarisasi kearah telinga yang
penunjang, maka ditegakkan diagnosis Tn. U
ialah Tuli konduktif e.c suspek otosklerosis auris mengalami keluhan, telinga kiri. Pada
pemeriksaan audiogrampun ditemukan bahwa
sinistra. Yang oleh karena itu, kepada Tn. U
pasien mengalami tuli konduktif berat pada
disarankan melakukan pemeriksaan penunjang
telinga kirinya, dan pada gambaran Bone
berupa timpanometri dan CT scan kepala untuk
Conduction ditemukan depresi, pada frekuensi
dapat ditegakkannya diagnosis pasti dan kepada
2000 Hz, hal ini disebut dengan “Carhart
pasien diberikan terapi simtomatik berupa
Notch”.
Betahistine 6 mg, dua kali sehari tablet dan
Semua temuan di atas sesuai dengan
Methyl Cobalamine kali sehari tablet 1 mg.
manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan yang
PEMBAHASAN mungkin ditemukan pada pasien dengan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan Otosklerosis yang dijelaskan oleh Isaacon, di
temuan yang didapatkan pada saat mana pada pasien dengan Otosklerosis akan
dilakukannya anamnesis, pemeriksaan fisik dan ditemukan gangguan pendengaran yang
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis biasanya bersifat konduktif, progresif, dan
ditemukan bahwa pasien bernama Tn. U berusia ditemukan Paracusis of Willisii, dimana pasien
49 tahun, laki-laki yang datang ke poli THT RSUD dapat mendengar suara lebih baik pada
Abdul Moeloek dengan keluhan berupa keadaan ramai. Keluhan gangguan
penurunan kemampuan mendengar yang pendengaran juga biasanya disertai tinnitus
dialaminya hanya pada telinga kirinya, yang (70%) dan ditemukannya liang telinga luar yang
sudah dirasakan kurang lebih sejak 1 tahun yang tampak normal, membrane timpani berwarna
lalu. Penurunan kemampuan mendengar yang kemerahan (schwartze sign), rinne negatif dan
dialami bersifat progresif, awalnya, pasien ditemukan lateralisasi pada pemeriksaan
hanyalah kesulitan mendengar suara dengan weber, serta adanya gambaran tuli konduktif
intensitas bising rendah, atau kesulitan berat disertai Carhart Notch pada hasil
mendengar apabila seseorang membisikkan pemeriksaan audiogram telinga kiri pasien,

JPM Ruwa Jurai | Volume 2 | Nomor 1 | Oktober 2016 | 44


Jeanna Salima dkk. | Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris sinistra

memperkuat dugaan bahwa pasien menderita pada fisula ante fenestrum sehingga terjadi
gangguan pendengaran konduktif, yang fiksasi pada footplate stapes. Pada pasien ini
disebabkan sklerosis pada tulang diagnosis ditegakan berdasarkan adanya
pendengarannya.2 keluhan penurunan kemampuan mendengar
Menurut Shambaugh dan Scott, sodium pasien yang berjalan secara progresif,
fluoride dapat dipergunakan sebagai terdapatnya paracussis willisi, yang disertai
pengobatan dengan dosis 30-60 mg/hari salama dengan vertigo dan tinnitus yang hilang timbul,
2 tahun, berdasarkan keberhasilan dalam terapi serta ditemukannya schwartze sign pada
osteoporosis. Sodium fluoride ini akan pemeriksaan fisik, tes rinne negatif, lateralisasi
meningkatkan aktivitas osteoblast dan pada weber dan adanya carhart’s notch pada
meningkatkan volume tulang. Efeknya mungkin pemeriksaan audiogram pasien.
berbeda, pada dosis rendah merangsang dan Penatalaksanaan berupa pemberian informasi
pada dosis tinggi menekan osteoblast. tentang penyakit, penyebab, dan prognosisnya,
Biphosphonat yang bekerja menginhibisi serta farmakoterapi yang bersifat simtomatik
aktivitas osteoklastik dan antagonis sitokin yang berupa pemberian methylcobalamine dan
dapat menghambat resorbsi tulang mungkin betahistine peroral, serta pengertian mengenai
bisa memberi harapan di masa depan. Saat ini, kemungkinan dilakukannya pemeriksaan
tidak ada rekomendasi yang jelas terhadap penunjang selanjutnya berupa timpanometri
pengobatan penyakit ini.7,8 dan Ct scan untuk menegakkan diagnosis pasti
Pada kasus ini, hanya diberikan terapi- dan tindakan selanjutnya.
terapi simtomatis pada pasien, seperti
diberikannya betahistine untuk meringankan DAFTAR PUSTAKA
gejala vertigo yang dialami pasien, dan 1. Djaafar ZA, Helmi & Restuti RD. Kelainan
pemberian vitamin b12 (Methylcobalamine) Telinga Tengah. Dalam: Buku Ajar Ilmu
untuk meringankan gejala tinnitus yang dialami Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi
pasien. Literature menyatakan apabila 6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2007. p.64-
diagnosis otosklerosis ditegakkan, maka terapi 77.
yang diberikan ialah sodium fluoride, yang 2. Roland PS & Samy RN. Otosclerosis. In :
berguna untuk mengendalikan aktivitas Bailey BJ. Head and Neck Surgery
osteoklas dan osteoblas tulang.2 Sedangkan Otolaryngology. Volume two. Philadelphia:
untuk ditegakkannya suatu diagnosis pasi J.B Lipincott Company; 2006.p. 2126-37.
otosclerosis, diperlukan hasil pemeriksaan 3. Ealy M & Smith RJH. Otosclerosis. Medical
lanjutan seperti timpanometri dan CT scan Genetic in the Clinical Practice of ORL. Adv
temporal axial untuk mendapatkan gambaran Otorhinolaryngol. Basel. Kanger. 2011; 70:
jelas adanya pengapuran pada tulang 122-9.
pendengaran pasien. Oleh karena itu, dalam 4. Dhingra PL. Otosclerosis. In: Diseases of
kasus ini, pasien diberikan saran untuk Ear,Nose and Throat. 5th Ed. New Delhi:
menjalani pemeriksaan lanjut berupa Elsevier; 2010.p. 97-100.
timpanometri dan CT scan agar dapat 5. Boahene DK & Driscoll CL. Otosclerosis. In :
ditegakkannya diagnosis pasti otosclerosis dan Lalwani AK, ed. Current Diagnosis &
dapat diambil tindakan selanjutnya. Selain itu, Treatment in Otolaryngology - Head &
pasien juga diberikan penjelasan mengenai Neck Surgery. USA: The McGraw-Hill
tindakan apa saja yang mungkin dilakukan pada Companies,Inc; 2008.p. 673-82.
pasien, dan kemungkinan diperlukannya 6. Schwatrz E. Tropical Diseases in Travelers.
pemasangan Alat Bantu Dengar (ABD) apabila Singapore : Wiley-Blackwell. 2009;353.
dikehendaki oleh pasien, untuk mencegah 7. Lippy WH & Berenholz LP. Pearls on
memburuknya kemampuan mendengar telinga otosclerosis and stapedectomy. Ear, Nose
kiri pasien. & Throat Journal: 2008; 87 (6).p. 326
8. Meschese MR et al. Role of stapes surgery
SIMPULAN in improving hearing loss caused by
Otosklerosis merupakan kelainan otosclerosis. The Journal of Laryngology &
genetik pada kapsul tulang labirin yang Otology :2007; 121.p. 438-43
disebabkan oleh perubahan metabolisme
tulang yang menyebabkan penebalan tulang

JPM Ruwa Jurai | Volume 2 | Nomor 1 | Oktober 2016 | 45

Anda mungkin juga menyukai