1167 1768 1 PB
1167 1768 1 PB
Abstrak
Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes
menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik. Pasien laki-laki berusia 49 tahun datang
dengan keluhan penurunan kemampuan mendengar kronis, yang dirasakan memburuk secara progresif. Pendengaran yang
membaik dalam keadaan ramai, rasa berdengung pada telinga dan rasa pusing berputar. Pada status lokalis telinga ditemukan
adanya area kemerahan pada membram timpani (schwartze sign), setelah dilakukan pemeriksaan pendengaran ditemukan
gangguan pendengaran bersifat konduktif dengan lateralisasi ke kiri, dari hasil audiogram ditemukan adanya carhart’s notch.
Diagnosis pada pasien ini adalah Tuli konduktif e.c suspek otosklerosis. Penatalaksanaan diberikan edukasi tentang penyakit
pasien, pengobatan simtomatik berupa Betahistine 2x6 mg, Methyl cobalamine 1x1 mg. Serta pengertian mengenai
kemungkinan dilakukannya pemeriksaan penunjang tambahan berupa Timpanometri dan Ct scan untuk penegakan diagnosis
dan tindakan selanjutnya.
memperkuat dugaan bahwa pasien menderita pada fisula ante fenestrum sehingga terjadi
gangguan pendengaran konduktif, yang fiksasi pada footplate stapes. Pada pasien ini
disebabkan sklerosis pada tulang diagnosis ditegakan berdasarkan adanya
pendengarannya.2 keluhan penurunan kemampuan mendengar
Menurut Shambaugh dan Scott, sodium pasien yang berjalan secara progresif,
fluoride dapat dipergunakan sebagai terdapatnya paracussis willisi, yang disertai
pengobatan dengan dosis 30-60 mg/hari salama dengan vertigo dan tinnitus yang hilang timbul,
2 tahun, berdasarkan keberhasilan dalam terapi serta ditemukannya schwartze sign pada
osteoporosis. Sodium fluoride ini akan pemeriksaan fisik, tes rinne negatif, lateralisasi
meningkatkan aktivitas osteoblast dan pada weber dan adanya carhart’s notch pada
meningkatkan volume tulang. Efeknya mungkin pemeriksaan audiogram pasien.
berbeda, pada dosis rendah merangsang dan Penatalaksanaan berupa pemberian informasi
pada dosis tinggi menekan osteoblast. tentang penyakit, penyebab, dan prognosisnya,
Biphosphonat yang bekerja menginhibisi serta farmakoterapi yang bersifat simtomatik
aktivitas osteoklastik dan antagonis sitokin yang berupa pemberian methylcobalamine dan
dapat menghambat resorbsi tulang mungkin betahistine peroral, serta pengertian mengenai
bisa memberi harapan di masa depan. Saat ini, kemungkinan dilakukannya pemeriksaan
tidak ada rekomendasi yang jelas terhadap penunjang selanjutnya berupa timpanometri
pengobatan penyakit ini.7,8 dan Ct scan untuk menegakkan diagnosis pasti
Pada kasus ini, hanya diberikan terapi- dan tindakan selanjutnya.
terapi simtomatis pada pasien, seperti
diberikannya betahistine untuk meringankan DAFTAR PUSTAKA
gejala vertigo yang dialami pasien, dan 1. Djaafar ZA, Helmi & Restuti RD. Kelainan
pemberian vitamin b12 (Methylcobalamine) Telinga Tengah. Dalam: Buku Ajar Ilmu
untuk meringankan gejala tinnitus yang dialami Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi
pasien. Literature menyatakan apabila 6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2007. p.64-
diagnosis otosklerosis ditegakkan, maka terapi 77.
yang diberikan ialah sodium fluoride, yang 2. Roland PS & Samy RN. Otosclerosis. In :
berguna untuk mengendalikan aktivitas Bailey BJ. Head and Neck Surgery
osteoklas dan osteoblas tulang.2 Sedangkan Otolaryngology. Volume two. Philadelphia:
untuk ditegakkannya suatu diagnosis pasi J.B Lipincott Company; 2006.p. 2126-37.
otosclerosis, diperlukan hasil pemeriksaan 3. Ealy M & Smith RJH. Otosclerosis. Medical
lanjutan seperti timpanometri dan CT scan Genetic in the Clinical Practice of ORL. Adv
temporal axial untuk mendapatkan gambaran Otorhinolaryngol. Basel. Kanger. 2011; 70:
jelas adanya pengapuran pada tulang 122-9.
pendengaran pasien. Oleh karena itu, dalam 4. Dhingra PL. Otosclerosis. In: Diseases of
kasus ini, pasien diberikan saran untuk Ear,Nose and Throat. 5th Ed. New Delhi:
menjalani pemeriksaan lanjut berupa Elsevier; 2010.p. 97-100.
timpanometri dan CT scan agar dapat 5. Boahene DK & Driscoll CL. Otosclerosis. In :
ditegakkannya diagnosis pasti otosclerosis dan Lalwani AK, ed. Current Diagnosis &
dapat diambil tindakan selanjutnya. Selain itu, Treatment in Otolaryngology - Head &
pasien juga diberikan penjelasan mengenai Neck Surgery. USA: The McGraw-Hill
tindakan apa saja yang mungkin dilakukan pada Companies,Inc; 2008.p. 673-82.
pasien, dan kemungkinan diperlukannya 6. Schwatrz E. Tropical Diseases in Travelers.
pemasangan Alat Bantu Dengar (ABD) apabila Singapore : Wiley-Blackwell. 2009;353.
dikehendaki oleh pasien, untuk mencegah 7. Lippy WH & Berenholz LP. Pearls on
memburuknya kemampuan mendengar telinga otosclerosis and stapedectomy. Ear, Nose
kiri pasien. & Throat Journal: 2008; 87 (6).p. 326
8. Meschese MR et al. Role of stapes surgery
SIMPULAN in improving hearing loss caused by
Otosklerosis merupakan kelainan otosclerosis. The Journal of Laryngology &
genetik pada kapsul tulang labirin yang Otology :2007; 121.p. 438-43
disebabkan oleh perubahan metabolisme
tulang yang menyebabkan penebalan tulang