Anda di halaman 1dari 19

PERISTIWA KIAMAT DAN KEADAAN MANUSIA SAAT ITU

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Quran Hadis 3 Pada Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan

Agama Islam Kelompok 1 Semester 4

OLEH :

KELOMPOK X

WAKIA RIZKIANI
862082021005

DOSEN PENGAJAR : Dr. SARIFAH NURSABAHA, S.Pd., M.Pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, kesempatan, dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul, “Peristiwa Kiamat Dan Keadaan Manusia Saat Itu”. Dan
juga tidak lupa kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari alam yang penuh kegelapan menuju
alam yang terang benderang dan kedamaian pada saat ini.
Ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut ikut serta membantu
mencurahkan segenap tenaga dan pikiran dalam pembuatan makalah ini yang telah
kami buat dalam bentuk yang sederhana dan ringkas dengan harapan semoga para
pembaca mudah memahami isi makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang kami buat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga
dalam penulisan makalah ini selanjutnya menjadi lebih baik.

Watampone, 25 Mei 2023

Kelompok X

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………….………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 3

A. Pengertian Peristiwa Kiamat………………………………...……………... 3


B. Dalil Tentang Peristiwa Kiamat Dan Keadaan Manusia Saat Itu………….. 5
C. Peristiwa Kiamat Dan Keadaan Manusia Saat Itu…………………………. 12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….. 15

A. Kesimpulan………………………………………………………………… 15
B. Saran………………………………………………………………………...15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar besar hari kiamat merupakan peristiwa yang sangat besar
dan dahsyat. Deskripsi mengenai tanda dan proses terjadinya hari kiamat banyak
dijelaskan dalam Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an hari kiamat disebut dengan
menggunakan istilah dan gaya bahasa yang sangat banyak dan beragam, kurang
lebih ada 22 nama hari kiamat yang terdapat dalam Al-Qur’an.1 Peristiwa hari
kiamat juga merupakan hari dibinasakan dan dihancurkan alam semesta yang
merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal diakhirat.
Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa akan
datangnya hari berakhirnya kehidupan didunia ini. Alam akhirat tempat manusia
mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya sewaktu didunia dan
memperoleh ganjaran sesuai dengan perbuatannya.2

Waktu yang ditetapkan dimana alam semesta dan segala makhluk


didalamnya mulai dari mikroorganisme sampai makhluk yang paling indah
bentuknya yaitu manusia, termasuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi semuanya
akan hancur pada hari dan jam yang telah ditentukan oleh sang penciptanya dan
hanya Dia yang mengetahuinya. Waktu atau hari tersebut dikenal dengan nama
hari kiamat.

Keyakinan terhadap adanya hari akhir akan memberikan hikmah atau efek
yang sangat besar dalam kehidupan manusia paling tidak manusia akan merasa
takut terhadap azab yang akan diberikan Allah setelah terjadinya hari akhir, hal ini

1
Abdul Kosim, Konsep Makna Hari Kiamat Dalam Tafsisr Al-Qur’an, Al-Bayan: Jurnal Studi
Al-Qur’an Dan Tafsir, Vol. 3, No. 2, Desember 2018, h. 119.
2
Susiba dan Yasnel, Akidah Akhlak, (Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatra, 2014), h.71.

iv
akan membuat manusia selalu berhati-hati dalam bertindak dan akan selalu
memperbanyak amal ibadah sewaktu didunia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian peristiwa kiamat?


2. Bagaimana dalil tentang peristiwa kiamat dan keadaan manusia saat itu?
3. Bagaimana peristiwa kiamat dan keadaan manusia saat itu?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian peristiwa kiamat.


2. Untuk mengetahui dalil tentang peristiwa kiamat dan keadaan manusia saat
itu.
3. Untuk mengetahui peristiwa kiamat dan keadaan manusia saat itu.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peristiwa Kiamat

Kiamat sendiri berasal dari bahasa Arab al-qiyāmah merupakan bentuk


mashdar dari kata qama-yaqumu-qiyaman yang berarti berdiri, berhenti, atau
berada ditengah. Qiyaman merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang menjadi pijakan oleh sesuatu yang lain diatasnya.
Sehingga istilah kiamat dapat diartikan sebagai suatu kepastian dimana seluruh
manusia dikumpulkan guna ditegakan suatu keadilan diatasnya. Dinamakan
demikian, karena pada hari kiamat datang peristwa-peristiwa besar yang telah
dijelaskan dalam al-Qur’an, salah satu diantara peristiwa tersebut ialah qiyam
(kebangkitan) manusia dari kematian untuk menghadap Allah SWT.3

Menurut kamus bahasa Indonesia hari kiamat juga disebut sebagai hari
kebangkitan yaitu hari dimana orang yang telah meninggal dihidupkan kembali
untuk diadili perbuatannya masing-masing selama masih didunia. Didalamnya
juga mengartikan kiamat sebagai hari akhir zaman karena dunia mendapat bencana
besar yang mengakibatkan dunia dan seisinya rusak, binasa dan lenyap.4 Menurut
bahasa, kata kiamat oleh Ibrahim Amini diartikan dengan kebangkitan secara tiba-
tiba. Sedangkan dalam aspek kebahasaan atau terminologi al-Qur’an, kiamat
adalah suatu peristiwa besar yang akan terjadi di akhir dunia.5

Hari akhir secara istilah adalah kehidupan kekal yang terjadi setelah
kehidupan dunia yang fana. Termasuk hari akhir adalah proses kejadian yang
terjadi pada hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya serta

3
Tim Gema Insani, Ensiklopedia Kiamat, (Jakarta: Gema Insani, 2013), h. 4.
4
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta :Pusat Bahsa, 2008), h. 719.
5
Ibrahim Amini, Ma’had Dār al-Qur’ān, terj. Muhammad Ilyas, cet. 1, (Jakarta: al-Huda,
2009), h. 109.

vi
berakhirnya semua kehidupan, kebangkitan seluruh manusia dari alam kubur
(ba’ats), dikumpulkannya seluruh manusia di padang mahsyar. Perhitungan dan
penimbangan seluruh amal perbuatan manusia di dunia, kemudian berakhir dengan
pembalasan surga atau neraka.6

Hari akhir dinamakan kiamat, karena pada saat itu manusia dan makhluk
yang telah mati mengalami kebangkitan (qiyam) dari kuburnya. Diberi nama ini
karena pada hari tersebut terjadi peristiwa besar seperti yang telah disebutkan
dalam Al-Qur’an, yaitu hancurnya alam semesta dan seluruh makhluk yang
menjadi penghuninya. Kemudian seluruh makhluk akan dibangkitkan kembali
untuk menjalani proses pengadilan yang sebenar-benarnya. Adanya kebangkitan
atau kehidupan kembali pasca kehancuran atau kematian ini merupakan peristiwa
yang dahsyat.

Terdapat dua hal pokok terkait makna kiamat yang pertama, kiamat adalah
hari dimana manusia dibangkitkan dari kematian atau kuburnya. Maknanya, pada
hari itu tidak semua manusia dibangkitkan dari kubur, mereka diadili dan dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya didunia, yang berbuat baik akan mendapat
nikmat dan sebaliknya yang berbuat buruk akan mendapat hukuman dari Allah
SWT. Hal Pokok kedua kiamat adalah keadaan akhir zaman, maksudnya
merupakan akhir dari alam semesta dan kehidupan semua makhluk. Saat kiamat
tiba seluruh jagat raya dan isinya, planet, bintang, langit, bumi, manusia atau
semua apapun yang ada akan hancur binasa.7

Dari beberapa pengertian yang telah di sebutkan dapat ditarik kesimpulan


bahwa kiamat ialah peristiwa dahsyat yang menghancurkan dunia yang fana, dan
seisinya termasuk membinasakan manusia serta makhluk hidup lainnya yang

6
Yunahu Ilyas, Kuliah Akidah Islam, Cet Ke-4, (Yogyakarta: LPPI, 2000), h. 153.
7
Kemenag RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tafsir Ilmi: Kiamat Dalam
Perspektif Al-Qur’an Dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an, 2011), h. 8-9.

vii
kemudian menjadikan awal kehidupan baru yang kekal dan merupakan kehidupan
yang sebenar-benarnya.

Pada Hakekatnya hari kiamat terbagi menjadi dua yaitu kiamat Sughra dan
Kubro. Kiamat sughra merupakan kiamat kecil kejadian biasanya seperti kematian,
terjadinya musibah seperti banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor atau yang
lainnya akan tetapi tidak mengakibatkan hancurnya alam semesta. Sedangkan
kiamat kubro, merupakan kiamat besar yang pada saat itu datang, alam semesta
akan mengalami kehancuran begitu juga dengan manusia.8

B. Dalil Tentang Peristiwa Kiamat Dan Keadaan Manusia Saat Itu

1. QS. An-Nazi’at ayat 45 dan QS. Al-Qari’ah ayat 4-5


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Terjemahan:
“Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut
kepadanya (hari Kiamat).”9
Tafsir ayat
Wahai Nabi, engkau tidak tahu kapan kiamat akan terjadi. Engkau
kami utus hanyalah sebagai pemberi peringatan bagi siapa yang takut
kepadanya, lalu beriman dan berbuat baik untuk menghindari azab di
akhirat.10 Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya
8
A Nuzammil Alfan Nasrullah, Pengantar Ilmu Tauhid (Pamekasan: Duta Media Publishing,
2019), h. 61.
9
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. An-Nazi’at/79:45.
10
Syukri, Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Masalah Aqidah dan Akhlak Dalam Al-Qur’an,
(Mataram: Sanabati, 2020), h. 168.

viii
ditugaskan untuk memberi peringatan kepada orang yang takut kepada hari
kebangkitan. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri dengan beramal
kebaikan dan menghindari kejahatan.
Adapun gambaran situasi dan kondisi yang akan terjadi pada hari
kiamat sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Qari’ah ayat 4-5:

Terjemahan:
“Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan. Dan gunung-
gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan”.11
Tafsir ayat
Ibnu Katsir menafsirkan melalui firman-Nya pada ayat keempat
“pada hari itu keadaan manusia seperti anai-anai yang bertebaran”.
Yakni, dalam hal ketersebaran, perpecahan, kepergian dan kedatangan
mereka karena perasaan bingung atas apa yang mereka alami, seakan-akan
mereka itu seperti kapas yang dihamburkan, sebagaimana yang
difirmankan Allah Ta’ala dalam ayat yang lain “seakan-akan mereka itu
belalang yang bertebaran” (QS. Al-Qamar: 7).
Terdapat tiga pendapat di kalangan ulama dalam menafsirkan makna al-
Farasy pada ayat keempat ini sebagai berikut:
1. Maknanya ialah belalang-belalang kecil yang beterbangan dan
saling bercampur-baur antara satu dengan lainnya.
2. Maknanya ialah sejenis burung kecil atau serangga kecil, bukan
nyamuk dan bukan pula lalat.

11
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. Al-Qari’ah/101:4-5.

ix
3. Maknanya ialah sesuatu yang berjatuhan dan bertebaran di sekitar
api, baik berupa nyamuk ataupun serangga-serangga kecil lainnya.12
Firman Allah Ta’ala pada ayat kelima “dan gunung-gunung seperti
bulu yang dihambur-hamburkan”. Maksudnya adalah gunung-gunung itu
seperti bulu-bulu yang dihamburkan yang mudah terbang dan robek.
Adapun gunung-gunung yang kokoh bagaikan bulu yang
dihamburhamburkan. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika
gunung-gunung yang kokoh dicabut dari tempatnya berpijak, kemudian
dipisah-pisah seperti bulu beterbangan tertiup angin meski angin yang
paling lemah.
Berdasarkan penjelasan ayat keempat dan kelima di atas, dapat kita
pahami, salah satu kejadian yang dahsyat pada hari Kiamat adalah
berubahnya keadaan manusia, sehingga ia bagaikan kupu-kupu atau
belalang yang beterbangan, bertebaran dengan bercampur-baur dan tidak
tentu arahnya. Demikian pula dengan gunung-gunung yang sebelumnya
berdiri tegak dan kokoh, maka pada hari itu, gunung-gunung bagaikan bulu
berhamburan. Seluruh makhluk Allâh Ta'ala yang kuat dan kokoh, pada
saat itu kehilangan seluruh kekuatannya, karena demikian dahsyatnya hari
Kiamat.
2. Hadits
Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga
diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits adalah hadits berikut:

12
Ahmad Karomi, Tafsir Mau’dhu’I Surat al-Qari’ah, Jurnal Samawat, Vol. 2, No. 1 Tahun
2018, h. 27.

x
Terjemahan:
“Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW
menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya,
‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan
kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat
sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal,
binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin
Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di
barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari
Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (HR.
Imam Muslim)13
Berdasarkan hadis di atas, terdapat beberapa tanda-tanda kiamat
diantaranya, sebagai berikut:
1. Keluar Asap (al-Dukhān)
Di antara tanda kiamat yang besar adalah kabut. Imam Nawawi
berpendapat, Hadis ini tersebut memperkuat pendapat bahwa kabut
mengenai nafas orang-orang kafir, dan menimpa mukmin dalam bentuk
pilek, dan itu belum terjadi. Tanda ini terjadi menjelang hari kiamat.

13
Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, (Beirut, Dārul
Afaq Al-Jadidah: juz VIII), h. 178.

xi
2. Kemunculan Dajjāl
Fitnah Dajjāl berada di akhir zaman. Kemunculan Dajjāl merupakan
salah satu tanda kiamat yang besar serta merupakan fitnah terbesar yang
akan menimpa manusia di sepanjang sejarah. ‘Dajjāl’ menurut Ibn Hajar,
karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan. Kata ‘Dajjāl’ berarti
menutupi. Ibn Duraid berkata, “Dinamakan ‘Dajjāl’ karena ia menutupi
kebenaran dengan dusta.” Dajjāl menjadi musuh yang paling ditakuti oleh
umat Islam di dunia karena ia menjadi pemimpin sekaligus juru
penyelamat dan penolong bagi orang-orang jahat dalam kalangan Yahudi,
Nasrani dan golongan munafiq.
Dajjāl keluar dari Khurasan atau Aṣbahan yang diikuti oleh tujuh
puluh ribu orang Yahudi daerah tersebut, bumi dilipat baginya sehingga
pergerakannya sangat cepat.14
3. Kemunculan al-Dābbah (Binatang Melata)
Binatang melata adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang akan
keluar di akhir zaman, ketika kejahatan merajalela dan kerusakan meluas,
sementara kebaikan sangat sedikit. Tugas utama binatang itu adalah
berbicara kepada manusia, memberikan stempel dan mencela kekafiran,
kemaksiatan, kefasikan dan kesesatan orang-orang kafir. Semua manusia
tidak akan mampu lari dan menghindar darinya. Karena ini merupakan
siksaan yang hina bagi orang kafir di dunia sebelum siksa akhirat.
4. Terbit matahari dari arah terbenam
Di antara tanda-tanda yang jelas menunjukkan terjadinya kiamat
adalah terbitnya matahari dari tempat terbenamnya. Matahari terbit dari
barat adalah ayat kauniyah yang agung dan mukjizat Ilahi yang besar.
Manusia mengetahui bahwa alam ini dengan segala bintang, planet, bulan,
meteor dan galaksinya diatur dengan sangat rapi sekali oleh Allah Swt

14
Abdul Azim Badawi, Genderang Kiamat: Berita Besar Hari Kiamat, terj. Fadli Bahri,
(Jakarta: Dār al-Falāḥ, 2008), h. 34.

xii
Allah telah menciptakan semuanya dengan segenap ketelitian dan ilmu
Ilahi, sehingga matahari, bintang, dan bulan tidak bergeser dari orbitnya
sedikitpun. Semenjak diciptakan oleh Allah, matahari selalu terbit dari
Timur dan terbenam di Barat, dengan fitme yang teratur, hampir-hampir
tidak pernah melenceng atau terlambat barang seharipun.
Sehingga, ketika hari yang dijanjikan itu tiba, matahari meminta
izin kepada Allah untuk terbit dari Timur, tetapi Allah yang Maha
Memaksa tidak memperkenankannya.15
5. Turun nabi Isa bin Maryam AS
Allah berfirman bahwa Yahudi tidak membunuh rasul-Nya Isa ibn
Maryam, meskipun mereka mengklaim hal itu dan orang-orang Kristen
mempercayainya.
Sebenarnya Nabi Isa as. tidak terbunuh. Allah menyodorkan orang
yang menyerupai Isa kepada mereka, sedangkan Isa sendiri diangkat oleh
Allah Swt ke langit. Allah juga menunjukkan di dalam kitab-Nya bahwa
Isa as. akan turun di akhir zaman, dan turunnya itu merupakan tanda bahwa
kiamat sudah dekat.
6. Kemunculan Ya’juj dan Ma’juj
Setelah Dajjāl berhasil ditumpaskan, umat manusia pada saat itu
hidup dalam keadaan makmur, tenang dan damai, hingga muncul Ya’juj
dan Ma’juj. Menurut Ali Muhammad al-Ṣalabi menunjukkan bahwa Allah
telah memberikan kekuatan kepada Zul Qarnain, untuk membangun
benteng yang tinggi dan kokoh untuk menghalangi antara Ya’juj dan
Ma’juj dengan manusia lainnya. Jika waktunya telah dekat, benteng
tersebut akan runtuh dan mereka akan keluar dengan cepat dalam jumlah
yang banyak sehingga tidak ada satupun yang mampu menghalangi

15
Muhammad Hassan, Detik-detik Pengadilan Allah, dari judul asli Silsilat Ribāb al-Dār al-
Akhīrah, terj. Muhammad Muhtadi, cet. 1, (Solo: Insan Kamil, 2008), h. 78.

xiii
mereka. Kemudian mereka akan bercampur dengan manusia yang lainnya
dan membuat kerusakan di muka bumi.16
7. Kemunculan al-Mahdi
Imam al-Mahdi merupakan seorang laki-laki yang berkening lebar,
berhidung mancung, beralis tipis memanjang dan keduanya terpisah. Bola
matanya hitam dan besar, gigi depannya mengkilat, di pipi kanannya ada
tahi lalat hitam, wajahnya bersinar seperti bintang yang cemerlang,
jenggotnya tebal, di pundaknya ada tanda seperti tanda nabi Muhammad
Saw.
8. Keluar Api dari Yaman
Tanda terakhir yang terjadi sebelum hari kiamat adalah api yang
keluar dari kawah Aden, yang menggiring manusia ke tempat mereka
dihimpun.
Rasulullah telah menceritakan bagaimana cara api itu
mengumpulkan manusia. Keluarnya api dari lembah Aden tidak
bertentangan sama sekali dengan pernyataan bahwa api itu akan
menggiring manusia dari wilayah Timur ke Barat. Hal ini berarti bisa saja
bahwa permulaan api itu berasal dari lembah Aden, setelah keluar, api itu
akan merembet ke seluruh bagian bumi lainnya kemudian menyebar,
menggiring dan mengumpulkan manusia dari wilayah Timur. Sehingga
manusia tidak merasa bahagia dan aman karena masing-masing
memikirkan tentang nasib diri dan balasan bagi amal semasa hidup di
dunia.

C. Peristiwa Kiamat Dan Keadaan Manusia Saat itu


16
Ali Muhammad al-Ṣalabi, Iman kepada Hari Akhir, terj. Chep M. Faqih, (Jakarta: Umm al-
Qurā, 2014), h. 141.

xiv
Peristiwa hari akhir merupakan akhir kehidupan manusia di dunia yang
sifatnya fana, akan tetapi hari akhir juga menjadi gerbang manusia menuju
kehidupan yang kekal dan abadi, yaitu kehidupan akhirat. Hari akhir ditandai
dengan ditiupnya sangkakala oleh Malaikat Israfil. Sangkakala tersebut ditiup
sebanyak dua kali, yaitu tiupan pertama yang membinasakan alam semesta dan
mematikan manusia. Kemudian tiupan yang kedua, yaitu tiupan untuk
membangkitkan kembali umat manusia.

Setelah tiupan sangkakala yang kedua, manusia yang dibangkitkan akan


melalui beberapa tahapan yang akan menentukan balasan untuk mereka. Tahapan-
tahapan hari akhir yang harus dilalui, antara lain sebagai berikut:

a. Yaumul Ba’ats
Yaumul Ba’ats adalah suatu saat ketika semua makhluk yang
bernyawa dan berakal akan dibangkitkan setelah mengalami kematian atau
kiamat. Semua manusia pasti akan dihidupkan dan dibangkitkan kembali oleh
Allah swt. untuk dimintai pertanggungjawabannya selama hidup di dunia.
Pada hari kebangkitan atau Yaumul Ba’ats, semua manusia yang mati
akibat terjadi kiamat kubra, baik karena kematian biasa, karena musibah
kebakaran, karena pesawat jatuh, atau yang mati dan hancur serta hilang
jasadnya, semua akan dibangkitkan dan tidak akan terlewat meskipun hanya
seorang.17
b. Yaumul Hasyr (Alam Mahsyar)
Hasyr atau Mahsyar adalah suatu tempat di akhirat yang sangat luas.
Yaumul Hasyr merupakan saat terjadinya peristiwa ketika semua makhluk,
terutama manusia dikumpulkan dan akan dihisab serta diberi keputusan oleh
Allah Swt. tentang semua amalan yang dikerjakan ketika hidup di dunia.

17
Dwi Priyana, Kehidupan Manusia di Hari Kiamat, (Yogyakarta: DDWK Publikasi Ilmiah
Kementrian Agama Kabupaten Bantul, 2020), h. 38-39.

xv
Mahsyar terjadi setelah manusia dibangkitkan dari kematian. Di
tempat itulah manusia akan merasa berat dan lama menanti pengadilan dari
Allah swt. yang Mahakuasa. Pada hari itu, semua manusia dikumpulkan dan
diadili oleh Allah swt. dengan seadiladilnya. Hari itu juga disebut hari
pembalasan yang hakiki.
c. Yaumul Hisab
Yaumul Hisab adalah hari perhitungan semua amal perbuatan baik
maupun buruk manusia selama hidup di dunia. Sekalipun sebesar zarrah
amalan manusia tidak akan lepas dari perhitungan Allah swt, Pada hari itu,
manusia tidak akan bisa mengelak dan berbohong dari segala amal
perbuatannya karena semua anggota badan akan menjadi saksi atas segala
perbuatannya. Sekalipun manusia telah lupa, tetapi Allah swt. Maha
Mengetahui atas segala amal perbuatan manusia.
Kondisi manusia pada hari itu tergantung pada amal perbuatannya
selama di dunia. Bagi mereka yang selama di dunia terbiasa melakukan amal
baik dan ibadah, mereka akan merasakan bahwa perhitungan itu amat mudah
dan cepat. Sebaliknya, bagi mereka yang terbiasa berbuat maksiat, menipu,
korupsi, memakan harta anak yatim, tidak mendirikan salat, tidak berpuasa,
tidak mengeluarkan zakat, dan amal-amal lainnya, mereka akan diliputi
kekecewaan dan penyesalan yang tiada tara.
d. Mizan (Timbangan)
Mizan adalah timbangan amal. Maksudnya adalah setiap amal manusia
akan ditimbang agar diketahui secara yakin dan pasti tentang amal baik dan
amal buruknya. Perhitungan itu dilakukan dengan seadil-adilnya tanpa
ditambah atau dikurangi sedikit pun.18
e. Surga dan Neraka

18
Dwi Priyana, Kehidupan Manusia di Hari Kiamat, (Yogyakarta: DDWK Publikasi Ilmiah
Kementrian Agama Kabupaten Bantul, 2020), h. 40-41.

xvi
Surga adalah suatu tempat segala kenikmatan hakiki disediakan Allah
Swt. khusus untuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Kenikmatan,
keindahan, dan kemegahannya sulit digambarkan karena belum pernah dilihat
oleh mata atau didengar oleh telinga. Semua itu diperuntukkan hanya bagi
orang-orang yang tunduk dan patuh pada aturan-aturan Allah swt. Mereka
itulah orang-orang yang beruntung karena bagi mereka disediakan surga yang
penuh dengan kebahagiaan dan kesempurnaan.
Dalam berbagai keterangan al-Qur’an, surga memiliki berbagai macam
tingkatan. Orang-orang yang beriman menempatinya sesuai dengan tingkatan
keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah Swt. Nama-nama surga itu
antara lain, surga Firdaus, surga Na’im, surga Ma’wa, surga Adn, surga
Khulud, surga Darussalam, dan Darul Maqamah.
Adapun neraka merupakan tempat terakhir yang terburuk dan paling
berat disediakan bagi orang-orang kafir, musyrik, fasik, ingkar, dan durhaka
kepada Allah Swt. Mereka akan kekal di dalamnya dengan penuh
kesengsaraan dan azab yang sangat dahsyat. Setiap saat dan setiap detik
mereka selalu berhadapan dengan azab dan siksa yang pedih. Neraka juga
memiliki tingkatan seperti surga, antara lain Jahanam, Laza, Saqar, Sa’ir,
Hutamah, Wail, dan Hawiyah.19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

19
Dwi Priyana, Kehidupan Manusia di Hari Kiamat, (Yogyakarta: DDWK Publikasi Ilmiah
Kementrian Agama Kabupaten Bantul, 2020), h. 42.

xvii
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peristiwa kiamat adalah peristiwa hancurnya alam semesta dan seluruh


makhluk yang menjadi penghuninya, dan kemudian seluruh makhluk akan
dibangkitkan kembali untuk menjalani proses pengadilan yang sebenar-
benarnya.
2. Dalil tentang peristiwa kiamat dan keadaan manusia pada saat itu, yakni QS.
An-Nazi’at ayat 45, QS. Al-Qari’ah ayat 4-5 dan dalam HR. Imam Muslim
yang membahas tentang keadaan manusia pada hari kiamat serta terdapat
beberapa tanda-tanda terjadinya peristiwa kiamat.
3. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya sangkakala oleh Malaikat Israfil.
Sangkakala tersebut ditiup sebanyak dua kali, yaitu tiupan pertama yang
membinasakan alam semesta dan mematikan manusia. Kemudian tiupan yang
kedua, yaitu tiupan untuk membangkitkan kembali umat manusia. Setelah
tiupan sangkakala yang kedua, manusia yang dibangkitkan akan melalui
beberapa tahapan yang akan menentukan balasan untuk mereka. Tahapan-
tahapan hari akhir yang harus dilalui, yaitu yaumul ba’ats, yaumul hasyr
(Alam Mahsyar), yaumul hisab, mizan (timbangan), surga dan neraka.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan


dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik/saran yang membangun dari pembaca agar
kami bisa lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ṣalabi, Ali Muhammad. Iman kepada Hari Akhir, terj. Chep M. Faqih. Jakarta:
Umm al-Qurā, 2014.

xviii
Amini, Ibrahim. Ma’had Dār al-Qur’ān, terj. Muhammad Ilyas. Cet. 1. Jakarta: al-
Huda, 2009.
An-Naisaburi, Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim. Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ.
Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: juz VIII.
Badawi, Abdul Azim. Genderang Kiamat: Berita Besar Hari Kiamat. terj. Fadli
Bahri, (Jakarta: Dār al-Falāḥ, 2008.
Hassan, Muhammad. Detik-detik Pengadilan Allah, dari judul asli Silsilat Ribāb
al-Dār al-Akhīrah, terj. Muhammad Muhtadi, Cet. 1. Solo: Insan Kamil,
2008.
Ilyas, Yunahu. Kuliah Akidah Islam. Cet Ke-4. Yogyakarta: LPPI, 2000.
Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahsa, 2008.
Karomi, Ahmad. Tafsir Mau’dhu’I Surat al-Qari’ah. Jurnal Samawat. Vol. 2. No.
1 Tahun 2018.
Kemenag RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi:
Kiamat Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Sains. Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al- Qur’an, 2011.
Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Kosim, Abdul. Konsep Makna Hari Kiamat Dalam Tafsisr Al-Qur’an. Al-Bayan:
Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Tafsir, Vol. 3, No. 2, Desember 2018.
Nasrullah, A Nuzammil Alfan. Pengantar Ilmu Tauhid. Pamekasan: Duta Media
Publishing, 2019.
Priyana, Dwi. Kehidupan Manusia di Hari Kiamat. Yogyakarta: DDWK Publikasi
Ilmiah Kementrian Agama Kabupaten Bantul, 2020.
Susiba dan Yasnel. Akidah Akhlak. Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatra,
2014.
Syukri. Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Masalah Aqidah dan Akhlak Dalam Al-
Qur’an. Mataram: Sanabati, 2020.
Tim Gema Insani. Ensiklopedia Kiamat. Jakarta: Gema Insani, 2013.

xix

Anda mungkin juga menyukai