P7 - 1681775079 Ruang Visual Nusantara 7
P7 - 1681775079 Ruang Visual Nusantara 7
Materi VII
Pola Estetis
Contoh Estetika Pola 4 & Estetika Pola 5
Disusun Oleh:
Dekorasi
Estetika Pola 4
Pa’Limbongan merupakan salah satu ukiran
dinding rumah Tongkonan (Toraja). Tata susun motif ini Utara Timur
berupa empat lingkaran yang masing-masing terletak
pada empat sudut persegi. Lingkaran melambangkan
sumber air (limbongan artinya danau) yang bermakna
rejeki Adapun penempatan di empat sudut
melambangkan penjuru (timur, selatan, barat, utara). Barat Selatan
Motif ini bermaksud agar anggota keluarga memiliki
tekad untuk mencari rezeki dari segala penjuru.
Wuwungan
contoh pada Rumah Adat Wuwungan
Lanangan
Pengapit
Dekorasi
Wuwungan
Bulusan
Estetika Pola 4
Wuwungan merupakan dekorasi atap rumah
joglo yang ditempatkan di bagian lipatan
sambungan genteng. Wuwungan diduga memiliki
fungsi penangkal petir pada zaman dahulu. Pada
Wuwungan Kelir, terdapat 4 jenis wuwungan
yang digunakan, yaitu lanangan, pengapit, Wuwungan
Krecek
bulusan, dan krecek. Tata susun wuwungan kelir
dan genteng merupakan simbol dari system
pemerintahan. Lanangan merupakan simbol dari
Raha, pengapit dan bulusan yang tergabung Pada zaman dahulu, rumah Joglo hanya dimiliki oleh
sebagai kelir merupakan simbol dari Menteri, elit pemerintah setempat. Oleh sebab itu, dapat
krecek simbol dari kepala daerah, sedang genteng dipahami jika susunan atap rumah Joglo juga
merupakan simbol dari rakyat. menyimbolkan tentang tata susun pemerintahan.
contoh pada Candi
Makara
Estetika Pola 4
Makara atau Kala-Makara merupakan
oranamen berupa raut muka raksasa yang
menyeramkan yang biasanya ditempatkan ditengah
bagian atas gapura. Biasanya jumlah makara akan
mengikuti jumlah gerbang Candi. Namun demikian,
terkadang makara juga ditempatkan di titik-titik
tertentu yang dianggap sebagai “pintu”. Ornamen ini
sebagai simbol penolak bala. Oleh sebab itu,
oranamen ini diletakkan di tiap gerbang. Pada candi-
candi besar biasanya memiliki empat pintu gerbang
tapi pada candi-candi kecil hanya memiliki satu
gerbang. Namun demikian, karena makara memiliki
maksud menolak bala dari segala penjuru, maka
ornament ini memiliki pola 4 yang dimaksudkan
sebagai empat penjuru, yaitu utara, timur, selatan, dan
barat.
contoh pada Wastra
Batik
Estetika Pola 4
Kawung Picis merupakan salah motif kawung yang
dilihat dari empat bentuk elips yang saling menutup Utara - - Timur
sehingga membentuk seperti uang. Zaman dahulu, Tanah - - Air
picis merupakan uang receh senilai 10 sen. Bentuk Luwamah - - Sufiah
kawung mengadaptasi dari buah aren atau kolang-
kaling. Motif ini terdiri dari empat elips yang ujung-
ujungnya saling betemu. Empat elips melambangkan Barat - - Selatan
makrokosmos dan mikrokosmos. Batik ini biasa Udara - - Api
digunakan oleh anggota keraton (punakawan, abdi Mutmainah - - Amarah
dalem, sentana dalem) atau rakyat biasa. Hal ini
dimaksudka bahwa sebagai manusia harus memahami
hakekat hidup tentang makrokosmos dan
mikrokosmos.
- Utara
- Udara
contoh pada Candi - Amogasiddhi - Pusat
Mandala
- Ruang
- Vairocana
Estetika Pola 5
Mandala merupakan suatu pola geometris dengan
komposisi jumlah penjuru tertentu dan satu titik pusat Barat - - Timur
dan memiliki nilai spiritual dan metafisik yang Api - - Air
digunakan sebagai meditasi. Kosep ini dipengaruhi Amitabha - - Akshobya
oleh ajaran Hindu dan Buddha. Biasanya bangunan
candi mengadaptasi konsep mandala sehingga tidak
heran jika bentuk candi selalu dibuat simetris. Pada
Candi Borobudur, mandala yang digunakan memiliki 5
elemen, 4 sisi terluar sebagai penjuru dan 1 sebagai
titik pusat. 5 elemen ini menunjukkan sikap meditasi
Buddha yang disebut sebagai mudra. Hal ini
digunakan sebagai tuntunan para umat dalam - Selatan
- Tanah
mencapai kesempurnaan hidup.
- Ratnasambhava
contoh pada Benda Seni
Kereta Kuda
Estetika Pola 5
Kereta Kencana merupakan pusaka berupa kereta
kuda yang ditarik empat ekor kuda. Kereta kuda yang
ditarik oleh empat ekor kuda merupakan simbol dari
mikrokosmos. Empat ekor kuda merupakan empat nafsu
manusia (luwamah, amarah, sufiah, dan mutmainah)
yang menjadi badan jasmani kasar. Adapun kereta
merupaka simbol dari ruh atau badan jasmani halus . Hal
ini dimaksudkan sebagai bahwa badan jasmani kasar dan
halus manusia merupakan alat transportasi manusia
untuk melakukan mobilitas di dunia ini layaknya kereta
kuda.
Sekian
Ada Pertanyaan?