Anda di halaman 1dari 6

FINTECH SYARIAH PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI

KABUPATEN KUNINGAN

PENDAHULUAN
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kabupaten Kuningan merupakan salah satu
sektor penting dalam perekonomian daerah tersebut. Kabupaten Kuningan sendiri terletak di Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Menurut data yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Kuningan pada tahun 2020, terdapat sekitar 73.631 unit UMKM di Kabupaten Kuningan yang
tersebar di seluruh kecamatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 22.341 unit UMKM di antaranya telah
terdaftar secara resmi dan memiliki izin usaha. UMKM di Kabupaten Kuningan mayoritas bergerak
di sektor industri pengolahan, perdagangan, dan jasa. Produk-produk unggulan dari UMKM di
Kabupaten Kuningan antara lain kerajinan tangan, makanan dan minuman, serta produk-produk
pertanian seperti kopi, durian, dan kacang tanah. Pemerintah Kabupaten Kuningan juga terus
berupaya untuk meningkatkan dukungan terhadap UMKM di daerah tersebut, baik melalui program
pelatihan dan pendampingan usaha, penyediaan akses ke pasar, maupun penyediaan akses ke
pembiayaan usaha.
Teknologi adalah bagian yang tidak terlepas dari perkembangan era globalisasi dan
memberikan dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, terlihat dari setiap aktifitas
masyarakat yang sudah tidak terpisahkan lagi dari bantuan teknologi. Begitu pula pada lembaga
keuangan yang kini mulai bergeser pada lembaga keuangan berbasis teknologi. Teknologi digital
merupakan inovasi baru dalam seluruh kegiatan ekonomi. Perkembangan era teknologi digital
mempengaruhi segala aktivitas masyarakat baik dalam sektor perdagangan, pertanian dan secara
khusus pada sektor keuangan. Salah satu sektor yang saat ini dikembangkan yaitu financial
Financial Technology atau lebih dikenal dengan istilah fintech yang menjadi inovasi terbaru
masa kini. Fintech yang ada di berbagai sector usaha di Indonesia dapat mempermudah usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) dalam menjalankan usaha nya, kemudahan yang diberikan yaitu
disebabkan faktor kemanan dan peluang yang lebih tinggi dari pada dengan layanan keuangan
tradisional. Dengan adanya kemudahan tersebut UMKM dapat lebih focus menjalankan usahanya
sehingga akan meningkatkan daya saing UMKM dalam perekonomian nasional atau global. Pada
perkembangan teknologi yang pesar, kehadiran fintech membawa harapan untuk UMKM sebagai
salah satu bentuk dukungan dan fasilitas pemerintah terhadap perkembangan fintech. Kehadiran
fintech syariah dapat membuat respon terhadap perkembangan perusahaan fintech konvensional yang
memakai instrumen bunga dalam operasionalnya. Fintech syariah memegang teguh prinsip islam
dalam setiap transaksinya, sehingga memiliki perbedaan dari segi bunga atau riba, akad, mekanisme
penagihan hingga penyelesaian sengketa.
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa fintech syariah dijalankan
dengan aturan islam, sehingga akad yang akan digunakan pada proses transaksinya berlandaskan
hukum islam. Adapun konsep akad yang dipakai untuk semua transaksi fintech syariah diantaranya
yaitu akad mudharabah dan akad musyarakah. Kedua akad tersebut merupakan pilihan yang tepat
bagi pelaku fintech syariah. Akad mudharabah mempunyai arti bentuk kerja sama antara pemilik
modal (investor) dengan pengelola dana. Kedua belah pihak bertemu secara tatap muka untuk
melakukan penentuan jumlah keuntungan yang nantinya akan dibagi secara adil. Sedangkan
pengertian akad musyarakah adalah suatu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan menganut
sistem bagi rata, dimana pemilik modal (investor) dan pengelola dana akan memperoleh keuntungan
sama dan adil sesuai dengan kesepakatan sejak awal terjadinya perjanjian di awal transaksi.
Fintech syariah pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kuningan
merupakan salah satu solusi yang dapat membantu UMKM dalam mengatasi kendala-kendala yang
sering dihadapi, seperti masalah akses ke pembiayaan, pengelolaan keuangan, dan pemasaran.
Fintech syariah sendiri adalah teknologi keuangan yang berbasis syariah dan dapat membantu
UMKM dalam mendapatkan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti
pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau mudharabah. Selain itu, fintech syariah juga dapat
membantu UMKM dalam pengelolaan keuangan dan memudahkan transaksi keuangan dengan
konsumen. Beberapa fintech syariah yang tersedia di Indonesia antara lain KoinWorks, Akseleran,
dan Kapital Boost. Selain itu, pemerintah juga telah membuka program Pembiayaan Syariah Mikro
(PSM) yang ditujukan untuk membantu UMKM dalam mendapatkan pembiayaan syariah dengan
bunga yang rendah. Pemerintah Kabupaten Kuningan juga telah membuka Dinas Koperasi dan
UMKM untuk membantu UMKM dalam mengakses fintech syariah dan program PSM. Dinas
tersebut juga memberikan program pelatihan dan pendampingan untuk UMKM dalam meningkatkan
keterampilan dan kemampuan pengelolaan usaha. Dengan adanya fintech syariah dan dukungan dari
pemerintah dan dinas koperasi, diharapkan UMKM di Kabupaten Kuningan dapat lebih mudah untuk
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dan dapat berkembang secara berkelanjutan.
KAJIAN PUSTAKA
Financial Technology (Fintech)
Fintech sendiri berasal dari istilah financial technology atau teknologi keuangan. Dari National
Digital Research Center (NDRC), Teknologi Keuangan adalah istilah yang umum digunakan
panggilan inovasi dalam layanan keuangan. Fintech sendiri berasal dari kata finansial dan Teknologi
yang mengacu pada inovasi keuangan dengan sentuhan teknologi modern. fintech adalah sarana
transaksi yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai produk keuangan
dan Meningkatkan literasi keuangan dan memberikan layanan seperti pinjaman UMKM yang
membantu Joint Venture Pembangunan Ekonomi Daerah Daerah Tertinggal. Definisi fintech yang
dikembangkan oleh Bank Indonesia adalah “Penggunaan teknologi Sistem keuangan yang juga
menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru stabilitas ekonomi moneter,
stabilitas dan/atau efisiensi sistem keuangan, likuiditas, Keamanan dan keandalan sistem
pembayaran". Konsep fintech menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terintegrasi di sektor
keuangan bank dan lembaga keuangan, diharapkan dapat memfasilitasi proses transaksi keuangan
yang lebih nyaman, aman dan modern. Layanan fintech sendiri berasal dari istilah financial
technology atau teknologi finansial. Dari National Digital Research Center (NDRC), Teknologi
Keuangan adalah istilah yang umum digunakan panggilan inovasi dalam layanan keuangan. Fintech
sendiri berasal dari kata finansial dan Teknologi yang mengacu pada inovasi keuangan dengan
sentuhan teknologi modern. fintech adalah sarana transaksi yang memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi mengenai produk keuangan dan Meningkatkan literasi keuangan dan
memberikan layanan seperti pinjaman UMKM yang membantu Joint Venture Pembangunan
Ekonomi Daerah Daerah Tertinggal. Definisi fintech yang dikembangkan oleh Bank Indonesia adalah
“Penggunaan teknologi Sistem keuangan yang juga menghasilkan produk, layanan, teknologi,
dan/atau model bisnis baru stabilitas ekonomi moneter, stabilitas dan/atau efisiensi sistem keuangan,
likuiditas, Keamanan dan keandalan sistem pembayaran". Konsep fintech menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi terintegrasi di sektor keuangan bank dan lembaga keuangan, diharapkan
dapat memungkinkan proses transaksi keuangan yang lebih nyaman, aman dan modern. Layanan
keuangan digital yang saat ini sedang dikembangkan di Indonesia yaitu sistem payment channel,
perbankan digital, asuransi online, peer-to-peer lending (P2P) dan crowdfunding (Siregar)
2016). Fintech dengan layanan keuangan seperti crowdfunding, pembayaran seluler, dan layanan
pengiriman uang. Uang telah merevolusi bisnis startup. Fintech juga memainkan peran penting
mengubah perilaku dan harapan konsumen, termasuk:
a) Akses informasi kapan saja, di mana saja
b) Akan menyeimbangkan perusahaan besar dan kecil, sehingga mereka cenderung memiliki
ekspektasi yang tinggi juga untuk usaha kecil yang baru didirikan.
Fintech Syariah
Fintech dalam keuangan syariah global saat ini lebih dominan dalam bentuk platform crowdfunding.
Contohnya adalah HalalSky dan Launch Good (USA), The Ethical Crowd dan Assignors (UK),
Pitchin and Waqf World (Malaysia) dan EthisCrowd dan KapitalBoost (Singapura). Selain
crowdfunding, jenis fintech syariah lainnya adalah Investment Subscription Platform atau lebih
dikenal IAP. (Platform Akun Investasi) dan Islamic Robo Advisor (GIFR, 2017). Salah satu masalah
utama Isu fintech syariah baik di Indonesia maupun global adalah peran dan kerangka regulasinya
Pakar syariah tentang penerapan syariah pada industri fintech. Pengelolaan konsep syariah Aplikasi
fintech harus jelas melibatkan dan dipahami oleh pemangku kepentingan terkait Pemangku
Kepentingan (Rusydiana, 2018). Menurut Syariah, Fintech adalah Mukhlisin (Yarli, 2018).
Kombinasi inovasi keuangan dan teknologi yang ada yang memudahkan proses transaksi dan
investasi berdasarkan nilai-nilai syariah.
UMKM
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia merupakan bagian penting dari bisnis
sistem ekonomi nasional karena berperan dalam mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi
Misinya adalah menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan Dalam meningkatkan pendapatan devisa dan memperkuat struktur industri nasional
UMKM merupakan salah satu bentuk usaha produktif yang mandiri
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dilihat dari sisi sebagai divisi jumlah dan
kontribusinya sangat penting bagi perekonomian nasional, di Pengembangan Bisnis bertemu secara
teratur keterbatasan Seperti yang disebutkan Wang (2016), Sharma dan Gounder (2012), salah salah
satu hambatan terbesar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sulit mendapatkan pembiayaan
diterima dari bank tradisional seperti Lembaga keuangan karena banyak Persyaratan yang harus
dipenuhi pelamar Debitur, termasuk usaha kecil dan mikro Usaha Menengah (UMKM). Setelah
Temelkov dan Samonikov (2018), Keengganan atau Ketidakmampuan perbankan tradisional dalam
penyaluran Pembiayaan untuk usaha kecil dan mikro Usaha Menengah (UMKM) adalah sebuah
peluang untuk pengembangan inovasi sumber pembiayaan alternative.
Teknologi. Pembiayaan fintech syariah sangat bermanfaat untuk pengembangan bisnis. Ini
akan ditampilkan yang mengimplementasikan fintech financing syariah untuk pengembangan bisnis.
Hal ini menunjukkan adanya tambahan modal pembiayaan fintech syariah untuk ekspansi bisnis.
Demikian keberadaan fintech syariah sebagai alternatif pembiayaan Kontraktor diharapkan untuk
berpartisipasi dengan sangat cepat dan akurat. Pembiayaan Fintech Syariah berpartisipasi dalam
pengembangan usaha pemilik UMKM. Ini terjadi karena pola pikir. Masyarakat yang semakin cerdas
dalam memanfaatkan ketersediaan dana, baik secara manual maupun online seperti fintech syariah.
Dengan adanya fintech pembiayaan syariah, para pelaku bisnis bisa melakukan hal tersebut
mengembangkan usahanya serta mampu berinovasi dan berkontribusi terhadap perekonomian.
Memahami kemandirian individu dan kemampuan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
sekitar Sistem implementasi fintech syariah.
Hal ini membuat adanya keuangan online dengan bantuan aplikasi untuk menghadirkan
kemudahan bagi pedagang. Menarik Pembiayaan fintech syariah dapat diterapkan untuk koperasi
yang sudah ada berkolaborasi dengan fintech. Koperasi bermitra dengan perusahaan fintech
memantau bisnis klien. Ini menunjukkan penganiayaan Pemilik modal versus pengelola dana dalam
menjalankan usahanya sebagai bentuk tanggung jawab tanggung jawab perusahaan kepada para
pedagang, agar usahanya mendatangkan keuntungan dan keberkahan mari kita hidup. Proses
pembayaran aset keuangan hanya oleh fintech syariah memakan waktu tiga hari kerja. penetapan
besaran nisbah bagi hasil ditentukan di awal dan sepakat Hal ini dilakukan untuk menghindari
ketidakadilan Pada saat eksekusi tidak ada pihak yang merasa dikhianati. Partisipasi Keuntungan
menunjukkan tingkat bagi hasil yang diterima oleh fintech dan operator perusahaan. itu adalah 60:
40, tetapi perusahaan fintech yang bekerja sama dengan koperasi akan membayar biaya Biaya
administrasi yang dibebankan kepada pengusaha yang dianggap mengurangi keuntungan Pedagang.
PENELITIAN YANG RELEVAN
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang membahas mengenai Financial Technology terhadap
UMKM, penelitian tersebut dijadikan acuan dalam penulisan. Diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. (Marlina & Fatwa, 2021) dalam penelitiannya yaitu Kehadiran financial technology (fintech)
syariah sebagai lembaga keuangan yang kredibel diharapkan mampu membantu
permasalahan yang seringkali dihadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa fintech syariah berperan sebagai
faktor pendorong dalam meningkatkan inklusivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Indonesia. Kehadiran industri fintech syariah dapat mengatasi permasalahan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, terutama terkait kebutuhan
pembiayaan, kemudahan proses transaksi, perluasan akses pasar, dan kemudahan dalam
penyusunan laporan keuangan
2. (RINALDI, 2020) dalam penelitiannya yaitu mengetahui potensi fintech syariah di desa
terhadap pengembangan pelaku UMKM di Desa Tajurhalang Kabupaten Bogor. Metode
pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian
di di Desa Tajurhalang yang berada di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat Hasil penelitian menunjukan bahwa Fintech syariah berperan terhadap pengembangan
UMKM melalui kemudahan akses permodalan yang membantu pelaku usaha dalam
mengembangkan usaha. Sehingga dengan adanya pembiayaan fintech syariah, pelaku usaha
dapat berinovasi dalam mengembangkan produk dan dan ikut andil dalam membantu
pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan sistem
pembiayaan fintech syariah mampu memberi manfaat bagi pelaku UMKM dengan pengajuan
pembiayaan bisa diakses secara online, sehingga memberikan kemudahan akses dan efisiensi
waktu. Kelebihan lain yang diberikan oleh fintech syariah adalah nisbah bagi hasilyang
disepakati bersama. Penggunaan fintech memberi manfaat terhadap pengembangan kluster
UMKM. Hal demikian didukung oleh fitur fintech syariah yang dapat diakses melalui
aplikasi, dengan pilihan akad yang sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM. Selain itu,
kehadiran fintech syariah memberi dampak lain pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat,
yaitu membantu masyarakat terhindar dari Bank Titil (rentenir). Biaya administrasi di fintech
syariah terbilang masih sangat tinggi menyebabkan beberapa UMKM merasa keberatan,
sehingga pinjaman yang diperoleh akan dipotong untuk biaya administrasi. Hal tersebut
mengakibatkan nominal pengajuan pembiayaan yang dilakukan UMKM tidak didapatkan
penuh karena harus dipotong biaya administrasi langsung oleh pihak fintech syariah.
3. (Rasidi, Budi, & Hatmoko, 2021) dalam penelitiannya yaitu memaparkan alternatif
pendanaan menggunakan Financial Technology (Fintech) syariah untuk penggiat UMKM
yang terkena dampak dari Pandemi Covid-19 di Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dimana pendekatan ini
menjelaskan penelitian pada suatu subjek. Sumber data merupakan data sekunder yang
diperoleh melalui studi kepustakaan berupa jurnal, artikel berita, dan buku-buku yang
berkaitan dengan penelitian. Data-data yang telah terkumpul akan diklasifikasikan, lalu
diverifikasi apakah sesuai dengan penelitian dan selanjutnya dianalisis. Hasil penelitian
menemukan bahwa selama masa Pandemi Covid-19 omset UMKM mengalami penurunan
dan banyak UMKM yang tidak memiliki cadangan modal usaha. Fintech syariah bisa menjadi
solusi permodalan masyarakat khususnya UMKM dan Fintech dapat membantu pengefektifan
bantuan pembiayaan pemerintah dan sebagai parameter yang menunjukkan peningkatan
literasi keuangan masyarakat, khususnya UMKM dalam mengakses pembiayaan serta
transaksi keuangan.
4. (Saripudin, Nadya, & Iqbal, 2021) dalam penelitiannya yaitu fintech syariah juga mendorong
pengembangan sektor-sektor produktif yang saat ini tidak terlayani oleh layanan perbankan.
Kendala pengembangan fintech syariah dalam mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia
setidaknya dapat diselesaikan dengan tiga strategi. Pertama, penguatan ekosistem berupa
sinergi antara fintech syariah, pengguna jasa fintech (borrower) dan perbankan syariah
(lender) selaku civil society, pemerintah yang merupakan regulator dan kalangan perguruan
tinggi selaku akademisi.
5. (Billah & Nuntupa, 2021) dalam penelitiannya perkembangan financial berbasis syariah
sudah mulai berkembang di masyarakat. fintech syariah adalah inovasi pelayanan terbaru
bidang keuangan yang berbasis teknologi dengan tidak melupakan syariat islam sehingga
memberi manfaat serta membantu masyarakat agar dengan mudah mengakses produk dan
layanan keuangan yang tidak terdapat pada layanan keuangan di masa lalu. Meskipun terdapat
beberapa kendala dalam peningkatannya di Indonesia seperti kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang teknologi dikarenakan karakter masyarakatnya yang masih bersifat
tradisional ataupun dapat menimbulkan kesenjangan sosial dimana dapat berpengaruh pada
tingginya tingkat individualisme pada masyarakat. Minimnya modal yang dimiliki fintech
syariah.Namun fintech syariah tetap berusaha untuk melakukan inovasi agar dapat diterima
dengan baik dan mengurangi kendala yang ada pada masyarakat.
6. (Rahmawati, 2020) dalam penelitian nya Financial technology (Fintech) adalah
penggabungan dari pengelolaan keuangan menggunakan sistem technology. Fintech telah
menjadi perhatian masyarakat karena layanan ini menyediakan banyak fitur layanan dalam
mempermudah dari sisi finansial seperti digunakan dalam lembaga keuangan koperasi,
perbankan dan asuransi.Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis Peran Fintech Dalam
Meningkatkan UMKM di Indonesia. Saat ini, Perkembangan Teknologi mulai masuk ke ranah
Digital guna menyongsong Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar tahun 2024,
pemerintah sebagai regulator ekonomi Indonesia, harus memberdayakan seluruh masyarakat
indonesia hingga ke pedesaan dan daerah terpencil di seluruh pelosok negri agar turut
merasakan dampak positif dari berkembangnya Teknologi di masa yang akan datang.
7. (Sardiana, 2022) dalam penelitiannya Terhambatnya beberapa kegiatan bisnis yang
disebabkan oleh pandemic menyebabkan perlunya Lembaga yang dapat mengelola serta
mengembangkan UMKM di tengah wabah ini. Salah satu Lembaga yang sedang
dikembangkan ialah fintech Syariah. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka
dimana dalam metode tersebut peneliti menggunakan beberapa sumber yang menyajikan
topik terkait penelitian tersebut. Penelitian ini juga menggunakan sumber sekunder dimana
sumber tersebut menyajikan data terkait fintech Syariah dan UMKM. Teknik penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif dengan mengkaji pola untuk
mengembangkan UMKM dengan menggunakan fintech yang berbasis Syariah. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa saat ini total aset dari fintech Syariah mencapai sebesar
50 milyar rupiah atau dengan pertumbuhan yaitu sejumlah 8,32 persen yang mana angka ini
menunjukan angka yang signifikan daripada februari 2020. Sejak berkembangnya fintech
Syariah ini terdapat 13 fintech Syariah serta terdapat 6 perusahaan yang bergerak dibidang
pembiayaan 65 untuk mengembangkan UMKM. Pola yang digunakan dalam
mengembangkan UMK yang memiliki basis Syariah dapat menggunakan peran dari Lembaga
fintech tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk finansial berupa uang tetapi juga
memberikan bantuan berupa pendamping dalam mengembangkan bisnisnya terkait
pemasaran UMKM.
8. (Marlina&fatwa, 2021) dalam penelitiannya Kehadiran financial technology (fintech)
syariah sebagai lembaga keuangan yang kredibel diharapkan mampu membantu
permasalahan yang seringkali dihadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa fintech syariah berperan sebagai
faktor pendorong dalam meningkatkan inklusivitas Usaha MikroKecildan
Menengah(UMKM)di Indonesia. Kehadiran industri fintech syariah dapat mengatasi
permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, terutama terkait
kebutuhan pembiayaan, kemudahan proses transaksi, perluasan akses pasar, dan kemudahan
dalam penyusunan laporan keuangan.
9. (Billah & Nuntupa, 2021) dalam penelitiannya Financial technology atau yang disingkat
Fintech adalah penggabungan dari pengelolaan keuangan menggunakan teknologi. Fintech
telah menjadi perhatian masyarakat karena layanan ini menyediakan berbagai fitur layanan
dalam mempermudah dari sisi keuangan seperti yang telah digunakan dalam lembaga
keuangan koperasi, perbankan dan asuransi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Peran
Fintech dalam meningkatkan UMKM di Indonesia. Saat ini, Perkembangan Teknologi mulai
masuk ke ranah digital guna menyongsong Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar
tahun 2024, tugas pemerintah sebagai regulator ekonomi Indonesia, yaitu memberdayakan
seluruh masyarakat indonesia hingga ke pedesaan dan daerah terpencil di seluruh pelosok
negeri agar turut merasakan dampak positif dari berkembangnya teknologi di masa yang akan
datang.
10. (Wardhana, 2020) dalam penelitiannya yaitu Digitalisasi telah memasuki lini sektor
kehidupan manusia tak terkecuali ektor ekonomi dan bisnis. Digitalisasi juga telah masuk
kedalam industry keuangan dimana saat ini marak bermuculannya financial technology
(Fintech). Data menyebutkan bahwa saat ini fintech di Indonesia yaitu sebesar 164
perusahaan. Munculnya fintech ini berdapak positif bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dimana melalui fintech ini permasalahan permodalan yang dihadapi oleh
para pelaku UMKM dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai