Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN

ASAM
No. :870/59/SOP-UKP/I/2019
Dokumen
No. :00
SOP Revisi
Tanggal :7 Januari 2019
Terbit
Halaman :1/3

PUSKESMAS MARTA RAHAYU


KARANGAN NIP.196603031987032009

1.Pengertian Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam adalah pemeriksaan untuk


mengetahui adanya kuman bakteri tahan asam pada bahan sputum
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeriksaan
bakteri tahan asam
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 870/21/SK-UKP/I/2019
tentang Jenis-Jenis pelayanan Laboratorium di Puskesmas Karangan
4.Referensi 1. Depkes RI,2004, Pedoman Praktek Laboratorium yang baik (GLP)
2. Depkes RI, 2007, Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis
3.Prosedur 1. Peralatan
Obyek gelas, Ose / lidi yg dipipihkan, Tusuk gigi, Lampu spritus,
Rak pengecatan dan, Pinset/penjepit kayu, Mikroskop,Kotak
sediaan
2. Reagensia
Carbol Fuchsin 0,3 % (Ziehl Neelsen A), Asam Alkohol / 3 % HCl
dalam Etanol (Ziehl Neelsen B), Methylene Blue 0,3 % (Ziehl
Neelsen C), Minyak Imersi, Eter Alkohol/xylol, lysol 5 % atau Na
Hipoclorid 1 %
3. Sampel
a. Sampel untuk penegakan diagnosis adalah Dahak S-S
(Sewaktu Pertama , Sewaktu Kedua ) atau S-P (Sewaktu, Pagi )
b. Sampel untuk Follow Up (FU) adalah Dahak S-P (Sewaktu dan
Pagi). Pemberian identitas dahak sesuai dengan waktu
pengumpulan sbb:
FU akhir fase intensif (D,E), FU bila 1 bulan sebelum
pengobatan (F,G), FU Akhir Pengobatan (H,I) dan Pemeriksaan
setelah pemberiaan sisipan (J,K)

4. Pembuatan Sediaan Apus


a. Menulis nomor identitas pasien pada bagian ujung kaca. Bila
menggunakan kaca fronted, tulis dengan pensil 2B pada bagian
yang buram/frosted. Nomor identitas pasien meliputi Kode
Kab/Kode UPK/ Nomor sediaan/Waktu pengumpulan dahak.
Untuk Kode Kabupaten Landak adalah**, Kode UPK
Puskesmas Karangan adalah **. Misal pembuatan apusan
untuk penegakan diagnosis nomor sediaan 001, waktu
pengumpulan dahak sewaktu pertama maka penomorannya
sbb: 02/12/001/A.
b. Memilih dan mengambil bagian dahak yang purulen
menggunakan ose steril/ lidi yang dipipihkan ujungnya.
c. Membuat apusan pada kaca obyek dengan diameter 2 x 3 cm
(tdk boleh terlalu tipis agar tdk terlalu cepat kering)
d. Membuat spiral-spiral kecil sewaktu apusan setengah kering
dengan menggunakan tusuk gigi lancip untuk meratakan
apusan. (Tidak boleh membuat spiral pada saat apusan sudah
kering, karena dapat terkelupas dan menjadi aerosol yang
berbahaya)
e. Buang Lidi yang telah digunakan ke wadah berisi desinfektan
f. Membiarkan apusan kering udara.
g. Memfiksasi apusan dengan melewatkan api 3 kali, pastikan
apusan menghadap ke atas.
Catatan :
a. Penanganan dahak yang bercampur darah
Buat sediaan, kemudian difiksasi, genangi dengan
air/aquades lalu digoyang-goyang sampai warna merah
darah hilang.
b. Penanganan dahak yang encer
Sediaan dibuat berlapis-lapis. Buat apusan seperti biasa,
setelah kering buat apusan lagi di atasnya, diulang sampai
ketebalannya cukup.

5. Pewarnaan Sediaan ( Pewarnaan Ziehl – Neelsen )


a. Genangi seluruh permukaan sedian dengan carbol fuchsin
3%
b. Panaskan sampai mengeluarkan uap, kemudian dinginkan
selama 5 menit
c. Bilas sedian dengan asam alkohol 0.3 % sampai tidak ada
sisa warna merah
d. Bilas dengan air
e. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan larutan
Methylene Blue 3% selama 10-20 detik
f. Bilas dengan air
g. Keringkan sediaan pada suhu kamar

6. Pembacaan sediaan BTA


a. Gunakan lensa objektif 10 X untuk menemukan bagian
purulen yang baik untuk diperiksa, bagian ini harus
mempunyai sel radang yang lebih banyak dibandingkan
dengan sel epitel.
b. Teteskan 1 tetes minyak emersi, tetesan harus jatuh bebas
ke permukaan hapusan agar aplikator minyak emersi tidak
terkontaminasi dengan kuman TBC
c. Putarlah lensa objektif 100 X dengan hati – hati ke atas
sediaan
d. Sesuaikan fokus dengan hati – hati sampai sel – sel terlihat
dengan jelas
e. Arah menggeser sediaan dari kiri atas ke kanan, periksa
sekurang – kurangnya 100 lapangan pandang besar
sebelum melaporkan hasil negatif
f. Hapus dengan hati – hati minyak emersi pada sediaan
dengan menggunakan ujung kertas toilet yang bersih
g. Simpan sediaan menurut nomor register

7. Penanganan sisa spesimen


Menuangi sisa spesimen pada pot dahak dengan larutan
desinfektan (lysol 5% atau Na Hipoclorid 1 %) minimal sama
banyak

8. Hal-hal Yang Perlu diperhatikan :


a. Pemeriksaan BTA sputum merupakan pemeriksaan beresiko
tinggi karena resiko penularannya cukup tinggi
b. Untuk mengurangi resiko penebaran/penularan maka
pembuatan preparat BTA dilakukan setelah pelayanan
pemeriksaan lab selesai, AC dimatikan dan membuka
jendela lebar-lebar, dan usahakan udara mengalir dari arah
belakang petugas (atau menggunakan Ex- house)
c. Segera melakukan desinfeksi meja kerja setiap selesai
mengerjakan pembuatan preparat dan setiap ada percikan
specimen
d. Melakukan Pemantapan mutu internal dengan cara menilai
kualitas sediaan yakni :
1. Kualitas dahak
Kualitas dahak yang baik terlihat 25 leukosit/LP perbesaran
100 x, juga terlihat sel debu atau makrofag.
2. Ukuran sediaan apus : 2 x 3 cm
3. Kerataan sediaan apus : dahak tersebar merata, tidak terlihat
daerah kosong pada kaca obyek.
4. Ketebalan sediaan apus
Diperiksa dengan cara memegang sediaan apus yang belum
dicat 4-5 cm diatas surat kabar atau tulisan cetakan.
Ketebalan masih dianggap baik bila huruf-huruf masih dapat
terbaca. Secara mikroskopis leukosit tersebar merata dan
tidak saling menumpuk.
6.Unit Terkait 1. Poli TB
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. UGD
5. Laboratorium

7. Rekaman Histori Perubahan

Isi Perubahan Tgl. Mulai


No Yang Dirubah
Diberlakukan
PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN
ASAM
No. :
Dokumen
DAFTAR No. Revisi :

TILIK Tanggal : 7 Januari 2019


Terbit
Halaman :½
MARTA RAHAYU. SKM
PUSKESMAS
NIP.1966030319870320
KARANGAN
09

Unit :

Petugas :

Pelaksanaan :

NO Langkah Kegiatan Ya Tidak TB


A. Peralatan
1. Obyek gelas, Ose / lidi yg dipipihkan, Tusuk gigi, Lampu
spritus, Rak pengecatan dan ,Pinset/penjepit kayu,
Mikroskop,Kotak sediaan
B. Reagensia
2. Carbol Fuchsin 0,3 % (Ziehl Neelsen A), Asam Alkohol / 3
% HCl dalam Etanol (Ziehl Neelsen B), Methylene Blue 0,3
% (Ziehl Neelsen C), Minyak Imersi, Eter Alkohol/xylol, lysol
5 % atau Na Hipoclorid 1 %
C. Sampel
1. Sampel untuk penegakan diagnosis adalah Dahak S-S
(Sewaktu Pertama , Sewaktu Kedua ) atau S-P (Sewaktu,
Pagi )
2. Sampel untuk Follow Up (FU) adalah Dahak S-P (Sewaktu
dan Pagi). Pemberian identitas dahak sesuai dengan waktu
pengumpulan sebab: FU akhir fase intensif (D,E), FU bila 1
bulan sebelum pengobatan (F,G), FU Akhir Pengobatan (H,I)
dan Pemeriksaan setelah pemberiaan sisipan (J,K)
D. Pembuatan Sediaan Apus
1. Menulis nomor identitas pasien pada bagian ujung kaca. Bila
menggunakan kaca fronted, tulis dengan pensil 2B pada
bagian yang buram/frosted. Nomor identitas pasien meliputi
Kode Kab/Kode UPK/ Nomor sediaan/Waktu pengumpulan
dahak. Untuk Kode Kabupaten Landak adalah** , Kode UPK
Puskesmas Karangan adalah **. Misal pembuatan apusan
untuk penegakan diagnosis nomor sediaan 001, waktu
pengumpulan dahak sewaktu pertama maka penomorannya
sbb: 02/12/001/A.
2. Memilih dan mengambil bagian dahak yang purulen
menggunakan ose steril/ lidi yang dipipihkan ujungnya
3. Membuat apusan pada kaca obyek dengan diameter 2 x 3
cm (tdk boleh terlalu tipis agar tdk terlalu cepat kering)
4. Membuat spiral-spiral kecil sewaktu apusan setengah kering
dengan menggunakan tusuk ggigi lancip untuk meratakan
apusan. (Tidak boleh membuat spiral pada saat apusan
sudah kering, karena dapat terkelupas dan menjadi aerosol
yang berbahaya)
5. Buang Lidi yang telah digunakan ke wadah berisi desinfektan
6. Membiarkan apusan kering udara.
7. Memfiksasi apusan dengan melewatkan api 3 kali, pastikan
apusan menghadap ke atas.
Catatan :
a. Penanganan dahak yang bercampur darah
Buat sediaan, kemudian difiksasi, genangi dengan
air/aquades lalu digoyang-goyang sampai warna merah
darah hilang.
b. Penanganan dahak yang encer
Sediaan dibuat berlapis-lapis. Buat apusan seperti biasa,
setelah kering buat apusan lagi di atasnya, diulang sampai
ketebalannya cukup.
E. Pewarnaan Sediaan ( Pewarnaan Ziehl – Neelsen )
1. Genangi seluruh permukaan sedian dengan carbol fuchsin 3
%
2. Panaskan sampai mengeluarkan uap, kemudian dinginkan
selama 5 menit
3. Bilas sedian dengan asam alkohol 0.3 % sampai tidak ada
sisa warna merah
4. Bilas dengan air
5. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan larutan
Methylene Blue 3% selama 10-20 detik
6. Bilas dengan air
7. Keringkan sediaan pada suhu kamar
F. Pembacaan Sediaan BTA
1. Gunakan lensa objektif 10 X untuk menemukan bagian
purulen yang baik untuk diperiksa, bagian ini harus
mempunyai sel radang yang lebih banyak dibandingkan
dengan sel epitel.
2. Teteskan 1 tetes minyak emersi, tetesan harus jatuh bebas
ke permukaan hapusan agar aplikator minyak emersi tidak
terkontaminasi dengan kuman TBC
3. Putarlah lensa objektif 100 X dengan hati – hati ke atas
sediaan
4. Sesuaikan fokus dengan hati – hati sampai sel – sel terlihat
dengan jelas
5. Arah menggeser sediaan dari kiri atas ke kanan, periksa
sekurang – kurangnya 100 lapangan pandang besar sebelum
melaporkan hasil negatif
6. Hapus dengan hati – hati minyak emersi pada sediaan
dengan menggunakan ujung kertas toilet yang bersih
7. Simpan sediaan menurut nomor register
G. Penanganan Sisa Spesimen
1. Menuangi sisa spesimen pada pot dahak dengan larutan
desinfektan (lysol 5% atau Na Hipoclorid 1 %) minimal sama
banyak
H. Hal-hal Yang Perlu di perhatikan :
1. Pemeriksaan BTA sputum merupakan pemeriksaan beresiko
tinggi karena resiko penularannya cukup tinggi
2. Untuk mengurangi resiko penebaran/penularan maka
pembuatan preparat BTA dilakukan setelah pelayanan
pemeriksaan lab selesai, AC dimatikan dan membuka
jendela lebar-lebar, dan usahakan udara mengalir dari arah
belakang petugas (atau menggunakan Ex- house)
3. Segera melakukan desinfeksi meja kerja setiap selesai
mengerjakan pembuatan preparat dan setiap ada percikan
specimen
4. Melakukan Pemantapan mutu internal dengan cara menilai
kualitas sediaan yakni :
a. Kualitas dahak
Kualitas dahak yang baik terlihat 25 leukosit/LP
perbesaran 100 x, juga terlihat sel debu atau makrofag.
b. Ukuran sediaan apus : 2 x 3 cm
c. Kerataan sediaan apus : dahak tersebar merata, tidak
terlihat daerah kosong pada kaca obyek.
d. Ketebalan sediaan apus
e. Diperiksa dengan cara memegang sediaan apus yang
belum dicat 4-5 cm diatas surat kabar atau tulisan
cetakan. Ketebalan masih dianggap baik bila huruf-huruf
masih dapat terbaca. Secara mikroskopis leukosit tersebar
merata dan tidak saling menumpuk.
Jumlah

Compliance Rate (CR) = Jumlah Ya . x 100%


Jumlah Ya + Jumlah Tidak
= …………………………… x 100%

= ………..%

………………,……………………..2019

Pelaksana Pemeriksa

…………………………………….. …………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai