Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan sebuah industri hiburan yang sangat dibutuhkan

oleh setiap orang. Kebanyakan orang disibukkan dengan pekerjaan atau rutinitas

sehari-hari yang monoton, menyebabkan timbulnya suatu kejenuhan. Oleh karena

itu, manusia memerlukan suatu kegiatan yang bersifat menghibur. Kegiatan ini

dapat membantu seseorang untuk memiliki waktu senggang yang dapat dijadikan

sebagai sarana pemulihan kejernihan pikiran, agar terhindar dari tekanan kegiatan

sehari-hariyang dapat menimbulkan kejenuhan bahkan gejala yang disebut stress.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan seseorang dalam mengisi waktu

luangnya adalah dengan melakukan kegiatan pariwisata.1

Peranan pariwisata dalam pembangunan secara garis besar terdiri dari tiga

aspek yakni aspek ekonomi (pajak-pajak, devisa), aspek kerja sama antar Negara

(hubungan internasional), aspek kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan yang

dimiliki kepada wisatawan mancanegara).

Pada saat ini sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor

yang diminati dan cukup menjanjikan dari segi ekonomi. Begitu banyak daerah

yang berlomba-lomba dalam mempersiapkan, dan mengorganisir pariwisatanya.

Masing-masing dari daerah tersebut mencoba menggali seluruh potensi yang

dimiliki yang dapat "dijual" dan menjadi salah satu bisnis yang menjanjika. Sektor

pariwisata juga membuka peluang lapangan pekerjaan, membuka peluang produk

lokal agar dapat diketahui oleh masyarakat internasional yang pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. Perkembangan

1
Suyono, Faisal Adhim Bahriansyah Putra, Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas
Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga Dalam Upaya Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten
Situbondo, Mediakom, Tahun 2017, h 13

1
2

pariwisata juga turut menghampiri desa. Hampir setiap daerah di Indonesia

memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan mulai dari wisata alam

hingga kebudayaannya yang bisa dijadikan sebagai sebuah konsep bisnis yang

menjanjikan. Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip

pengembangan menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan yang berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani dan

intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta dapat

meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Dalam pengembangan sektor pariwisata agar mencapai keberhasilan

membutuhkan strategi komunikasi pemasaran untuk diterapkan, agar barang/jasa

dapat diketahui oleh masyarakat dan menarik minatnya dalam menunjang

keberhasilan pariwisata. Komunikasi pemasaran merupakan suatu informasi

antara produsen dan konsumen yang bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah

lakukonsumen, yang awalnya tidak mengenal sehingga membeli dan mengingat

barang/jasa tersebut. Pemasaran dapat disimpulkan sebagai alat bantu untuk

mengindentifikasi barang/jasa, sebagai alat untuk menginformasikan konsumen,

serta sebagai alat untuk meneruskan informasi dalam proses pengembalian

keputusan konsumen.2

Komunikasi pemasaran terpadu adalah sebuah konsep perencanaan

komunikasi pemasaran yang memahami nilai tambah dari suatu rencana lengkap

yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi. Komunikasi

pemasaran terpadu memiliki urgenitas untuk diterapkan di Permandian Je'ne

Tallasa yakni terkait elemen-elemen dalam komunikasi pemasaran yang terdiri

dari iklan (advertising), penjualan perseorangan (personal selling), promosi

penjualan (sales promotion), pemasaran langsung (direct marketing), pemasaran

interaktif (interaktif marketing), dan hubungan masyarakat (public relation).


2
Apri Budianto, Manajemen Pemasaran (Yogyakarta: Ombak, 2015), h320-321.
3

Kabupaten Gowa merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi

Selatan yang dulu merupakan kerajaan terbesar di Sulawesi dan memiliki nilai

sejarah yang panjang. Akan tetapi, dibalik cerita bersejarah itu, teryata daerah ini

memiliki beragam objek wisata yang mempesona. Dengan beragam kekayaan

yang dimiliki, baik yang bersifat kekayaan alam maupun kekayaan adat istiadat

dan budaya yang dimiliki. Sehingga hal tersebut menjadi daya tarik bagi

masyarakat dan menjadikan Kabupaten Gowa sebagai salah satu objek pariwisata

di Indonesia.

Beberapa tempat wisata telah banyak dikembangkan di Kabupaten Gowa,

misalnya Gowa Discovery Park, Taman Wisata Holyland Malino terkhusus untuk

permandian di Kabupaten Gowa juga memiliki beragam tempat diantaranya

Permandian Lembah Biru, Gowa Discovery Park, dan Permandian Je’ne Tallassa.

Permandian Je'ne Tallassa yang terletak di Desa Paraikatte, Kecamatan

Bajeng, Kabupaten Gowa menjadi salah satu objek wisata bagi masyarakat

Kabupaten Gowa dan sekitarnya. Objek wisata ini ramai dikunjungi dari berbagai

kalangan masyarakat, kebanyakan wisatawan berlibur ke objek wisata ini pada

saat weekend atau hari libur untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga

dan orang terdekat. Permandian ini memiliki luas wilayah sekitar 20 hektar dan

telah diresmikan tahun 2016 oleh Bupati Kabupaten Gowa.

Salah satu faktor yang menjadikan Permandian Je'netalassa hadir adalah

karena masukan dan saran dari wisatawan dahulu. Pada tahun 2008 objek wisata

ini merupakan sebuah Lesehan Ikan atau tempat memancing untuk para

wisatawan. Namun dalam perjalanannya Bapak H. Baharuddin Dg. Ngampang

selaku pemilik dari tempat tersebut mendapatkan beberapa masukan dan saran

dari beberapa wisatawan agar dapat membangun sebuah Permandian diarea lahan
4

yang masih kosong sebagai bentuk pemanfaatan lahan dan juga dapat menjadi

daya tarik wisata bagi masyarakat.

Berbagai macam fasilitas disediakan oleh Permandian Je’ne Tallassa

diantaranya terdiri dari beragam wahana permainan (seluncuran air, kolam anak-

anak, ember tumpah), Empang Air Tawar (menyediakan beragam ikan air tawar),

gazebo, aula, penginapan dan parkiran yang luas. Dengan berbagai macam

fasilitas yang tersedia wisatawan dapat memperoleh harga tiket masuk dengan

harga yang terjangkau yakni sebesar 25 ribu hingga 30 ribu rupiah. Besaran harga

yang sangat terlampau jauh dengan kompetitor permandian yang lain sehingga

membuat Permandian Je’ne Talassa menjadi destinasi rekreasi alternatif.

Perkembangan jumlah wisatawan tiap tahunnya mengalami trend yang positif hal

ini tentunya tidak terlepas dari kegiatan pemasaran, oleh karena itu pengeleloaan

permandian tersebut memiliki beberapa bidang salah satunya adalah bidang

pemasaran yang memiliki peranan untuk merancang atau merencanakan segala

upaya dalam menyampaikan dan menginformasikan kepada masyarakat yang

dapat berpotensi untuk memajukan dan mengoptimalkan jumlah wisatawan yang

berkunjung.

Beberapa wisatawan yang datang berkunjung ke Permandian Je’ne

Tallassa memperoleh informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) antar

masyarakat.Salah satu jenis pemasaran yang mengandalkan antar masyarakat

untuk menyebarkan informasi mengenai barang,jasa, atau tempat. Hal inilah yang

semakin membuat calon Peneliti semakin tertarik untuk menulis proposal

berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu. Sebelumnya, ada salah

satu penelitian terlebih dahulu pada tahun 2018, peneitian yang berjudul

“Penerapan Digital Marketing sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu

Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pahlawan Ekonomi Surabaya”.


5

Beragam penelitian mengenai strategi komunikasi pemasaran khususnya strategi

komunikasi terpadu sudah ada beberapa yang melakukan penelitian. Namun untuk

subjek penelitian yang ingin dikaji oleh calon peneliti yaitu Permandian Je’ne

Tallassa Kabupaten Gowa menurut calon peneliti belum ada yang melakukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti beranggapan bahwa

pentingnya strategi komunikasi pemasaran terpadu untuk pemasaran Permandian

Je’ne Talassa kepada masyarakat untuk menarik minat wisatawan. Melalui

penelitian ini pula diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang strategi

komunikasi pemasaran apa yang sesuai untuk diterapkan di Permandian Je’ne

Talassa. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui bagaimana

strategi komunikasi pemasaran terpadu serta penerapan komunikasi pemasaran

terpadu di Permandian Je’ne Talassa dalam menarik minat dan mengoptimalkan

jumlah wisatawan yang datang di Permandian Je’ne Talassa, Gowa.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi cakupan masalah yang akan

diteliti agar pembahasan tidak terlalu meluas. Maka dalam penelitian ini

difokuskan terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang diterapkan

oleh pengelola Permandian Je’ne Talassa dalam menarik minat dan meningkatkan

jumlah wisatawan di Permandian Je’ne Talassa.

2. Deskripsi Fokus

Agar memudahkan pembaca dalam memahami isi penelitian, maka peneliti

menerangkan pengertian terhadap kata kunci dalam judul tersebut sebagai berikut:

a) Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu

Strategi merupakan perencanaan cermat secara sistematis mengenai suatu

kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi komunikasi pemasaran


6

terpadu terbagi menjadi tiga aktivitas utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi. Ketiga hal tersebut adalah upaya untuk mengindentifikasi suatu kegiatan

pemasaran untuk dapat mengetahui bahwa apakah aktivitas pemasaran tersebut

telah terarah atau belum.

b) Permandian Je’ne Tallassa

Permandian Je’ne Talassa merupakan sebuah objek wisata yang terletak di

Desa Paraikatte, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Permandian ini memiliki

luas wilayah sekitar 20 hektar dan telah diresmikan pada tahun 2016 oleh Bupati

Kabupaten Gowa. Objek wisata ini ramai dikunjungi dari berbagai kalangan

masyarakat khususnya pada saat weekend atau hari libur untuk menghabiskan

waktu bersama keluarga dan orang terdekat. Ada begitu banyak fasilitas yang

terdapat di permandian ini diantaranya yaitu wahana permandian (seluncuran air,

kolam anak-anak,ember tumpah), empang air tawar, gazebu, aula, penginapan dan

parkiran yang luas. Berbagai macam fasilitas tersebut dapat diperoleh dengan

harga tiket masuk yang cukup terjangkau.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang

dilakukan oleh pengelola permandian Je’ne Tallasa dalam

mengoptimalkan kunjungan wisatawan?

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung oleh pengelola permandian Je’ne

Tallasa?
7

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan keseluruhan referensi dari semua jenis refersi

yang berupa buku, jurnal, artikel, skripsi, disertasi, tesis serta karya ilmiah lain

yang dikutip didalam penulisan sebuah proposal. Kajian pustaka ini dapat

dimaknai sebagai aktivitas yang meliputi pencarian, lalu membaca dan menelaah

sebuah karya tulis yang sangat relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Kajian pustaka dapat membekali calon peneliti dengan landasan yang

diinginkan, juga mencerminkan kedalaman teori yang terlibat dalam penelitian.

Untuk mempermudah jalannya penelitian yang dianggap relevan sebagai bahan

rujukan dalam meyelesaikan penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang

dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini adalah :

Sebelumnya terdapat beberapa penelitian terlebih dahulu yang terkait

dengan Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu, diantaranya yaitu :

1. Skripsi Muh. Sahir jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah &

Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang berjudul

“Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Gowa dalam Meningkatkan Kunjungan Pada Museum Balla

Lompoa ” yang ditulis pada tahun 2018.3 Metode dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan

variabelnya adalah strategi Komunikasi Pemasaran dan objeknya adalah

Museum Balla Lompoa. Hasil penelitian dari saudara Muh. Sahir adalah

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa dalam menerapkan

strategi komunikasi pemasaran diantara lain melakukan promosi,

menggelar event, dan juga publikasi sehingga memberikan dampak yang

cukup signifikan terhadap peningkatan kunjungan di Museum Balla

3
Muh. Sahrir, “Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Gowa dalam meningkatakan kunjungan pada museum Balla Lompoa”, Skripsi
(Makassar: Fak Dakwah dan Komunikasi, 2018).
8

Lompoa. Dan juga faktor penghambat dari komunikasi pemasaran yaitu

kekurangan sumber daya manusia, minimnya pagelaran yang dapat

menarik minat banyak orang, kesadaran dan daya tarik masyarakat dalam

hal wisata sejarah masih kurang.

2. Skripsi Andi Nur Azkiyah jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah &

Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang berjudul

“Strategi Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Meningkatkan

Kunjungan Wisatawan di Pantai Tanjung Bira Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba” yang ditulis pada tahun 2013.4 Metode dalam

penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

dengan variabelnya adalah Strategi Promosi dan objeknya adalah Pantai

Tanjung Bira. Hasil penelitian dari Saudari Andi Nur Azkiyah adalah

Strategi Promosi yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

sebelum melakukan langkah promosi terlebih dahulu melakukan

perencanaan secara bertahap mulai dari pengenalan khalayak, perumusan

pesan promosi, menyeleksi penggunaan media, menyiapkan bahan

promosi, hingga pembiayaan promosi. Dan bentuk Strategi Promosi yang

dilakukan adalah berupa periklanan, public relations, personal selling,

sales promotion, pameran dan demonstrasi.

3. Skripsi Fitra Rachmawati jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah &

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, yang

berjudul “Penerapan Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi

Pemasaran Terpadu Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pahlawan

Ekonomi Surabaya” yang ditulis pada tahun 2018. 5 Metode dalam


4
Andi Nur Azkiyah “ Strategi Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Pantai Tanjung Bira Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba”, Skripsi (Makassar: Fak Dakwah dan Komunkasi, 2013).
5
Fitra Rachmawati “Penerapan Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi
Pemasaran Terpadu Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pahlawan Ekonomi Surabaya”,
9

penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

dengan variabelnya adalah Digital Marketing sebagai Strategi Komunikasi

Pemasaran Terpadu dan objeknya adalah Produk Usaha Kecil dan

Menengah. Hasil penelitian dari Saudari Fitra Rachmawati ditemukan

bahwa strategi komunikasi melalui digital marketing kedua pelaku usaha

yakni penyampaian positioning statement di setiap postingan Facebook

dan Instagram serta menjalin hubungan dengan pelanggan secara cepat

fast respond di media sosial. Adapun kendala dan manfaat penerapan

digital marketing berkaitan dengan bauran pemasaran (product, price,

place, dan promotion).

Skripsi (Surabaya: Fak Dakwah dan Komunkasi, 2018).


10

Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian


Metode/Jenis
No Judul Peneliti Perbandingan
Penelitian
1. Strategi Penulis Muh. Metode Variabel untuk
Komunikasi Sahir, Jurusan Penelitian penelitian ini
Pemasaran Ilmu Komunikasi, Deskriptif adalah Strategi
Dinas Fakultas Dakwah Kualitatif Komunikasi
Pariwisata dan Komunikasi, Pemasaran
dan Universitas Islam Terpadu dengan
Kebudayaan Negeri Alauddin objek penelitian
Kabupaten Makassar 2018 Permandian Je’ne
Gowa Dalam Talassa, sedangkan
Meningkatkan pada penelitian
Kunjungan Muh. Sahir
Pada Museum variabelnya adalah
Balla Lompoa Strategi
komunikasi
pemasaran dengan
objek peningkatan
pengunjung.
Strategi Penulis Andi Nur Metode Variabel untuk
Promosi Azkiyah, Jurusan Penelitian penelitian ini
Dinas Ilmu Komunikasi, Deskriptif adalah Strategi
2. Pariwisata Fakultas Dakwah Kualitatif Komunikasi
dan dan Komunikasi, Pemasaran
Kebudayaan Universitas Islam Terpadu dengan
Dalam Negeri Alauddin objek penelitian
Meningkatkan Makassar 2013. Permandian Je’ne
Kunjungan Talassa, sedangkan
Wisatawan di pada penelitian
Pantai Andi Nur Azkiyah
Tanjung Bira variabelnya adalah
Kecamatan Strategi Promosi
Bontobahari dengan objek
Kabupaten penelitian
Bulukumba Wisatawan.

3. Penerapan Penulis Fitra Metode Variabel untuk


Digital Rachmawati, Penelitian penelitian ini
Marketing Jurusan Ilmu Deskriptif adalah Strategi
Sebagai Komunikasi, Kualitatif Komunikasi
11

Strategi Fakultas Dakwah Pemasaran


Komunikasi dan Komunikasi, Terpadu dengan
Pemasaran Universitas Islam objek penelitian
Terpadu Negeri Sunan Permandian Je’ne
Produk Usaha Ampel Surabaya Talassa sedangkan
Kecil dan 2018. pada penelitian
Menengah Fitra Rachmawati
(UKM) varibealnya adalah
Pahlawan digital marketing
Ekonomi sebagai komunikasi
Surabaya pemasaran terpadu
dengan objek
penelitian produk
usaha kecil dan
menengah.
Sumber: Data diolah, 2023

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan, maka tujuan yang

ingin

dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran

terpadu yang diterapkan oleh pengelola Permandian Je’ne Tallassa dan juga untuk

mengetahui faktor pendukung dalam penerapannya.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan

suatu ilmu. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terkait

dengan pertama, sebagai bahan pembelajaran atau referensi bagi disiplin ilmu

komunikasi terutama mengenai tentang strategi komunikasi pemasaran terpadu

yang diterapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Kedua, sebagai bahan

pembelajaran atau referensi mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu


12

dalam pandangan islam. Ketiga, penelitian ini mampu menjadi pembanding atau

bahan rujukan untuk penelitian -penelitian yang berhubungan dengan strategi

komunikasi pemasaran terpadu.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat dapat menjadi bahan referensi

atau masukan bagi kha memberikan manfaat berupa evaluasi dan gambaran bagi

pengelola Permandian Je’ne Talassa agar dapat meningkatkan pengelolaan baik

fasilitas maupun manajemen.


BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Strategi Komunikasi

Peran komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sangatlah penting,

baik dalam menjalin hubungan social maupun hubungan secara interpersonal.

Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks seperti komunikasi

intrapersonal, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, komunikasi

kelompok, atau komunikasi massa. Komunikasi juga terbagi dalam berbagai

bidang, seperti komunikasi perusahaan komunikasi tradisional, komunikasi

politik, komunikasi Pendidikan, komunikasi pemasaran, komunikasi antarbudaya,

komunikasi pemerintahan dan komunikasi kesehatan.

Proses komunikasi yang terjadi dalam berbagai konteks dan bidang

tersebut tidaklah berjalan dengan sederhana melainkan melalui proes atau tahap-

tahap yang kompleks. Sebab proses komunikasi melibatkan berbagai macam

komponen-komponen komunikasi yang meliputi berbagai macam aspek seperti

aspek pesan, perilaku, saluran komunikasi yang digunakan, karakteristik

komunikator, hubungan antara komunikator dan khalayak, karakteristik khalayak,

serta situasi komunikasi yang terjadi di lapangan.

Apabila salah satu komponen komunikasi tidak ada, maka akan berdampak

terhadap keseluruhan proses komunikasi. Begitu kompleksnya proses komunikasi

dan banyaknya komponen atau elemen komunikasi yang terlibat, sehingga

menuntut komunikator untuk merumuskan suatu strategi komunikasi atau

perencanaan komunikasi agar komunikasi yang efektif dapat terwujud.

Strategi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Onong Uchjana Efendy bahwa

13
14

strategi komunikasi merupakan hasil dari perpaduan perencanaan komunikasi

(planning komunikasi) dan manajemen komunikasi (communication management)

untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi

tida berfungsi hanya sebagai skema saja yang hanya menunjukkan tentang

langkah-langkah, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya

untuk diterapkan. Untuk mencapai suatu tujuan strategi komunikasi harus dapat

menunjukkan bagaimana bentuk operasionalnya secara taktikal yang harus

dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi yang terjadi.1

Sementara itu, menurut Alo Liliweri menjelaskan bahwa strategi

komunikasi adalah:

a. Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, mempromosikan suatu visi

komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.

b. Strategi untuk membuat komunikasi yang konsisten, komunikasi yang

dilakukan berdasarkan satu pilihan keputusan yang terdiri dari beberapa

opsi komunikasi
c. Strategi berbeda dengan taktik. Strategi komunikasi membahas tahapan

secara konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berlandaskan

pada satu Teknik untuk mengimplementasikan tujuan komunikasi. Adapun

taktik merupakan satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan

strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan utama dari strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D

Peterson dan M. Dallas Burnet adalah sebagai berikut :2

1
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: Alumni, 1981),h. 84.
2
Rosady Ruslan, Kiat Dan Strategi Kampanye Public Relation, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005),h.37.
15

a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa terjadi suatu

pengertian dalam berkomunikasi.

b. To establish acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus

dibina dengan baik.

c. To motive action, yaitu usaha dalam memberikan motivasi.

d. The goals which the communicator sought to archive, yaitu langkah untuk

mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses

komunikasi tersebut.

Adapun fungsi dari strategi komunikasi menurut Onong Uchiana Effendy

adalah:

a. Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan

insruktif yang dilakukan secara sistematis kepada sasaran agar

memperoleh hasil yang optimal.

b. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang berasal dari

sebuah produk kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi

mengemas informasi tersebut untuk dikomunikasikan.

Dalam strategi komunikasi hendaknya seorang komunikasi memperhatikan

faktor-faktor pendukung dalam penyusunan strategi komunikasi, yaitu:

a. Mengenal khalayak, pada dasarnya khalayak itu aktif sehingga antara

komunikator dengan komunikan bukan saja terjadi suatu hubungan,

tetapi juga dapat saling mempengaruhi.

b. Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan isi materi. Syarat utama

dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut adalah mampu

membangkitkan perhatian. Awal efektivitas dalam sebuah proses

komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-

pesan yang disampaikan.


16

c. Menentukan metode dalam komunikasi, dalam hal ini adalah metode

dalam penyampaian, yang terdiri dari dua aspek yaitu menurut cara

pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya.

1) Menurut cara pelaksanannya

Terdiri dari metode redundancy (repetition), yaitu upaya

mempengaruhi khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan

pada khalayak. Metode canalizing, yaitu mempengaruhi khalayak

untuk menerima pesan yang disampaiakn, kemudian secara

perlahan-lahan merubah sikap dan pola pikirnya ke arah yang kita

hendaki.

2) Menurut bentuk isinya

Terdiri dari metode informatif, Metode ini lebih ditujukan pada

penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk

peryataan yang berupa: keterangan, berita dan sebagainya. Metode

persuasif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk.

Dalam hal ini khalayak akan digugah fikiran dan perasaannya.

Metode edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak

berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat

dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan tujuan

mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.

d. Pemilihan sarana komunikasi, sarana yang dimaksud merupakan alat

yang dapat menunjang dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun

nonverbal. Kemajuan IPTEK telah menghadirkkan beragam sarana

komunikasi, hingga proses komunikasi menjadi lebih mudah.


17

B. Komunikasi Pemasaran Terpadu

Teori komunikasi pemasaran yang menjadi landasan yakni teori

komunikasi pemasaran terpadu atau yang dikenal dengan IMC (Integrated

Marketing Communication) yang awalnya disusun oleh Asosiasi Biro Iklan

Amerika (American Association of Advertesing Agencies). Konsep perencanaan

komunikasi pemasaran yaitu mengakui nilai tambah dari suatu rencana yang

bersifat komprehensif dan mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin

komunikasi, misalnya iklan umum, respons langsung, promosi penjualan dan

hubungan masyarakat serta menggabungkan berbagai disiplin tersebut agar

memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang maksimal.3

Komunikasi pemasaran terpadu merupakan cara untuk menjadikan seluruh

kegiatan promosi dan pemasaran suatu organisasi atau perusahaan dapat

menghasilkan citra atau image yang dapat tertanam dalam ingatan konsumen.

Cara ini menuntut agar setiap pesan atau kontak yang mereka terima seperti : iklan

produk di media massa, harga produk, desain atau bentuk produk, publikasi,

promosi penjualan, pemasaran langsung, web sites, peragaan produk maupun

dalam bentuk toko atau outlet penjualan produk tersebut. Dengan demikian,

perusahaan harus mengembangkan suatu strategi komunikasi pemasaran dengan

secara komprehensif (menyeluruh).

Ada begitu banyak perusahaan di negara maju yang saat ini telah

menerapkan IMC dengan perspektif yang begitu luas. Para pengelola perusahaan

melihat IMC sebagai cara untuk mengkordinasikan dan mengelola program

komunikasi pemasaran agar dapat dipastikan bahwa mereka telah memberikan

kepada pelanggan suatu pesan yang konsisten mengenai perusahaan atau merek

3
Don E. Schuitz, Intz, Integrated Marketing Communications: Maybe Definition is in the
Point of View, Marketing News, 1993, dalam George E. Belch & Michael A. Belch, hlm. 11.
18

yang dimiliki. Menurut Tom Duncan dan Sandra Moriary yang menyatakan

bahwa

“IMC merupakan pendekatan pemasaran generasi baru yang digunakan

perusahaan untuk lebih memfokuskan upaya mereka dalam memperoleh,

mempertahankan, dan mengembangkan hubungan perusahaan dengan para

pelanggan/konsumen serta pihak-pihak yang terkait lainnya”4

Pada tingkat komunikasi pemasaran, Duncan dan Moriarty mengatakan

bahwa seluruh pesan harus disampaikan dan diterima secara konsisten dalam

upaya menciptakan persepsi atau pandangan yang utuh diantara pelanggan dan

pihak terkait lainnya. Hal ini memerlukan kesatuan atau keterkaitan berbagai

pesan komunikasi pemasaran serta integrase fungsi berbagai fasilitator promosi,

seperti biro iklan, konsultan humas, tenaga promosi penjualan, perusahaan

perancang produk, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar dapat

berkomunikasi dengan satu suara, satu penampilan, dan satu citra dalam setiap

kegiatan komunikasi pemasaran serta untuk mengidentifikasi serta memposisikan

perusahaan atau mereknya dengan cara yang konsisten.

Pendekatan IMC untuk saat ini telah banyak digunakan oleh pengelola

pemasaran saat ini, begitu pula dengan biro iklan yang mulai menerapkan

komunikasi pemasaran secara total untuk menciptakan dan mempertahankan

hubungan antara perusahaan atau merek dengan konsumennya. Terdapat sejumlah

alasan mengapa perusahaan atau merek memilih untuk menggunakan pendekatan

IMC dalam mengelola pemasarannya. Alasan yang paling mendasar adalah

munculnya pemahaman mengenai pentingnya upaya untuk memadukan berbagai

fungsi komunikasi yang tersedia daripada membiarkan berbagai fungsi

komunikasi tersebut bekerja sendiri-sendiri. Dengan mengoordinasikan segala

4
Tom Duncan dan Sandra E. Moriarty, “A Communication-Based Model For Managing
Relationship”, Journal of Marketing, 1998.
19

upaya komunikasi pemasaran yang dilakukan masing-masing bagian, maka

perusahaan dapat menghindari terjadinya beragam pekerjaan yang berulang.

Perusahaan memperoleh manfaat dari sinergi atau keterkaitan berbagai instrument

promosi serta mengembangkan program komunikasi pemasaran yang lebih efektif

dan efisien.

Upaya untuk menerapakan komunikasi pemasaran terpadu juga didukung

oleh beberapa perubahan yang terjadi yaitu berkaitan dengan cara perusahaan

memasarkan produknya. Dengan demikian, telah terjadi revolusi bidang

pemasaran yang mencakup perubahan dalam aturan-aturan pemasaran serta

perubahan peran biro iklan.5 Ciri-ciri utama terjadinya revolusi pemasaran yaitu:

a. Adanya perubahan strategi pemasaran dari beriklan di media massa kepada

berbagai bentuk promosi lainnya, khususnya promosi harga penjualan.

b. Adanya kecenderungan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada iklan

media massa dan beralih pada pemecahan masalah komunikasi.

c. Terjadinya perubahan pengendali pasar dari produsen kepada pengecer.

d. Penggunaan database marketing yang semakin meningkat.

e. Tuntutan yang semakin besar terhadap biro iklan serta perubahan

kompensasi biro iklan.

f. Pertumbuhan Internet yang sangat cepat telah mengubah cara perusahaan

melakukan bisnis dan cara perusahaan berkomunikasi dan berinteraksi

dengan konsumen.

Revolusi pemasaran memengaruhi setiap orang yang terlibat dalam proses

pemasaran dan promosi. Banyak perusahaan yang telah menyadari bahwa segera

mungkin harus mengubah cara-cara dalam memasarkan dan mempromosikan

barang dan jasa. Perusahaan saat ini tidak hanya terpaku pada satu instrument

5
Sergio Zyman, The end of Marketing As We Know It, Harper-Businesss, New York,
1999.
20

komunikasi saja, akan tetapi perusahaan telah menggunakan segala sarana yang

tersedia untuk menyampaikan pesan mengenai produk dan jasa kepada target

konsumennya.

Suatu program IMC yang berhasil hanya dapat diwujudkan jika

perusahaan dapat menemukan kombinasi yang tepat dari berbagai instrument dan

Teknik promosi, menentukan peran dan seberapa efektif masing-masing

instrument dan Teknik promosi yang digunakan. Untuk mencapai hal tersebut,

perusahaan harus memahami peran promoi dalam program pemasaran mereka.

C. Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Pendekatan IMC (Integrated


Marketing Communication

Strategi merupakan perencanaan cermat secara sistematis mengenai suatu

kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi komunikasi pemasaran

terpadu terbagi menjadi tiga aktivitas utama yaitu perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Ketiga hal tersebut adalah upaya untuk mengindentifikasi suatu

pemasaran untuk dapat diketahui bahwa pemasaran tersebut apakah sudah terarah

atau belum. Adapun tiga aktivitas utama dalam strategi komunikasi pemasara

terpadu diantaranya:

1. Perencanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu

a. Menganalisis Situasi dan Peluang

Sebelum menentukan tujuan-tujuan dari pemasaran yang hendak dicapai,

sebuah perusahaan terlebih dahulu melakukan analisis SWOT yakni terdiri dari

kekuatan (strength), kelemahan (weaknes), peluang (opportunity), hambatan

(threat).6

6
Siswanto dan Freitz Kleinteuber, Strategi Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Damar
Mulia Pustaka), 2002,h.8.
21

Langkah tersebut dilakukan agar pihak perusahaan dapat mengidentifikasi

dan mengetahui apa saja yang harus dihadapi baik dari kekuatan yang dimiliki

perusahaan sendiri, kelemahan yang dimiliki perusahaan, peluang yang dapat

dimanfaatkan oleh perusaan, serta hambatan yang menghalangi perusahaan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Peluang pasar (market opportunities) adalah sebuah situasi di mana

terdapat kecenderungan permintaan yang menguntungkan, di mana perusahaan

percaya kebutuhan konsumen belum terpuaskan dan di mana perusahaan dapat

bersaing secara efektif.7 Sebuah perusahaan harus mengindetifikasi peluang pasar

dengan cara memerhatikan pasar secara cermat dan menandai apabila terdapat

kecenderungan kenaikan permintaan dan juga memerhatikan tingkat kompetisi

yang terjadi pada segmen pasar.

Pada saat ini perusahaan telah menyadari pentingnya untuk memilaj pasar

(segmentasi) agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan dari

berbagai segmen pasar yang berbeda.8 Sebagai contoh, misalnya saat ini industry

smartphone yang berusaha memenuhi kebutuhan pasar smartphone yang terbagi

ke dalam sejumlah segmen. Perusahaan smartphone bersaing memproduksi

smartphone untuk kebutuhan konsumen pada segmen rumah tangga, pendidikan,

bisnis dan juga gaming. Dalam hal ini, perusahaan smartphone yang akan

memasarkan produknya harus terlebih dahulu menentukan pilihan segmen pasar

yang mana yang akan dimasukinya.

1) Mengindentifikasi Khalayak Sasaran

7
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communications Perspectives, h. 40.
8
Spencer L. Hapoinen, “The Rise of Micromarketing”, The Journal of Business Strategy,
Desember 1990, h. 58-65.
22

Seorang pemasar terlebih dahulu mengidentifikasi khalayak sasaran yang

mungkin akan menjadi calon konsumen potensial. Khalayak yang dimaksud

adalah para individu, kelompok, publik atau masyarakt khusus dan umum.

Dalam mengidentifikasi khalayak sasaran suatu perusahaan harus

memperhatikan terlebih dahulu yang pertama, identifikasi pasar yang mencakup

kegiatan untuk mengelompokkan konsumen yang memiliki gaya hidup,

kebiasaan, kebutuhan dan kesukaan yang sama. Kedua, menentukan segmentasi

pasar yang merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam pemasaran. Eric

Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmentasi pasar sebagai (1) memiliki

kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respons yang sama terhadap suatu

tindakan pemasaran.9 Ketiga, menentukan posisi pasar (positioning) merupakan

strategi komunikasi yang berhubungan dengan sikap atau perilaku khalayak

menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya,

khayalannya, sehingga khalayak memiliki penilain tertentu. Dengan demikian,

positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang amtang dan langkah yang

tepat.

2) Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasaran Terpadu

Penentuan tujuan komunikasi pemasaran terpadu merupakan sesuatu yang

fundamental sebelum mengimplementasikannya. Sebab tujuan utama dari

komunikasi pemasaran terpadu adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk serta mengingatkan konsumen atau khalayak sasaran tentang

perusahaan agar selalu di dalam satu koridor dengan tujuan awal. Dengan

demikian, komunikasi pemasaran terpadu berkaitan dengan cara untuk

mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu

9
Eric N Berkowitz, Roger A. Kerin dan William Rudelius. Marketing.
23

memahaminya, terjadi perubahan sikap, menyukai, yakin, kemudian membeli atau

menggunakan dan selalu mengingat akan perusahaan/merek tersebut.10

3) Menetapkan Anggaran Komunikasi Pemasaran Terpadu

Setelah tujuan komunikasi ditentukan, maka langkah selanjutnya yang

harus diperhatikan adalah pada anggaran promosi atau pemasaran. Idealnya,

jumlah anggaran promosi yang digunakan harus ditentukan berdasarkan apa yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. Namun

pada kenyataanya, anggaran promosi atau pemasaran sering kali ditentukan

dengan menggunakan cara yang lebih sederhana seperti berapa banyak dana yang

tersedia atau berdasarkan presentasi dari hasil penjualan yang diperoleh pada

suatu perusahaan.

4) Mengembangkan Program Komunikasi Pemasaran Terpadu

Mengembangkan program komunikasi pemasaran terpadu merupakan

upaya perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang paling berpengaruh. Pada

tiap-tiap alat dari komunikasi pemasaran terpadu memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing yaitu:

a) Merancang Pesan

Dalam mebentuk pesan yang teratur, seorang komunikator pemasaran

harus terlebih dahulu merancang isi pesan yang hendak disampaikan serta

bagaimana cara dalam mengutarakan isi pesan tersebut. Idealnya sebuah pesan

adalah apabila pesan tersebut dapat menarik perhatian (attention), menimbulkan

minat (interest), memicu keinginan (desire), serta mendorong orang untuk berbuat

(action).11

b) Memilih Media

10
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: ANDI, 2008),h. 221-222
11
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications (Teks dan Kasus),h. 61.
24

Dalam proses komunikasi pemasaran terpadu komunikator harus mampu

memilih media komunikasi yang akan digunakan. Terdapat dua jenis media

komunikasi yaitu media komunikasi personal serta media komunikasi non

personal.

Media komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang sedang

berkomunikasi secara langsung atau tatap muka, pembicaraan dengan audiensinya

melalui saluran telepon atau email. Media komunikasi ini dirasa sangat efektif

karena memiliki peluang mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan

baliknya.

Dan media komunikasi non personal meliputi media massa seperti media

cetak (surat kabar, brosur dan majalah), media siaran (radio, televisi), media

pajangan (baliho, pamphlet, poster serta billboard), hingga terkini adalah media

sosial (youtube, instagram, facebook).

c) Menelaah Alat-alat Komunikasi Pemasaran

Setiap alat-alat komunikasi pemasaran terpadu memiliki karakteristik

masing-masing serta besaran anggaran yang berbeda. Antara iklan (advertising),

penjualan tetap (personal selling), promosi penjualan (sales promotion),

hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity), pemasaran

langsung (direct marketing), dan pemasaran interaktif (interaktif marketing)

memiliki karakteristik yang berbeda sehingga perusahaan harus mampu

mengidentifikasi masing-masing dari elemen komunikasi pemasaran tersebut.

2. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu

Setelah melakukan perencanaan komunikasi pemasaran terpadu, setelah itu

perusahaan mengkomunikasikan konsep pemasaran kepada konsumen scara aktif

dan kolektid dengan menggunakan promotion mix yang terdiri dari:


25

a. Periklanan (Advertising)

Menurut Otto Klepper (1986) istilah advertising berasal dari Bahasa Latin,

yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan pada pihak lain.

Iklan merupakan kegiatan yang dapat berdiri sendiri, dilaksanakan sepanjang

waktu secara mandiri, oleh sebagaian tertentu yang ditugasi oleh perushaan,

dengan tujuan untuk membangun citra positif terhadap perusahaan dan produk.

Namun dalam strategi promotion mix, iklan disandingkan dengan personal

selling, sales promotion dan publicity (Kasali, 1992:10).

Pada umumnya periklanan digunakan ketika suatu perusahaan ingin

mengubah customer dari unaware menjadi lebih aware terhadap suatu produk

atau perusahaan. Media penyampaian pesan memegang peranan yang sangat

penting dalam proses komunikasi tersebut. Tanpa media, pesan yang hendak

disampaikan tidak akan sampai pada khalayak/sasaran yang diinginkan. Memilih

media yang tepat akan berdampak terhadap pesan yang disampaikan apakah pesan

tersebut menemui kelompok sasaran atau tidak.

Berikut adalah karakteristik dari berbagai media beserta keunggulan dan

kelamahan masing-masing media.12


Media Keunggulan Kelemahan

Surat Kabar Fleksibilitas, tepat waktu, dapat Umur informasi pendek,


menangkp pasar local dengan cetakan kurang bagus, dan
baik, jangkauan penerima luas, sedikit audiens yang
tingkat kepercayaan tinggi meneruskan informasi
Televisi Informasi dapat dilihat, Biaya tinggi, tingkat
didengar, dan gambar bergerak. pemaparan yang cepat
Menarik untuk ditonton, berlalu, dan audiens kurang
perhatian tinggi, jangkauan luas. memiliki daya seleksi.
Radio Memiliki banyak pendengar, Audiens hanya mendengar,
selektifitas geografis, dan perhatian lebih rendah
demografis yang tinggi, biaya dibandingkan dengan
rendah. televisi, pemaparan cepat
12
Setiadi, Nugroho J, Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 2003,255.
26

berlalu.
Majalah Selektifitas geografis dan Waktu tungu lama, waktu
demografis tinggi, prestise dan sikulasi terbuang, tidak ada
kredibilitas, hasil cetakan jaminan posisi yang lebih
berkualitas tinggi, berumur baik.
panjang, jumlah pembaca yang
meneruskan informasi cukup
baik.
Direct Mail Memiliki selektifitas audiens, Biaya relevate tinggi, kesan
tidak ada iklan pesaing dalam atau citra sarat sampah.
media yang sama, bersifat
pribadi.
Tabel 2.1 Karakteristik Berbagai Media

1) Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Personal selling adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung (tatap

muka) antara penjual dan calon konsumen untuk memperkenalkan produk atau

perusahaan kepada calon konsumen agar dapat membentuk pemahaman dan juga

mengubah tingkah laku calon konsumen untuk membelinya. Kegiatan personal

selling adalah presentasi penjualan, pertemuan penjualan, pelatihan penjualan dan

program intensif untuk tenaga penjual perantara dan telemarketing (baik inbound

ataupun outbond).13
Penjualan perseorangan memiliki karakteristik diantaranya yaitu

melibatkan interaksi pribadi, memungkinkan pengembangan hubungan erat, serta

perangkat promosi yang sangat mahal.14 Tidak hanya itu, dalam proses penjualan

perseorangan juga mau tidak mau mendorong seorang komunikaor untuk

memaksa konsumen agar mendengarkannya.15 Dengan aktivitas komunikasi yang

seperti ini secara tidak langsung komunikator pemasaran dapat memodifikasi

pesan komunikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari konsumen

serta mendapatkan feedback secara langsung.


13
Sofjan Assauri, Strategic Marketing (Sustaining Lifetime Customer Value), Edisi ke- 1
Ctk ke-2), (Jakarta: PT. RajaGrafindo, Persada, 2012),h. 239.
14
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012,) h.56.
15
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications (Teks dan Kasus), h.27.
27

2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan merupakan suatu bentuk persuasif langsung

menggunakan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian

produk dengan segera dan meningkatkan jumlah produk yang dibeli oleh

konsumen. Konsep sales promotion digunakan untuk memotivasi atau

memberikan dorongan kepada konsumen agar melakukan aksi dengan membeli

produk yang dipicu dengan adanya penawaran produk dalam jangka waktu yang

terbatas. Salah satu kegiatan sales promotion yaitu biasanya menggunakan sampel

ataupun dengan mengikuti pameran yang didalamnya diperlihatkan produk-

produk perusahaan sehingga secara langsung konsumen dapat melihat dan

mengetahui tentang produk tersebut.

3) Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Public Relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu

perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai

kelompok terhadap perusahaan tersebut. Public Relations tidak hanya berperan

untuk men-track opini publik tapi juga berperan untuk me-manage corporate

brand serta menjaga reputasinya. Sebenarnya dalam kegiatan ini jurnalis, press

release dan event tampak lebih nyata dan lebih dipercaya keberadaannya oleh

audiens daripada keberadaan iklan. Hubungan masyarakat atau public Relation

sebenarnya juga memiliki karakteristiknya sendiri diantaranya adalah sangat

terpercaya, bisa meraih orang yang menghindari tenaga penjual dan periklanan,

dapat mendramatisasi perusahaan dan produk, kegiatan yang sangat berguna, serta

efektif dan ekonomis.16

Karakteristik dari kegiatan public relations adalah mengarah pada

bagaimana humas dari publisitas dapat meraih orang yang menghindari tenaga

16
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2012), h.54.
28

penjual dan periklanan maksudnya adalah karena kebanyakan pesan yang

disampaikan pada calon konsumen cenderung lebih berbentuk sebagai berita,

bukannya sebagai komunikasi yang memiliki tujuan untuk memperoleh

penghasilan penjualan. Kembali kepada tujuan awal dan yang utama dari kegiatan

public relations ini adalah untuk menciptakan dan mengelola image positif

perusahaan di mata publik yang dilakukan dengan berbagai cara yang lebih

komunikatif dan beragam.

4) Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Direct Marketing merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif,

yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon

yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi.17 Kegiatan ini termasuk

kegiatan yang bersifat langsung kepada konsumennya, untuk melakukan kegiatan

secara langsung dengan para konsumen potensialnya maka suatu perusahaan

mengelola data based konsumen.

Bentuk dari kegiatan pemasaran langsung ini seperti melalui telepon,

online, dan secara pribadi. Dari ketiga bentuk kegiatan pemasaran langsung

tersebut juga memiliki karakteristik sesuai yang berbeda-beda, secara garis umum

karakteristiknya yaitu bentuknya yang beragam mencerminkan empat subkarakter:

nonpublik, segera, seragam, dan interaktif dan karakteristik yang kedua yakni

sangat tepat untuk pasar sasaran tertentu yang dituju.18

5) Media Interaktif (Interactive/Internet Marketing)

Dalam media interaktif, internet merupakan komponen utama, sehingga

media interaktif dapat disebut juga sebagai pemasaran online. Dalam

17
Alfiyandi dan La Ode Syarfan, “Analisis Bauran Komunikasi (Promotion Mix)
Produk Multilinked Syariah Pada Asuransi Panin Daichi Life Cabang Pekanbaru”, dalam Jurnal
Valuta Vol. 2 No 1, Tahun 2016,h. 59.
18
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2012),56
29

pelaksanakan pemasaran online, perusahaan dapat menciptakan situsnya sendiri

atau menempatkan iklannya pada situs lain, misalnya blog atau yang lainnya. 19

Secara tidak langsung dengan aktivitas internet marketing suatu perusahaan dan

konsumen akan dapat melakukan komunikasi dua arah secara real-time.

6) Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth)

Komunikasi pemasaran dari mulut ke mulut merupakan komunikasi lisan,

tertulis, elektronik, antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau

pengalaman membeli atau menggunakan barang atau jasa.

7) Acara (Event/Sponsorship)

Event merupakan kegiatan atau program yang disponsori perusahaan yang

dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan

dengan merk tertentu.

3. Evaluasi Komunikasi Pemasaran Terpadu

Setelah melakukan pelaksanaan komunikasi pemasaran, komunikator atau

perusahaan harus mengetahui dampaknya terhadap khalayak sasaran. Upaya

tersebut dilakukan dengan menanyakan kepada khalayak sasaran dengan

pertanyaan berapa kali khalayak telah melihat pesan, apakah pesan yang

disampaikan bias diingat, informasi apa yang pertama kali diingat, bagaimana

tanggapan khalayak terhadap pesan tersebut dan bagaimana sikap khalayak

setelah melihat pesan tersebut.

Komunikator juga akan mengukur perilaku khalayak yang

diakibatkan oleh pesan yang telah disampaikan tersebut. Berapa banyak

orang yang membeli atau menggunakan barang, jasa atau perusahaan, dan

merekomendasikan kepada orang lain.

19
https:// www.ilmu-ekonomi-id.com / 2016/10/ bauran-promosi-promotion-mix.html
diakses pada tanggal 10 Februari 2023 Pukul 13:24
30

D. Pandangan Islam terhadap Komunikasi Pemasaran

Komunikasi Pemasaran dalam Islam merupakan disiplin bisnis strategi

yang mengarahkan kepada proses penciptaan, penawaran dan perubahan nilai dari

suatu inisiator kepada stakeholdernya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai

dengan prinsip-prinsip bisnis dalam Islam.

Menurut Ikrima Wahyu bahwa Komunikasi Pemasaran Islam merupakan

suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan nilai-nilai Islam,

kekujuran dan keadilan.20

Dari definisi yang diterangkan oleh Saudra Ikrima dapat diketahui bahwa

Komunikasi Pemasaran Islam merupakan suatu interaksi antara pihak konsumen

dan pemberi jasa dalam lingkup bisnis untuk mempengaruhi konsumen agar loyal

terhadap produk yang ditawarkan dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam

prosesnya.

1. Kejujuran

Penjelasan mengenai nilai kejujuran sebagai salah satu dari bagian prinsip

Komunikasi Pemasaran Islam tertuang dalam Q.S Al- Ahzab: 70.


ْ ُ‫وا ٱهَّلل َ َوقُول‬
‫وا قَ ۡواٗل َس ِد ٗيدا‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ْ ُ‫وا ٱتَّق‬

Terjemahannya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar.”
Dalam ayat ini diterangkan bahwa dalam berdagang harus mengutamakan

kejujuran dengan perkataan yang benar dan menurut Marwan Hadidi tentang ayat

tersebut bahwa Allah subhanaahu wa Ta’aala memerintahkan kaum muslimin agar

bertakwa kepada-Nya dalam setiap situasi, dan juga mengajaka mereka

20
Ikrimatul Wahyu, Komunikasi Pemasaran Islam Dalam Perekrutan Anggota Baru Di
Perusahaan Multi Level Marketing K-Link Surabaya (Surabaya: Skripsi tidak diterbitkan 2016),
h.25.
31

mengatakan untuk berkata yang benar, yakni perkataan yang sesuai kebenaran,

jujur.

Kejujuran merupakan salah satu dari ajaran Islam yang mulia, hal ini

berlaku dalam segala bentuk muamalah terkhusus dalam praktik jual beli atau

pemasaran yang dilakukan. Kejujuran pula menjadi salah satu kunci dari

keberkehan sebuah rezeki, terkhusus lagi, terdapat perintah agar dapat berperilaku

jujur bagi seorang muslim dalam memasarkan barang/jasa yang terdapat dalam

H.R Bukhari No. 1945

‫ب ِإ َّن َأبَا‬
ِ َّ‫ال ابْنُ ْال ُم َسي‬
َ َ‫ب ق‬ٍ ‫س ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬ ُ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ بُ َكي ٍْر َح َّدثَنَا اللَّي‬
َ ُ‫ْث ع َْن يُون‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل ْال َحلِفُ ُمنَفِّقَةٌ لِلس ِّْل َع ِة‬
َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬
ُ ‫ال َس ِمع‬ َ َ‫ي هَّللا ُ َع ْنهُ ق‬ „َ ‫ض‬ِ ‫ه َُري َْرةَ َر‬
‫ُم ْم ِحقَةٌ لِ ْلبَ َر َكة‬
Terjemahannya:
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan
kepada kami Al Laits, dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Ibnu Al Musayyab
bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sumpah palsu itu melariskan dagangan
jual beli namun menghilangkan barakah".
Dari hadist tersebut dapat dipahami bahwa dalam mempromosikan

barang/jasa, seorang muslim tidak boleh melakukan sumpah palsu, tetapi harus

realitas. Karena, jika dilakukan dengan berlebihan dapat menyesatkan dan menipu

konsumen. Jika suatu saat konsumen itu menyadari akan kebohongan suatu

produk, maka secara pasti mereka akan meninggalkannya.

2. Kebohongan

Penjelasan tentang larangan berbohong dalam pelaksanaan proses

Komunikasi Pemasaran disebutkan dalam Q.S An-Nahl: 105.


ٓ
َ‫ت ٱهَّلل ۖ ِ َوُأوْ ٰلَِئكَ هُ ُم ۡٱل ٰ َك ِذبُون‬ َ ‫ِإنَّ َما يَ ۡفت َِري ۡٱل َك ِذ‬
ِ َ‫ب ٱلَّ ِذينَ اَل ي ُۡؤ ِمنُونَ بِ‍َٔا ٰي‬

Terjemahannya:
“Sesungguhnya yang mengada-ngadakan kebohongan, hanyalah orang-
orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang
pendusta.”
32

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa perilaku berbohong merupakan perilaku

orang- orang yang pendusta, dalam nilai-nilai Islam perilaku berbohong dilarang

apalagi dalam proses pelaksanaan penawaran produk yang dijual kepada

konsumen.

3. Keadilan

Penjelasan tentang berperilaku adil dalam perdagangan atau pemasaran

terdapat pada Q.S An-Nisa: 29.


ۚۡ‫وا اَل ت َۡأ ُكلُ ٓو ْا َأمۡ ٰ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِ ۡٱل ٰبَ ِط ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُكونَ تِ ٰ َج َرةً عَن ت ََراض ِّمن ُكم‬
ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ٖ
Terjemahannya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu.”
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa dasar pelaksanaan proses pemasaran

tidak boleh ada unsur paksaan dalam menarik minat konsumen serta menjeaskan

tentang perilaku adil dalam bersaing dalam dinamika persaingan bisnis.


9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha

untuk memecahkan masalah yang ada berdasarkan data-data, menganalisi dan

menginterpretasikan. Metode deskriptif bertujuan untuk memecahkan masalah

secara sistematis dan factual mengenai fakta- fakta dan sifat-sifat populasi.0

Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu deskriptif kualitatif karena

penulis ingin mendeskripsikan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata

tertulis dan mendeskripsikan hasil wawancara dari objek penelitian. Dalam

penelitian ini penulis mendeskripsikan tentang Strategi Komunikasi Pemasaran

Terpadu yang dilakukan oleh Pengelola Permandian Je’ne Talaasa dalam

meningkatkan minat wisatawan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Paraikatte yang beralamatkan di

Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Pendekatan Penelitian

Calon peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

disiplin keilmuan komunikasi pemasaran terpadu. Melalui pendekatan ini,

diharapkan dapat mengurai begitu pentingnya komunikasi memegang peranan

dalam berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam hal pemasaran serta

penerapan strategi komunikasi pemasaran terpadu dalam meningkatkan

0
Cholid Narbuka dan H Abu Acmadi, Metodologi Peneltian, (Jakarta: PT Bumi
Aksara),h.44.
10

wisatawan. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis maupun lisan dari

orang-orang serta perilaku yang dapat diamati.0

Penelitian Kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi

yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Pendekatan

penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan

data sedalam-dalamnya. Data-data dalam penelitian yang diperoleh dari

wawancara,observasi, dan dokumentasi selama penelitian nantinya akan

dikumpulkan dan diolah sedimikian rupa untuk dianalisa sesuai dengan maksud

penelitian, kemudian hasil dari Analisa tersebut akan dideskripsikan secara

struktur kualitatif untuk menarik kesimpulan.0

C. Sumber Data

Dalam sebuah penelitian data merupakan hal yang fundamental dicari oleh

seorang peneliti untuk memperkuat keabshan hasil dari penelitiannya. Tidak

hanya data yang dirasa penting dalam melengkapi sebuah penelitian. Namun

sumber data juga memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam proses

pencairan data. Tentunya tanpa adanya sumber data, data yang diperoleh oleh

peneliti tentunya akan dinilai kurang kredibel dan tidak factual. Oleh karena itu

sesuai dengn data yag dibutuhkan dalam penelitian, sumber data tersebut

dikategorikan menjadi dua:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti

melalui pengamatan atau observasi, wawancara, serta dokumentasi secara

0
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Ed.1:Cet.4; Jakarta:
Bumi Aksara,2016) h.80.
0
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana,2006) h.56
11

langsung dari lapangan. Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari

narasumber atau informan. Penulisan informan dalam penelitian ini dengan

menggunakan Teknik purposive sampling (sampel purposive). Sampel purposive

merupakan penentuan sampel yang dilakukan oleh penulis secara sengaja memilih

sampel atau periode tertentu atas dasar pertimbangan ilmiah atau berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti sesuai dengan tujuan

penelitian. Pemilihan informan memang tidak dilakukan secara acak, tetapi

berdasarkan pertimbangan yang kuat dari penulis.0

Adapun kriteria yang digunakan adalah:

a. Pengelola Permandian Je’ne Tallasa Kabupaten Gowa

b. Karyawan Permandian Je’ne Tallasa Kabupaten Gowa

c. Wisatawan Permandian Je’ne Tallasa Kabupaten Gowa

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang

menggunakan data-data yang telah ada atau tersedia, selanjutnya dilakukan proses

analisis dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan

tiga cara, antara lain sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung merupakan cara pengambilan data

dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

0
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu-
ilmu Sosial Lainnya, (Cet.I: Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2011),h.47.
12

keperluan tersebut.0 Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara

langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas

tentang permasalahan yang diteliti.

Tujuan observasi adalah untuk memahami perilaku dan kejadian-kejadian,

dalam hal ini berbagai variasi terkait keterlibatan dalam observasi atau tingkat

partisipasi dipergunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial, antara lain

sebagai berikut berbentuk.0

a. Participant Observation (Pengamatan Partisipasi)

Teknik pengamatan yang digunakan untuk pengumpulan data dan

informasi melalui kombinasi antara observasi langsung dan wawancara secara

formal atau informal dalam waktu bersamaan.

b. Nonparticipant Observation (Pengamatan Nonpartisipasi)

Teknik pengamatan non partisipasi melakukan pengumpulan data dan

informasi tanpa melibatkan diri atau tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, dengan proses bertatap muka antara pewawancara dan

narasumber, informan, atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan

interview guide (panduan wawancara)0 Data yang diperoleh merupakan persepsi,

pendapat, perasaan dan pengetahuan.0

0
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor:Ghalia Indonesia, 2017),h.154.
0
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Komunikasi Public Relation dan Komunikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) h 35-36.
0
Moh. Nazir, Metode Penelitian, h.170
0
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), h.141
13

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak,

dapat berupa catatan, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen. Dokumen dapat

juga menghasilkan informasi yang melatarbelakangi suatu kejadi atau aktivitas

tertentu.0

E. Instrumen Penelitian

Alat ukur keberhasilan suatu penelitia tidak terlepas dari instumen

penelitian yang diguanakan. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam menghimpun dan mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut dapat menjadi sistematis dan efektif. Dalam pengumpulan

data, terdiri dari beberapa instrumen sebagai alat untuk memperoleh data yang

valid dan akurat untuk suatu penelitian. Adapun wujud dari instrument penelitian

yang digunakan peneliti adalah interview guide (panduan wawancara), observasi,

dokumentasi, dan telaah berupa buku, teks, foto, arsip-arsip, jurnal dan artikel.

Adapun instumen yang dilakukan pada penelitian ini untuk menghasilkan

data di lapangan terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Pengelola

Permandian Je’ne Talassa dalam meningkatkan wisatawan.

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984). Terdapat tiga kegiatan, yaitu :

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Miles dan Huberman

mengatkan bahwa data yang muncul dalam penelitian kualitatif berwujud kata-

kata dan bukan rangkaian kata. Tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-

0
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, Tindakan) (Bandung: PT
Refika Aditama, 2014),h.215.
14

kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas. 0Ketiga langkah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyerhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

hadir dari catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data ini dilakukan secara

terus menerus sepanjang penelitian berlangsung, serta pelaksanaanya dilakukan

semenjak peneliti memilih studi kasus yang akan diteliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data diartikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun dan

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.0 Dari proses penyajian

data yang ada kita dapat memahami dan mengetahui apa yang sedang terjadi

sertahal apa yang akan kita lakukan lebih jauh seperti menganalisa atau

mengambil tindakan yang lain sesuai dengan penyajian-penyajian tersebut.

Setelah itu dituangkan dalam bentuk deskripsi dan narasi yang lengkap.

3. Penarikan Kesimpulan

Pemarikan kesimpulan diartikan sebagai kegiatan dari konvigurasi yang

utuh. Dapat dikatakan bahwa kesimpulan-kesimpulan yang ada juga

diverifikasikan selama penelitian itu berlangsung.0 Dari data tesebutlah muncul

makna-makna yang harus diuji kembali kebenarannya, kekukuhannya, serta

kecocokannya. Maka dari itu makna merupakan elemen yang fundamental yang

ada di penelitian kualitatif.

0
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
NVIVO (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), 10.
0
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
NVIVO (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), 12.
0
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kuaitatif dengan
NVIVO, h.12.
15

G. Pengujian Keabsahan Data

Dalam Teknik Pengumpulans data, triangulasi diartikan sebagai Teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan atau mengintegrasikan berbagai

Teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Jika penulis

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai

Teknik pengumpulan data dan sebagai sumber data.0

Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi digunakan untuk

memastikan keabsahan data. Penulis mengumpulkan data melalui wawancara

dengan informan kunci dan memverifikasi temuan tersebut melalui studi

dokumentasi yang relevan serta pengamatan langsung di lapangan. Dengan

menggunakan pendekatan ini, keabsahan data dapat terjamin.

0
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung:Alfabeta,2009).h.30
17

Anda mungkin juga menyukai