Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

1. hukum pidana itu merupakan suatu sistem norma – norma yang menentukan terhadap
tindakan – tindakan yang mana (hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
dimana terdapat suatu keharusan melakukan sesuatu) dan dalam keadaan – keadaan
bagaimana yang dapat dijatuhkan bagi tindakan tindakan tersebut.

1.) Asas Legalitas / Asas Nasionalitas Aktif / Asas Teritorial / Asas Universal

2. Moeljatno, meyampaikan pengertian tindak pidana sebagai “Strafbaarfeit”, yaitu

Perbuatan yang dilarang dan diancam pidana barangsiapa melanggar pelanggaran

tersebut. Perbuatan harus pula betul-betul dirasakan oleh masyarakat sebagai

perbuatan yang tidak boleh atau menghambat tercapainya tata dalam pergaulan

masyarakat yang dicita-citakan oleh masyarakat itu. Maka perbuatan pidana secara

mutlak harus mengandung unsur formil yaitu mencocoki rumusan undang-undang

dan unsur materiil yaitu sifat bertentangan dengan cita-cita mengenai pergaulan

masyarakat atau dengan pendek, sifat melawan hukum

3. Unsur-unsur tindak pidana dapat dibedakan setidak-tidaknya dari dua sudut pandang,

yaitu dari sudut pandang teoritis dan dari sudut pandang Undang-undang. Maksud

teoritis adalah berdasarkan pendapat ahli hukum, yang tercermin dari pada

rumusannya. Sedangkan sudut Undang-undang adalah kenyataan tindak pidana itu

dirumuskan menjadi tinda pidana tertentu dalam Pasal-pasal perundang-undangan

yang ada

4.Secara teoritis, terdapat beberapa jenis perbuatan pidana atau tindak pidana, dapat

dibedakan secara kualitatif atas kejahatan dan pelanggaran, yaitu:

a. Kejahatan adalah rechtdelicten, yaitu perbuatan - perbuatan yang

bertentangan dengan keadilan, terlepas apakah perbuatan itu diancam pidana

dalam suatu undang-undang atau tidak. Sekalipun tidak dirumuskan sebagai

delik dalam undang-undang, perbuatan ini benar- benar dirasakan oleh

masyarakat sebagai perbuatan yang bertentangan dengan keadilan.


b. Pelanggaran adalah perbuatan yang oleh masyarakat baru disadari sebagai

perbuatan pidana karena undang-undang merumuskannya sebagai delik.

Perbuatan-perbuatan ini dianggap sebagai tindak pidana oleh masyarakat

karena undang-undang mengancamnya dengan sanksi pidana.

5. Dari sudut bahasa Indonesia kata penipuan merupakan kata sifat dari kata dasar tipu,

yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an sehingga menjadi penipuan, yang berarti

orang yang melakukan suatu perbuatan penipuan atau subjek pelaku.

Dalam bentuk umum penipuan terdapat dalam Pasal 378 KUHP yaitu sebagai

berikut:

“Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan melawan hak, baik dalam memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik
akal dan tipu muslihat, maupun dengan karangankarangan perkataan-perkataan
bohong, membujuk orang supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau
menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan.”
6. a. Unsur-unsur objektif yang terdiri dari :

1. Menggerakkan,

2. Orang lain,

3. Untuk menyerahkan suatu barang atau benda,

4. Untuk memberi hutang

5. Untuk menghapus piutang,

6. Dengan menggunakan daya upaya seperti :

a) Memakai nama palsu,

b) Martabat palsu,
c) Dengan tipu muslihat, dan

d) Rangkaian kebohongan.

b. Unsur-unsur subjektif yang terdiri dari :

1. Dengan maksud,

2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dan

3. Secara melawan hukum.

7. Putusan adalah kesimpulan atau ketetapan hakim untuk mengakhiri suatu kasus yang

dihadapkan kepadanya.1 Putusan hakim merupakan “mahkota” sekaligus “puncak”

pencerminan nilai-nilai keadilan; kebenaran hakiki; hak asasi manusia; penguasaan hukum

atau fakta secara mapan, mempuni dan faktual, serta cerminan etika, mentalitas, dan

moralitas dari hakim yang bersangkutan.

8. Putusan Bebas (Vrijspraak)

Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum

Putusan Pemidanaan

9. Pertimbangan hakim atau ratio decidendi adalah argumen atau alasan yang digunakan oleh

hakim sebagai pertimbangan hukum yang menjadi dasar memutus perkara. Dalam setiap

putusan hakim terdapat alasan yang menentukan atau inti-inti yang menentukan dalam

pembuatan putusan. Rumusan kaidah hukum ditemukan dalam konsiderans tentang

hukumnya, karena dalam konsiderans itu ditemukan dasar rumusan yang disebut ratio

decidendi. Terminologi ratio decidendi itu diartikan sebagai penerapan peraturan yang

berhubungan dengan kenyataan

Anda mungkin juga menyukai