Bab 1
Bab 1
SKRIPSI
diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan pemerintahan dan syarat penyusunan
skripsi pada Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri
HALAMAN JUDUL
oleh
MARSHELA MANURUNG
NPP 30.1007
JATINANGOR
2
2022
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat memahami bahwa ada harapan yang besar bagi pemenuhan hak dan
darurat dan pasca bencana sangat memerlukan campur tangan pemerintah dan
Bencana alam adalah peristiwa yang tidak diinginkan oleh siapapun. Namun
hal ini bisa terjadi dikarenakan faktor alam sendiri dan kurangnya kesadaran
manusia dalam menjaga dan merawat alam. Manusia diciptakan pada dasarnya
untuk memelihara segala yang ada dibumi. Dengan adanya bencana alam
kerugian. Setiap daerah memiliki potensi bencana alam yang berbeda sesuai kondisi
alam daerah tersebut. Peran manusia sudah seharusnya cepat tanggap dalam
menghadapi bencana yang tidak bisa diduga kapan terjadinya. Salah satunya adalah
kebakaran.
Kebakaran adalah suatu peristiwa timbulnya api yang tidak diinginkan dan
merusak suatu bangunan atau benda yang sulit untuk dikuasai dan merugikan.
bencana non alam yang diakibatkan oleh keteledoran manusia (man-made diaters).
Kebakaran juga ditimbulkan oleh alam dan keteledoran manusia. Kebakaran yang
dapat terjadi oleh alam seperti letusan gunung berapi, gempa, keringnya suatu
seperti listrik yang bermasalah, pembiaran kompor, dan penggunaan alat penerang.
Sudah banyak bencana kebakaran yang terjadi dan kerugian yang dialami tidak
hanya mengenai materi bahkan nyawa manusia yang terhilang. Kebakaran sering
dalam menjalani kehidupan karna banyaknya aktivitas yang terjadi sebagian besar
Pastinya bencana kebakaran yang terjadi menimbulkan kerugian yang tidak mudah
karna dampak dari kebakaran, mengancam nyawa dan keselamatan jiwa manusia,
tidak hanya itu trauma manusia dalam menghadapi kehilangan harta benda.
Sebuah perkotaan besar didefinisikan oleh populasi yang lebih dari 250.000
penyandang disabilitas, imigran dan orang yang hidup dalam kemiskinan dapat
yang unik, jarak antar komunitas dan antar warga di dalam komunitas tersebut
daerah pedesaan sangat tinggi. Selain itu, hilangnya harta benda dan ternak
memiliki dampak emosional dan ekonomi yang ekstrim pada penduduk di daerah
setempat.
Kalimantan Selatan dan sempat menjadi ibu kota provinsi yang sejak 15 Februari
2022 diganti menjadi Kota Banjarbaru. Kota Banjarmasin juga sering dijuluki kota
seribu sungai/kota seribu pemadam kebakaran ini memiliki wilayah seluas 98,46 km²
yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah
mendapat pengakuan dari MURI (Musium Rekor Dunia dan Indonesia) Kota
pemadam kebakaran yang ada bukan hanya karena pemenuhan kewajiban oleh
pemerintah sendiri tetapi masyarakat kota Banjarmasin sendiri ikut berperan serta
yang biasa disebut pemadam kebakaran swadaya/swasta. Namun hal itu cenderung
unruk memenuhi kebutuhan mereka tanpa berkoordinasi yang jelas. Dan hingga
saat ini regulasi mengenai pemadam kebakaran swadaya/swasta ini belum ada
Banjarmasin. Meskipun hingga saat ini masyarakat masih memandang secara positif
karena perbantuan yang dilakukan semakin cepat tanggap. Namun tidak sering juga
ada kegiatan negative yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab seperti
penarikan sumbangan untuk korban bencana diluar kelurahan tempat BPK bertugas,
Daerah perkotaan atau yang biasa disebut daerah permukiman memiliki risiko
terjadinya kebakaran yang tinggi karena memiliki indikasi tingkat titik panas yang
tinggi seperti Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 daerah permukiman Kota Banjarmasin data yang terjadi
bahwa bencana kebakaran permukiman sebanyak 228 kejadian. Tabel dibawah ini
Tabel 1.1
2015 - - 96
2016 - - -
6
2017 62 256 45
2018 69 274 24
Berdasarkan data yang ada, 96 jumlah kasus kejadian kebakaran pada tahun 2015
di Kota Banjarmasin dengan angka yang paling tinggi dibandingkan tahun yang lain.
Meskipun begitu, ditahun itu tidak memberikan dampak korban jiwa. Ditahun selanjutnya
dengan tidak adanya kejadian. 2017 dengan tingkatan yang sudah mulai menurun
sebanyak 45 kasus kejadian dan 256 korban jiwa. Ditahun 2018 juga semakin menurun
hanya ada 24 kasus kebakaran. Terakhir data yang ada pada tahun 2019 terjadi
peningkatan yang sangat drastis dengan 63 kasus kejadian dan menyebabkan korban jiwa
Kota Banjarmasin karena permukiman yang semakin padat aktivitas masyarakat dengan
akses yang terbatas, banyaknya perumahan dan bangunan dasar bahan kayu yang mudah
terbakar, listrik yang dipasang tidak sesuai ketentuan standar keamanan, dan padatnya
Hal tersebut juga berdampak pada cepatnya api menyebar sehingga mengakibatkan lebih
perlu ditangani dengan tepat dan cepat oleh Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota
Banjarmasin. Dengan melihat kilas balik data kebakaran yang terjadi diprovinsi Kalimantan
Selatan daerah permukiman kota Banjarmasin terlihat perlunya perhatian khusus dengan
cepat dan tanggap oleh Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Banjarmasin.
7
Indonesia dalam upaya penanganan bencana kebakaran sesuai kondisi daerah masing-
masing.
Lembaga yang dibuat Pemerintah Daerah atau organisasi perangkat daerah (OPD) adalah
penyelamatan korban yang disebabkan oleh kebakaran bahkan bencana yang lainnya.
Sekiranya tanggap dan cepat, dalam menghadapi api yang cukup besar dalam bencana
pelatihan yang menjadi program pemerintah agar dalam kondisi yang tidak terkontrol saat
kebakaran terjadi, petugas pemadam kebakaran tetap tenang dalam menjalani tugas dan
tanggung jawabnya tanpa rasa panik dan mengurangi risiko fatal ketika bertugas.
pada peraturan daerah Kota Banjarmasin Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan
bencana kebakaran, serta menjaga keselamatan masyarakat misalnya harta dan benda
Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina 2 dinas dibentuk dan salah satunya Dinas
Pemadam Kebakaran. Bidang ini merupakan bagian dari instansi Satpol PP dan Pemadam
Kebakaran. Pada Tahun 2022 diharapkan kedua bagian ini dipisah sehingga membuat
(BPK) Kota Banjarmasin yang dibentuk dengan sukarela atau swadaya masyarakat
dan tingkat musibah kebakaran kota Banjarmasin tinggi sehingga perlu adanya perhatian
Permendagri 114 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada
layanan pendataan, inspeksi dan investigasi pasca kebakaran. Layanan Pemadaman serta
Penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran dan terdampak kebakaran dimaksud wajib
dilaksanakan oleh daerah kabupaten/kota sebesar 100% (seratus persen) setiap tahunnya.
Dengan kata lain, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan/Perangkat Daerah hadir
berkehidupan seperti kehilangan tempat tinggal,kerugian material dan non material. Perlu
bermasyarakat, tetapi bagaimana dengan tingkat kebakaran yang tinggi dan 1000
kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan efektivitas
9
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Selain itu melalui kegiatan penelitian efektivitas
pengetahuan serta pengalaman tidak hanya teori tetapi juga praktek dalam
Akhir dari penelitian yang dilakukan sekiranya juga menjadi kontribusi pada
sosial, terkhususnya pada ilmu Pemerintahan. Sebagai referensi dan bahan bacaan
bagi peneliti selanjutnya untuk bisa mengembangkan dalam penulisan skripsi atau
informasi dan gagasan yang menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah terkai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahan acuan dan perbandingan. Untuk mengetahui apa hal-hal yang sama dan
hal yang berbeda antara hasil penelitian, melengkapi kekurangan dan kelebihan
penelitian yang terdahulu dan yang sekarang diteliti. Berikut merupakan hasil
penelitian sebelumnya: