Anda di halaman 1dari 11

1

EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN

PERMUKIMAN OLEH DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA

BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SKRIPSI

diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan pemerintahan dan syarat penyusunan

skripsi pada Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri

HALAMAN JUDUL
oleh

MARSHELA MANURUNG

NPP 30.1007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PUBLIK

FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

JATINANGOR
2

2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memajukan kesejahteraan umum seperti yang disebutkan dalam pembukaan

Undang-Undang 1945 maka pemerintah wajib memberikan pelayanan yang baik

kepada masyarakat untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya. Sudah

seharusnya membangun kepercayaan masyarakat mengenai pelayanan publik agar

masyarakat memahami bahwa ada harapan yang besar bagi pemenuhan hak dan

kebutuhan masyarakat terutama pada saat terjadinya bencana. Mitigasi,tanggap

darurat dan pasca bencana sangat memerlukan campur tangan pemerintah dan

warga negara Indonesia.

Bencana alam adalah peristiwa yang tidak diinginkan oleh siapapun. Namun

hal ini bisa terjadi dikarenakan faktor alam sendiri dan kurangnya kesadaran

manusia dalam menjaga dan merawat alam. Manusia diciptakan pada dasarnya

untuk memelihara segala yang ada dibumi. Dengan adanya bencana alam

kehidupan manusia terancam dengan rasa ketidak amannya dan mengakibatkan

kerugian. Setiap daerah memiliki potensi bencana alam yang berbeda sesuai kondisi

alam daerah tersebut. Peran manusia sudah seharusnya cepat tanggap dalam

menghadapi bencana yang tidak bisa diduga kapan terjadinya. Salah satunya adalah

kebakaran.

Kebakaran adalah suatu peristiwa timbulnya api yang tidak diinginkan dan

merusak suatu bangunan atau benda yang sulit untuk dikuasai dan merugikan.

Kebakaran dapat dikategorikan sebagai bencana alam (natural disasters) maupun


3

bencana non alam yang diakibatkan oleh keteledoran manusia (man-made diaters).

Kebakaran juga ditimbulkan oleh alam dan keteledoran manusia. Kebakaran yang

dapat terjadi oleh alam seperti letusan gunung berapi, gempa, keringnya suatu

lahan,dan petir. Beberapa hal yang disebabkan kurangnya kesadaran manusia

seperti listrik yang bermasalah, pembiaran kompor, dan penggunaan alat penerang.

Sudah banyak bencana kebakaran yang terjadi dan kerugian yang dialami tidak

hanya mengenai materi bahkan nyawa manusia yang terhilang. Kebakaran sering

terjadi pada kawasan perkotaan daripada kawasan perdesaan, karena pusat

pertumbuhan penduduk terpusat di perkotaan yang menyebabkan aktifitas di

kawasan perkotaan semakin tinggi sehingga peluang terjadinya kebakaran di

kawasan perkotaan lebih besar.

Kebakaran yang terjadi di permukiman menyebabkan kesulitan masyarakat

dalam menjalani kehidupan karna banyaknya aktivitas yang terjadi sebagian besar

didaerah permukiman. Meningkatnya kegiatan yang dilakukan masyarakat juga

menyebabkan risiko potensi bencana kebakaran yang tinggi di daerah permukiman.

Pastinya bencana kebakaran yang terjadi menimbulkan kerugian yang tidak mudah

diterima masyarakat, kerugian dalam usaha perekonomian, lingkungan yang rusak

karna dampak dari kebakaran, mengancam nyawa dan keselamatan jiwa manusia,

tidak hanya itu trauma manusia dalam menghadapi kehilangan harta benda.

Sebuah perkotaan besar didefinisikan oleh populasi yang lebih dari 250.000

populasi. Kendati demikian tinggal di kota mungkin dapat meningkatkan resiko

kebakaran, perubahan demografis termasuk meningkatnya jumlah lansia,

penyandang disabilitas, imigran dan orang yang hidup dalam kemiskinan dapat

berdampak pada keselamatan bencana kebakaran di kota.


4

Penanggulangan bencana kebakaran di kota-kota besar menimbulkan

tantangan khusus dengan sumber daya yang terbatas, bekerja di lingkungan

dengan kepadatan penduduk yang tinggi,tingkat kriminalitas tinggi, meningkatkan

hubungan dengan institusi di seluruh kota, menjangkau komunitas multikultural dan

membuat penduduk berfokus pada keselamatan kebakaran. Sebaliknya,

masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan juga menghadapi risiko kebakaran

yang unik, jarak antar komunitas dan antar warga di dalam komunitas tersebut

menimbulkan tantangan terkait kebakaran. Tingkat kematian akibat kebakaran di

daerah pedesaan sangat tinggi. Selain itu, hilangnya harta benda dan ternak

memiliki dampak emosional dan ekonomi yang ekstrim pada penduduk di daerah

setempat.

Kota Banjarmasin merupakan kota yang paling terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan dan sempat menjadi ibu kota provinsi yang sejak 15 Februari

2022 diganti menjadi Kota Banjarbaru. Kota Banjarmasin juga sering dijuluki kota

seribu sungai/kota seribu pemadam kebakaran ini memiliki wilayah seluas 98,46 km²

yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah

pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai di antaranya Pulau

Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan, Pulau Kembang, Pulau

Bromo dan lain-lain. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, Kota

Banjarmasin memiliki penduduk sebanyak 672.343 jiwa dengan kepadatan 6.829

jiwa/km². Wilayah metropolitan Banjarmasin yaitu Banjar Bakula memiliki penduduk

sekitar 1,9 juta jiwa.

Provinsi Kalimantan Selatan terkhususnya Kota Banjarmasin sangat sering

terjadinya bencana kebakaran terutama didaerah permukiman. Tercatat dan

mendapat pengakuan dari MURI (Musium Rekor Dunia dan Indonesia) Kota

Banjarmasin merupakan kota dengan 1000 Pemadam Kebakaran. Banyaknya


5

pemadam kebakaran yang ada bukan hanya karena pemenuhan kewajiban oleh

pemerintah sendiri tetapi masyarakat kota Banjarmasin sendiri ikut berperan serta

yang biasa disebut pemadam kebakaran swadaya/swasta. Namun hal itu cenderung

membuat pemadam kebakaran swasta/swadaya bekerja semau mereka sendiri

unruk memenuhi kebutuhan mereka tanpa berkoordinasi yang jelas. Dan hingga

saat ini regulasi mengenai pemadam kebakaran swadaya/swasta ini belum ada

padahal pemadam kebakaran swadaya/swasta ini semakin banyak di Kota

Banjarmasin. Meskipun hingga saat ini masyarakat masih memandang secara positif

karena perbantuan yang dilakukan semakin cepat tanggap. Namun tidak sering juga

ada kegiatan negative yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab seperti

penarikan sumbangan untuk korban bencana diluar kelurahan tempat BPK bertugas,

mobil/motor pemadam kebakaran swadaya/swasta yang mengebut mengakibatkan

kecelakaan lalu lintas.

Daerah perkotaan atau yang biasa disebut daerah permukiman memiliki risiko

terjadinya kebakaran yang tinggi karena memiliki indikasi tingkat titik panas yang

tinggi seperti Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2015

sampai dengan tahun 2019 daerah permukiman Kota Banjarmasin data yang terjadi

bahwa bencana kebakaran permukiman sebanyak 228 kejadian. Tabel dibawah ini

menunjukan kejadian bencana kebakaran Kota Banjarmasin:

Tabel 1.1

Rekap Bencana Kebakaran Permukiman di Kota Banjarmasin

Tahun Jumlah Keluarga Jumlah Korban Jumlah Kasus

terkena dampak Jiwa Kejadian

2015 - - 96

2016 - - -
6

2017 62 256 45

2018 69 274 24

2019 478 1544 63

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan data yang ada, 96 jumlah kasus kejadian kebakaran pada tahun 2015

di Kota Banjarmasin dengan angka yang paling tinggi dibandingkan tahun yang lain.

Meskipun begitu, ditahun itu tidak memberikan dampak korban jiwa. Ditahun selanjutnya

dengan tidak adanya kejadian. 2017 dengan tingkatan yang sudah mulai menurun

sebanyak 45 kasus kejadian dan 256 korban jiwa. Ditahun 2018 juga semakin menurun

hanya ada 24 kasus kebakaran. Terakhir data yang ada pada tahun 2019 terjadi

peningkatan yang sangat drastis dengan 63 kasus kejadian dan menyebabkan korban jiwa

tinggi 1554 yang menimpa 478 keluarga.

Penyebab mengapa tingkat kebakaran yang tinggi terjadi di daerah permukiman

Kota Banjarmasin karena permukiman yang semakin padat aktivitas masyarakat dengan

akses yang terbatas, banyaknya perumahan dan bangunan dasar bahan kayu yang mudah

terbakar, listrik yang dipasang tidak sesuai ketentuan standar keamanan, dan padatnya

penduduk Kota Banjarmasin melebihi kota/kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Selatan.

Hal tersebut juga berdampak pada cepatnya api menyebar sehingga mengakibatkan lebih

banyak kerugian barang maupun korban jiwa.

Besarnya dampak risiko bencana kebakaran pada permukiman di Kota Banjarmasin

perlu ditangani dengan tepat dan cepat oleh Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota

Banjarmasin. Dengan melihat kilas balik data kebakaran yang terjadi diprovinsi Kalimantan

Selatan daerah permukiman kota Banjarmasin terlihat perlunya perhatian khusus dengan

cepat dan tanggap oleh Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Banjarmasin.
7

Pemerintah Indonesia sudah melengkapi Pemadam Kebakaran diseluruh daerah di

Indonesia dalam upaya penanganan bencana kebakaran sesuai kondisi daerah masing-

masing.

Kasus kebakaran atau penyelamatan mengenai suatu bencana ditangani oleh

Lembaga yang dibuat Pemerintah Daerah atau organisasi perangkat daerah (OPD) adalah

Dinas Pemadam Kebakaran.Tugas pokok yang dimiliki Petugas Pemadam Kebakaran

(Damkar), antara lain mencegah terjadinya kebakaran, pemadam kebakaran serta

penyelamatan korban yang disebabkan oleh kebakaran bahkan bencana yang lainnya.

Sekiranya tanggap dan cepat, dalam menghadapi api yang cukup besar dalam bencana

kebakaran petugas pemadam kebakaran sudah seharusnya dilatih khusus dengan

pelatihan yang menjadi program pemerintah agar dalam kondisi yang tidak terkontrol saat

kebakaran terjadi, petugas pemadam kebakaran tetap tenang dalam menjalani tugas dan

tanggung jawabnya tanpa rasa panik dan mengurangi risiko fatal ketika bertugas.

Penanggulangan kebakaran permukiman Dinas Pemadam Kebakaran mengacu

pada peraturan daerah Kota Banjarmasin Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Bahaya Kebakaran yang berkaitan dengan kebakaran permukiman. Dinas

Pemadam Kebakaran (Damkar) mempunyai tugas dalam mencegah dan menanggulangi

bencana kebakaran, serta menjaga keselamatan masyarakat misalnya harta dan benda

dari bencana kebakaran.

Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina 2 dinas dibentuk dan salah satunya Dinas

Pemadam Kebakaran. Bidang ini merupakan bagian dari instansi Satpol PP dan Pemadam

Kebakaran. Pada Tahun 2022 diharapkan kedua bagian ini dipisah sehingga membuat

efektifnya pelayanan masing-masing. Karena banyaknya Badan Pemadam Kebakaran

(BPK) Kota Banjarmasin yang dibentuk dengan sukarela atau swadaya masyarakat

sehingga dibentuknya Dinas dalam upaya efektifnya pelayanan mengenai bencana

kebakaran di permukiman Kota Banjarmasin. Mengingat, daerah permukiman yang banyak


8

dan tingkat musibah kebakaran kota Banjarmasin tinggi sehingga perlu adanya perhatian

khusus dengan instansi yang serius dalam bidang tersebut.

Permendagri 114 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada

Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Kebakaran Daerah Kabupaten/Kota bahwa

Pemenuhan layanan pemadaman, penyelamatan dan evakuasi dilakukan melalui

penyediaan sarana prasarana pemadam kebakaran, sarana prasarana penyelamatan dan

evakuasi, pemenuhan aparatur pemadam kebakaran dan penyelamatan yang memenuhi

standar kompetensi, pembentukan pos pemadam kebakaran di setiap

kecamatan/kelurahan, serta dengan meningkatkan kegiatan pencegahan dengan

mengedepankan pengurangan risiko kebakaran. Pemenuhan mutu pelayanan

penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran di kabupaten/kota dicapai melalui capaian

tingkat waktu tanggap (response time) penanggulangan kejadian kebakaran, layanan

pelaksanaan pemadaman dan pengendalian kebakaran, layanan pelaksanaan

penyelamatan dan evakuasi, layanan pemberdayaan masyarakat/relawan kebakaran, serta

layanan pendataan, inspeksi dan investigasi pasca kebakaran. Layanan Pemadaman serta

Penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran dan terdampak kebakaran dimaksud wajib

dilaksanakan oleh daerah kabupaten/kota sebesar 100% (seratus persen) setiap tahunnya.

Dengan kata lain, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan/Perangkat Daerah hadir

memberikan layanan pada setiap kejadian kebakaran.

Bencana Kebakaran memberikan dampak yang merugikan masyarakat dalam

berkehidupan seperti kehilangan tempat tinggal,kerugian material dan non material. Perlu

adanya mitigasi sampai penanggulangan menghadapi bencana Kebakaran tersebut.

Bencana Kebakaran bukanlah bencana yang harus terus-terusan diterima dikehidupan

bermasyarakat, tetapi bagaimana dengan tingkat kebakaran yang tinggi dan 1000

pemadam kebakaran yang dimiliki kota Banjarmasin mampu mempercepat penanganan

kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan efektivitas
9

pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Banjarmasin dalam menanggulangi bencana

kebakaran di Kota Banjarmasin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana efektivitas penanggulangan bencana kebakaran oleh dinas pemadam

kebakaran di Kota Banjarmasin?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas penanggulangan bencana

kebakaran permukiman di Kota Banjarmasin?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektivitas penanggulangan bencana kebakaran oleh dinas

pemadam kebakaran di Kota Banjarmasin

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penanggulangan

bencana kebakaran di permukiman di Kota Banjarmasin

1.4 Kegunaan Peneltian

1.4.1 Bagi penulis

Penelitian ini sebagai syarat Pendidikan akhir program studi diploma IV di

Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Selain itu melalui kegiatan penelitian efektivitas

penanggulangan bencana kebakaran oleh dinas pemadam kebakaran Kota


10

Banjarmasin, penulis juga dapat lebih memahami dan meningkatkan wawasan

pengetahuan serta pengalaman tidak hanya teori tetapi juga praktek dalam

kehidupan nyata, dan mengembangkan kembali keterampilan yang didapat di dunia

kerja pemerintahan kelak.

1.4.2 Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Akhir dari penelitian yang dilakukan sekiranya juga menjadi kontribusi pada

pengembangan ilmu pengetahuan dan memperbanyak referensi literatur ilmu-ilmu

sosial, terkhususnya pada ilmu Pemerintahan. Sebagai referensi dan bahan bacaan

bagi peneliti selanjutnya untuk bisa mengembangkan dalam penulisan skripsi atau

karya ilmiah lainnya yang berhubungan dengan efektivitas penanggulangan bencana

kebakaran oleh dinas pemadam kebakaran sehingga mengurangi resiko dan

dampak dari bencana kebakaran yang akan terjadi.

1.4.3 Bagi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Banjarmasin

Hasil dari penelitian yang dijalankan sekiranya bisa memberikan edukasi

informasi dan gagasan yang menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah terkai

penanggulangan bencana kebakaran kota Banjarmasin melalui Dinas Pemadam

Kebakaran. Dinas Pemadam Kebakaran juga dapat mempertimbangkan ide dan

gagasan dalam menyikapi kebakaran di Kota Banjarmasin.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian ini disebutkan beberapa penelitian sebelumnya sebagai

bahan acuan dan perbandingan. Untuk mengetahui apa hal-hal yang sama dan

hal yang berbeda antara hasil penelitian, melengkapi kekurangan dan kelebihan

penelitian yang terdahulu dan yang sekarang diteliti. Berikut merupakan hasil

penelitian sebelumnya:

Anda mungkin juga menyukai