Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM PERTANIAN BERLANJUT ASPEK HPT

“Review Jurnal 10 Materi 2”

Disusun oleh :

M. IAN WAHYU ARDIAS P. 205040200113004

INTAN SUCI NURANI 205040200113036

BAGAS MAULANA AKBAR 205040207113008

FIKRIE RIZQY JUAN B. 205040207113028

Kelas : Agroekoteknologi B

Asisten : Chairunisah Putri

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEDIRI

2022
Identitas Jurnal

Judul : Diversity, Species Richness and Foraging Behaviour of


Pollinators in Cashew

Jurnal : Journal Agric Res

Volume : 8(2)

Tahun terbit : 2019

Penulis : K. Vanitha dan T. N. Raviprasad

Tanggal review : 30 November 2022

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai keragaman serangga
penyerbuk pada tanaman jambu mete, kelimpahan dan perilaku mencari makan
serangga tersebut di wilayah Puttur Karnataka, India.

Metode Penelitian
Penelitian pada jurnal tersebut dilaksanakan pada perkebunan jambu mete
dengan luas 40 ha yang terletak diantara Pantai Barat dan Ghats Barat India. Untuk
mencatat keragaman serangga penyerbuk, pengamatan yang terdapat dalam jurnal
akan dilakukan setiap hari pada tanaman jambu mete yang dipilih secara acak yang
mekar penuh secara berkala, dan spesies serangga yang mengunjungi bunga jambu
mete secara teratur dan berulang kali dicatat antara Januari dan Mei 2015 dan 2016.
Serangga penyerbuk yang mengunjungi bunga dikumpulkan dengan jaring penyapu
halus dan diidentifikasi dengan bantuan para ahli di Biro Nasional Sumber Daya
Serangga Pertanian. Pengamatan pada jurnal tersebut akan dicatat pada saat jambu
mete berbunga penuh selama 20 hari yang berbeda dan dihitung rata-ratanya.
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian pada jurnal tersebut menyatakan bahwa pada
perbedaan jenis jambu mete, akan memerlukan waktu sekitar 3-5 bulan untuk
menyelesaikan fase pemekaran bunga. Serangga yang didokumentasikan sebagai
serangga pengunjung pada bunga jambu mete selama penyelidikan ini mencakup
40 spesies yang termasuk dalam 13 famili dari tiga ordo serangga. Hymenoptera
adalah pengunjung utama yang terdiri dari lebah (Apidae dan Halictidae), semut
dan tawon serta diikuti oleh dipteran. Dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa
bunga jambu mete kerap dikunjungi oleh berbagai kelompok serangga. Namun,
beberapa spesies mengunjungi bunga jambu mete dengan frekuensi yang lebih
sedikit dan tidak mengumpulkan serbuk sari, sehingga dianggap sebagai
pengunjung bunga tetapi bukan penyerbuk.
Serangga yang berperan sebagai penyerbuk yang mengunjungi bunga jambu
mete akan membawa sejumlah besar serbuk sari pada bagian tubuhnya sehingga
dianggap sebagai penyerbuk. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa kelimpahan
relatif spesies lebah pada jambu mete dapat bervariasi menurut lokasi. Secara
umum, dominasi spesies sangat bergantung pada kemampuan beradaptasi populasi
dengan pengaruh parameter cuaca yang wajar dan bervariasi menurut lokasi.
Dengan kondisi parameter yang sesuai maka keberadaan serangga penyerbuk ini
juga akan semakin meningkat, selain itu dengan tingkat keragaman biodiversitas
pada suatu agroekosistem juga akan mampu memikat untuk mengundang serangga
polinator untuk hadir. Ketika ada cukup sinar matahari, aktivitas spesies lebah akan
terlihat signifikan dan aktivitas puncak pada spesies lebah terlihat dari pukul 11.00
hingga 13.00. Selain itu terdapat pula studi yang menjelaskan bahwa keberadaan
lebah penyerbuk akan mampu membantu meningkatkan keberhasilan pembuahan
pada jambu mete. Hal ini menunjukkan bahwa dengan keragaman biodiversitas
yang tinggi maka jasa lingkungan seperti salah satunya polinator alami akan dapat
tersedia dalam jangka waktu yang cukup lama.
Proses penyerbukan yang dilakukan oleh lebah ini diawali ketika lebah-
lebah ini saat beristirahat di atas bunga, maka butiran serbuk sari bunga yang
dihinggapi lebah tersebut akan menempel pada bagian tubuh lebah terutama perut
dan dengan demikian akan memastikan terjadinya penyerbukan pada kunjungan di
bunga berikutnya. Lebah ini merupakan micromanipulator yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mengambil sumber bunga yang tidak dapat
dilakukan lagi dengan cara lain. Oleh karena itu, tanaman berbunga pada suatu
daerah akan sangat baik untuk mempertahankan koloni lebah. Sehingga dengan
menjaga koloni lebah diharapkan terus tersedia jasa polinator alami yang
disediakan oleh keragaman biodiversitas lingkungan agroekosistem. Keragaman
biodiversitas pada suatu daerah akan dapat meningkatkan potensi jasa lingkungan
pada suatu daerah tersebut dan dengan begitu maka akan berdampak positif bagi
kelestarian suatu lingkungan.

Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari jurnal tersebut yakni diantara 40 spesies yang tercatat
sebagai pengunjung bunga jambu mete di lokasi studi, 13 spesies dianggap sebagai
penyerbuk jambu mete termasuk lebah liar. Pengamatan mengungkapkan bahwa
lebah sangat penting dalam penyerbukan jambu mete, dan penelitian ini menyoroti
dokumentasi sistematis dari berbagai spesies lebah yang penting untuk jambu mete,
membantu para peneliti, petani jambu mete, dan peternak lebah untuk
merencanakan pengelolaan yang tepat dan konservasi spesies lebah. Walaupun
kegiatan penyerbukan adalah layanan gratis dari jasa lingkungan yang disediakan
oleh lebah termasuk beberapa juga pada lebah liar, maka keberadaan mereka perlu
dilestarikan dan dilindungi dari semprotan insektisida untuk meningkatkan
penyerbukan dan produktivitas jambu mete.

Kelebihan jurnal : Pada jurnal terdapat tabel, dan juga dokumentasi yang jelas
sehingga pembaca dapat dengan mudah mengetahui
kegiatan dari serangga penyerbuk secara langsung.

Kekurangan jurnal : Pada jurnal tersebut terdapat kata-kata yang sulit untuk
dapat dipahami oleh pembaca, dan banyak literatur yang
tahunnya sudah terlalu lama sehingga kevalidan literatur
berkurang.
Daftar Pustaka
Vanitha, K., dan Raviprasad, T. N. 2019. Diversity, Species Richness and Foraging
Behaviour of Pollinators in Cashew. Agric Res, 8(2): 197-206.

Anda mungkin juga menyukai