Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


“KONSEP DISABILITAS, JENIS DISABILITAS, DAN KONTRIBUSINYA
BAGI NEGARA”

Disusun oleh Kelompok 13:


Septi Yustiana (202214500283)
Muhammad Raihan Lawalata (202214502216)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Pendidikan Ekonomi
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Konsep Disabilitas, Jenis-jenis
Disabilitas, dan Kontribusinya Bagi Negara” dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 kelas S2C dari Ibu
Windi Megayanti, M.Pd. pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca mengenai
konsep disabilitas, jenis-jenisnya, dan kontribusinya bagi negara.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Windi Megayanti, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Jakarta, 16 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II
2.1 Konsep Disabilitas 3
2.1.1 Pengertian Disabilitas 3
2.1.2 Asas dan Hak-hak Penyandang Disabilitas 4
2.2 Jenis-jenis Disabilitas 6
2.2.1 Derajat Penyandang Disabilitas 7
2.3 Kontribusi Penyandang Disabilitas Bagi Negara 8
BAB III
3.1 Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Tuhan dibanding


makhluk ciptaan yang lain. Diantara semua manusia, terdapat manusia spesial
yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka
waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya
dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif
berdasarkan kesamaan hak yang disebut sebagai penyandang cacat. Seiring dengan
perkembangan jaman dan stigma negatif yang melekat pada kata penyandang
cacat yang terkesan memberikan label atau sebutan yang melekat kepada
seseorang yang berbeda, pada tanggal 30 Maret 2007 pemerintah menyepakati
untuk merubah istilah penyandang cacat menjadi penyandang disabilitas.
Problem penyandang disabilitas merupakan masalah yang sangat kompleks,
tentu saja dengan adanya keterbatasan dapat menimbulkan masalah mobilitas
karena adanya kekurangan pada fungsi tubuh yang tidak sempurna.
Ketidakmampuan dapat menghambat penyandang disabilitas untuk menjalankan
kegiatan sehari-hari dengan tidak sempurna karena keterbataan yang sudah
melekat pada dirinya.
Semakin tinggi jumlah penyandang disabilitas maka perlu adanya perhatian
terhadap penyandang disabilitas, karena masih banyak yang tertutup apabila dalam
keluarga terdapat penyandang disabilitas karena dianggap bahwa itu merupakan
sebuah aib sehingga masih banyak keluarga yang membiarkan penyandang
disabilitas dikurung dirumah. Hal ini membuat penyandang disabilitas jadi tidak
berkembang karena selalu berada dirumah.
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik
dan mental, yang dapat menganggu atau merupakan rintangan dalam melakukan
suatu aktivitas. Penyandang disabilitas terdiri dari:
1. Penyandang cacat fisik
2. Penyandang cacat mental
3. Penyandang cacat fisik dan mental

1
Meskipun demikian mereka berhak dilindungi dan dilayani oleh pemerintah, sebab
pemerintah memiliki tugas untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,
hal ini sebagaimana terdapat pada alinea ke IV pada pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Istilah negara kesejahteraan
mengacu pada peran yang dimainkan negara dalam menyediakan berbagai layanan
dan manfaat bagi warga negaranya terutama dalam pemiliharaan pendapatan,
kesehatan, bahkan juga perumahan, Pendidikan, dan kegiatan sosial. Penyandang
disabilitas seharusnya diberdayakan dengan cara pemenuhan hak-haknya sebagai
penyandang disabilitas dan harus disetarakan antara penyandang disabilitas
dengan nondisabilitas, baik untuk 2 kehidupan sehari-harinya maupun dalam
bidang pekerjaan. Kondisi sosial secara umum penyandang disabilitas dalam
kondisi rentan, baik dari segi aspek ekonomi, pendidikan, keterampilan maupun
kemasyarakatan.
Penyandang disabilitas merupakan sekelompok masyarakat dengan segala
keberagamannya. Setiap orang memiliki keinginan hidup yang baik dan layak,
tidak luput juga bagi penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas memiliki
keinginan keinginan yang sama seperti individu individu lainnya, yaitu bisa hidup
secara normal, memiliki sebuah keinginan yang besar dan kehidupan yang selalu
ingin tercukupi. Kebutuhan itu termasuk kebutuhan fisik, psikis, dan sosial.
Penyandang disabilitas juga banyak yang mampu menciptakan sebuah
kreativitas sehingga membuat banyak orang berdecak kagum karena kreativitasnya
tersebut, bahkan terkadang orang yang normal dan sempurna pun tidak terpikirkan
dalam membuat suatu ide. Dengan semua keterbatasannya penyandang disabilitas
berhasil membuktikan bahwa sebenarnya mereka dapat menciptakan hal-hal yang
kreatif, yang tidak semua orang normal bisa melakukannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep disabilitas?
2. Apa saja jenis-jenis disabilitas?
3. Apa saja kontribusi penyandang disabilitas bagi negara?
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep disabilitas.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis disabilitas.
3. Untuk mengetahui apa saja kontribusi penyandang disabilitas bagi negara.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Disabilitas


2.1.1 Pengertian Disabilitas

Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik,


mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui
hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan
kesamaan hak (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan
Hak-Hak Penyandang Disabilitas).
Disabilitas merupakan istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan
aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah permasalahan
yang terjadi pada fungsi tubuh atau strukturnya, dan pembatasan kegiatan yang
dimaksud adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan
tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang
dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi
disabilitas pada umumnya adalah sebuah fenomena kompleks, yang
mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat
tempat dia tinggal.
Istilah disabilitas berasal dari bahasa inggris yaitu different ability yang
artinya manusia memiliki kemampuan yang berbeda. Terdapat beberapa istilah
penyebutan menunjuk pada penyandang disabilitas, Kementerian Sosial
menyebut dengan istilah penyandang cacat, Kementerian Pendidikan Nasional
menyebut dengan istilah berkebutuhan khusus dan Kementerian Kesehatan
menyebut dengan istilah Penderita cacat.
Berikut ini beberapa pengertian penyandang disabilitas dari beberapa
sumber:

 Menurut Resolusi PBB Nomor 61/106 tanggal 13 Desember 2006,


penyandang disabilitas merupakan setiap orang yang tidak mampu
menjamin oleh dirinya sendiri, seluruh atau sebagian, kebutuhan
individual normal dan/atau kehidupan sosial, sebagai hasil dari
4
kecacatan mereka, baik yang bersifat bawaan maupun tidak, dalam hal
kemampuan fisik atau mentalnya.

 Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi


Manusia, penyandang cacat/disabilitas merupakan kelompok
masyarakat rentan yang berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.

 Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan


Sosial, penyandang cacat/disabilitas digolongkan sebagai bagian dari
masyarakat yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara
kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial.

 Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang


Cacat, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat menganggu atau merupakan
rintangan dan hamabatan baginya untuk melakukan secara selayaknya,
yang terdiri dari, penyandang cacat fisik; penyandang cacat mental;
penyandang cacat fisik dan mental.

 Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang


Disabilitas, Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka
waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh
dan efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

2.1.2 Asas dan Hak-hak Penyandang Disabilitas


Menurut Rahayu, dkk (2013:111), terdapat empat asas yang dapat
menjamin kemudahan atau aksesibilitas penyandang disabilitas yang mutlak
harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
1. Asas kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat
atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
2. Asas kegunaan, yaitu semua orang dapat mempergunakan semua
tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan. 

5
3. Asas keselamatan, yaitu setiap bangunan dalam suatu lingkungan
terbangun harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang
termasuk disabilitas.
4. Asas kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai dan
masuk untuk mempergunakan semua tempat atau bangunan dalam
suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Menurut Pasal 41 ayat (2) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang


Hak Asasi Manusia mengatur bahwa setiap penyandang cacat/disabilitas, orang
yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh
kemudahan dan perlakuan khusus. Berdasarkan hal tersebut maka penyandang
cacat/disabilitas berhak atas penyediaan sarana aksesibilitas yang menunjang
kemandiriannya, kesamaan kesempatan dalam pendidikan, kesamaan
kesempatan dalam ketenagakerjaan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. Dalam hal ini yang dimaksud
rehabilitasi meliputi rehabilitasi medik, rehabilitasi pendidikan, rehabilitasi
pelatihan, dan rehabilitasi sosial.
Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas, adalah semua upaya yang
diarahkan untuk menjadikan penyandang disabilitas yang mengalami masalah
sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Penyandang disabilitas memiliki hak-hak yang telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang konvensi mengenai hak-hak penyandang
disbailitas, yaitu:
1. Persamaan dan non-diskriminasi, setiap penyandang disabilitas berhak
untuk mendapatkan perlindungan hukum yang sama dan efektif terhadap
diskriminasi dengan fundamental alasan apapun.
2. Penyandang disabilitas perempuan. Penyandang disabilitas perempuan dan
anak perempuan adalah rentan terhadap diskriminasi berlipat-lipat. Oleh
karena itu pemerintah harus menjamin pemenuhan secara utuh dan sama
dari semus hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental,
pengembangan, pemberdayaan perempuan secara utuh.
3. Penyandang disabilitas anak-anak, pemerintah wajib menjamin bahwa
penyandang disabilitas anak-anak memiliki hak untuk mengemukakan

6
pandangan mereka secara bebas pada semua hal yang mempengaruhi
mereka, dengan catatan pandangan mereka diberikan bobot sesuai dengan
usia dan kematangan mereka, atas dasar persamaan dengan anak-anak lain,
serta untuk disediakan bantuan disabilitas yang sesuai dengan usia agar hak
itu dapat terpenuhi.
4. Peningkatan kesadaran. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk di tingkat keluarga, 18
mengenai penyandang disabilitas dan untuk memelihara penghormatan atas
hak-hak dan martabat para penyandang disabilitas.
5. Aksesibilitas, dalam hal ini memberikan kemudahan bagi penyandang
disabilitas agar mampu hidup secara mandiri serta melibatkan diri secara
penuh dalam aspek kehidupan, pemerintah wajib mengambil langkah yang
tepat untuk memenuhi akses bagi penyandang disabilitas sebagai jaminan
terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi, dan komunikasi, serta
termasuk akses pada fasilitas dan jasa pelayanan lain yang terbuka untuk
publik, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

2.2 Jenis-jenis Disabilitas


Menurut Reefani (2013:17), penyandang disabilitas dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1. Disabilitas Mental 
Disabilitas mental atau kelainan mental terdiri dari:
a. Mental Tinggi. Sering dikenal dengan orang berbakat intelektual, di
mana selain memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata dia juga
memiliki kreativitas dan tanggungjawab terhadap tugas. 
b. Mental Rendah. Kemampuan mental rendah atau kapasitas
intelektual/IQ (Intelligence Quotient) di bawah rata-rata dapat dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar (slow learnes) yaitu anak
yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) antara 70-90. Sedangkan anak
yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di bawah 70 dikenal dengan
anak berkebutuhan khusus.
c. Berkesulitan Belajar Spesifik. Berkesulitan belajar berkaitan dengan
prestasi belajar (achievment) yang diperoleh.

7
2. Disabilitas Fisik
Disabilitas Fisik atau kelainan fisik terdiri dari:
a. Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tuna daksa adalah individu yang
memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular
dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan
(kehilangan organ tubuh), polio dan lumpuh. 
b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra). Tunanetra adalah individu
yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat
diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low
vision.
c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu). Tunarungu adalah individu yang
memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak
permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu
tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa
disebut tunawicara.
d. Kelainan Bicara (Tunawicara). Tunawicara adalah seseorang yang
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa
verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini
dapat bersifat fungsional di mana kemungkinan disebabkan karena
ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya
ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan pada organ
motorik yang berkaitan dengan bicara.

3. Tunaganda (disabilitas ganda) 


Tunaganda atau penderita cacat lebih dari satu kecacatan (cacat fisik dan
mental) merupakan mereka yang menyandang lebih dari satu jenis
keluarbiasaan, misalnya penyandang tuna netra dengan tuna rungu sekaligus,
penyandang tuna daksa disertai dengan tuna grahita atau bahkan sekaligus.

2.2.1 Derajat Penyandang Disabilitas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


104/MENKES/PER/II/1999 tentang Rehabilitasi Medik pada Pasal 7 mengatur

8
derajat kecacatan dinilai berdasarkan keterbatasan kemampuan seseorang dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

 Derajat cacat 1: Mampu melaksanakan aktivitas atau mempertahankan


sikap dengan kesulitan. 
 Derajat cacat 2: Mampu melaksanakan kegiatan atau mempertahankan
sikap dengan bantuan alat bantu. 
 Derajat cacat 3: Dalam melaksanakan aktivitas, sebagian memerlukan
bantuan orang lain dengan atau tanpa alat bantu. 
 Derajat cacat 4: Dalam melaksanakan aktivitas tergantung penuh
terhadap pengawasan orang lain.
 Derajat cacat 5: Tidak mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan penuh
orang lain dan tersedianya lingkungan khusus.
 Derajat cacat 6: Tidak mampu penuh melaksanakan kegiatan sehari-hari
meskipun dibantu penuh orang lain.

2.3 Kontribusi Penyandang Disabilitas Bagi Negara


Banyak penyandang disabilitas yang hanya mengurung diri, pasrah dengan
takdir yang dimilikinya, dan tidak mau berusaha untuk mengembangkan potensi
potensi yang dimilikinya. Sehingga penyandang disabilitas dipandang rendah oleh
orang lain, karena keterpasrahannya tersebut. Keterbatasan yang dialami oleh mereka
bukanlah menjadi penghalang untuk meraih prestasi layaknya orang-orang dengan
kondisi fisik yang normal. Di Indonesia terdapat banyak penyandang disabilitas yang
mampu memberikan motivasi bagi kita yang memiliki fisik yang lebih sempurna agar
tak mudah berputus asa dalam menjalani kehidupan ini. Diantara banyak penyandang
disabilitas berikut beberapa dari mereka yang mampu mengharumkan nama bangsa
dan negara, yaitu:
1. Muhammad Bejita
Sejak kecil, Muhammad Bejita memiliki hobi berenang sama seperti ayahnya
yang ternyata seorang mantan atlet renang. Maka tak heran jika Bejita mampu
menjuarai setiap lomba renang. Namanya mulai dikenal pada ajang Asian Para
Games di Malaysia 2018 lalu. Dari olimpiade tersebut, ia mendapatkan 2 medali

9
emas untuk kategori renang 100 meter gaya punggung dalam waktu 1 menit 3,6
detik dan renang 50 meter gaya bebas dalam waktu 25,98 detik.
2. Jendi Panggabean
Atlet difabel yang satu ini memiliki kisah hidup yang memilukan. Awalnya, ia
terlahir dengan kondisi fisik sempurna, tetapi pada usia 12 tahun ia mengalami
kecelakaan dan mengharuskan salah satu kakinya diamputasi. Hingga saat ini, ia
pun menjalani hidupnya dengan menggunakan satu kaki. Namun hal tersebut
tidak membatasinya untuk berprestasi, ia mampu meraih gelar juara dalam
berbagai olimpiade olahraga nasional bahkan internasional. Salah satunya ia
memperoleh medali emas pada perlombaan renang 200 meter dalam waktu 2
menit 33,37 detik dalam ASEAN Para Games yang dilaksanakan tahun 2017
silam.
3. Ni Nengah Widiasih
Atlet difabel selanjutnya adalah Ni Nengah Widiasih. Perempuan asal Bali ini
merupakan atlet angkat berat. Meskipun menggunakan kursi roda, tapi ia mampu
mengikuti berbagai perlombaan angkat berat yang diselenggarakan dalam
berbagai kejuaraan. Sejumlah medali perunggu, perak, hingga emas pernah ia
dapatkan dalam perlombaan tersebut. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, ia
bisa mengharumkan Indonesia hingga kancah internasional.
4. Dimas Prasetyo
Selanjutnya ada Dimas Prasetyo yang merupakan atlet difabel untuk cabang
olahraga bulu tangkis. Ia mengidap tunagrahita dimana orang tersebut mengalami
keterbelakangan mental dengan kemampuan kognitif di bawah rata-rata
dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Keterbatasan yang dimilikinya
ternyata mampu membawa nama Indonesia ke internasional dengan memperoleh
3 medali emas dalam ajang Special Olympics World Summer Games 2015 di Los
Angeles untuk cabang olahraga bulu tangkis.
5. Stephanie Handojo
Nama Stephanie Handojo mulai ramai dibicarakan sejak mengikuti ajang Special
Olympics World Summer Games tahun 2011 yang berlangsung di Athena,
Yunani pada cabang olahraga renang. Ia merupakan atlet difabel di bidang
bowling dan renang yang mampu mengharumkan Indonesia di olimpiade tingkat
internasional. Down Syndrome yang dialaminya sejak lahir tidak menghalangi ia
10
untuk berprestasi. Dalam Special Olympics World Summer Games 2011 lalu, ia
memperoleh medali emas. Perjalannya untuk menjadi atlet tidaklah mudah, ia
harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Tapi ia tidak menyerah
begitu saja, ia terus berlatih hingga mampu menjadi seorang atlet disabilitas
berprestasi.

6. Anis Rahmatillah
Siswi tunadaksa ini membuktikan, bahwa keterbatasan fisik tak membuatnya
putus asa untuk belajar hingga akhirnya ia mampu meraih gelar juara dalam
Olimpiade Sains Nasional dalam mata pelajaran IPA. Tentu saja prestasi Anis ini
sangat membanggakan SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta tempat ia menuntut
ilmu.
7. Dimas Prasetyo
Salah satu penyandang disabilitas di Indonesia yang memiliki prestasi luar biasa
adalah Dimas Prasetyo. Dimas mampu membuktikan, bahwa dirinya mampu
menjuarai kompetisi bulutangkis tingkat internasional. Dalam Special Olympics
World Games tahun 2015 di Los Angeles, Dimas mampu membawa pulang 3
medali emas dari cabang bulutangkis mewakili Indonesia.
8. Risnawati Utami
Memiliki keterbatasan fisik sejak usia 4 tahun nyatanya tak membuat Risnawati
berkecil hati. Meskpun ia harus menggunakan kursi roda sejak kecil, namun sejak
duduk di bangku SD hingga SMA ia tetap mengikuti sekolah formal seperti anak
normal pada umumnya. Risna selalu menjadi juara kelas hingga akhirnya ia
mampu meraih beasiswa S-1 di Brandeis University tepatnya di Waltham
Amerika Serikat.
9. Slamet
Siapa sangka, Slamet yang merupakan seorang anak penyandang disabilitas
karena tunanetra ternyata mampu menjadi juara tenis meja tingkat nasional.
Dalam kesehariannya, Slamet menggunakan tongkat untuk berjalan.
10. Wahyu Setiawan

11
Sejak berusia 4 tahun, Wahyu harus kehilangan penglihatannya. Akan tetapi
pemuda ini justru mampu membuktikan, bahwa keterbatasannya tak menjadi
penghalang untuk meraih impian. Pemuda ini telah meraih prestasi menjadi juara
1 lari paralimpik tingkat nasional, juara 1 lari 100 dan 200 meter tingkat nasional,
menjadi wakil Indonesia di Paragames 2015 di Singapura serta menjadi juara 1
dan 2 dalam ajang catur beregu Asia Pasifik.
11. Diego Luister Berel
Berawal dari kecintaanya dalam melukis, Diego Luister Berel, adalah anak
Indonesia berprestasi yang berhasil memperoleh juara pertama dalam ajang The
Holy Art Galery. Event yang berlangsung di Shacklewell Ln, London merupakan
sebuah acara spesial yang menyatukan para seniman dari seluruh dunia melalui
pertunjukkan seni baik secara fisik maupun virtual. Diego dengan lukisannya
yang berjudul “Balinese Penjor” mampu meraih juara pertama pada ajang
tersebut. Di dalam lukisannya Diego menceritakan tentang banjar-banjar (desa-
desa) di balik bukit di Bali dengan angin yang meniup bendera Bali atau disebut
dengan Penjor Bali. Lukisan Diego banyak dipuji oleh para penikmat seni Lukis
karena eksplorasi  seni lukis kontemporernya yang banyak mengusung tema
tentang alam, budaya, lingkungan dan sosial. 
12. Namira Zania Siregar
Sebagai seorang perempuan down syndrome, Namira Zania Siregar berhasil
didaulat sebagai model untuk produk skincare local. Namira memiliki
kemampuan di bidang seni tari dan modeling. Sejak kecil, orangtuanya
memasukkannya ke sekolah khusus tari setelah melihat hobi menari sang putri.
Mewakili para penyandang disabilitas, Namira tampil cantik dan menawan di
dalam perhelatan Jakarta Fashion Week tahun 2018 lalu. Namira merupakan satu-
satunya perempuan down syndrome yang mampu melenggang di acara fashion
show tersebut. Tidak hanya itu, Namira juga tampil sebagai penari untuk mengisi
acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia  untuk
memperingati  Hari Disabilitas Internasional.
13. Michael Anthony
Terlahir sebagai seorang tunanetra tidak mengurungkan niat Michael Anthony
untuk menekuni bidang seni musik. Lelaki kelahiran Denpasar, Bali ini mencintai
karya pianis dunia seperti Ludwig van Beethoven, Franz Liszt dan Wolfgang
12
Amadeus Mozart. Ia sudah hafal di luar kepala dalam memainkan Sonata opus 13,
Sonata opus 27 no 2 dalam cis yang disebut dengan “Moonlight”. Atas dasar
kemampuannya tersebut, MURI memberikan penghargaan sebagai satu-satunya
pianis tunanetra yang mampu membawakan karya-karya komponis kelas dunia. 
14. Aris Yohanes Elean
Aris Yohanes Elean berhasil menjadi lulusan pertama di Universitas Pamulang
sebagai penyandang tunanetra. Tak hanya itu, ia juga merupakan sarjana
computer tunanetra dengan kondisi buta total pertama di Indonesia. Dilansir dari
laman resmi Unpam, Aris berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 4 tahun
dengan IPK 3,59. Aris mendapat beasiswa penuh selama berkuliah sehingga ia
tidak mengeluarkan uang untuk biaya kuliah. Di Unpam sendiri, ada lebih dari 50
penyandang disabilitas yang tengah menjalani proses kuliah. Kini Aris sudah
bekerja sebagai guru komputer di SLB, ia juga tengah merancang aplikasi untuk
membantu tunanetra lainnya.
15. Zelda Maharani
Zelda Maharani menjadi salah satu tunanetra yang duduk di bangku kuliah di
Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Zelda yang merupakan mahasiswi prodi S-
1 Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa ini dikenal
multitalenta. Zelda pernah memenangkan perlombaan tingkat nasional.
Perempuan asal Tangerang yang hobi menyanyi itu juga pernah memenangkan
lomba cipta lagu yang diselenggarakan Kemendikbudristek pada tahun 2021.
16. Aulia Rachmi Kurnia
Adalah Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswi tunanetra yang diterima di jurusan
Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada (UGM). Perempuan yang akrab disapa
Aulia ini telah menempuh lika-liku perjalanan di dunia pendidikan hingga
akhirnya bisa duduk di bangku kuliah saat ini. Putri dari buruh pabrik kayu di
Jakarta ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Menempuh pendidikan
jauh dari orangtua dan dengan kondisi tunanetra tentu bukanlah perkara mudah,
namun hal ini tak mematahkan semangat Aulia. Keterbatasan fisik Aulia ini juga
tidak menghalanginya berprestasi secara nonakademik. Dia bahkan pernah meraih
juara 1 cabor goalball atau bola gawang dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA)
DIY tahun 2019 dan juara 3 di Kejuaraan Goalball Tingkat Nasional tahun 2018
Inspirasi Zelda Maharani, Mahasiswa Tunanetra Unesa yang Multitalenta
13
14
BAB III

KESIMPULAN

Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik,


mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi
dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang
menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak
(Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Hak-Hak Penyandang
Disabilitas). Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan
fisik dan mental, yang dapat menganggu atau merupakan rintangan dalam
melakukan suatu aktivitas. Penyandang disabilitas terdiri dari penyandang cacat
fisik, penyandang cacat mental, penyandang cacat fisik dan mental. Di Indonesia,
banyak penyandang disabilitas yang berprestasi hingga mengharumkan nama bangsa
dan negara, diantaranya Muhammad Bejita, Jendi Panggabean, Anis Rahmatillah,
Dimas Prasetyo, Zelda Maharani, Aulia Rachmi Kurnia, dan masih banyak lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unika.ac.id/15026/2/12.13.0044%20Adeline%20Gabriella%20%20BAB
%20I.pdf
https://spa-pabk.kemenpppa.go.id/index.php/perlindungan-khusus/anak-penyandang-
disabilitas/723-penyandang-disabilitas
http://digilib.uinsgd.ac.id/32719/60/4_bab1.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/19723/1/SKRIPSI%20BAB%201%20%26%20BAB
%205.pdf
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/19013-Full_Text.pdf
https://www.tatlerasia.com/lifestyle/entertainment/6-penyandang-disabilitas-indonesia-
yang-berprestasi
https://cagarfoundation.org/index.php/article/10-penyandang-disabilitas-di-indonesia-
yang-berprestasi
https://www.rexona.com/id/zona-keringat/mengenal-5-atlet-disabilitas-berprestasi-di-
indonesia/
https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6251483/keren-5-mahasiswa-tunanetra-ini-
buktikan-disabilitas-bisa-punya-segudang-prestasi

16

Anda mungkin juga menyukai