Makalah PPD Kel. 13
Makalah PPD Kel. 13
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II
2.1 Konsep Disabilitas 3
2.1.1 Pengertian Disabilitas 3
2.1.2 Asas dan Hak-hak Penyandang Disabilitas 4
2.2 Jenis-jenis Disabilitas 6
2.2.1 Derajat Penyandang Disabilitas 7
2.3 Kontribusi Penyandang Disabilitas Bagi Negara 8
BAB III
3.1 Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Meskipun demikian mereka berhak dilindungi dan dilayani oleh pemerintah, sebab
pemerintah memiliki tugas untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,
hal ini sebagaimana terdapat pada alinea ke IV pada pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Istilah negara kesejahteraan
mengacu pada peran yang dimainkan negara dalam menyediakan berbagai layanan
dan manfaat bagi warga negaranya terutama dalam pemiliharaan pendapatan,
kesehatan, bahkan juga perumahan, Pendidikan, dan kegiatan sosial. Penyandang
disabilitas seharusnya diberdayakan dengan cara pemenuhan hak-haknya sebagai
penyandang disabilitas dan harus disetarakan antara penyandang disabilitas
dengan nondisabilitas, baik untuk 2 kehidupan sehari-harinya maupun dalam
bidang pekerjaan. Kondisi sosial secara umum penyandang disabilitas dalam
kondisi rentan, baik dari segi aspek ekonomi, pendidikan, keterampilan maupun
kemasyarakatan.
Penyandang disabilitas merupakan sekelompok masyarakat dengan segala
keberagamannya. Setiap orang memiliki keinginan hidup yang baik dan layak,
tidak luput juga bagi penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas memiliki
keinginan keinginan yang sama seperti individu individu lainnya, yaitu bisa hidup
secara normal, memiliki sebuah keinginan yang besar dan kehidupan yang selalu
ingin tercukupi. Kebutuhan itu termasuk kebutuhan fisik, psikis, dan sosial.
Penyandang disabilitas juga banyak yang mampu menciptakan sebuah
kreativitas sehingga membuat banyak orang berdecak kagum karena kreativitasnya
tersebut, bahkan terkadang orang yang normal dan sempurna pun tidak terpikirkan
dalam membuat suatu ide. Dengan semua keterbatasannya penyandang disabilitas
berhasil membuktikan bahwa sebenarnya mereka dapat menciptakan hal-hal yang
kreatif, yang tidak semua orang normal bisa melakukannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Asas keselamatan, yaitu setiap bangunan dalam suatu lingkungan
terbangun harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang
termasuk disabilitas.
4. Asas kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai dan
masuk untuk mempergunakan semua tempat atau bangunan dalam
suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
6
pandangan mereka secara bebas pada semua hal yang mempengaruhi
mereka, dengan catatan pandangan mereka diberikan bobot sesuai dengan
usia dan kematangan mereka, atas dasar persamaan dengan anak-anak lain,
serta untuk disediakan bantuan disabilitas yang sesuai dengan usia agar hak
itu dapat terpenuhi.
4. Peningkatan kesadaran. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk di tingkat keluarga, 18
mengenai penyandang disabilitas dan untuk memelihara penghormatan atas
hak-hak dan martabat para penyandang disabilitas.
5. Aksesibilitas, dalam hal ini memberikan kemudahan bagi penyandang
disabilitas agar mampu hidup secara mandiri serta melibatkan diri secara
penuh dalam aspek kehidupan, pemerintah wajib mengambil langkah yang
tepat untuk memenuhi akses bagi penyandang disabilitas sebagai jaminan
terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi, dan komunikasi, serta
termasuk akses pada fasilitas dan jasa pelayanan lain yang terbuka untuk
publik, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
7
2. Disabilitas Fisik
Disabilitas Fisik atau kelainan fisik terdiri dari:
a. Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tuna daksa adalah individu yang
memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular
dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan
(kehilangan organ tubuh), polio dan lumpuh.
b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra). Tunanetra adalah individu
yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat
diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low
vision.
c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu). Tunarungu adalah individu yang
memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak
permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu
tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa
disebut tunawicara.
d. Kelainan Bicara (Tunawicara). Tunawicara adalah seseorang yang
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa
verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini
dapat bersifat fungsional di mana kemungkinan disebabkan karena
ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya
ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan pada organ
motorik yang berkaitan dengan bicara.
8
derajat kecacatan dinilai berdasarkan keterbatasan kemampuan seseorang dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:
9
emas untuk kategori renang 100 meter gaya punggung dalam waktu 1 menit 3,6
detik dan renang 50 meter gaya bebas dalam waktu 25,98 detik.
2. Jendi Panggabean
Atlet difabel yang satu ini memiliki kisah hidup yang memilukan. Awalnya, ia
terlahir dengan kondisi fisik sempurna, tetapi pada usia 12 tahun ia mengalami
kecelakaan dan mengharuskan salah satu kakinya diamputasi. Hingga saat ini, ia
pun menjalani hidupnya dengan menggunakan satu kaki. Namun hal tersebut
tidak membatasinya untuk berprestasi, ia mampu meraih gelar juara dalam
berbagai olimpiade olahraga nasional bahkan internasional. Salah satunya ia
memperoleh medali emas pada perlombaan renang 200 meter dalam waktu 2
menit 33,37 detik dalam ASEAN Para Games yang dilaksanakan tahun 2017
silam.
3. Ni Nengah Widiasih
Atlet difabel selanjutnya adalah Ni Nengah Widiasih. Perempuan asal Bali ini
merupakan atlet angkat berat. Meskipun menggunakan kursi roda, tapi ia mampu
mengikuti berbagai perlombaan angkat berat yang diselenggarakan dalam
berbagai kejuaraan. Sejumlah medali perunggu, perak, hingga emas pernah ia
dapatkan dalam perlombaan tersebut. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, ia
bisa mengharumkan Indonesia hingga kancah internasional.
4. Dimas Prasetyo
Selanjutnya ada Dimas Prasetyo yang merupakan atlet difabel untuk cabang
olahraga bulu tangkis. Ia mengidap tunagrahita dimana orang tersebut mengalami
keterbelakangan mental dengan kemampuan kognitif di bawah rata-rata
dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Keterbatasan yang dimilikinya
ternyata mampu membawa nama Indonesia ke internasional dengan memperoleh
3 medali emas dalam ajang Special Olympics World Summer Games 2015 di Los
Angeles untuk cabang olahraga bulu tangkis.
5. Stephanie Handojo
Nama Stephanie Handojo mulai ramai dibicarakan sejak mengikuti ajang Special
Olympics World Summer Games tahun 2011 yang berlangsung di Athena,
Yunani pada cabang olahraga renang. Ia merupakan atlet difabel di bidang
bowling dan renang yang mampu mengharumkan Indonesia di olimpiade tingkat
internasional. Down Syndrome yang dialaminya sejak lahir tidak menghalangi ia
10
untuk berprestasi. Dalam Special Olympics World Summer Games 2011 lalu, ia
memperoleh medali emas. Perjalannya untuk menjadi atlet tidaklah mudah, ia
harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Tapi ia tidak menyerah
begitu saja, ia terus berlatih hingga mampu menjadi seorang atlet disabilitas
berprestasi.
6. Anis Rahmatillah
Siswi tunadaksa ini membuktikan, bahwa keterbatasan fisik tak membuatnya
putus asa untuk belajar hingga akhirnya ia mampu meraih gelar juara dalam
Olimpiade Sains Nasional dalam mata pelajaran IPA. Tentu saja prestasi Anis ini
sangat membanggakan SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta tempat ia menuntut
ilmu.
7. Dimas Prasetyo
Salah satu penyandang disabilitas di Indonesia yang memiliki prestasi luar biasa
adalah Dimas Prasetyo. Dimas mampu membuktikan, bahwa dirinya mampu
menjuarai kompetisi bulutangkis tingkat internasional. Dalam Special Olympics
World Games tahun 2015 di Los Angeles, Dimas mampu membawa pulang 3
medali emas dari cabang bulutangkis mewakili Indonesia.
8. Risnawati Utami
Memiliki keterbatasan fisik sejak usia 4 tahun nyatanya tak membuat Risnawati
berkecil hati. Meskpun ia harus menggunakan kursi roda sejak kecil, namun sejak
duduk di bangku SD hingga SMA ia tetap mengikuti sekolah formal seperti anak
normal pada umumnya. Risna selalu menjadi juara kelas hingga akhirnya ia
mampu meraih beasiswa S-1 di Brandeis University tepatnya di Waltham
Amerika Serikat.
9. Slamet
Siapa sangka, Slamet yang merupakan seorang anak penyandang disabilitas
karena tunanetra ternyata mampu menjadi juara tenis meja tingkat nasional.
Dalam kesehariannya, Slamet menggunakan tongkat untuk berjalan.
10. Wahyu Setiawan
11
Sejak berusia 4 tahun, Wahyu harus kehilangan penglihatannya. Akan tetapi
pemuda ini justru mampu membuktikan, bahwa keterbatasannya tak menjadi
penghalang untuk meraih impian. Pemuda ini telah meraih prestasi menjadi juara
1 lari paralimpik tingkat nasional, juara 1 lari 100 dan 200 meter tingkat nasional,
menjadi wakil Indonesia di Paragames 2015 di Singapura serta menjadi juara 1
dan 2 dalam ajang catur beregu Asia Pasifik.
11. Diego Luister Berel
Berawal dari kecintaanya dalam melukis, Diego Luister Berel, adalah anak
Indonesia berprestasi yang berhasil memperoleh juara pertama dalam ajang The
Holy Art Galery. Event yang berlangsung di Shacklewell Ln, London merupakan
sebuah acara spesial yang menyatukan para seniman dari seluruh dunia melalui
pertunjukkan seni baik secara fisik maupun virtual. Diego dengan lukisannya
yang berjudul “Balinese Penjor” mampu meraih juara pertama pada ajang
tersebut. Di dalam lukisannya Diego menceritakan tentang banjar-banjar (desa-
desa) di balik bukit di Bali dengan angin yang meniup bendera Bali atau disebut
dengan Penjor Bali. Lukisan Diego banyak dipuji oleh para penikmat seni Lukis
karena eksplorasi seni lukis kontemporernya yang banyak mengusung tema
tentang alam, budaya, lingkungan dan sosial.
12. Namira Zania Siregar
Sebagai seorang perempuan down syndrome, Namira Zania Siregar berhasil
didaulat sebagai model untuk produk skincare local. Namira memiliki
kemampuan di bidang seni tari dan modeling. Sejak kecil, orangtuanya
memasukkannya ke sekolah khusus tari setelah melihat hobi menari sang putri.
Mewakili para penyandang disabilitas, Namira tampil cantik dan menawan di
dalam perhelatan Jakarta Fashion Week tahun 2018 lalu. Namira merupakan satu-
satunya perempuan down syndrome yang mampu melenggang di acara fashion
show tersebut. Tidak hanya itu, Namira juga tampil sebagai penari untuk mengisi
acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk
memperingati Hari Disabilitas Internasional.
13. Michael Anthony
Terlahir sebagai seorang tunanetra tidak mengurungkan niat Michael Anthony
untuk menekuni bidang seni musik. Lelaki kelahiran Denpasar, Bali ini mencintai
karya pianis dunia seperti Ludwig van Beethoven, Franz Liszt dan Wolfgang
12
Amadeus Mozart. Ia sudah hafal di luar kepala dalam memainkan Sonata opus 13,
Sonata opus 27 no 2 dalam cis yang disebut dengan “Moonlight”. Atas dasar
kemampuannya tersebut, MURI memberikan penghargaan sebagai satu-satunya
pianis tunanetra yang mampu membawakan karya-karya komponis kelas dunia.
14. Aris Yohanes Elean
Aris Yohanes Elean berhasil menjadi lulusan pertama di Universitas Pamulang
sebagai penyandang tunanetra. Tak hanya itu, ia juga merupakan sarjana
computer tunanetra dengan kondisi buta total pertama di Indonesia. Dilansir dari
laman resmi Unpam, Aris berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 4 tahun
dengan IPK 3,59. Aris mendapat beasiswa penuh selama berkuliah sehingga ia
tidak mengeluarkan uang untuk biaya kuliah. Di Unpam sendiri, ada lebih dari 50
penyandang disabilitas yang tengah menjalani proses kuliah. Kini Aris sudah
bekerja sebagai guru komputer di SLB, ia juga tengah merancang aplikasi untuk
membantu tunanetra lainnya.
15. Zelda Maharani
Zelda Maharani menjadi salah satu tunanetra yang duduk di bangku kuliah di
Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Zelda yang merupakan mahasiswi prodi S-
1 Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa ini dikenal
multitalenta. Zelda pernah memenangkan perlombaan tingkat nasional.
Perempuan asal Tangerang yang hobi menyanyi itu juga pernah memenangkan
lomba cipta lagu yang diselenggarakan Kemendikbudristek pada tahun 2021.
16. Aulia Rachmi Kurnia
Adalah Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswi tunanetra yang diterima di jurusan
Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada (UGM). Perempuan yang akrab disapa
Aulia ini telah menempuh lika-liku perjalanan di dunia pendidikan hingga
akhirnya bisa duduk di bangku kuliah saat ini. Putri dari buruh pabrik kayu di
Jakarta ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Menempuh pendidikan
jauh dari orangtua dan dengan kondisi tunanetra tentu bukanlah perkara mudah,
namun hal ini tak mematahkan semangat Aulia. Keterbatasan fisik Aulia ini juga
tidak menghalanginya berprestasi secara nonakademik. Dia bahkan pernah meraih
juara 1 cabor goalball atau bola gawang dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA)
DIY tahun 2019 dan juara 3 di Kejuaraan Goalball Tingkat Nasional tahun 2018
Inspirasi Zelda Maharani, Mahasiswa Tunanetra Unesa yang Multitalenta
13
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unika.ac.id/15026/2/12.13.0044%20Adeline%20Gabriella%20%20BAB
%20I.pdf
https://spa-pabk.kemenpppa.go.id/index.php/perlindungan-khusus/anak-penyandang-
disabilitas/723-penyandang-disabilitas
http://digilib.uinsgd.ac.id/32719/60/4_bab1.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/19723/1/SKRIPSI%20BAB%201%20%26%20BAB
%205.pdf
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/19013-Full_Text.pdf
https://www.tatlerasia.com/lifestyle/entertainment/6-penyandang-disabilitas-indonesia-
yang-berprestasi
https://cagarfoundation.org/index.php/article/10-penyandang-disabilitas-di-indonesia-
yang-berprestasi
https://www.rexona.com/id/zona-keringat/mengenal-5-atlet-disabilitas-berprestasi-di-
indonesia/
https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6251483/keren-5-mahasiswa-tunanetra-ini-
buktikan-disabilitas-bisa-punya-segudang-prestasi
16