Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

KONFLIK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI PEGUNUNGAN


KENDENG

Dosen Pengajar:

Dosen Pengempu:
Prof. Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., Ak., M.Si

Disusun oleh;
Ni Komang Wiwik Kristina Kusumayanti ; 2257023016

KELAS : 4A
D4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
TAHUN AJARAN 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah yang kami susun dalam rangka pemenuhan tugas
mata kuliah Akuntansi Manajemen Sektor Publik dan yang diampu oleh Ibu
Nyoman Ayu Wulan Trisna Dewi, S.E., M.Sc. dapat selesai tepat waktu dan
disusun dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah dengan topik pembahasan “Biaya Jasa Layanan dan Produk Sektor Publik”
ini tidak dapat dilepaskan dari bantuan berbagai pihak yang berkenan mengiringi
langkah kami selama proses penyusunan. Oleh karena itu, kami ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghormatan yang tulus
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kuasa-Nya, kami dapat
melalui proses penulisan hingga penyelesaian makalah ini dengan penuh
hikmah dan pembelajaran.
2. Nyoman Ayu Wulan Trisna Dewi, S.E., M.Sc selaku dosen pengampu mata
kuliah Akuntansi Manajemen Sektor Publik yang telah berkenan
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pembelajaran
dan pemahaman terkait Akuntansi Manajemen Sektor Publik.
3. Orang tua, teman-teman, dan pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu atas bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga
makalah dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak hal yang perlu diperbaiki kembali. Untuk itu, kami sangat menghargai akan
adanya kritik yang membangun dan saran yang bermanfaat demi perbaikan kualitas
makalah yang telah disusun. Besar harapan kami bahwa makalah yang kami susun
dapat bermanfaat bagi pembaca, terlebih mereka yang nantinya akan berkecimpung
di dunia Akuntansi Sektor Publik dan tentu dapat tersampaikan dengan baik.

Singaraja, 18 Mei 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1

1.3 Tujuan ........................................................................................................2

1.4 Manfaat ......................................................................................................2

BAB II .....................................................................................................................3

PEMBAHASAN .....................................................................................................3

2.1 Konflik Pembangunan Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng ...............3

2.2 Faktor Penyebab Konflik ...........................................................................4

2.3 Upaya-upaya yang Dilakukan ....................................................................5

2.4 Solusi..........................................................................................................5

BAB III ....................................................................................................................7

PENUTUP ...............................................................................................................7

3.1 Kesimpulan ................................................................................................7

3.2 Saran ..........................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan salah satu tugas pokok pemerintah.
Pembangunan yang ideal yaitu apabila dalam pelaksanaannya terdapat
perencanaan yang mempertimbangkan berbagai hal secara seimbang dan
proporsional. Pembangunan selanjutnya harus menempatkan aspek-aspek
sosial dan lingkungan bukan saja sebagai kerangka dasar tetapi juga
memprioritaskannya sebagai tujuan secara umum.
Meski telah diatur, sebagian besar pembangunan yang dilakukan tidak
sesuai dengan apa yang menjadi agenda pemerintah. Pembangunan yang
dilakukan hanya memperhatikan aspek keuntungan ekonomi saja tanpa
mempertimbangkan aspek-aspek lainnya, seperti aspek sosial dan lingkungan.
Akibatnya pembangunan tersebut menimbulkan permasalahan baru, seperti
ketimpangan kesejahteraan, kerusakan lingkungan, dan rendahnya partisipasi
sosial. Pembangunan seharusnya mampu memberikan dampak positif bagi
masyarakat, dan sebaliknya pembangunan juga dapat berdampak negative
apabila perencanaan pembangunan hanya memperhatikan aspek ekonomi saja.
Sumber daya nonhayati terkadang menjadi permasalahan yang muncul
di tengah masyarakat. Konflik lingkungan terjadi karena tidak adanya
kesepakatan atau pemahaman bersama mengenai suatu isu lingkungan. Sumber
daya ini akan habis jika terus menerus digunakan dan dikeruk habis oleh pihak
yang berkuasa, baik perusahaan maupun pemerintah. Cara untuk mendapatkan
sumber daya nonhayati juga akan mengorbankan sumber daya hayati. Sumber
daya hayati merupakan sumber daya yang akan terus ada karena adanya
regenerasi secara berkala. Namun, proses yang ada membutuhkan waktu yang
lama. Seperti halnya dalam kasus pembangunan pabrik semen di Pegunungan
Kendeng, Jawa Tengah. Konflik ini menjadi polemik tersendiri bagi korporasi,
pemerintah dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1
1. Bagaiman konflik Pembangunan Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng
2. Apa saja yang menjadi Faktor Penyebab Konflik Pembangunan Pabrik
Semen di kawasan Karst Pegunungan Kendeng
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengakhiri konflik
Pembangunan Pabrik di Pegunungan Kendeng tersebut
4. Apa Solusi yang dapat diberikan untuk konflik Pembangunan Pabrik Semen
Di Pegunungan Kendeng tersebut.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konflik Pembangunan Pabrik Semen Di Pegunungan
Kendeng
2. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Konflik Pembangunan Pabrik Semen
di kawasan Karst Pegunungan Kendeng
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengakhiri konflik
Pembangunan Pabrik di Pegunungan Kendeng tersebut
4. Untuk mengetahui Solusi yang dapat diberikan untuk konflik Pembangunan
Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng tersebut.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi mahasiswa bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman
mengenai Konflik Pembangunan Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng
2. Bagi penulis bermanfaat untuk melatih keterampilan menulis dalam bentuk
makalah secara sistematis dan baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konflik Pembangunan Pabrik Semen Di Pegunungan Kendeng
Konflik pendirian pabrik semen di kawasan Karst Pegunungan Kendeng
menjadi polemik tersendiri bagi korporasi, pemerintah dan khususnya
masyarakat. Dwicipta (2015) menegaskan bahwa konflik ini merupakan
pertemuan antara krisis ekologi dan agraria, karena yang akan ditambang
merupakan kawasan lindung geologi yang harusnya dikonservasi. Area
penambangan pabrik semen di Pegunungan Kendeng merupakan area
konsevasi yang seharusnya dilindungi, dibuktikan dengan Keputusan Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) nomor 0397 K/40/MEM/2005
bahwa kawasan Pegunungan Kendeng Utara ditetapkan sebagai kawasan Karst
yang dilindungi.
Kawasan karst di pegunungan Kendeng Utara ini, berfungsi sebagai
penyerap dan penyimpan air yang akan mengalirkan mata air di daerah sekitar
pegunungan. Hal ini bermanfaat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan lahan pertanian, kawasan ini juga mencegah resiko kekeringan
di lahan pertanian jika musim kemarau (Yuwono, 2010). Sehingga, ketika
Pegunungan Kendeng ini di eksploitasi kemungkinan besar dampaknya akan
dirasakan oleh seluruh masyarakat pegunungan Kendeng. Apalagi, sebagian
besar kehidupan ekonomi masyarakat Kendeng daerah Pati bertumpu pada
sektor pertanian.
Melihat kenyataan inilah masyarakat setempat, menolak dengan tegas
pembangunan pabrik dan segala eksploitasi apapun di wilayah Pegunungan
Kendeng. Masyarakat kemudian melakukan aksi – aksi penolakan secara
berani dan terbuka, namun mereka memegang teguh prinsip bahwa tidak akan
melakukan kegiatan apapun yang bersifat kekerasan atau anarki. Semua
kegiatannya dilaksanakan dengan damai sesuai aturan, bahkan kebanyakan
mereka melakukan kegiatan dan demonstasi menggunakan budaya. Agar
kegiatan ini bisa disampaikan secara luas, masyarakat kemudian menjadikan
media massa sebagai partner untuk menyuarakan dengan keras perlawanan

3
mereka terhadap rencana pembangunan pabrik semen, dibantu oleh para pegiat
pelestarian lingkungan.
Konflik ini memang kompleks akar permasalahannya, sampai-sampai
pemecahan resolusi konflik sulit untuk ditindaklanjuti. Ditambah dengan
pernyataan dari pihak perusahaan bahwa meraka tidak mundur dari
perencanaan proyek di kawasan kars Kendeng Sukolilo, tetapi jika perusahaan
harus set back lagi maka akan kecil kemungkinannya untuk terjadi.

2.2 Faktor Penyebab Konflik Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan


Kendeng
Faktor pemicu konflik adalah adanya rencana pembangunan pabrik
semen yang tidak diketahui warga. Rencana pembangunan pabrik semen hanya
diketahui oleh pemerintah saja dan cenderung dilakukan secara sembunyi-
sembunyi. Selain itu juga tidak ada sosialisasi tentang rencana pembangunan
pabrik semen sehingga warga tidak tahu menahu tentang rencana
pembangunan pabrik semen tersebut.
Faktor inti penyebab konflik adalah isu kerusakan lingkungan. Faktor
lingkungan yang dimaksud berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, dimana
masyarakat membutuhkan air dan udara yang bersih untuk kelangsungan
hidupnya. CAT Watuputih merupakan kawasan imbuhan air yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung geologi. Sebagai daerah imbuhan resapan air CAT
Watuputih masih memiliki sistem akuifer yang baik, dimana masyarakat
memanfaatkan sumber air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 660.1/17 Tahun
2012 yang memberikan izin kepada PT Semen Gresik (Persero) Tbk untuk
melakukan kegiatan penambangan batu kapur, tanah liat, hingga membangun
pabrik, jalan produksi dan jalan tambang berada di kawasan CAT Watuputih
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang
dikhawatirkan antara lain hilangnya sumber-sumber air bawah tanah,
berkurangnya debit air, kekeringan, serta pencemaran lingkungan
Faktor yang memobilisasi konflik adalah faktor ekonomi. Berdasarkan
data jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang,

4
sebanyak 10.203 warga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian
dengan bekerja sebagai petani, pekebun, maupun peternak. Aktivitas pertanian
dilakukan di atas lahan seluas 1.269,34 Ha. Bagi warga yang mayoritas bekerja
sebagai petani, pembangunan pabrik semen dikhawatirkan dapat mengubah
fungsi lahan pertanian yang ada, sehingga warga akan kehilangan
pekerjaannya. Meskipun PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menyediakan
lapangan pekerjaan bagi warga, tidak semua warga dapat bekerja di pabrik
karena tingkat pendidikan warga yang masih rendah. Faktor yang
memperburuk konflik adalah dari faktor hukum.

2.3 Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Konflik Pembangunan


Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng
Proses administrasi merupakan salah satu upaya penyelesaian konflik
yang pertama kali dilakukan oleh warga. Berpegang pada amanat Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Pasal 48 ayat (1), warga kemudian mengajukan
upaya adminsitrasi atau yang disebut keberatan. Perwakilan warga menulis
surat keberatan dan menyampaikannya dengan menemui Gubernur Jawa
Tengah secara langsung pada tanggal 20 Juni 2014. Pada saat itu, warga
berhasil menemui Gubernur Ganjar Pranowo dan mempertanyakan rencana
pembangunan pabrik semen di Kecamatan Gunem yang secara tiba-tiba dan
dalam penyusunan Amdalnya tidak melibatkan warga.
Sebelum konflik pembangunan pabrik semen di Kecamatan Gunem
Kabupaten Rembang berada pada puncak, masyarakat –dalam hal ini warga
yang menolak pembangunan pabrik semen di Kecamatan Gunem Kabupaten
Rembang mencoba menyelesaikan permasalahan ini melalui pengadilan.
Resolusi konflik melalui pengadilan ini dipilih karena pihak-pihak yang terlibat
konflik tidak mampu menyelesaikan permasalahan sendiri, sehingga perlu
adanya pihak ketigayang bersifat netral.
2.4 Solusi
Pada dasarnya penolakan yang muncul pada mayoritas penduduk Desa
Sukolilo, Kedumulyo, Baturejo dan Gadudero dengan keberanian mereka
untuk melawan penolakan berawal dari keresahan warga akan ketidakpastian

5
masa depannya, yang membawa dominasi komponen afektif berupa
ketidakpercayaan dan kekhawatiran terhadap berbagai kemungkinan dampak
pembangunan pabrik semen. Selain itu isu lingkungan menjadi salah satu
alasan yang tidak kalah penting, kekhawatiran akan hilangnya sumber mata air,
polusi suara (kebisingan) dan juga polusi udara yang berdampak pada
kesehatan. Untuk itu pemanfaatan sumber daya alam yang dikelola Pemerintah
Daerah harus dilaksanakan secara adil dan selaras. Jika tidak demikian, maka
yang terjadi adalah konflik.
Untuk itu langkah terbaik untuk sosialisasi dengan masyarakat desa tetap
mengedepankan adat, budaya, kondisi sosial dan ekonomi mereka. Sehingga
dapat meminimalisir terjadinya konflik yang berkepanjangan. Karena selama
ini, setiap ada pembangunan ataupun kebijakan baru dari Pemda Kab. Pati
hampir selalu menuai konflik yang berkelanjutan. Hal ini bisa diperkirakan
kurangnya kedekatan (miscommunication) antara decision maker dengan
society.
Sebaiknya selalu ada ruang dialog yang lebih intens, karena selama ini
masih minim dengan nilai-nilai moral dan kesadaran diri serta political will
Pemda Kabupaten Pati dan Pemprov Jateng yang berpihak pada kesejahteraan
masa depan bangsa menjadi taruhan penting. Sehingga realisasi program yang
telah disepakati bersama menjadi kualitas yang aktual serta nyata dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Jawa Tengah.

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng Jawa Tengah
menimbulkan konflik sosial. Konflik disebabkan karena penerbitan izin
lingkungan melanggar peraturan perundang-undangan, dimana izin lingkungan
yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah No.660.1/17 Tahun 2012
bertentangan dengan sejumlah peraturan perundangundangan di Indonesia.
Selain itu, terdapat perbedaan pandangan antara pemerintah dan warga
mengenai keterlibatan warga dalam rencana pembangunan pabrik semen.
Upaya penyelesaian konflik telah dilaksanakan melalui proses administrasi dan
proses pengadilan. Namun, upaya penyelesaian konflik yang dilakukan tidak
membuahkan hasil karena Gubernur Jawa Tengah tetap bersikeras memberikan
izin kepada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui izin lingkungan No.
660.1/6 Tahun 2017.
3.2 Saran
Keterlibatan warga di dalam kegiatan pembangunan sangatlah penting,
seharusnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pemerintah
melibatkan peran aktif dari warga. Pada dasarnya warga yang akan merasakan
manfaat dan dampak langsung dari pembangunan yang dilaksanakan, sehingga
keterlibatan warga dalam setiap tahapan pembangunan menjadi sangat penting
untuk meminimalisir terjadinya konflik sosial.
Sebagai alternatif penyelesaian konflik, pemerintah perlu melakukan
upaya penyelesaian konflik melalui negosiasi. Negosiasi dilakukan untuk
mempertemukan keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik, yaitu warga,
pemerintah serta PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sehingga diperoleh
keluaran konflik yang saling menguntungkan (win-win solution).

Anda mungkin juga menyukai