Anda di halaman 1dari 224

Laporan Capaian Indikator Tim Percepatan Penurunan Stunting

Pilih Tahun
Pilih Periode Laporan
Provinsi
Kabupaten/Kota

No. INDIKATOR
I. Blok 1 : Capaian Perpres Lampiran A
I.A. Blok 1A : Indikator Intervensi Spesifik
I.B. Blok 1B : Intervensi Sensitif
II. Blok 2 : Capaian Perpres Lampiran B
II.A Blok 2A : Indikator Pilar 1
6 Indikator 6 : Jumlah desa/kelurahan bebas Stunting

Indikator 8 : Persentase Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang


8 meningkatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk
Percepatan Penurunan Stunting

Indikator 9 : Jumlah pemerintah desa yang mendapatkan peningkatan


9 kapasitas dalam penanganan Percepatan Penurunan Stunting

Indikator 11 : Persentase desa/kelurahan yang kader pembangunan


11 manusianya mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Daerah
kabupaten/kota
II.B. Blok 2B : Indikator Pilar 2
II.C. Blok 2C : Indikator Pilar 3

Indikator 3 : Persentase desa/kelurahan yang mengintegrasikan program


dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan
3 dan penganggaran desa/kelurahan (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa, serta Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa dan Rencana Kerja dan Anggaran Desa)

Indikator 4 : Persentase desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi dana


4 desa/kelurahan untuk Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dalam
penurunan Stunting
Indikator 5 : Persentase desa/kelurahan yang melakukan konvergensi
5
Percepatan Penurunan Stunting.

II.D. Blok 2D : Indikator Pilar 4


II.E. Blok 2E : Indikator Pilar 5
III. Blok 3 : Capaian RAN PASTI
III.A. Blok 3A : Indikator RAN PASTI Kluster Manajerial
III.B. Blok 3B : Indikator RAN PASTI Kluster Operasional
n Stunting
2023
Semester 1
Papua
Mamberamo Raya

DENOMINATOR/SASARAN

Jumlah desa/kelurahan 0

Apakah Pemerintah Daerah kabupaten/kota


meningkatkan alokasi Anggaran Pendapatan Ya
dan Belanja Daerah untuk Percepatan
Penurunan Stunting?

Jumlah desa/kelurahan 60

Jumlah desa/kelurahan 60

Jumlah desa/kelurahan 60

Jumlah desa/kelurahan 60
Jumlah desa/kelurahan 60
NUMERATOR/CAPAIAN CAKUPAN (%)

Jumlah desa/kelurahan bebas Stunting 0 #DIV/0!

Jumlah pemerintah desa yang mendapatkan


peningkatan kapasitas dalam penanganan 60 100%
Percepatan Penurunan Stunting
Jumlah desa/kelurahan yang kader pembangunan
manusianya mendapatkan pembinaan dari 60 100%
Pemerintah Daerah kabupaten/kota

Jumlah Desa/Kelurahan urahan ngintegrasikan


program dan kegiatan percepatan penurunan
stunting dalam dokumen perencanaan dan 60 100%
penganggaran desa/kelurahan (RPJMDes, RKPDes,
APBDes,RKA Desa)

Jumlah desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi


dana desa/kelurahan untuk Intervensi Spesifik dan 60 100%
Intervensi Sensitif dalam penurunan Stunting
Jumlah desa/kelurahan yang melakukan konvergensi
dalam perencanaan dan penganggaran serta
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan 60 100%
jenis,cakupan dan kualitas intervensi gizi bagi
sasaran keluarga beresiko stunting
PADANAN MASTER ANSIT MEDIA PELAPORAN

Indikator Supply No. 12 WEB MONEV AKSI BANGDA

Indikator Provinsi No. 3 WEB MONEV AKSI BANGDA

Indikator Supply No. 6 WEB MONEV AKSI BANGDA

Indikator Supply No. 7 WEB MONEV AKSI BANGDA

Indikator Supply No. 8 WEB MONEV AKSI BANGDA

Indikator Supply No. 9 WEB MONEV AKSI BANGDA


Indikator Supply No. 10 WEB MONEV AKSI BANGDA
Tim Percepatan Penurunan Stunting
Pilih Periode Laporan
Pilih Tahun
Provinsi
Kabupaten/Kota

Blok 1 : Capaian Perpres Lampiran A


Blok 1A : Indikator Intervensi Spesifik

Indikator 1 : Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik


(KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi

Indikator 2 : Persentase ibu hamil yang mengonsumsi


Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama
masa kehamilan

Indikator 3 : Persentase remaja putri yang


mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

Indikator 4 : Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan


mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

Indikator 5 : Persentase anak usia 6-23 bulan yang


mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Indikator 6 : Persentase anak berusia di bawah lima
tahun (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata
laksana gizi buruk

Indikator 7 : Persentase anak berusia di bawah lima


tahun (balita) yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya

Indikator 8 : Persentase anak berusia di bawah lima


tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan
asupan gizi

Indikator 9 : Persentase anak berusia di bawah lima


tahun (balita) yang memperoleh imunisasi dasar
lengkap

Blok 1B : Intervensi Sensitif

Indikator 1 : Persentase pelayanan Keluarga Berencana


(KB) pascapersalinan

Indikator 2 : Persentase kehamilan yang tidak


diinginkan

Indikator 3 : Cakupan calon pengantin yang


memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian
dari pelayanan nikah
Indikator 4 : Persentase rumah tangga yang
mendapatkan akses air minum layak di kabupaten/kota
lokasi prioritas

Indikator 5 : Persentase rumah tangga yang


mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak
di kabupaten/kota lokasi prioritas

Indikator 6 : Cakupan Bantuan Jaminan Nasional.


Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kesehatan

Indikator 7 : Cakupan keluarga berisiko Stunting yang


memperoleh pendampingan

Indikator 8 : Jumlah keluarga miskin dan rentan yang


memperoleh bantuan tunai bersyarat
Indikator 9 : Persentase target sasaran yang memiliki
pemahaman yang baik tentang Stunting di lokasi
prioritas

Indikator 10 : Jumlah keluarga miskin dan rentan yang


menerima bantuan sosial pangan

Indikator 11 : Persentase desa/kelurahan stop Buang Air


Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free
(ODF)

Blok 2 : Capaian Perpres Lampiran B

Blok 2A : Indikator Pilar 1

Indikator 2 : Terselenggaranya rapat koordinasi di


tingkat kabupaten/kota

Indikator 3 : Terselenggaranya rembug Stunting tingkat


kecamatan

Indikator 4 : Tersedianya kebijakan/peraturan


bupati/walikota tentang kewenangan desa/kelurahan
dalam penurunan Stunting

Indikator 5 : Tersedianya bidan desa/kelurahan sesuai


kebutuhan

Indikator 6 : Jumlah desa/kelurahan bebas Stunting


Indikator 8 : Persentase Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah untuk Percepatan
Penurunan Stunting

Indikator 9 : Jumlah pemerintah desa yang


mendapatkan peningkatan kapasitas dalam penanganan
Percepatan Penurunan Stunting

Indikator 10 : Jumlah pendamping Program Keluarga


Harapan (PKH) yang terlatih modul kesehatan dan gizi

Indikator 11 : Persentase desa/kelurahan yang kader


pembangunan manusianya mendapatkan pembinaan
dari Pemerintah Daerah kabupaten/kota

Blok 2B : Indikator Pilar 2

Indikator 1 : Terlaksananya kampanye nasional


pencegahan Stunting

Indikator 2 : Persentase keluarga yang stop Buang Air


Besar Sembarangan (BABS)
Indikator 3 : Persentase keluarga yang melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Indikator 5 : Jumlah kabupaten/kota yang memiliki


minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar
serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi
penanganan Stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)

Indikator 6 : Persentase desa/kelurahan yang memiliki


guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih
pengasuhan stimulasi penanganan Stunting sebagai
hasil pendidikan dan pelatihan di kabupaten/kota

Indikator 7 : Persentase lembaga Pendidikan Anak Usia


Dini (PAUD) yang mengembangkan Pendidikan Anak
Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI)

Indikator 8 : Terpenuhinya standar pelayanan


pemantauan tumbuh kembang di posyandu

Indikator 9 : Persentase desa/kelurahan yang


melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita (BKB) tentang
pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Indikator 10 : Persentase kelompok Keluarga Penerima


Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang
mengikuti Pertemuan Peningkatan Kemampuan
Keluarga (P2K2) dengan modul kesehatan dan gizi
Indikator 11 : Persentase Pusat Informasi dan Konseling
(PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang
melaksanakan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi
bagi remaja

Indikator 12 : Terlaksananya forum komunikasi


perubahan perilaku dalam penurunan Stunting lintas
agama

Indikator 13 : Persentase pasangan calon pengantin


yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan
materi pencegahan Stunting

Blok 2C : Indikator Pilar 3

Indikator 1 : Jumlah kabupaten/kota yang


mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan
Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Rencana Aksi Daerah Pangan dan
Gizi, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, serta
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rencana
Kerja dan Anggaran Daerah)

Indikator 2 : Persentase kabupaten/kota yang


melaksanakan aksi konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting
Indikator 3 : Persentase desa/kelurahan yang
mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan
Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran desa/kelurahan (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah
Desa, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan
Rencana Kerja dan Anggaran Desa)

Indikator 4 : Persentase desa/kelurahan yang


meningkatkan alokasi dana desa/kelurahan untuk
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dalam
penurunan Stunting

Indikator 5 : Persentase desa/kelurahan yang


melakukan konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting.

Indikator 6 : Persentase desa/kelurahan yang


melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

Indikator 7 : Persentase calon pengantin/calon ibu yang


menerima Tablet Tambah Darah (TTD)
Indikator 14 : Persentase kabupaten/kota yang
mengintervensi keamanan pangan untuk mendukung
Percepatan Penurunan Stunting.

Indikator 15 : Persentase kabupaten/kota yang


mendapatkan fasilitasi sebagai daerah ramah
perempuan dan layak anak dalam Percepatan
Penurunan Stunting.

Indikator 16 : Cakupan pendampingan keluarga berisiko


Stunting

Indikator 17 : Cakupan calon pengantin yang menerima


pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi
sejak 3 bulan pra-nikah

Indikator 18 : Persentase remaja putri yang menerima


layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin)

Indikator 19 : Tersedianya data hasil surveilans keluarga


berisiko Stunting

Indikator 20 : Persentase kabupaten/kota dengan Age


Spesific Fertility Rate /ASFR (15-19) paling sedikit 18 per
1.000

Indikator 21 : Persentase pelayanan keluarga berencana


pasca melahirkan
Indikator 22 : Persentase unmet need pelayanan
keluarga berencana

Blok 2D : Indikator Pilar 4

Indikator 1 : Persentase keluarga berisiko Stunting yang


mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk
peningkatan asupan gizi.

Indikator 2 : Persentase keluarga berisiko Stunting yang


mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan
dalam negeri

Indikator 3 : Persentase Keluarga Penerima Manfaat


(KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta
yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan
telur (karbohidrat, protein hewani, protein nabati,
vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air
Susu Ibu/MPASI)

Indikator 4 : Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS)


dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai
bersyarat.

Indikator 5 : Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS)


dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan
non-tunai.

Indikator 6 : Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir


miskin dan orang tidak mampu yang menjadi Penerima
Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan

Indikator 7 : Persentase pengawasan produk pangan


fortifikasi yang ditindaklanjuti oleh Pelaku Usaha.
Blok 2E : Indikator Pilar 5

Indikator 3 : Publikasi data Stunting tingkat


kabupaten/kota.

Indikator 6 : Terselenggaranya Pemantauan dan


Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting di Pemerintah
Daerah kabupaten/kota.

Indikator 7 : Terselenggaranya Pemantauan dan


Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting di Pemerintah
Desa.

Indikator 8 : Terselenggaranya audit anak berusia di


bawah dua tahun (baduta) Stunting.

Indikator 9 : Tersedianya sistem dana transfer ke daerah


dan dana desa/kelurahan yang mendukung Percepatan
Penurunan Stunting secara terintegrasi.

Indikator 10 : Tersedianya sistem data dan informasi


terpadu untuk Percepatan Penurunan Stunting.

Indikator 11 : Tersedianya data keluarga risiko Stunting


yang termutakhirkan melalui Sistem Informasi Keluarga
(SIGA).

Indikator 12 : Tersedianya sistem skrining dan konseling


calon pengantin siap nikah.
Indikator 13 : Persentase kabupaten/kota yang
mengimplementasikan sistem data surveilans gizi
elektronik dalam Pemantauan intervensi gizi untuk
penurunan Stunting.

Indikator 14 : Tersedianya sistem pemenuhan pangan


dan gizi dalam keadaan darurat bagi ibu hamil dan anak
balita

Indikator 15 : Persentase kabupaten/kota yang


menerima pendampingan Percepatan Penurunan
Stunting melalui Tri Dharma perguruan tinggi.

Indikator 16 : Tersusunnya platform berbagi


pengetahuan untuk Percepatan Penurunan Stunting.

Blok 3 : Capaian RAN PASTI

Blok 3A : Indikator RAN PASTI Kluster Manajerial


Indikator 1 : Persentase kabupaten/kota yang
meningkatkan alokasi APBD minimal 10% untuk
Percepatan Penurunan Stunting dari tahun sebelumnya

Indikator 2 : Persentase kabupaten/kota yang


mengalokasikan proporsi 70% anggaran intervensi
sensitif, 25% anggaran intervensi spesifik dan 5%
anggaran intervensi koordinatif

Indikator 3 : Persentase kabupaten/kota yang tidak


memiliki temuan hasil pemeriksaan atas perencanaan
dan penyelenggaraan kegiatan Percepatan Penurunan
Stunting

Indikator 4 : Persentase desa/kelurahan yang


meningkatkan alokasi APBDes minimal 10% untuk
Percepatan Penurunan Stunting dari tahun sebelumnya

Blok 3B : Indikator RAN PASTI Kluster Operasional


Indikator 1 : Persentase desa/kelurahan yang TPK nya
melakukan KIE kelompok minimal 1 kali per bulan

Indikator 2 : Persentase keluarga berisiko Stunting yang


mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar

Indikator 3 : Cakupan catin yang melakukan


pemeriksaan kesehatan dalam 3 (tiga) bulan sebelum
menikah

Indikator 4 : Persentase kab/kota yang memiliki tim


audit Stunting

Indikator 5 : Persentase pelaksanaan audit kasus


Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
dalam setahun

Indikator 6 : Persentase tindak lanjut hasil audit kasus


Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
dalam setahun
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan tindak lanjut hasil audit kasus Stunting dan
manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam
setahun

Indikator 7 : Persentase diseminasi hasil audit kasus


Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
dalam setahun

Indikator 9 : Cakupan keluarga prasejahtera berisiko


Stunting penerima bantuan sosial

Indikator 10 : Persentase catin anemia yang


mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD)

Indikator 11 : Persentase catin yang mendapatkan


tatalaksana kesehatan dan gizi.
Indikator 12 : Persentase Ibu hamil dengan
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang mendapat
tata laksana kesehatan

Indikator 13 : Persentase Ibu hamil yang menerima


pendampingan

Indikator 15 : Persentase keluarga anak usia 0-23 bulan


dengan gizi buruk yang mendapatkan tata laksana gizi
buruk

Indikator 16 : Persentase keluarga berisiko Stunting


yang memiliki rumah layak huni

Indikator 17 : Persentase keluarga berisiko Stunting


yang mempunyai jamban sehat

Indikator 18 : Persentase keluarga berisiko Stunting


yang mempunyai air minum layak

Indikator 20 : Persentase keluarga dengan anak usia 0


bulan dengan berat badan < 2.500 gram yang
mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi

Indikator 21 : Persentase keluarga dengan anak usia 0


bulan dengan panjang < 48 cm yang mendapatkan
tatalaksana kesehatan dan gizi

Indikator 22 : Persentase keluarga dengan anak usia 0-


23 bulan dengan infeksi kronis yang mendapatkan
tatalaksana kesehatan
Indikator 23 : Persentase keluarga dengan anak usia 0-
23 bulan yang mendapatkan pendampingan

Indikator 24 : Persentase keluarga dengan anak usia 0-6


bulan yang mendapatkan ASI eksklusif

Indikator 25 : Persentase desa/kelurahan yang minimal


memiliki 1 TPK

Indikator 26 : Persentase TPK yang mendapatkan


orientasi

Indikator 28 : Persentase anak usia 24-59 bulan dengan


infeksi kronis yang mendapatkan tatalaksana kesehatan

Indikator 29 : Persentase Balita 0-23 bulan dengan berat


badan dan panjang/tinggi badan sesuai standard

Indikator 30 : Persentase balita 0-23 bulan yang


dipantau perkembangannya sesuai standard

Indikator 31 : Persentase Balita 0-59 bulan dengan berat


badan dan panjang/tinggi badan sesuai standard

Indikator 32 : Persentase balita 0-59 bulan yang


dipantau perkembangannya sesuai standard

Indikator 33 : Persentase desa prioritas yang


melaksanakan Dapur Gizi Keluarga berbasis pangan
lokal
Indikator 35 : Persentase keluarga dengan anak usia 0-
23 bulan dengan gizi kurang yang mendapatkan
tambahan asupan gizi
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan Ibu hamil dengan risiko kurang energi kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran lingkar
lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm yang mendapatkan asupan gizi (baik pabrikan maupun
berbasis pangan lokal) sesuai dengan petunjuk teknis pemberian PMT bagi ibu hamil
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sekurangnya mengandung 60
mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah atau TTD lainnya
dengan kandungan yang sesuai dengan standar WHO selama masa kehamilan, minimal 90 tablet
di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan remaja putri SMP SMA Sederajat yang mengkonsumsi TTD sesuai standar , mengandung
zat besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat atau TTD lainnya
(kandungan yang sesuai dengan standar WHO) diminum secara rutin 1 tablet setiap minggu
sebanyak 26 tablet dalam 1 tahun
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan bayi usia dibawah 5 bulan- 29 hari yang mendapatkan ASI eksklusif (ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat dan vitamin, mineral berdasarkan recall 24 jam terakhir)
terhadap seluruh bayi dibawah 6 bulan
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan makanan sesuai dengan pedoman PMBA
(Pemberian Makan Bayi dan Anak) baik dari usia,jenis, frekuensi, tekstur, dan keragaman
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan anak usia 0-59 bulan yang memiliki indeks berat badan menurut Panjang badan (BB/PB)
atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dengan nilai z- score<-3 SD atau LiLA<11,5 cm
pada balita usia 0-59 bulan yang dirawat inap maupun rawat jalan
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan balita usia 0-59 bulan yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur panjang
badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau perkembangannya
sedikitnya 2 kali dalam satu tahun
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan balita usia 6 bulan sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks berat
badan menurut Panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) memiliki
z-score dari - 3 SD sampai kurang dari-2 SD yang mendapat tambahan asupan gizi selain
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan maupun berbasis pangan lokal sesuai
dengan Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan anak usia 0-11 Bulan yang mendapatkan :1 HB0, 1 BCG, 3 DPT HB HIB, 4 OPV atau Polio
tetes, 1 IPV Polio Suntik, 1 Campak Rubela
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan pelayanan penggunaan alat atau obat kontrasepsi sesudah melahirkan sampai dengan 6
minggu/42 hari setelah melahirkan
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase kehamilan yang tidak diinginkan terhadap seluruh kehamilan

Definisi kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh perempuan yang
sebenarnya belum menginginkan kehamilan atau sudah tidak menginginkan kehamilan tersebut
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase cakupan calon pengantin yang mendaftar pra nikah 3 bulan sebelum menikah yang
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah terhadap seluruh Calon
Pengantin
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan rumah tangga dengan akses pada layanan air minum merujuk pada air minum berasal
dari sumber yang layak dan tersedia dengan waktu pengambilan tidak lebih dari 30 menit pp
termasuk waktu antrian.
Sumber air minum utama berupa ledeng, perpipaan, perpipaan eceran, kran halaman, hidran
umum, air terlindungi, dan penampungan air hujan termasuk air kemasan. Air terlindungi
mencakup sumur bor/pompa, sumur terlindungi,dan mata air terlindung
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan rumah tangga dengan fasilitas sanitasi sendiri, dengan bangunan atas dilengkapi kloset
dengan leher angsa, dan bangunan bawahnya menggunakan tangki septik yang disedot
setidaknya sekali dalam 5 (lima) tahun terakhir dan diolah dalam instalasi pengolahan lumpur
tinja (IPLT), atau tersambung ke sistem pengolahan air limbah domestik terpusat (SPALD-T)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Jumlah keluarga miskin dan tidak mampu (Desil 1-4) sebagai peserta program jaminan kesehatan
yang dibayarkan pemerintah pusat dan daerah
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase Keluarga Berisiko Stunting yang memperoleh pendampingan TPK terhadap seluruh
Keluarga Berisiko Stunting.

Keluarga Berisiko Stunting adalah Keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting
yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak usia
0 (nol)-23(dua puluh tiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59 (lima puluh sembilan) bulan
berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air
minum tidak layak.

Pendampingan Keluarga Berisiko : Serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi


pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberiaan bantuan sosial kepada keluarga dan/atau keluarga
berisiko stunting.
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Jumlah keluarga miskin memperoleh bantuan tunai melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan keluarga dengan balita, calon pengantin/PUS, remaja putri , ibu hamill hingga pasca salin
dan ibu menyusui yang mendapatkan pendampingan penyuluhan (konseling) dari tim TPK
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan melalui program sembako (Tunai &
Non Tunai)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Desa/kelurahan yang setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar
sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit dan diikuti dengan pemanfaatan sarana
sanitasi yang saniter berupa jamban sehat
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Rapat koordinasi/Rembuk Stunting tingkat kabupaten/kota untuk menghasilkan usulan
kesepakatan rencana kegiatan (berdasar hasil analisis situasi) yang terkonsolidasi di daerah serta
sinergi peran desa dan kecamatan dalam pelaksanaan percepatan pencegahan stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Terselenggaranya rembug Stunting tingkat kecamatan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan kabupaten/kota yang telah memiliki regulasi tentang kewenangan desa/kel terkait
penurunan stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan ketersediaan bidan desa bertempat tinggal dan melayani masyarakat di desa. Merujuk
ke lokasi desa yang sesuai SK penugasan bidan desa
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang tidak memiliki kasus baru stunting balita dalam 1 (satu) tahun
pemantauan data hasil bulan timbang
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan pemerintah kabupaten/kota yang meningkatan alokasi anggaran APBD untuk percepatan
penurunan stunting dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan pemerintah desa (kepala desa dan perangkat desa) yang mendapatkan segala bentuk
kegiatan peningkatan kapasitas dari segi pendidikan, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan tugas yang diemban dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung
penyelenggaraan pemerintahan desa untuk mendukung percepatan penurunan stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Pendamping PKH mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kesos di BBPPKS. Modul pelatihan terdiri
dari:
1. Modul Kesehatan dan Gizi
2. Modul Pengasukan dan Pendidikan Anak
3. Modul Perlindungan Anak
4. Modul Ekonomi
5. Modul Kesejahteraan Sosial
6. Modul Pencegahan dan Penanganan Stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Kader pembangunan manusia yang mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Pelaksanaan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang berkelanjutan dengan indikator
dengan 3 kanal/metode setiap bulan
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Keluarga yang setiap individu dalam keluarga tersebut tidak buang air besar
sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit dan diikuti dengan pemanfaatan sarana
sanitasi yang saniter berupa jamban sehat
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan keluarga yang mempraktikkan perilaku yang menciptakan rumah tangga ber PHBS yang
mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI ekslusif, menimbang
balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (STOP BABS),
pengelolaan limbah cair rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas
jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak
merokok didalam rumah
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta
pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan Stunting bagi guru Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang memiliki guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih
pengasuhan stimulasi penanganan Stunting sebagai hasil pendidikan dan pelatihan di
kabupaten/kota
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mengembangkan Pendidikan Anak Usia
Dini Holistik Integratif (PAUD HI)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan penguatan kapasitas posyandu dalam komunikasi perubahan perilaku untuk penurunan
stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita (BKB) tentang pengasuhan
1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang
mengikuti Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan modul kesehatan dan gizi
terhadap keluarga penerima PKH- Modul mengikuti Dinsos namun belum ditetapkan kriteria
modul 1-6
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang
melaksanakan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Jumlah pelaksanaan forum komunikasi perubahan perilaku dalam penurunan stunting lintas
agama
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan catin yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi :

1. Bimbingan remaja usia nikah bertujuan untuk mendampingi remaja yang memasuki usia nikah
agar mereka memiliki self- awareness atau kesadaran akan potensi diri, menghindarkan sex bebas
sebelum menikah, pendewasaan usia nikah, kesehatan
2. Bimbingan perkawinan calin pengantin bertujuan mendampingi para calon pengantin yang
akan memasuki gerbang rumah tangga yang baik, relasi sehat suami-istri, menyiapkan generasi
berkualitas
3. Konsultasi dan pendampingan keluarga bertujuan agar suami-istri memiliki keterampilan
mengelola dinamika rumah tangga yang baik, serta mempunyai kemampuan menghindarkan
keluarga dari KDRT, mampu mendidik anak agar terhindar dari kenakalan remaja, dan
penyalahgunaan zat psikotropika dan kehamilan tidak diinginkan, serta mencegah terjadinya
kawin anak.
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Jumlah provinisi dan kab/kota yang mengintegrasikan program dan kegiatan OPD untuk
meningkatkan cakupan layanan intervensi dan kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi
oleh kabupaten/kota dan desa pada tahun berjalan dan/atau satu tahun mendatang ( 29 layanan
esensial)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan kabupaten/kota yang telah melaksanakan 8 aksi konvergensi dengan kualitas
implementasi yang sesuai dengan Petunjuk Teknis 8 Aksi Kovergensi
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan desa/kelurahan yang mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan
stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan (RPJMDes, RKPDes,
APBDes,RKA Desa)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi dana desa/kelurahan untuk intervensi
spesifik dan sensitif dalam penurunan stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang melakukan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran,
serta pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi gizi bagi
sasaran keluarga berisiko stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan dan
penanggung jawab jawab dalam rangka menciptakan/men ingkatkan kapasitas masyarakat untuk
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian,
kesejahteraan, serta menjamin keberlanjutannya sehingga seluruh masyarakat memenuhi kondisi
berikut:
(i) tidak buang air
besar sembarangan;
(ii) mencuci tangan pakai sabun;
(iii) mengelola air minum dan makanan yang aman;
(iv) mengelola sampah dengan aman; dan
(v) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan calon pengantin /calon ibu yang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sekurangnya
mengandung 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah atau
TTD lainnya dengan kandungan yang sesuai dengan standar WHO setiap minggu minimal 1 bulan
sebelum merencanakan pernikahan dan paling tidak sampai akhir trimester pertama (12 minggu
kehamilan) yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan Kab/Kota yang Mengintervensi Keamanan Pangan melalui program intervensi keamanan
pangan kepada pelaku usaha dan masyarakat dengan kriteria minimal:
1) melaksanakan 1 program intervensi keamanan pangan untuk masyarakat;
2) melaksanakan 1 program intervensi keamanan pangan untuk pelaku usaha pangan siap saji dan
pangan olahan;
3) melaksanakan 1 program intervensi keamanan pangan untuk pangan segar
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan kabupaten/kota yang ramah perempuan dan layak anak dalam mendukung percepatan
penurunan stunting melalui pemenuhan Indikator penilaian dan diwujudkan melalui RAD KLA
Kab/Kota
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting terhadap seluruh keluarga berisiko stunting

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan calon pengantin yang menerima pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi
sejak 3 bulan pra nikah terhadap seluruh calon pengantin

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan remaja putri berusia 10-19 tahun yang menerima layanan pemeriksaan status anemia
(hemoglobin) terhadap seluruh remaja putri
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Terlaksananya pencatatan dan pengumpulan data keluarga berisiko stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Kab/kota dengan banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur 15-19 tahun
pada paling sedikit 18 pada suatu periode per 1.000 perempuan pada kelompok umur yang sama
pada pertengahan periode
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan pelayanan keluarga berencana pasca melahirkan terhadap seluruh pelayanan keluarga
berencana
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan
untuk peningkatan asupan gizi terhadap keluarga berisiko stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan
dalam negeri terhadap keluarga berisiko stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia
di bawah dua tahun (baduta) yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
(karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral, dan/atau Makanan
Pendamping Air Susu Ibu/MP-ASI) terhadap keluarga penerima manfaat
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat terhadap jumlah PUS dengan status
miskin
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase PUS miskin dan penyandang masalah sosial yang menerima BPNT terhadap jumlah
PUS miskin dan penyandang masalah sosial
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan orang tidak mampu yang menjadi Penerima
Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan terhadap PUS dengan status miskin
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan pelaku usaha pangan fortifikasi yang menindaklanjuti rekomendasi dari Pemda terhadap
keseluruhan pelaku usaha pangan fortifikasi yang menerima rekomendasi dari Pemda
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Tersedianya publikasi data stunting melalui profil kesehatan Indonesia dan buku saku SSGI
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan stunting di pemerintah daerah
kabupaten/kota
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Melakukan penguatan sistem pemantauan dan evaluasi. Terselenggaranya pemantauan dan
evaluasi percepatan penurunan Stunting di pemerintah desa

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan audit anak berusia di bawah dua tahun (baduta) stunting
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Tersedianya sistem dana transfer ke daerah dan dana desa/kelurahan yang mendukung
Percepatan Penurunan Stunting secara terintegrasi

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Tersedianya sistem pendataan dan informasi berbagai data dan informasi stunting yang ada di K/L
ke dalam Satu Data Indonesia (Satu Data Stunting) mencakup 1) data sasaran; 2) program K/L; 3)
alokasi anggaran; 4) realisasi; 5) capaian Perpres 72/2021
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Mengembangkan sistem data dan informasi terpadu.
Tersedianya data keluarga risiko Stunting yang termutakhirkan melalui Sistem Informasi Keluarga
(SIGA)
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Tersedianya layanan Calon Pengantin meliputi pemeriksaan kesehatan, konseling dan edukasi
calon pengantin yang didokumentasikan dan dimutakhirkan dalam sistem pendataan yang ada
serta penerapan aplikasi “ELSIMIL CATIN”
(Matriks Data BAPPENAS)
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan kabupaten/kota yang menginput dan memutakhirkan data Monitoring dan Evaluasi
Surveilans Gizi melalui EPPGBM
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Tersedianya sistem pemenuhan pangan dan gizi dalam keadaan darurat bagi ibu hamil dan anak
balita

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Kabupaten/Kota yang menerima pendampingan melalui kegiatan analisis situasi, rekomendasi
kebijakan, KKN, dan MBKM tematik stunting, serta pendampingan oleh Kemendikbudristek, BRIN,
dan pemangku kepentingan lainnya
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Tersedianya platform berbagi pengetahuan melalui website cegahstunting.id

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi APBD minimal 10% untuk Percepatan Penurunan
Stunting dari tahun sebelumnya

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Kabupaten/kota yang mengalokasikan proporsi 70% anggaran intervensi sensitif, 25% anggaran
intervensi spesifik dan 5% anggaran intervensi koordinatif

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Kabupaten/kota yang tidak memiliki temuan hasil pemeriksaan atas perencanaan dan
penyelenggaraan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi APBDes minimal 10% untuk Percepatan
Penurunan Stunting dari tahun sebelumnya
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan desa/kelurahan yang TPK nya melakukan KIE kelompok minimal 1 kali per bulan
terhadap jumlah desa/kelurahan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga berisiko stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar
terhadap seluruh keluarga berisiko stunting KIE = Penggerakan Penyuluhan, Materi : berbagai
substansi, KBKR dan KSPK buku: kompunikasi interpersonal

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan calon Pengantin yang mendaftar pra nikah 3 bulan sebelum menikah yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah terhadap seluruh Calon Pasangan
Usia Subur

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Kabupaten/kota yang memiliki tim audit Stunting

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan pelaksanaan audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam
setahun

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan tindak lanjut hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
dalam setahun
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan tindak lanjut hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
dalam setahun

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Pelaksanaan diseminasi hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
dalam setahun

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan keluarga prasejahtera berisiko Stunting penerima bantuan sosial terhadap keluarga
prasejahtera berisiko Stunting

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase catin anemia yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD) terhadap seluruh
catin anemia

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase catin yang mendapatkan tata laksana kesehatan dan gizi terhadap seluruh catin
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Persentase Ibu hamil dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang mendapat tata laksana
kesehatan terhadap jumlah seluruh ibu hamil PJT (Definisi PJT adalah kondisi pertumbuhan janin
di dalam kandungan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga berat badan janin tidak sesuai
dengan umur kehamilan)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase Ibu hamil yang menerima pendampingan terhadap jumlah ibu hamil - kriteria telah
menerima pendampingan sesuai dengan buku panduan TPK

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang memiliki indeks berat badan menurut
Panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dengan nilai z- score<-3
SD atau LiLA<11,5 cm pada balita usia 0-23 bulan yang dirawat inap maupun rawat jalan
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga berisiko stunting yang memiliki rumah layak huni terhadap seluruh keluarga
berisiko sunting

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Berdasarkan RAN PASTI Persentase keluarga berisiko stunting yang mempunyai jamban sehat
terhadap seluruh keluarga berisiko stunting

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga berisiko stunting yang mengakses air minum layak terhadap keluarga berisiko
stunting.Di bawah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan berat badan < 2.500 gram yang
mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi terhadap seluruh keluarga dengan anak usia 0 bulan
dengan berat badan < 2.500 gram

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan panjang < 48 cm yang mendapatkan tata
laksana kesehatan dan gizi terhadap seluruh keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan panjang <
48 cm

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga yang memiliki anak usia 0-23 bulan dengan infeksi kronis yang mendapatkan
tatalaksana kesehatan terhadap seluruh keluarga yang memiliki anak usia 0-23 bulan dengan
infeksi kronis
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang mendapatkan pendampingan terhadap
keluarga dengan anak usia 0-23 bulan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase keluarga dengan bayi usia dibawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif (ASI saja
tanpa makanan tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat dan vitamin, mineral berdasarkan
recall 24 jam terakhir) terhadap seluruh keluarga dengan bayi dibawah 6 bulan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa/kelurahan yang minimal memiliki 1 TPK terhadap jumlah desa/kelurahan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan TPK yang mendapatkan orientasi terhadap seluruh TPK

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis yang mendapatkan tatalaksana kesehatan
terhadap jumlah anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Persentase Balita usia 0-23 bulan dengan indeks berat badan menurut panjang/tinggi badan
sesuai standard terhadap seluruh Balita 0-23 bulan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan balita usia 0-23 bulan yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur panjang
badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau perkembangannya
sedikitnya 2 kali dalam satu tahun
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan Balita 0-59 bulan dengan berat badan dan panjang/tinggi badan sesuai standard
terhadap seluruh balita 0-59 bulan

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan balita usia 0-59 bulan yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur panjang
badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau perkembangannya
sedikitnya 2 kali dalam satu tahun
(Matriks Data BAPPENAS)

Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:


Cakupan desa prioritas yang melaksanakan Dapur Gizi Keluarga berbasis pangan lokal terhadap
jumlah desa prioritas
Indikator Keberhasilan/Definisi Operasional:
Cakupan keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan gizi kurang yang mendapatkan tambahan
asupan gizi terhadap seluruh keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan gizi kurang
No KL Penanggung Jawab SASARAN DATA INTERVENSI

1 KEMENTRIAN KESEHATAN Remaja Putri SPESIFIK

2 BKKBN Catin/PUS SENSITIF

3 KEMENTRIAN KESEHATAN Ibu Hamil&Pasca Salin SPESIFIK

4 KEMENTRIAN KESEHATAN Ibu Hamil&Pasca Salin SPESIFIK


5 BKKBN Ibu Hamil&Pasca Salin SENSITIF

6 KEMENTRIAN KESEHATAN Anak Bawah Usia Lima tahun SPESIFIK

7 KEMENTRIAN KESEHATAN Anak Bawah Usia Lima tahun SPESIFIK

8 KEMENTRIAN KESEHATAN Anak Bawah Usia Lima tahun SPESIFIK

9 KEMENTRIAN KESEHATAN Anak Bawah Usia Lima tahun SPESIFIK

10 KEMENTRIAN KESEHATAN Anak Bawah Usia Lima tahun SPESIFIK


11 KEMENTRIAN KESEHATAN Anak Bawah Usia Lima tahun SPESIFIK

12 BKKBN Keluarga Beresiko SENSITIF

13 KEMENTRIAN KESEHATAN Keluarga SENSITIF

14 BKKBN Keluarga Beresiko SENSITIF


15 KEMENTRIAN SOSIAL Keluarga Beresiko SENSITIF

16 KEMENTRIAN KESEHATAN Keluarga Beresiko SENSITIF

17 KEMENTRIAN SOSIAL Keluarga Beresiko SENSITIF

18 KEMENTRIAN KESEHATAN Wilayah SENSITIF


19 KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM Keluarga SENSITIF
DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM


20 DAN PERUMAHAN RAKYAT Keluarga SENSITIF
Pilar 1 : Peningkatan komitmen
dan visi kepemimpinan di
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN kementerian/lembaga,
21 KEMENTERIAN SEKRETARIAT Sistem/Mekanisme Pemerintah Daerah provinsi,
NEGARA Pemerintah Daerah
kabupatenfkota, dan
Pemerintah Desa

Pilar 1 : Peningkatan komitmen


dan visi kepemimpinan di
kementerian/lembaga,
22 KEMENTRIAN DALAM NEGERI Wilayah Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah
kabupatenfkota, dan
Pemerintah Desa

Pilar 1 : Peningkatan komitmen


dan visi kepemimpinan di
kementerian/lembaga,
23 KEMENTRIAN SOSIAL SDM Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah
kabupatenfkota, dan
Pemerintah Desa
Pilar II: Peningkatan
komunikasi perubahan perilaku
24 KEMENTRIAN AGAMA Catin/PUS
dan pemberdayaan
masyarakat

Pilar III: Peningkatan


konvergensi Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif di
kementerian/lembaga,
25 KEMENTRIAN DALAM NEGERI Wilayah
Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan
Pemerintah Desa

Pilar V: penguatan dan


26 KEMENTRIAN DALAM NEGERI Wilayah pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi
KEMENTERIAN DESA, Pilar V: penguatan dan
27 PEMBANGUNAN DAERAH Wilayah pengembangan sistem, data,
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


28 KEMENTRIAN KESEHATAN Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


29 BKKBN Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


30 KEMENTRIAN KEUANGAN Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


31 BAPPENAS Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


32 BKKBN Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


33 BKKBN Wilayah pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


34 BAPPENAS Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi
Pilar V: penguatan dan
35 KEMENTRIAN DALAM NEGERI Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


36 KEMENTRIAN KEUANGAN Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

Pilar V: penguatan dan


37 KEMENTRIAN KEUANGAN Sistem/Mekanisme pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi

No Penanggung Jawab KL PENDUKUNG SASARAN DATA

1 PEMERINTAH PROVINSI KEMENDAGRI Wilayah

2 PEMERINTAH PROVINSI KEMENDAGRI Wilayah


KEMENDIKBUD, PEMDA
3 PEMERINTAH PROVINSI Wilayah
KAB/KOTA

KEMENDAGRI, PEMDA
4 PEMERINTAH PROVINSI Wilayah
KAB/KOTA

KEMEN PPPA, PEMDA


5 PEMERINTAH PROVINSI Wilayah
KAB/KOTA

6 PEMERINTAH PROVINSI BPOM, PEMDA KAB/KOTA Wilayah

7 PEMERINTAH PROVINSI BKKBN, PEMDA KAB/KOTA Wilayah


KEMENKES, PEMDA
8 PEMERINTAH PROVINSI Wilayah
KAB/KOTA

9 PEMERINTAH PROVINSI BAPPENAS Kegiatan

10 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDAGRI, PEMDA PROV Kegiatan

11 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDAGRI, PEMDA PROV Kegiatan

12 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES SDM

13 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDESA Wilayah

14 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDESA SDM


15 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDESA, PEMDA PROV Wilayah

KEMENKES,
16 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKOMINFO, BKKBN, Kegiatan
PEMDA PROV

17 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENPUPR, PEMDA PROV Keluarga

KEMENKES, BKKBN,PEMDA
18 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROV Keluarga

KEMENTRIAN KESEHATAN,
19 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAH PROVINSI Anak Bawah Usia Lima tahun
KEMENDIKBUD, PEMDA
20 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Wilayah
KAB/KOTA

KEMENDIKBUD, PEMDA
21 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Layanan
KAB/KOTA

KEMENKES, KEMENDAGRI,
22 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PEMDA PROV Layanan

23 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Wilayah

KEMENSOS, PEMDA PROV & KELUARGA


24 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
KAB/KOTA

25 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Layanan


26 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENAG, PEMDA PROV Kegiatan

27 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDESA, PEMDA PROV Wilayah

28 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDESA, PEMDA PROV Wilayah

29 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENDESA, PEMDA PROV Wilayah


30 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Wilayah

KEMENKES, KEMENAG,
31 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Catin/PUS

32 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Ibu Hamil

33 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Ibu Hamil


34 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Anak Bawah Usia Lima tahun

35 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Anak Bawah Usia Lima tahun

36 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Anak Bawah Usia Lima tahun

37 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Anak Bawah Usia Lima tahun
38 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Keluarga Beresiko

39 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Catin/PUS

40 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Remaja Putri

41 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Keluarga Beresiko


42 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Layanan

43 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Catin/PUS

44 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENTAN, PEMDA PROV Keluarga Beresiko

KEMENKES, KKP, PEMDA


45 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Keluarga Beresiko
PROV

46 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENSOS, PEMDA PROV Keluarga Beresiko


47 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENSOS, PEMDA PROV Catin/PUS

48 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENSOS, PEMDA PROV Catin/PUS

KEMENKES,KEMENSOS,
49 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Catin/PUS
PEMDA PROV

50 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BPOM, PEMDA PROV Pelaku usaha

51 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BAPPENAS Kegiatan

52 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KEMENKES, PEMDA PROV Kegiatan

53 PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BKKBN, PEMDA PROV Layanan


54 PEMERINTAH DESA BAPPENAS Kegiatan
37
INDIKATOR TUJUAN

Mengukur konsumsi TTD untuk meminimalisir potensi


Persentase remaja putri yang anemia untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri
mengonsumsi Tablet Tambah Darah pada saat sebelum menjadi seorang ibu sehingga nantinya
(TTD) mencegah ibu melahirkan bayi dengan tubuh pendek
(stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR)

Identifikasi dini faktor risiko yang dapat melahirkan bayi


stunting pada calon pengantin (Catin)/calon pasangan usia
Cakupan Calon pasangan usia subur (PUS) subur (PUS) dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil
yang memperoleh pemeriksaan
Meningkatkan pemenuhan gizi Catin/Calon PUSmelalui
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan pendampingan guna mencegah kekurangan energi kronis
nikah
dan anemia sebagai salah satu risiko yang dapat
melahirkan bayi stunting melalui pendampingan TPK

Memantau pemberian PMT untuk memenuhi kebutuhan


Persentase Ibu hamil Kurang Energi
gizi ibu hamil dengan KEK selama kehamilan sehingga
Kronik (KEK) yang mendapatkan
dapat meningkatkan status gizi ibu hamil dan mengurangi
tambahan asupan gizi
resiko melahirkan bayi stunting

Persentase Ibu hamil yang mengonsumsi Memantau konsumsi TTD pada ibu Hamil untuk mencegah
Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 dan menanggulangi anemia gizi besi untuk mengurangi
tablet selama masa kehamilan resiko melahirkan bayi stunting
Mengukur potensi terjadinya kasus stunting akibat
Persentase Kehamilan yang tidak kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan yang
diinginkan menyebabkan pola asuh yang tidak optimal dan hambatan
pertumbuhan dan perkembangan psikososial pada anak

Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan Mengukur tingkat konsumsi ASI ekslusif untuk
meningkatkan status gizi dan kelangsungan hidup
mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
(survival) bayi

Persentase anak usia 6-23 bulan yang


Mengukur tingkat konsumsi MPASI untuk pemenuhan gizi
mendapat Makanan Pendamping Air
optimal dimasa 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Susu Ibu (MP-ASI)

Mengukur cakupan perawatan pada balita gizi buruk di


Persentase Anak berusia di bawah lima usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis dengan cepat dan
tahun (balita) gizi buruk yang mendapat
tepat sesuai dengan langkah tata laksana gizi buruk di
pelayanan tata laksana gizi buruk
rawat jalan dan rawat inap

Mengukur cakupan balita yang dipantau untuk


Persentase anak berusia di bawah lima
mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya serta
tahun (balita) yang dipantau
pertumbuhan dan perkembangannya menemukan secara dini adanya gangguan tumbuh
kembang sehingga dapat ditindaklanjuti segera

Persentase Anak berusia di bawah lima Mengukur cakupan balita gizi kurang yang diberi
tahun (balita) gizi kurang yang mendapat intervensi tambahan asupan gizi selain makanan untuk
memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan
tambahan asupan gizi
umurnya dan mencegah stunting
Persentase balita yang memperoleh Mengukur cakupan balita yang telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap layanan IDL untuk meningkatkan kekebalan tubuh

Mengukur layanan KB pasca persalinan untuk mengatur


Persentase pelayanan Keluarga jarak kelahiran, jarak kehamilan, dan menghindari
Berencana (KB) pasca persalinan kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga setiap keluarga
dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat

Menghitung jumlah keluarga miskin dan tidak mampu


Cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
(Desil 1-4)yang diberikan kepastian jaminan kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional
untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera

Mengukur upaya peningkatkan akses informasi dan


pelayanan kepada kelompok sasaran Percepatan
Cakupan Keluarga berisiko stunting yang
Penurunan Stunting untuk deteksi dini faktor risiko
memperoleh pendampingan
stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau
pencegahan pengaruh dari faktor risiko stunting
Jumlah keluarga miskin dan rentan yang Mengukur jumlah Keluarga miskin dan rentan yang
memperoleh bantuan tunai bersyarat menjadi keluarga penerima manfaat PKH

Mengukur jumlah kelompok sasaran yang mendapatkan


Persentase target sasaran yang memiliki penyuluhan tentang stunting sehingga meningkatkan
pemahaman yang baik tentang Stunting akses informasi dan pelayanan serta
di lokasi prioritas meminimalisir/mencegah pengaruh dari faktor resiko
stunting

Jumlah keluarga miskin dan rentan yang Menghitung jumlah keluarga miskin dan rentan yang
diberikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan
menerima bantuan sosial pangan
dengan gizi seimbang

Persentase desa/kelurahan stop Buang Mengitung cakupan desa/kelurahan yang telah Stop BABS
Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open
atau ODF sebagai pemicuan STBM
Defecation Free (ODF)
Persentase rumah tangga yang
mendapatkan akses air minum layak di Mengukur cakupan akses rumah tangga terhadap layanan
air bersih dalam upaya pencegahan infeksi penyakit
kabupaten kota/lokasi prioritas

Persentase rumah tangga yang


mendapatkan akses sanitasi (air limbah
domestik) layak di kabupaten/kota lokasi Mengukur cakupan akses rumah tangga terhadap sanitasi
prioritas layak dalam upaya pencegahan infeksi penyakit
Usulan : Akses sanitasi aman ( tinja
diolah IPLT)
Terselenggaranya Rapat Koordinasi
Tahunan yang dihadiri oleh pimpinan Meningkatkan komitmen percepatan penurunan Stunting.
tinggi di pusat, provinsi, dan kab/kota

Persentase Pemerintah Daerah Provinsi


yang meningkatkan alokasi APBD untuk Meningkatkan komitmen percepatan penurunan Stunting.
Percepatan Penurunan Stunting

Jumlah pendamping Program Keluarga


Harapan (PKH) yang terlatih modul Meningkatkan komitmen percepatan penurunan Stunting.
kesehatan dan gizi
Persentase pasangan calon pengantin
Melakukan penguatan peran organisasi keagamaan dalam
yang mendapatkan bimbingan
komunikasi perubahan perilaku untuk penurunan
perkawinan dengan materi pencegahan
Stunting.
Stunting

Jumlah provinsi dan kabupaten/ kota


Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan
yang mengintegrasikan program dan
penganggaran, serta pelaksanaan kegiatan untuk
kegiatan Percepatan Penurunan Stunting
meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi gizi
dalam dokumen perencanaan dan
di tingkat pusat dan daerah.
penganggaran daerah (RPJMD, RADPG,
RKPD, serta APBD dan RKAD)

Persentase Pemerintah Daerah provinsi


dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota
Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi
yang memiliki kinerja baik dalam
terpadu Percepatan Penurunan Stunting.
konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting
Persentase Pemerintah Desa yang
Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi
memiliki kinerja baik dalam konvergensi terpadu Percepatan Penurunan Stunting.
Percepatan Penurunan Stunting

Publikasi data Stunting tingkat kabupaten Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi
/ kota terpadu Percepatan Penurunan Stunting.

Terselenggaranya Pemantauan dan


Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi
Evaluasi Strategi Nasional Percepatan
terpadu Percepatan Penurunan Stunting.
Penurunan Stunting

Tersedianya sistem dana transfer ke


daerah dan dana desa/kelurahan yang
Mengembangkan sistem data dan informasi terpadu.
mendukung Percepatan Penurunan
Stunting secara terintegrasi

Tersedianya sistem data dan informasi


terpadu untuk Percepatan Penurunan Mengembangkan sistem data dan informasi terpadu.
Stunting

Tersedianya sistem skrining dan


konseling calon Pasangan Usia Subur Mengembangkan sistem data dan informasi terpadu.
(PUS) siap nikah

Persentase Kab/Kota yang menerima


pendampingan Percepatan Penurunan Melakukan penguatan riset dan inovasi serta
Stunting melalui Tri Dharma Perguruan pengembangan pemanfaatan hasil riset dan inovasi.
Tinggi

Tersusunnya platform berbagi


pengetahuan untuk Percepatan Mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuan.
Penurunan Stunting
Tersusunnya sistem penghargaan bagi
daerah dalam percepatan penurunan Mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuan.
stunting

Tersedianya sistem insentif finansial bagi


daerah yang dinilai berkinerja baik dalam
Mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuan.
Percepatan Penurunan Stunting
terintegrasi

Tersusunnya kajian anggaran dan belanja


pemerintah untuk Percepatan Penurunan Mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuan.
Stunting

PILAR INDIKATOR

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Tersedianya kebijakan/peraturan bupati/wali kota tentang
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah kewenangan desa/kelurahan dalam penurunan Stunting
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah
Desa

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga, Persentase Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting
Desa
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga
Pilar II: Peningkatan komunikasi
pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan
perubahan perilaku dan pemberdayaan
pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan Stunting bagi
masyarakat
guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan aksi
di kementerian/lembaga, Pemerintah
konvergensi Percepatan Penurunan Stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Persentase kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi
di kementerian/lembaga, Pemerintah sebagai daerah ramah perempuan dan layak anak dalam
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Percepatan Penurunan Stunting
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Persentase kabupaten/kota yang mengintervensi
di kementerian/lembaga, Pemerintah keamanan pangan untuk mendukung Percepatan
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Penurunan Stunting
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase kabupaten/kota dengan Age Specific Fertility
di kementerian/lembaga, Pemerintah
Rate/ASFR (15-19) paling sedikit 18 per 1O00
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa
Persentase kabupaten/kota yang mengimplementasikan
Pilar V: penguatan dan pengembangan
sistem data surveilans gizi elektronik dalam Pemantauan
sistem, data, informasi, riset, dan inovasi
intervensi gizi untuk penurunan Stunting

Pilar V: penguatan dan pengembangan Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan


sistem, data, informasi, riset, dan inovasi Penurunan Stunting di Pemerintah Daerah provinsi

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Terselenggaranya rapat koordinasi di tingkat
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
kabupaten/kota
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah
Desa

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Terselenggaranya rembug stunting tingkat kecamatan
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah
Desa

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Tersedianya bidan desa/kelurahan sesuai kebutuhan
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah
Desa

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Jumlah desa/kelurahan bebas stunting
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah
Desa

Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi


kepemimpinan di kementerian/lembaga, Jumlah pemerintah desa yang mendapatkan peningkatan
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah kapasitas dalam penanganan Percepatan Penurunan
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah stunting
Desa
Pilar I: Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga, Persentase desa/kelurahan yang kader pembangunan
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah manusianya mendapatkan pembinaan dari Pemerintah
Daerah kabupatenfkota, dan Pemerintah Daerah kabupaten/ kota
Desa

Pilar II: Peningkatan komunikasi


perubahan perilaku dan pemberdayaan Terlaksananya kampanye nasional pencegahan stunting
masyarakat

Pilar II: Peningkatan komunikasi


Persentase keluarga yang stop Buang Air Besar
perubahan perilaku dan pemberdayaan
Sembarangan (BABS)
masyarakat

Pilar II: Peningkatan komunikasi


Persentase keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup
perubahan perilaku dan pemberdayaan Bersih dan Sehat (PHBS)
masyarakat

Pilar II: Peningkatan komunikasi


Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang
perubahan perilaku dan pemberdayaan memperoleh imunisasi dasar lengkap
masyarakat
Persentase desa/kelurahan yang memiliki guru Pendidikan
Pilar II: Peningkatan komunikasi
Anak Usia Dini (PAUD) terlatih pengasuhan stimulasi
perubahan perilaku dan pemberdayaan
penanganan Stunting sebagai hasil pendidikan dan
masyarakat
pelatihan di kabupaten/kota

Pilar II: Peningkatan komunikasi Persentase lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
perubahan perilaku dan pemberdayaan yang mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik
masyarakat Integratif (PAUD_x0002_HI)

Pilar II: Peningkatan komunikasi Terpenuhinya standar pelayanan pemantauan tumbuh


perubahan perilaku dan pemberdayaan kembang di posyandu
masyarakat

Pilar II: Peningkatan komunikasi Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina
perubahan perilaku dan pemberdayaan Keluarga Balita (BKB) tentang pengasuhan 1O00 Hari
masyarakat Pertama Kehidupan (HPK)

Persentase kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM)


Pilar II: Peningkatan komunikasi
Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengikuti
perubahan perilaku dan pemberdayaan
masyarakat Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
dengan modul kesehatan dan gizi.

Pilar II: Peningkatan komunikasi Persentase Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja
perubahan perilaku dan pemberdayaan dan Bina Keluarga Repaja (BKR) yang melaksanakan
masyarakat edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
Pilar II: Peningkatan komunikasi Terlaksananya forum komunikasi perubahan perilaku
perubahan perilaku dan pemberdayaan
dalam penurunan Stunting lintas agama
masyarakat

Persentase desa/kelurahan yang mengintegrasikan


Pilar III: Peningkatan konvergensi program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dalam dokumen perencanaan dan
di kementerian/lembaga, Pemerintah penganggarandesa/kelurahan (Rencana Pembangunan
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah Desa,
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan
Rencana Kerja dan Anggaran Desa)

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Persentase desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi
di kementerian/lembaga, Pemerintah dana desa/kelurahan untuk Intervensi Spesifik dan
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Intervensi Sensitif dalam penurunan Stunting
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Persentase desa/kelurahan yang melakukan konvergensi
di kementerian/lembaga, Pemerintah
Percepatan Penurunan Stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa
Pilar III: Peningkatan konvergensi
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi
di kementerian/lembaga, Pemerintah
Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Persentase calon pengantin /calon ibu yang menerima
di kementerian/lembaga, Pemerintah Tablet Tambah Darah (TTD)
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
di kementerian/lembaga, Pemerintah
menerima tambahan asupan gizi
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah
di kementerian/lembaga, Pemerintah
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa
Pilar III: Peningkatan konvergensi
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air
di kementerian/lembaga, Pemerintah
susu ibu (ASI) eksklusif
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan
di kementerian/lembaga, Pemerintah
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi
di kementerian/lembaga, Pemerintah buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi
di kementerian/lembaga, Pemerintah
kurang yang mendapat tambahan asupan gizi
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa
Pilar III: Peningkatan konvergensi
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
di kementerian/lembaga, Pemerintah Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang menerima
di kementerian/lembaga, Pemerintah pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah sejak 3 bulan pranikah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif Persentase remaja putri yang menerima layanan
di kementerian/lembaga, Pemerintah
pemeriksaan status anemia (hemoglobin)
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko
di kementerian/lembaga, Pemerintah Stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa
Pilar III: Peningkatan konvergensi
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
Persentase pelayanan keluarga berencana pasca
di kementerian/lembaga, Pemerintah
melahirkan
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar III: Peningkatan konvergensi


Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif
di kementerian/lembaga, Pemerintah Persentase unmet need pelayanan keluarga berencana
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa

Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan
dan gizi pada tingkat individu, keluarga manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan
dan masyarakat asupan gizi

Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan


Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan
dan gizi pada tingkat individu, keluarga
promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
dan masyarakat

Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu


hamil, ibu menyusui, dan anak berusia di bawah dua
Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan
tahun (baduta) yang menerima variasi bantuan pangan
dan gizi pada tingkat individu, keluarga
selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani,
dan masyarakat
protein nabati, vitamin dan mineral,dan/atau Makanan
Pendamping Air Susu Ibu/MP-ASI)
Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin
dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang
dan masyarakat menerima bantuan tunai bersyarat

Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin
dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan penyandang masalah kesejahteraal sosial yang
dan masyarakat menerima bantuan pangan nontunai

Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan
dan gizi pada tingkat individu, keluarga orang tidak mampu yang menjadi Penerima Bantuan Iuran
dan masyarakat (PBI) Jaminan Kesehatan

Pilar IV: Peningkatan ketahanan pangan


Persentase pengawasan produk pangan fortifikasi yang
dan gizi pada tingkat individu, keluarga ditindaklanjuti oleh pelaku usaha
dan masyarakat

Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan


Pilar V: penguatan dan pengembangan
Penurunan Stunting di Pemerintah Daerah kabupaten/
sistem, data, informasi, riset, dan inovasi kota

Pilar V: penguatan dan pengembangan Terselenggaranya audit anak berusia di bawah dua tahun
sistem, data, informasi, riset, dan inovasi (baduta) Stunting

Pilar V: penguatan dan pengembangan Tersedianya data keluarga risiko Stunting yang
sistem, data, informasi, riset, dan inovasi termutakhirkan melalui Sistem Informasi Keluarga (SIGA)
Pilar V: penguatan dan pengembangan Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan
sistem, data, informasi, riset, dan inovasi Penurunan Stunting di Pemerintah Desa
DO

Cakupan remaja putri (rematri) berusia 10-19 tahun mengonsumsi tablet tambah
darah yang mengandung senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 400 mcg asam folat (kandungan yang sesuai dengan standar WHO) diminum
secara rutin 1 tablet setiap minggu sebanyak 52 tablet dalam 1 tahun
Usulan : Cakupan remaja putri SMP SMA Sederajat yang mengkonsumsi TTD sesuai
standar ,mengandung zat besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 400
mcg asam folat atau TTD lainnya (kandungan yang sesuai dengan standar WHO)
diminum secara rutin 1 tablet setiap minggu sebanyak 26 tablet dalam 1 tahun

Rujukan : PEDOMAN INDIKATOR GIZI KIA 2023

Persentase cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) atau calon pengantin yang
mendaftar pra nikah 3 bulan sebelum menikah yang memperoleh pemeriksaan
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah terhadap seluruh Calon Pasangan
Usia Subur

Rujukan : Buku Saku Metadata Indikator Keluarga Beresiko Stunting BKKBN 2022
Sedang diupayakan untuk memasukkan klausul kedalam PMA no 20/2019
Buku Panduan TPK

Cakupan Ibu hamil dengan risiko kurang energi kronik (KEK) yang ditandai dengan
ukuran lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm yang mendapatkan asupan gizi
(baik pabrikan maupun berbasis pangan lokal) sesuai dengan petunjuk teknis
pemberian PMT bagi ibu hamil
Rujukan : Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita-Ibu Hamil-Anak
Sekolah) Kemenkes 2017

Cakupan Ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sekurangnya
mengandung 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh
pemerintah atau TTD lainnya dengan kandungan yang sesuai dengan standar WHO
selama masa kehamilan, minimal 90 tablet di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
yang sama
Rujukan : Pedoman Penata Laksanaan Tablet Tambah Darah
Persentase kehamilan yang tidak diinginkan terhadap seluruh kehamilan
Definisi kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh perempuan
yang sebenarnya belum menginginkan kehamilan atau sudah tidak menginginkan
kehamilan tersebut
Rujukan : Metadata Indikator Keluarga Beresiko Stunting BKKBN 2022

Cakupan bayi usia dibawah 5 bulan- 29 hari yang mendapatkan ASI eksklusif (ASI saja
tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat dan vitamin, mineral berdasarkan recall
24 jam terakhir) terhadap seluruh bayi dibawah 6 bulan.
Rujukan : Panduan Indikator Program Gizi KIA 2023

Cakupan anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan makanan sesuai dengan pedoman
PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) baik dari usia,jenis, frekuensi, tekstur, dan
keragaman
Rujukan : Buku Bacaan PMBA Kader Posyandu

Cakupan anak usia 0-59 bulan yang memiliki indeks berat badan menurut Panjang
badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dengan nilai z-
score<-3 SD atau LiLA<11,5 cm pada balita usia 0-59 bulan yang dirawat inap
maupun rawat jalan

Rujukan : Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Kementrian Kesehatan
tahun 2019

Cakupan balita usia 0-59 bulan yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun,
diukur panjang badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan
dipantau perkembangannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun .
Perlu ditinjau untuk kata " dalam satu tahun"
dan dipantau perkembangannya

Rujukan : Panduan Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu ( Untuk


Kader dan Petugas Posyandu) 2020

Cakupan balita usia 6 bulan sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan
indeks berat badan menurut Panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB) memiliki z-score dari - 3 SD sampai kurang dari-2 SD yang
mendapat tambahan asupan gizi selain makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan pabrikan maupun berbasis pangan lokal sesuai dengan Petunjuk Teknis
Pemberian Makanan Tambahan
Rujukan :
'-Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Kementrian Kesehatan tahun
2019
-Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita-Ibu Hamil-Anak Sekolah)
Kementrian Kesehatan 2017
Cakupan balita yang mendapat Imunisasi rutin lengkap meliputi: HB0, BCG, DPT- HB-
HIB/ Pentavalen 1-4, Polio tetes 1-4, PCV 1-3, Rotavirus vaccine* 1-3. Polio suntik
(IPV), dan Campak Rubela 1-2 sebelum anak berusia dua tahun sesuai jadwal

Usulan Cakupan anak usia 0-11 Bulan yang mendapatkan :1 HB0, 1 BCG, 3 DPT HB
HIB, 4 OPV atau Polio tetes, 1 IPV Polio Suntik, 1 Campak Rubela.

Rujukan: Permenkes No 12 Tahun 2017

Cakupan pelayanan penggunaan alat atau obat kontrasepsi modern sesudah


melahirkan sampai dengan 6 minggu/42 hari setelah melahirkan
Rujukan : Pedoman pelayanan Kontrasepsi & Keluarga Berencana tahun 2021

Jumlah keluarga miskin dan tidak mampu (Desil 1-4) sebagai peserta program
jaminan kesehatan yang dibayarkan pemerintah pusat dan daerah
Rujukan : PERMENSOS No 5 Tahun 2019 & PERPRES no 64 Tahun 2020

Persentase Keluarga Beresiko Stunting yang memperoleh pendampingan TPK


terhadap seluruh Keluarga Beresiko Stunting
Keluarga Berisiko Stunting adalah Keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor
risiko Stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon
pengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23(dua puluh tiga) bulan/anak usia 24 (dua
puluh empat)-59 (lima puluh sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin,
pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak
Rujukan : PBKKBN No 12 Tahun 2021

Pendampingan Keluarga Beresiko : Serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan,


fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberiaan bantuan sosial kepada keluarga
dan/atau keluarga beresiko stunting
Rujukan : Panduan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga dalam upaya percepatan
penurunan stunting ditingkat desa/kelurahan tahun 2021

Usulan : Keluarga sasaran yang memiliki faktor risiko untuk melahirkan anak
stunting, dengan keluarga sasaran terdiri dari: PUS, ibu hamil, keluarga dengan
anak 0-23 bulan, dan keluarga dengan anak 24-59 bulan, serta penapisan faktor
risiko yang mudah diamati dan memenuhi signifikansi dalam mempengaruhi
terjadinya stunting, yaitu sanitasi, akses air bersih, serta kondisi 4T (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak) dan kesertaan KB modern.
Rujukan :Sumber NOTA DINAS Deputi Adpin NOMOR 496/LP.02/G4/2023
Jumlah keluarga miskin memperoleh bantuan tunai melalui PKH (Program Keluarga
Harapan)
Rujukan : Inpres no 1 tahun 2013 lampiran no 46 & Tagging KL

Cakupan keluarga dengan balita, calon pengantin/PUS, remaja putri , ibu hamill
hingga pasca salin dan ibu menyusui yang mendapatkan pendampingan penyuluhan
(konseling) dari tim TPK
Rujukan :
- Panduan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga dalam upaya percepatan
penurunan stunting ditingkat desa/kelurahan tahun 2021
- PBKKBN No 12 Tahun 2021

Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan melalui program
sembako (Tunai & Non Tunai)
Rujukan : Permensos No 5 tahun 2021

Cakupan Desa/kelurahan yang setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar
sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit dan diikuti dengan
pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat.
Usulan : Kondisi ketika setiap KK dalam desa/kelurahan tidak lagi melakukan
perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit
melalui proses verifikasi
Rujukan : Permenkes No 3/2014 & Panduan pelaksanaan Pemicuan Desa PKGBM
untuk penurunkan stunting
- Cakupan rumah tangga dengan akses pada layanan air minum merujuk pada air
minum berasal dari sumber yang baik dan tersedia dengan waktu pengambilan tidak
lebih dari 30 menit pp termasuk waktu antrian
- Sumber air yang meningkat kualitasnya termasuk dari PAM, mata air, sumur bor,
sumur galian yang terlindung, penampungan air hujan, dan air kemasan

- Cakupan rumah tangga dengan sumber air minum utama berupa ledeng,
perpipaan, perpipaan eceran,kran halaman, hidran umum, air terlindungi,dan
penampungan air hujan termasuk air kemasan.Air terlindungi mencakup sumur
bor/pompa, sumur terlindungi,dan mata air terlindung.

USULAN:Cakupan rumah tangga dengan akses pada layanan air minum merujuk
pada air minum berasal dari sumber yang layak dan tersedia dengan waktu
pengambilan tidak lebih dari 30 menit pp termasuk waktu antrian.
Sumber air minum utama berupa ledeng, perpipaan, perpipaan eceran,kran
halaman, hidran umum, air terlindungi,dan penampungan air hujan termasuk air
kemasan.Air terlindungi mencakup sumur bor/pompa, sumur terlindungi,dan mata
air terlindung.

Rujukan :
Metadata SDGs Pilar Lingkungan edisi II
Permenkes no 492/2010
PP no 122/2015

-Cakupan rumah tangga dengan fasilitas sanitasi sendiri, dengan bangunan atas
dilengkapi kloset dengan leher angsa, dan bangunan bawahnya menggunakan tangki
septik yang disedot setidaknya sekali dalam 5 (lima) tahun terakhir dan diolah dalam
instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT), atau tersambung ke sistem pengolahan air
limbah domestik terpusat (SPALD-T).
(aman)

-Cakupan rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak sendiri dan
bersama.
Akses sanitasi layak sendiri :(i) apabila rumah tangga (di perkotaan atau di
perdesaan) menggunakan fasilitas sendiri, dimana bangunan atas dilengkapi kloset
dengan leher angsa dan bangunan bawahnya menggunakan tangki septik; (ii) untuk
di perdesaan, apabila rumah tangga menggunakan fasilitas sendiri, dimana
bangunanatas dilengkapi kloset dengan leher angsa dan bangunan bawahnya lubang
tanah
Akses Layak Bersama : (i) apabila rumah tangga (di perkotaan atau di perdesaan)
menggunakan fasilitas bersama dengan rumahtangga lain tertentu, dimana
bangunan atas dilengkapi kloset dengan leher angsa dan bangunan bawahnya
menggunakan tangki septik atau IPALD; (ii) khusus di perdesaan, apabila rumah
tangga menggunakan fasilitas bersama rumah tangga lain tertentu, dimana
bangunan atas dilengkapi kloset dengan leher angsa dan bangunan bawahnya
lubang tanah
Rujukan : Metadata SDGs Pilar Lingkungan Edisi II
Rapat koordinasi percepatan penurunan stunting yang dihadiri oleh pemerintah
pusat, provinsi dan kab/kota dan pemerintah desa dibuktikan dengan Nota
Kesepakatan (MoU) yang ditandatangani perwakilan Setwapres dan
Bupati/Walikota. Rapat koordinasi dapat berupa forum rembuk nasional dengan
agenda memilih kabupaten/Kota prioritas
Usulan: Rapat Koordinasi percepatan penurunan stunting dipimpin oleh perwakilan
kementrian sekretariat negara dihadiri oleh pemerintah pusat, provinsi, kab/kota
dan Pemerintah Desa.

Cakupan Provinisi yang meningkatkan alokasi anggaran APBD tagging tematik


stunting pada tahun berjalan dibandingkan dengan tahun sebelumnya

Pendamping PKH mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kesos di BBPPKS. Modul


pelatihan terdiri dari:
1. Modul Kesehatan dan Gizi
2. Modul Pengasukan dan Pendidikan Anak
3. Modul Perlindungan Anak
4. Modul Ekonomi
5. Modul Kesejahteraan Sosial
6. Modul Pencegahan dan Penanganan Stunting
Rujukan : pkh.kemensos.go.id
Diusulkan : mengukur capaian di modul 6. Modul Pencegahan dan Penurunan
Stunting
Cakupan catin yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi :

1. Bimbingan remaja usia nikah bertujuan untuk mendampingi remaja yang


memasuki usia nikah agar mereka memiliki self- awareness atau kesadaran akan
potensi diri, menghindarkan sex bebas sebelum menikah, pendewasaan usia nikah,
kesehatan
2. Bimbingan perkawinan calin pengantin bertujuan mendampingi para calon
pengantin yang akan memasuki gerbang rumah tangga yang baik, relasi sehat suami-
istri, menyiapkan generasi berkualitas
3. Konsultasi dan pendampingan keluarga bertujuan agar suami-istri memiliki
keterampilan mengelola dinamika rumah tangga yang baik, serta mempunyai
kemampuan menghindarkan keluarga dari KDRT, mampu mendidik anak agar
terhindar dari kenakalan remaja, dan penyalahgunaan zat psikotropika dan
kehamilan tidak diinginkan, serta mencegah terjadinya kawin anak.

Usulan Materi Bimbingan :


1. Membangun keluarga sakinah
2. Keterampilan dalam mengelola konflik
3. Pengelolaan Keuangan Keluarga
4. Kespro bagi Catin
5. Membangun generasi berkualitas

Pengembangan Ditargetkan di Juni


1. Penguatan dalam membangun keluarga sakinah ( 1. perspektif agama dan
kesehatan)
2. 1000 HPK

Jumlah provinisi dan kab/kota yang mengintegrasikan program dan kegiatan OPD
untuk meningkatkan cakupan layanan intervensi dan kegiatan untuk meningkatkan
integrasi intervensi oleh kabupaten/kota dan desa pada tahun berjalan dan/atau
satu tahun mendatang ( 29 layanan esensial)
Pendekatan rata-rata

Cakupan kab/kota yang memiliki kinerja tahunan yang baik dengan capaian semua
kegiatan selama satu tahun terakhir terhadap pelaksanaan program percepatan
penurunan Stunting mulai dari aksi 1 sampai aksi 7
Kriteria kinerja baik dalam penilaian kinerja merujuk pada Laporan 8 aksi
konvergensi Kemendagri
Cakupan jumlah desa yang memiliki kinerja tahunan yang baik dengan capaian
semua kegiatan selama satu tahun terakhir terhadap pelaksanaan program
percepatan penurunan Stunting merujuk pada konvergensi hasil pendataan score
card pembangunan manusia
Catatan: Kriteria Pemerintah desa sudah melaksanakan konvergensi 40 % > lebih
dan Alokasi dana desa ( 2022: 43720 desa/74.761 desa)- 57% kemungkinan di Mei
Permendes no 8 tahun 2022
Permendes no 20 tahun 2021 - satu data desa

Tersedianya publikasi data stunting melalui profil kesehatan Indonesia dan buku
saku SSGI

Terselenggaranya pelaksanaan monev stunting yang dilakukan oleh TPPS provinsi


secara terpadu dengan rekomendasi dukungan pengendalian mutu oleh Bappenas
sebagai bahan rekomendasi penguatan kapasitas monev provinsi (Kemendagri)
Usulan :Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terpadu percepatan penurunan
stunting

- Tersedianya sistem dana transfer kab/kota melalui dana DAK Fisik dan DAK
Non Fisik
mendukung Percepatan Penurunan Stunting

- Tersedianya sistem transfer dana desa untuk mendukung Percepatan


Penurunan Stunting

Tersedianya sistem pendataan dan informasi berbagai data dan informasi stunting
yang ada di K/L ke dalam Satu Data Indonesia (Satu Data Stunting) mencakup 1) data
sasaran; 2) program K/L; 3) alokasi anggaran; 4) realisasi; 5) capaian Perpres 72/2021

Tersedianya sistem skrining dan konseling bagi Calon Pengantin, ibu hamil, pasca
persalinan (0-59 bulan) sebagai upaya percepatan penurunan stunting.

Cakupan kab/kota yang menerima pendampingan melalui kegiatan analisis situasi,


rekomendasi kebijakan, KKN, dan MBKM tematik stunting, serta pendampingan oleh
Kemendikbudristek, BRIN, dan pemangku kepentingan lainnya.
Usulan : Kab/kota menerima pendampingan oleh perguruan tinggi melalui kegiatan
analisis situasi dan rekomendasi kebijakan/KKN Tematik Stunting/MBKM stunting
atau pendampingan lainnya melalui kerjasama perguruan tinggi dengan
BKKBN/Kemendikbudristek/BRIN, atau pemangku kepentingan lainnya.

Tersedianya platform berbagi pengetahuan melalui website cegahstunting.id


Sistem penghargaan kab/kota terbaik dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi
berdasarkan penilaian kinerja
yang dilakukan tiap tahunan

Tersedianya mekanisme insentif finansial daerah berupa dana insentif daerah (DID)
(layanan) berbasis kinerja dalam mendukung percepatan penurunan stunting

Rujukan : PMK 208/2022 terkait pengelolaan insentif fiskal

Tersedianya laporan tahunan evaluasi kinerja anggaran dan pembangunan (tahun


sebelumnya) terkait program penurunan stunting melalui belanja K/L

TUJUAN

Meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting

Meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting


Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku
untuk penurunan Stunting.

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga.


Mengembangkan sistem data dan informasi terpadu

Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi terpadu Percepatan


Penurunan Stunting.

Meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting

Meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting

Meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting

Meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting

Meningkatkan kapasitas pemerintah desa


Meningkatkan kapasitas pemerintah desa

Melaksanakan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang berkelanjutan

Melaksanakan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang berkelanjutan

Melaksanakan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang berkelanjutan

Melaksanakan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang berkelanjutan


Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku
untuk penurunan Stunting.

Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku


untuk penurunan Stunting.

Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku


untuk penurunan Stunting.

Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku


untuk penurunan Stunting.

Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku


untuk penurunan Stunting.

Melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku


untuk penurunan Stunting.
Melakukan penguatan peran organisasi keagamaan dalam komunikasi perubahan
perilaku untuk penurunan Shmting.

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah
Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah
Mengukur tingkat konsumsi ASI ekslusif untuk meningkatkan status gizi dan
kelangsungan hidup (survival) bayi

Mengukur tingkat konsumsi MPASI untuk pemenuhan gizi optimal dimasa 1.000
Hari Pertama Kehidupan Anak

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah

Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi
gizi di tingkat pusat dan daerah
Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga

Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga

Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga

Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga


Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga

Melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga

Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk
dalam keadaan bencana

Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk
dalam keadaan bencana

Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk
dalam keadaan bencana
Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk
dalam keadaan bencana

Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk
dalam keadaan bencana

Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk
dalam keadaan bencana

Meningkatkan kualitas fortifikasi pangan

Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi terpadu Percepatan


Penurunan Stunting.

Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi terpadu Percepatan


Penurunan Stunting.

Mengembangkan sistem data dan informasi terpadu


Melakukan penguatan sistem Pemantauan dan Evaluasi terpadu Percepatan
Penurunan Stunting.
SUMBER DATA SASARAN

-Eppgbm
-Satu Sehat

- Data pendaftaran pernikahan melalui KUA & Bimas


Diusulkan elsimil masuk kedalam klausul adm
pendaftaran pernikahan

- EPPGBM
- Satu Sehat

Komunikasi Data
Pendataan Keluarga (PK)

- EPPGBM
Diusulkan : Satu Sehat

- EPPGBM
Diusulkan : Satu Sehat

Pelita Kesmas

Diusulkan Satu Sehat

-EPPGBM
-EPPGBM
-EHDW

Pendataan Keluarga (PK)

BPJS

Pendataan Keluarga (PK)


Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

Pendataan Keluarga (PK)

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

Data Dasar STBM (usulan Kepala Puskesmas)


Data Proyeksi BPS
Usulan : Pendataan Keluarga

DATA PROYEKSI BPS


514 Kab/kota

Website aksi bangda

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial


- Data pendaftaran pernikahan melalui KUA & Bimas
Diusulkan elsimil masuk kedalam klausul adm
pendaftaran pernikahan

Website aksi bangda

Website aksi bangda


EHDW

Sistem Dana transfer Daerah


'-DAK Fisik ( Krisna)
-Penyaluran dan Penyerapan (OM SPAN)
-DAK Non Fisik (Aladin)

Sistem Dana transfer Desa


-Penyaluran dan Penyerapan (OM SPAN)

Apakah untuk Desa/kelurahan dapat dipilh desa saja


Website aksi bangda

Mekanisme penilaian kinerja pemerintah daerah melalui


PMK no 208/2022
Rincian Alokasi per daerah dapat dilihat pada Rincian
APBN (berlaku untuk 2023-2024)

- Krisna ( Sumber data tagging dan pagu alokasi)


- Sakti (pagu revisi)

DO

Cakupan kabupaten/kota yang telah memiliki regulasi


tentang kewenangan desa/kel terkait penurunan stunting

Cakupan pemerintah kabupaten/kota yang meningkatan


alokasi anggaran APBD untuk percepatan penurunan
stunting dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Cakupan kabupaten/kota yang memiliki minimal 20
tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan
dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan Stunting
bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan kabupaten/kota yang telah melaksanakan 8 aksi


konvergensi dengan kualitas implementasi yang sesuai
dengan Petunjuk Teknis 8 Aksi Kovergensi
Rujukan : Petunjuk teknis 8 Aksi Konvergensi Kementrian
Dalam Negeri

Cakupan kabupaten/kota yang ramah perempuan dan


layak anak dalam mendukung percepatan penurunan
stunting melalui pemenuhan Indikator penilaian dan
diwujudkan melalui RAD KLA Kab/Kota
Rujukan :Permen PPPA No 12 Thn 2022 ttg
Penyelenggaraan Kabupaten Kota Layak Anak (KLA)

Cakupan Kab/Kota yang Mengintervensi Keamanan


Pangan melalui program intervensi keamanan pangan
kepada pelaku usaha dan masyarakat dengan kriteria
minimal:
1) melaksanakan 1 program intervensi keamanan pangan
untuk masyarakat;
2) melaksanakan 1 program intervensi keamanan pangan
untuk pelaku usaha pangan siap saji dan pangan olahan;
3) melaksanakan 1 program intervensi keamanan pangan
untuk pangan segar.
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan Kab/kota dengan banyaknya kelahiran pada


perempuan kelompok umur 15-19 tahun pada paling
sedikit 18 pada suatu periode per 1.000 perempuan pada
kelompok umur yang sama pada pertengahan periode
Rujukan : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Cakupan kabupaten/kota yang menginput dan
memutakhirkan data Monitoring dan Evaluasi Surveilans
Gizi melalui EPPGBM
Usulan : Penginputan diatas 60%

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi percepatan


penurunan stunting di pemerintah daerah provinsi
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Jumlah rapat koordinasi/Rembuk Stunting tingkat


kabupaten/kota untuk menghasilkan usulan kesepakatan
rencana kegiatan (berdasar hasil analisis situasi) yang
terkonsolidasi di daerah serta sinergi peran desa dan
kecamatan dalam pelaksanaan percepatan pencegahan
stunting

Pelaksanaan rembuk stunting di tingkat kecamatan


Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan ketersediaan bidan desa bertempat tinggal dan


melayani masyarakat di desa. Merujuk ke lokasi desa yang
sesuai SK penugasan bidan desa.

Cakupan desa/kelurahan yang tidak memiliki kasus baru


stunting balita dalam 1 (satu) tahun pemantauan data
hasil bulan timbang

Cakupan pemerintah desa (kepala desa dan perangkat


desa) yang mendapatkan segala bentuk kegiatan
peningkatan kapasitas dari segi pendidikan, pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan tugas yang diemban
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa untuk
mendukung percepatan penurunan stunting.

Rujukan : UU no 6 Tahun 2014 dan


https://www.bppkpd.id/peningkatan-kapasitas-perangkat-
desa/
Cakupan Kader pembangunan manusia yang
mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Pelaksanaan kampanye dan komunikasi perubahan


perilaku yang berkelanjutan dengan indikator dengan 3
kanal/metode setiap bulan
Rujukan : SE no 400

Cakupan Keluarga yang setiap individu dalam keluarga


tersebut tidak buang air besar sembarangan yang
berpotensi menyebarkan penyakit dan diikuti dengan
pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban
sehat
Rujukan : Permenkes No 3/2014 & Panduan pelaksanaan
Pemicuan Desa PKGBM untuk penurunkan stunting

Cakupan keluarga yang mempraktikkan perilaku yang


menciptakan rumah tangga ber PHBS yang mencakup
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi
ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga,
menggunakan jamban sehat (STOP BABS), pengelolaan
limbah cair rumah tangga, membuang sampah di tempat
sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak
merokok didalam rumah
Rujukan :
'-PERMENKES No 2269/MENKES/PER/XI/2011 :PEDOMAN
UMUM PHBS KEMENTRIAN KESEHATAN 2011
-Modul PHBS Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga
Kemenkes

Cakupan balita yang mendapat Imunisasi rutin lengkap


meliputi: HB0, BCG, DPT- HB-HIB/ Pentavalen 1-4, Polio
tetes 1-4, PCV 1-3, Rotavirus vaccine* 1-3. Polio suntik
(IPV), dan Campak Rubela 1-2 sebelum anak berusia dua
tahun sesuai jadwal
Rujukan: Permenkes No 12 Tahun 2017
Petunjuk Teknis Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
Tahun 2022
Cakupan desa/kelurahan yang memiliki guru Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) terlatih pengasuhan stimulasi
penanganan Stunting sebagai hasil pendidikan dan
pelatihan di kabupaten/kota
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang


mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik
Integratif (PAUD HI)
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan penguatan kapasitas posyandu dalam


komunikasi perubahan perilaku untuk penurunan stunting
Usulan : Menambahkan kategori kepemilikan alat antro
terstandar
Diskusi ke Promkes

Cakupan desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina


Keluarga Balita (BKB) tentang pengasuhan 1.O00 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
Modul BKB HI ( Holistik terintegrasi)
Modul BKB emas (Khusus 1000 HPK)

Cakupan Kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM)


Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengikuti
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
dengan modul kesehatan dan gizi terhadap keluarga
penerima PKH- Modul mengikuti Dinsos namun belum
ditetapkan kriteria modul 1-6
Rujukan: SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan


Bina Keluarga Remaja (BKR) yang melaksanakan edukasi
kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
Jumlah pelaksanaan forum komunikasi perubahan
perilaku dalam penurunan stunting lintas agama
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan desa/kelurahan yang mengintegrasikan program


dan kegiatan percepatan penurunan stunting dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan
(RPJMDes, RKPDes, APBDes,RKA Desa)
Rujukan: SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi dana


desa/kelurahan untuk intervensi spesifik dan sensitif
dalam penurunan stunting
Rujukan: SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan desa/kelurahan yang melakukan konvergensi


dalam perencanaan dan penganggaran, serta pelaksanaan
kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas
intervensi gizi bagi sasaran keluarga berisiko stunting
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
Cakupan desa/kelurahan yang menempatkan masyarakat
sebagai pengambil keputusan dan penanggung jawab
jawab dalam rangka menciptakan/men ingkatkan
kapasitas masyarakat untuk memecahkan berbagai
persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian, kesejahteraan, serta menjamin
keberlanjutannya sehingga seluruh masyarakat memenuhi
kondisi berikut:
(i) tidak buang air
besar sembarangan;
(ii) mencuci tangan pakai sabun;
(iii) mengelola air minum dan makanan yang aman;
(iv) mengelola sampah dengan aman; dan
(v) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
RUJUKAN : MANLAKNIS TBM 2012 KEMENKES

Cakupan calon pengantin /calon ibu yang mengonsumsi


tablet tambah darah (TTD) sekurangnya mengandung 60
mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan
oleh pemerintah atau TTD lainnya dengan kandungan
yang sesuai dengan standar WHO setiap minggu minimal 1
bulan sebelum merencanakan pernikahan dan paling tidak
sampai akhir trimester pertama (12 minggu kehamilan)
yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Rujukan : Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
anemia pada remaja putri dan WUS Kemenkes 2016

Cakupan Ibu hamil dengan risiko kurang energi kronik


(KEK) yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas
(LiLA) kurang dari 23,5 cm yang mendapatkan asupan gizi
(baik pabrikan maupun berbasis pangan lokal) sesuai
dengan petunjuk teknis pemberian PMT bagi ibu hamil
Rujukan : Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan
(Balita-Ibu Hamil-Anak Sekolah) Kemenkes 2017

Cakupan Ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah


darah (TTD) sekurangnya mengandung 60 mg besi
elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh
pemerintah atau TTD lainnya dengan kandungan yang
sesuai dengan standar WHO selama masa kehamilan,
minimal 90 tablet di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
yang sama
Rujukan : Pedoman Penata Laksanaan Tablet Tambah
Darah
Cakupan bayi usia dibawah 5 bulan- 29 hari yang
mendapatkan ASI eksklusif (ASI saja tanpa makanan atau
cairan lain kecuali obat dan vitamin, mineral berdasarkan
recall 24 jam terakhir) terhadap seluruh bayi dibawah 6
bulan.
Rujukan : Panduan Indikator Program Gizi KIA 2023

Cakupan anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan


makanan sesuai dengan pedoman PMBA (Pemberian
Makan Bayi dan Anak) baik dari usia,jenis, frekuensi,
tekstur, dan keragaman
Rujukan : Buku Bacaan PMBA Kader Posyandu

Cakupan anak usia 0-59 bulan yang memiliki indeks berat


badan menurut Panjang badan (BB/PB) atau berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) dengan nilai z- score<-3 SD
atau LiLA<11,5 cm pada balita usia 0-59 bulan yang
dirawat inap maupun rawat jalan

Rujukan : Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi


Buruk Kementrian Kesehatan tahun 2019

Cakupan balita usia 6 bulan sampai 59 bulan dengan


kategori status gizi berdasarkan indeks berat badan
menurut Panjang badan (BB/PB) atau berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) memiliki z-score dari - 3 SD
sampai kurang dari-2 SD yang mendapat tambahan
asupan gizi selain makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan pabrikan maupun berbasis pangan lokal sesuai
dengan Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan
Rujukan :
'-Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk
Kementrian Kesehatan tahun 2019
-Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita-
Ibu Hamil-Anak Sekolah) Kementrian Kesehatan 2017
Persentase Keluarga Beresiko Stunting yang memperoleh
pendampingan terhadap seluruh Keluarga Beresiko
Stunting
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
PBKKBN NO 12/2021

Usulan : Usulan : Keluarga sasaran yang memiliki faktor


risiko untuk melahirkan anak stunting, dengan keluarga
sasaran terdiri dari: PUS, ibu hamil, keluarga dengan
anak 0-23 bulan, dan keluarga dengan anak 24-59 bulan,
serta penapisan faktor risiko yang mudah diamati dan
memenuhi signifikansi dalam mempengaruhi terjadinya
stunting, yaitu sanitasi, akses air bersih, serta kondisi 4T
(terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak)
dan kesertaan KB modern.
Rujukan :Sumber NOTA DINAS Deputi Adpin NOMOR
496/LP.02/G4/2023

Persentase calon Pengantin yang menerima


pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi
sejak 3 bulan pra nikah terhadap seluruh calon PUS

Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri


Framework pendampingan dalam buku panduan
1. Usia (Lk & pr)
2. Lila (pr)
3. Indeks masa tubuh (pr)
4. Anemia (pr)
5. Kebiasaan merokok (lk & pr)
Modul akan di share

Cakupan remaja putri berusia 10-19 tahun yang


menerima layanan pemeriksaan status anemia
(hemoglobin) terhadap seluruh remaja putri
Usulan : Cakupan remaja putri kelas SMP atau sederajat
(kelas 7) atau SMA sederajat (Kelas 10) yang dilakukan
pemeriksaan status anemia (hemoglobin) terhadap
seluruh seluruh remaja putri

Terlaksananya pencatatan dan pengumpulan data


keluarga berisiko stunting melalui pendataan Keluarga
dan pemutakhirannya

Rujukan: SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri


Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pasca
Persalinan terhadap seluruh Persalinan
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ingin


mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB
Usulan :Persentase wanita kawin 15-49 tahun (pasangan
usia subur) yang ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya atau tidak ingin mempunyai anak lagi tetapi
tidak menggunakan alat/cara kontrasepsi
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan


manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan
asupan gizi terhadap keluarga berisiko stunting
Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
Juknis P2L Tahun 2020

Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan


promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
terhadap keluarga berisiko stunting
Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu


hamil, ibu menyusui, dan anak berusia di bawah dua
tahun (baduta) yang menerima variasi bantuan pangan
selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, vitamin dan mineral, dan/atau Makanan
Pendamping Air Susu Ibu/MP-ASI) terhadap keluarga
penerima manfaat
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status
miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang
menerima bantuan tunai bersyarat terhadap jumlah PUS
dengan status miskin
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Persentase PUS miskin dan penyandang masalah sosial


yang menerima BPNT terhadap jumlah PUS miskin dan
penyandang masalah sosial
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan


orang tidak mampu yang menjadi Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Jaminan Kesehatan terhadap PUS dengan status
miskin
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan pelaku usaha pangan fortifikasi yang


menindaklanjuti rekomendasi dari Pemda terhadap
keseluruhan pelaku usaha pangan fortifikasi yang
menerima rekomendasi dari Pemda
Rujukan : SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi percepatan


penurunan stunting di pemerintah daerah kabupaten/kota
Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Cakupan audit anak berusia di bawah dua tahun (baduta)


stunting
Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri

Tersedia laporan hasil surveilans keluarga berisiko


Stunting berbasis Sistem Informasi Keluarga (SIGA)
Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi percepatan
penurunan stunting di pemerintah daerah kabupaten/kota
Rujukan :SE 400.5/8476/SJ Kementrian Dalam Negeri
METODE PERHITUNGAN

S Rematri siswi SMP dan SMA sederajat yang mengkonsumsi TTD


S Total remaja putri

S Calon PUS memperoleh pemeriksaan kesehatan pelayanan nikah


S Total Calon PUS N1 dan N2 Kelurahan

S Ibu hamil KEK mendapatkan tambahan asupan gizi diluar makanan utama dalam bentuk
tambahan makanan pabrikan maupun pangan lokal
S Total Ibu Hamil yang diukur

S Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa
kehamilan
S Total Ibu Hamil
S Pasangan usia subur (wanita kawin) status hamil dengan keinginan kehamilan
nanti/kemudian atau tidak ingin anak lagi
S Total kehamilan

S Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif


S Bayi usia dibawah 5 bulan- 29 hari

S Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sesuai
dengan pedoman PMBA
S A usia 6-23 bulan

S Gizi buruk pada bayi 0-59 bulan yang mendapat tata laksana (rawat inap & rawat jalan)
S Balita Gizi Buruk usia 0-59 bulan

S Jumlah balita usia 0-59 bulan yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur
panjang badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau
perkembangannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun.
S Total usia 0-59 bulan

S Anak usia 6-59 bulan gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi
S Anak usia 6-59 bulan gizi kurang
S Balita yang mendapat Imunisasi dasar lengkap
S Anak usia 0-11 bulan

S Pelayanan KB Pasca persalinan


S Jumlah Persalinan

S Keluarga miskin dan tidak mampu (Desil 1-4) dengan iuran JKN dibayarkan oleh pemerintah
pusat dan daerah

S Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan oleh TPK


S Keluarga beresiko
S Keluarga miskin memperoleh bantuan tunai melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

S Keluarga dengan balita, calon pengantin/PUS, remaja putri , ibu hamil hingga pasca salin
dan ibu menyusui yang mendapatkan pendampingan konseling dari tim TPK
S Keluarga dengan balita, calon pengantin/PUS, remaja putri , ibu hamil hingga pasca salin
dan ibu menyusui

S Keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan

S Desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free
(ODF)
S Total desa/kelurahan
S Rumah tangga dengan akses air minum layak
S Total rumah tangga

S Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak +AMAN
S Total rumah tangga
S Rapat koordinasi tahunan yang dihadiri pimpinan tinggi di pusat, provinisi dan kab/kota

S Provinisi yang meningkatkan alokasi anggaran APBD tagging tematik stunting (daerah)
S Total provinsi (daerah)

S Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang terlatih modul kesehatan dan gizi
S Total Pendamping PKH ( 35.840 orang april)
S Pasangan calon pengantin yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi
pencegahan Stunting
S Total Calon PUS N1 dan N2 Kelurahan

S Jumlah provinisi & Kab/Kota yang mengintegrasikan program dan kegiatan OPD untuk
meningkatkan cakupan layanan intervensi dan kegiatan untuk meningkatkan integrasi
intervensi oleh kabupaten/kota dan desa pada tahun berjalan dan/atau satu tahun
mendatang
S Total provinsi & Kab/Kota

S Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi


Percepatan Penurunan Stunting
S Total kab/kota
S Pemerintah Daerah desa yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi Percepatan
Penurunan Stunting
S Total desa

Jumlah Publikasi data stunting melalui profil kesehatan Indonesia dan buku saku SSGI

Jumlah laporan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi terpadu percepatan penurunan
stunting

Tersedianya sistem transfer dana transfer dana daerah kab/kota dan desa yang mendukung
percepatan penurunan stunting

Jumlah sistem informasi yang memaparkan data dan informasi terpadu untuk percepatan
penurunan stunting

Jumlah sistem skrining dan konseling bagi Calon Pengantin, ibu hamil, pasca persalinan (0-59
bulan)

S Kab/Kota yang menerima pendampingan Percepatan Penurunan Stunting melalui Tri


Dharma Perguruan Tinggi
S Total kab/kota

Layanan cegahstunting.id yang tersedia


Jumlah sistem penghargaan dan metode penilaian kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi
yang tersusun

Tersedia nya mekanisme insentif finansial daerah berupa dana insentif daerah (DID) (layanan)
berbasis kinerja dalam mendukung percepatan penurunan stunting

Jumlah laporan tahunan evaluasi kinerja anggaran dan pembangunan (tahun sebelumnya)
program penurunan stunting melalui belanja K/L

PROSES

2 13 04 2.01 02 Fasilitasi Penyusunan Produk Hukum Desa


4 01 02 2.03 01 Fasilitasi Penyusunan Produk Hukum Daerah

5 02 02 1.02 05 Asistensi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota


5 02 02 1.06 01 Inventarisasi dan Analisis Data Bidang Keuangan Daerah
5 01 02 1.03 04 Fasilitasi/ Evaluasi Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten/Kota

5 01 03 1.01 08 Koordinasi Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi Perencanaan


PembangunanDaerah Bidang Pembangunan Manusia

5 01 03 1.01 07 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen


PerencanaanPembangunan Perangkat Daerah Bidang Pembangunan Manusia

2 09 05 2.01 03 Registrasi keamanan pangan segar asal tumbuhan daerah kabupaten/kota


2.09.05.2.01.04 Rekomendasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Daerah
Kabupaten/Kota
3.25.06.2.02.01 Pelaksanaan bimbingan dan penerapan persyaratan atau standar pada usaha
pengolahan dan pemasaran skala mikro dan kecil
1 02 05.2.01.01 Peningkatan upaya promosi kesehatan, advokasi, kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat
1.02.04.2.05.01 Pengendalian dan pengawasan sertia tindaklanjut penerbitan stiker
pembinaan pada makanan jajanan dan sentra makanan jajanan
2.17.07.2.01.04 Pemberdayaan kelembagaan potensi dan pengembangan Usaha Mikro

2 14 04 2.01 05 Pembinaan Peningkatan Akses Keluarga dan Remaja


2 14 04 1.01 04 Sosialisasi dan Pembinaan Remaja tentang Generasi Berencana
2.14.04.2.01.01 Pementukan Kelompok Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (Bina
Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKT), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-
R), Bina Keluarga Lansia (BKL), Unit Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga)
1 02 02 2.02 20 Pengelolaan Surveilans Kesehatan
1 02 02 2.02 15 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat

5 01 02 1.03 03 Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Berkala Pelaksanaan


Pembangunan Daerah

X XX 01 2.06 09 Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi SKPD

1 02 03 2.02 02 Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Sesuai Standar

2 13 04 2.01 18 Fasilitasi Evaluasi Perkembangan Desa serta serta Lomba Desa dan Kelurahan
7 01 06 2.01 17 Koordinasi Pendampingan Desa di Wilayahnya

2 13 04 2.01 05 Pembinaan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa


2 13 05 2.01 03 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Lembaga Kemasyarakatan Desa/
Kelurahan (RT, RW, PKK, Posyandu, LPM, dan Karang Taruna), Lembaga Adat Desa/Kelurahan
dan Masyarakat Hukum Adat
7 01 03 2.02 03 Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan
7 01 03 2.03 02 Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan

2 16 02 2.01 06 Pelayanan Informasi Publik

1 02 05 2.02 01 Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat

1 02 05 2.02 01 Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat

1 02 02 2.02 04 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita (satuan sudah sejalan )


1 01 02 2.03 15 Penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bagi Satuan PAUD
1 01 02 2 03 27 Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Bidang Pendidikan

1 01 02 2.03 17 Pembinaan Kelembagaan dan Manajemen PAUD

1 02 05 2.03 01 Bimbingan Teknis dan Supervisi Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya


Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

2 14 04 2.01 03 Orientasi dan Pelatihan Teknis Pengelola Ketahanan dan Kesejahteraan


Keluarga (BKB,BKR, BKL, PPPKS, PIK-R dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga/UPPKS)

1 06 05 2.02 03 Fasilitasi Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga (Keluarga)

2 14 04 2.01 08 Promosi dan Sosialisasi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan


Keluarga (Menjadi Orang Tua Hebat, Generasi Berencana, Kelanjutusiaan serta Pengelolaan
Keuangan Keluarga)
7 01 04 2.01 02 Harmonisasi Hubungan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

5 01 02 1.01 02 Koordinasi Penelaahan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dengan


Dokumen Kebijakan Lainnya

2 13 04 2.01 04 Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa


7 01 06 2.01 03 Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Pendayagunaan Aset Desa

2 13 04 2.01 04 Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa


7 01 06 2.01 03 Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Pendayagunaan Aset Desa
7 01 06 2.01 09 Fasilitasi Sinkronisasi PerencanaanPembangunan Daerah dengan
Pembangunan Desa
1 02 02 2.02 17 Pengelolaan
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan

1 02 02 2.02 15 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat

001-Ibu Hamil KEK yang mendapat makanan tambahan dari Buffer Stock

508-Paket Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak
1 02 02 2.02 04 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita

1 02 02 2.02 04 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita


S Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan oleh TPK
S Keluarga beresiko

1 02 02 2.02 06 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif (orang)


2 14 04 2.01 08 Promosi dan Sosialisasi Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga (Menjadi Orang Tua Hebat, Generasi Berencana, Kelanjutusiaan serta Pengelolaan
Keuangan Keluarga) (orang)

1 02 02 2.02 15 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat

2 14 02 2.02 12 Pencatatan dan Pengumpulan Data Keluarga


2 14 03 2.03 08 Pembinaan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di
Fasilitas Kesehatan Termasuk Jaringan dan Jejaringnya
1 02 02 2.02 03 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
1 02 02 2.02 04 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita

2 14 03 2.02 03 Penguatan Pelaksanaan Penyuluhan, Penggerakan, Pelayanan dan


Pengembangan Program KKBPK untuk Petugas Keluarga Berencana/Penyuluh Lapangan
Keluarga Berencana(PKB/PLKB)

3 27 07 2.01 02 Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Petani di Kecamatan dan Desa


1 02 05 2.02 02 Penumbuhan Kesadaran Keluarga dalam Peningkatan Derajat Kesehatan
Keluarga dan Lingkungan dengan Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2 09 03 2.01 07 Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga

1 02 05 2.01 01 Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan


Pemberdayaan Masyarakat
2 14 02 2.02 11 Penyediaan Data dan Informasi Keluarga
1 02 02 2.02 18 Pengelolaan Pelayanan Promosi Kesehatan
1 02 05 2.02 01 Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat

1 06 05 2.02 03 Fasilitasi Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga


1 06 05 2.02 03 Fasilitasi Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga

1 06 05 2.02 03 Fasilitasi Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga

1 06 05 2.02 03 Fasilitasi Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga

3.25.06.2.02.01 Pelaksanaan bimbingan dan penerapan persyaratan atau standar pada usaha
pengolahan dan pemasaran skala mikro dan kecil

5 01 03 2.01 03 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen Perencanaan


Pembangunan Perangkat Daerah Bidang Pemerintahan

1 02 02 2.02 20 Pengelolaan Surveilans Kesehatan

2 14 02 2.02 11 Penyediaan Data dan Informasi Keluarga


5 01 03 2.01 03 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pembangunan Perangkat Daerah Bidang Pemerintahan
NUMERATOR DENOM TARGET

Jumlah total remaja


Jumlah rematri siswi SMP dan SMA putri 9 diusulkan
58%
sederajat yang mengkonsumsi menggunakan
rentang umur

Jumlah Calon PUS memperoleh Total Calon PUS N1


90%
pemeriksaan kesehatan pelayanan nikah dan N2 Kelurahan

Jumlah Ibu hamil KEK mendapatkan


tambahan asupan gizi diluar makanan Total Ibu Hamil yang
90%
utama dalam bentuk tambahan makanan diukur
pabrikan maupun pangan lokal

Jumlah Ibu hamil mengkonsumsi Tablet


Jumlah total Ibu
Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet 80%
Hamil
selama masa kehamilan
Jumlah Kehamilan tidak diinginkan Jumlah kehamilan 15.5%

Jumlah Bayi usia kurang dari 6 bulan yang Jumlah Bayi Usia
80%
mendapatkan ASI Eksklusif Kurang dari 6 Bulan

Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mendapat


Jumlah anka usia 6-23
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) 80%
bulan
sesuai dengan pedoman PMBA

Gizi buruk pada bayi 0-59 bulan yang Balita Gizi Buruk usia
mendapat tata laksana (rawat inap & rawat 90%
0-59 bulan
jalan)

Jumlah balita usia 0-59 bulan yang


ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu
tahun, diukur panjang badan atau tinggi Jumlah anak usia 0-
90%
badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun 59 bulan
dan dipantau perkembangannya sedikitnya
2 kali dalam satu tahun.

Jumlah anak usia 6-59 bulan gizi kurang Jumlah anak usia 6-59 90%
yang mendapat tambahan asupan gizi bulan
Jumlah balita yang mendapat Imunisasi Jumlah anak usia 0-11
90%
dasar lengkap bulan

Jumlah pelayanan KB Pasca persalinan Jumlah Persalinan 70%

Jumlah keluarga miskin dan tidak mampu


(Desil 1-4) dengan iuran JKN dibayarkan - 112,9 juta
oleh pemerintah pusat dan daerah

Jumlah keluarga berisiko stunting yang Jumlah keluarga


90%
memperoleh pendampingan beresiko
Jumlah keluarga miskin memperoleh
bantuan tunai melalui PKH (Program - 10 juta
Keluarga Harapan)

Jumlah keluarga
Jumlah keluarga dengan balita, calon dengan balita, calon
pengantin/PUS, remaja putri , ibu hamil pengantin/PUS,
hingga pasca salin dan ibu menyusui yang remaja putri , ibu 70%
mendapatkan pendampingan konseling dari hamil hingga pasca
tim TPK salin dan ibu
menyusui

Jumlah keluarga miskin dan rentan yang 15,6 juta


-
menerima bantuan sosial pangan 18.8 juta

desa/kelurahan stop Buang Air Besar Jumlah total


Sembarangan (BABS) atau Open Defecation 90%
desa/kelurahan
Free (ODF)
Jumlah rumah tangga dengan akses air Jumlah total rumah 100%
minum layak tangga

Rumah tangga yang mendapatkan akses Jumlah total rumah


100%
sanitasi (air limbah domestik) layak+AMAN tangga
Jumlah rapat koordinasi tahunan yang
dihadiri pimpinan tinggi di pusat, provinisi - Min 1x per tahun
dan kab/kota (Laporan)

Jumlah Provinisi yang meningkatkan alokasi


Jumlah total provinsi 100%
anggaran APBD tagging tematik stunting

Jumlah pendamping PKH mengikuti Seluruh Pendamping


pelatihan secara kumulatif hingga tahun Total Pendamping PKH ( 21.781/35.840)
berjalan PKH khusus untuk modul
stunting
Jumlah pasangan calon pengantin yang
Total Calon PUS N1
mendapatkan bimbingan perkawinan 90%
dan N2 Kelurahan
dengan materi pencegahan Stunting

Jumlah provinisi & Kab/Kota yang


mengintegrasikan program dan kegiatan
OPD untuk meningkatkan cakupan layanan
Seluruh Provinsi dan
intervensi dan kegiatan untuk Total provinsi & Kab/K kab/kota ( 514+34 )
meningkatkan integrasi intervensi oleh
kabupaten/kota dan desa pada tahun
berjalan dan/atau satu tahun mendatang

Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang


memiliki kinerja baik dalam konvergensi Total kab/kota 90%
Percepatan Penurunan Stunting
Pemerintah Daerah desa yang memiliki
kinerja baik dalam konvergensi Percepatan Total desa 90%
Penurunan Stunting

Jumlah Publikasi data stunting melalui profil


- Min 1xper tahun
kesehatan Indonesia dan buku saku SSGI

Jumlah laporan hasil pelaksanaan


monitoring dan evaluasi terpadu - Min 2xper tahun
percepatan penurunan stunting

Tersedianya sistem transfer dana transfer


dana daerah kab/kota dan desa yang - Min 1xper tahun
mendukung percepatan penurunan stunting

1 pada tahun 2021

Jumlah sistem skrining dan konseling bagi


Calon Pengantin, ibu hamil, pasca 1 pada tahun 2021
persalinan (0-59 bulan)

100%

1 pada tahun 2020


Jumlah sistem penghargaan dan metode
penilaian kinerja pelaksanaan 8 aksi 1 pada tahun 2021
konvergensi yang tersusun

Jumlah mekanisme insentif finansial daerah


yang tersedia berupa dana insentif daerah
- 1 pada tahun 2021
(DID) (layanan) berbasis kinerja dalam
mendukung percepatan penurunan stunting

Jumlah laporan evaluasi kinerja anggaran


dan pembangunan tahun sebelumnya
program penurunan stunting melalui - 1xper tahun
belanja K/L

METODE PERHITUNGAN NUMERATOR DENOM

Jumlah
kabupaten/kota yang
S kabupaten/kota yang telah memiliki telah memiliki
regulasi tentang kewenangan desa/kel regulasi tentang
terkait penurunan stunting kewenangan desa/kel
terkait penurunan
stunting

Jumlah Pemerintah
daerah yang
S Pemerintah daerah yang meningkatan meningkatan alokasi
alokasi anggaran APBD untuk percepatan anggaran APBD untuk Total kabupaten/kota
penurunan stunting dibandingkan dengan percepatan
tahun sebelumnya penurunan stunting
S Total Kab/Kota dibandingkan dengan
tahun sebelumnya
Jumlah
Kabupaten/kota yang
memiliki minimal 20
tenaga pelatih
S Kabupaten/kota yang memiliki minimal 20
berjenjang tingkat
tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar
dasar serta
serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan Total Kab/Kota
pendidikan dan
stimulasi penanganan Stunting bagi guru
pelatihan pengasuhan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
stimulasi penanganan
S Total Kab/Kota Stunting bagi guru
Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)

Jumlah
S Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan kabupaten/Kota yang
Total Kabupaten/kota
8 aksi konvergensi telah melaksanakan 8
S Total Kabupaten/kota aksi konvergensi

Jumlah
S Kabupaten/kota yang ramah perempuan Kabupaten/kota yang Total
dan layak anak ramah perempuan Kabupaten/Kota
S Total Kabupaten/Kota dan layak anak

Jumlah
S Kabupaten/kota yang mengintervensi Kabupaten/kota yang Total Kab/Kota
keamanan pangan mengintervensi
S Total Kab/Kota keamanan pangan

Jumlah
kabupaten/kota
S kabupaten/kota dengan Age Specific
Fertility Rate/ASFR (15-19) paling sedikit 18 dengan Age Specific Total kab/kota
Fertility Rate/ASFR
per 1O00
(15-19) paling sedikit
S Total kab/kota 18 per 1O00
Kabupaten/kota yang
menginput dan
S Kabupaten/kota yang menginput dan
memutakhirkan data
memutakhirkan data Monitoring dan Total Kabupaten/Kota
Monitoring dan
Evaluasi Surveilans Gizi melalui EPPGBM
Evaluasi Surveilans
S Total Kabupaten/Kota Gizi melalui EPPGBM

Jumlah laporan
S Laporan Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan
Percepatan Penurunan Stunting TPPS Evaluasi Percepatan
Provinsi Penurunan Stunting
TPPS Provinsi

Jumlah rapat
S Rapat koordinasi/Rembuk Stunting kordinasi/Rembuk
-
tingkat kabupaten/kota Stunting tingkat
kabupaten/kota

S Bidan Desa Jumlah Bidan desa Total desa/kel


S Total Desa/kelurahan

Desa/kelurahan bebas
S Desa/kelurahan bebas stunting Total desa/kel
stunting
S Total Desa/kelurahan

Jumlah Pemerintah
desa yang
S Pemerintah desa yang mendapatkan mendapatkan
peningkatan kapasitas dalam penanganan peningkatan kapasitas Total Pemerintah Desa
Percepatan Penurunan stunting dalam penanganan
S Total Pemerintah Desa Percepatan
Penurunan stunting
Jumlah kanal/metode
Kampanye nasional kampanye nasional
S Kampanye nasional pencegahan stunting pencegahan stunting pencegahan stunting
setiap bulan

Jumlah Keluarga stop


S Jumlah Keluarga stop Buang Air Besar Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Sembarangan (BABS) Jumlah total Keluarga
Free (ODF) atau Open Defecation
S Jumlah total Keluarga Free (ODF)

Jumlah keluarga yang


S Jumlah keluarga yang melaksanakan melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih Jumlah total Keluarga
S Jumlah total Keluarga dan Sehat (PHBS)

Jumlahbalita yang
S Jumlahbalita yang mendapat Imunisasi Jumlah anak usia 0-59
dasar lengkap mendapat Imunisasi bulan
dasar lengkap
S Jumlah anak usia 0-59 bulan
Desa/kelurahan yang
S Desa/kelurahan yang memiliki Guru PAUD memiliki Guru PAUD
terlatih terlatih pengasuhan stimulasi terlatih terlatih Total Desa/Kelurahan
penanganan Stunting pengasuhan stimulasi
S Total Desa/Kelurahan penanganan Stunting

Jumlah Lembaga
Pendidikan Anak Usia
S Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Dini (PAUD) yang
Total Lembaga PAUD
(PAUD) yang mengembangkan Pendidikan mengembangkan
terdaftar
Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) Pendidikan Anak Usia
S Total Lembaga PAUD terdaftar Dini Holistik Integratif
(PAUD HI)

Posyandu yang telah


dilakukan penguatan
S Posyandu yang telah dilakukan penguatan kapasitas dalam
kapasitas dalam komunikasi perubahan komunikasi Total Posyandu
perilaku untuk penurunan stunting perubahan perilaku
S Total Posyandu untuk penurunan
stunting

Desa/kelurahan yang
S Desa/kelurahan yang melaksanakan kelas melaksanakan kelas
Bina Keluarga Balita (BKB) tentang Bina Keluarga Balita
(BKB) tentang Total Desa/Kelurahan
pengasuhan 1O00 Hari Pertama Kehidupan
pengasuhan 1O00
(HPK) Hari Pertama
S Total Desa/Kelurahan Kehidupan (HPK)

Keluarga Penerima
Manfaat PKH yang
S Keluarga Penerima Manfaat PKH yang Total Keluarga
mengikuti P2K2
mengikuti P2K2 dengan modul kesehatan Penerima Manfaat
dan Gizi keluarga dengan modul PKH
kesehatan dan Gizi
S Total Keluarga Penerima Manfaat PKH keluarga

Pusat Informasi dan


Konseling (PIK)
S Pusat Informasi dan Konseling (PIK)
Remaja dan Bina Total Pusat Informasi
Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR)
Keluarga Remaja dan Konseling (PIK)
yang melaksanakan edukasi kesehatan
(BKR) yang Remaja dan Bina
reproduksi dan gizi bagi remaja
melaksanakan Keluarga Remaja (BKR)
S Total Pusat Informasi dan Konseling (PIK) edukasi kesehatan yang teregistrasi
Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) reproduksi dan gizi
yang teregistrasi bagi remaja
Jumlah komunikasi
S Forum komunikasi perubahan perilaku perubahan perilaku
dalam penurunan stunting lintas agama dalam penurunan
stunting lintas agama

Jumlah
Desa/Kelurahan
urahan ngintegrasikan
S Desa/Kelurahan urahan ngintegrasikan program dan kegiatan
program dan kegiatan percepatan percepatan
penurunan stunting dalam dokumen penurunan stunting
Total Desa/Kelurahan
perencanaan dan penganggaran dalam dokumen
desa/kelurahan (RPJMDes, RKPDes, perencanaan dan
APBDes,RKA Desa) penganggaran
S Total Desa/Kelurahan desa/kelurahan
(RPJMDes, RKPDes,
APBDes,RKA Desa)

Jumlah
Desa/Kelurahan yang
S Desa/Kelurahan yang meningkatkan meningkatkan alokasi
alokasi dana desa/kelurahan untuk dana desa/kelurahan Total Desa/Kelurahan
intervensi spesifik dan sensitif dalam untuk intervensi
penurunan stunting spesifik dan sensitif
S Total Desa/Kelurahan dalam penurunan
stunting

Jumlah
desa/kelurahan yang
melakukan
S Desa/kelurahan yang melakukan konvergensi dalam
konvergensi dalam perencanaan dan perencanaan dan
penganggaran serta pelaksanaan kegiatan penganggaran serta
Total desa/kelurahan
untuk meningkatkan jenis,cakupan dan pelaksanaan kegiatan
kualitas intervensi gizi bagi sasaran keluarga untuk meningkatkan
beresiko stunting jenis,cakupan dan
S Total desa/kelurahan kualitas intervensi gizi
bagi sasaran keluarga
beresiko stunting
Jumlah
Desa/kelurahan yang
S Desa/kelurahan yang melaksanakan
melaksanakan Total Desa/Kelurahan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Sanitasi Total Berbasis
S Total Desa/Kelurahan Masyarakat (STBM)

Calon pengantin
S Calon pengantin /calon ibu yang /calon ibu yang
menerima Tablet Tambah Darah (TTD) menerima Tablet Total Catin
S Total Catin Tambah Darah (TTD)

Jumlah Ibu hamil KEK


mendapatkan
S Ibu hamil KEK mendapatkan tambahan tambahan asupan gizi
asupan gizi diluar makanan utama dalam diluar makanan Total Ibu Hamil yang
bentuk tambahan makanan pabrikan utama dalam bentuk diukur
maupun pangan lokal tambahan makanan
S Total Ibu Hamil yang diukur pabrikan maupun
pangan lokal

Jumlah Ibu hamil


S Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah mengkonsumsi Tablet
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa Tambah Darah (TTD) Jumlah total Ibu Hamil
minimal 90 tablet
kehamilan
selama masa
S Total Ibu Hamil kehamilan
Jumlah Bayi usia
S Bayi usia kurang dari 6 bulan yang kurang dari 6 bulan Jumlah Bayi Usia
mendapatkan ASI Eksklusif yang mendapatkan Kurang dari 6 Bulan
S Bayi usia dibawah 5 bulan- 29 hari ASI Eksklusif

Jumlah anak usia 6-23


bulan yang mendapat
S Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan
Jumlah anka usia 6-23
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Pendamping Air Susu
bulan
sesuai dengan pedoman PMBA Ibu (MP-ASI) sesuai
S A usia 6-23 bulan dengan pedoman
PMBA

Jumlah gizi buruk


S Jumlah gizi buruk pada bayi 6-59 bulan pada bayi 6-59 bulan
Jumlah anak usia 6-59
yang mendapat perawatan (rawat inap & yang mendapat bulan
rawat jalan) perawatan (rawat
S Jumlah anak usia 6-59 bulan inap & rawat jalan)

Jumlah anak usia 6-59


S Anak usia 6-59 bulan gizi kurang yang bulan gizi kurang yang Jumlah anak usia 6-59
mendapat tambahan asupan gizi mendapat tambahan bulan
S Anak usia 6-59 bulan gizi kurang asupan gizi
Jumlah keluarga berisiko stunting yang Jumlah keluarga
memperoleh pendampingan beresiko

Calon PUS menerima


S Calon Pengantin menerima
pendampingan
pendampingan kesehatan reproduksi dan Total Catin
kesehatan reproduksi
edukasi gizi
dan edukasi gizi
S Total Calon Pengantin

Remaja putri berusia


Total remaja putri
S Remaja putri berusia 10-19 tahun yang 10-19 tahun yang ( diusulkan untuk
menerima layanan pemeriksaan status menerima layanan
mendefinisikan
anemia (hemoglobin) pemeriksaan status
rentang umur)
S Total remaja putri anemia (hemoglobin)

Jumlah pelaksanaan
S Pelaksanaan pendataan keluarga dan pendataan keluarga
pemutakhirannya dan pemutakhirannya
Jumlah peserta KB
S Peserta KB Pasca persalinan Jumlah ibu bersalin
Pasca persalinan
S Ibu bersalin

wanita kawin 15-49


tahun (pasangan usia
subur) yang ingin
S wanita kawin 15-49 tahun (pasangan usia menjarangkan
subur) yang ingin menjarangkan kelahiran kelahiran berikutnya
berikutnya atau tidak ingin mempunyai atau tidak ingin
anak lagi tetapi tidak menggunakan mempunyai anak lagi Total wanita wanita
alat/cara kontrasepsi ( Usulan : Jumlah PUS tetapi tidak kawin 15-49 tahun
Bukan menggunakan (pasangan usia subur)
Peserta KB (Ingin anak ditunda + Tidak alat/cara kontrasepsi
ingin anak lagi) ( Usulan : Jumlah PUS
S Total wanita wanita kawin 15-49 tahun Bukan
(pasangan usia subur) Peserta KB (Ingin
anak ditunda + Tidak
ingin anak lagi)

Keluarga Beresiko
S Keluarga Beresiko Stunting sebagai Stunting sebagai Total Keluarga
penerima manfaat program P2L penerima manfaat Beresiko Stunting
S Total Keluarga Beresiko Stunting program P2L

Jumlah Keluarga
berisiko Stunting yang
S Keluarga berisiko Stunting yang
mendapatkan Total Keluarga
mendapatkan promosi peningkatan
promosi peningkatan Beresiko Stunting
konsumsi ikan dalam negeri
konsumsi ikan dalam
S Total Keluarga Beresiko Stunting negeri

Jumlah KPM (Ibu


Hamil, Menyusui dan
S KPM (Ibu Hamil, Menyusui dan Baduta)
Baduta) yang Total KPM (Ibu Hamil,
selain Program Sembako dan PKH
mendapat program Menyusui dan Baduta)
S Total KPM (Ibu Hamil, Menyusui dan selain Program
Baduta) Sembako
Jumlah Pasangan Usia
S Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status Subur (PUS) dengan Total PUS yang
miskin dan penyandang masalah status miskin dan berstatus miskin dan
kesejahteraan sosial yang menerima PKH penyandang masalah penyandang masalah
S Total PUS yang berstatus miskin dan kesejahteraan sosial kesejahteraan sosial
penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima PKH

Jumlah Pasangan Usia


S Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status
Subur (PUS) dengan Total PUS yang
miskin dan penyandang masalah
status miskin dan berstatus miskin dan
kesejahteraan sosial yang menerima
penyandang masalah penyandang masalah
Program Sembako
kesejahteraan sosial kesejahteraan sosial
S Total PUS yang berstatus miskin dan yang menerima BPNT
penyandang masalah kesejahteraan sosial

Pasangan Usia Subur


S Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin (PUS) fakir miskin dan Total PUS yang
dan orang tidak mampu yang menjadi orang tidak mampu berstatus miskin dan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang menjadi penyandang masalah
S Total PUS yang berstatus miskin dan Penerima Bantuan kesejahteraan sosial
penyandang masalah kesejahteraan sosial Iuran (PBI)

Jumlah Pelaku usaha


pangan fortifikasi
S Pelaku usaha pangan fortifikasi yang Total Pelaku usaha
menindaklanjuti rekomendasi dari Pemda yang menindaklanjuti pangan fortifikasi
rekomendasi dari
S Total Pelaku usaha pangan fortifikasi Pemda

Laporan hasil
surveilans keluarga
S Laporan hasil surveilans keluarga berisiko berisiko stunting
stunting berbasis sistem informasi keluarga berbasis sistem
(SIGA) informasi keluarga
(SIGA)
JENIS DATA PERIODE KETERSEDIAAN DATA AKTOR KUNCI

-SEKOLAH (N)
DATA RUTIN Per 3 bulan -KPM (D)

DATA RUTIN TBO TBO

- Puskesmas
DATA RUTIN Bulanan

DATA RUTIN Bulanan TPG


DATA RUTIN Tahunan PLKB/KADER KB

DATA RUTIN Februari dan Agustus - TPG

DATA RUTIN Februari dan Agustus - TPG

DATA RUTIN Bulanan Puskesmas

DATA RUTIN Bulanan TPG&Kader

DATA RUTIN Bulanan Puskesmas


DATA RUTIN Bulanan Puskesmas

DATA RUTIN PLKB

DATA RUTIN Bulanan Lurah/Kades

DATA RUTIN Bulanan TPK


Pendamping Sosial
DATA RUTIN Tahunan
Pemerintah Daerah

DATA RUTIN Bulanan TPK

Pendamping Sosial
DATA RUTIN Tahunan
Pemerintah Daerah

DATA RUTIN Tahunan Sanitarian puskesmas


DATA RUTIN Semester DINAS PU

DATA SURVEY TAHUNAN ENUMERATOR BPS


Data Rutin Tahunan Satwapres

DATA RUTIN Semester Bappeda

DATA RUTIN Tahunan BBPPKS


DATA RUTIN Tahunan Penyuluh

DATA RUTIN Semester TPPS

DATA RUTIN Semester TPPS


Data rutin Tahunan KPM dan Pemerintah Desa

DATA RUTIN Semester Ditlaptik BKKBN

-Dit DTU DJPK


Tahunan -Dit DTK DJPK
DAK Fisik (Juli) - Dit SITP DJPB
DATA RUTIN
DAK Non Fisik (Juni) -Dit KGM Bappenas
Dana Desa (September) - Dit APP Bappenas

TBO TBO TBO


DATA RUTIN Semester Satker KL

- KL Terkait (Kemenkes-
Tahunan (Alokasi dan raport 2023 stunting, Kemenpur - air
DATA RUTIN dapat dilihat di rincian APBN Dec minum, BPS- sanitasi
2022) -Dit DTU DJPK
-Dit ESI DJPK

DJA Kementrian Keuangan


( Dit PAPBN, Dit Abid PMK,
DATA RUTIN Tahunan
Dit DSP), Bappenas (Dit KGM
Bappenas, Dit APP)

PERIODE KETERSEDIAAN
TARGET JENIS DATA
DATA

Seluruh Kab/Kota DATA RUTIN Semester

100% DATA RUTIN Semester


Seluruh Kab/Kota DATA RUTIN Semester

100% DATA RUTIN Semester

100% Data Rutin Tahunan

100% DATA RUTIN Semester

90% DATA SURVEY Tahunan


100% DATA RUTIN Semester

Min 2x1 tahun DATA RUTIN Semester

min 1x setahun DATA RUTIN Semester

2x1 Tahun DATA RUTIN Semester

100%

100%

Seluruh desa DATA RUTIN Tahunan


90% DATA RUTIN Semester

3x1 bulan Data rutin Bulanan

90% DATA RUTIN Tahunan

70% DATA SURVEY TAHUNAN

90% DATA RUTIN Bulanan


90% Data Rutin Semester

70% DATA RUTIN Semester

90% DATA RUTIN

90% DATA RUTIN Semester

90% DATA RUTIN Semester

90% DATA RUTIN Semester


2x1 Tahun DATA RUTIN Tahunan

100% DATA RUTIN

90% DATA RUTIN

80% Data Rutin


100% DATA RUTIN Tahunan

90% DATA RUTIN Per 3 bulan

90% DATA RUTIN Bulanan

80% DATA RUTIN Bulanan


80% DATA RUTIN Februari dan Agustus

80% DATA RUTIN Februari dan Agustus

90% DATA RUTIN Bulanan

90% DATA RUTIN Bulanan


90% DATA RUTIN Bulanan

90% DATA RUTIN Semester

90% DATA RUTIN Bulanan

1x6 bulan DATA RUTIN Semester


70% DATA RUTIN Bulanan

7.4% DATA RUTIN TAHUNAN

50% DATA RUTIN Semester

90%

90% DATA RUTIN Semester


90% DATA RUTIN Semester

90% DATA RUTIN Semester

90% DATA RUTIN Semester

75% DATA RUTIN Tahunan

Min 2x1 tahun

50%

1x6 bulan DATA RUTIN Semester


Min 2x1 tahun
SISTEM

- EPPGBM
- USULAN : SATU SEHAT

TBO

- EPPGBM

- EPPGBM
-KOMDAT
https://portalpk22-pdn.bkkbn.go.id/tabulasi

- EPPGBM
-Satu Sehat

- EPPGBM
-Satu Sehat

- Pelita Kesmas (Penapisan kasus)


-Sigizi (Laporan Rutin)

Komdat

-Sigizi Laporan Rutin (masih agregat)


- Menu PMT di EPPGBM
-EPPGBM (denom)
-ASIK Satu Sehat

NEW SIGA

-SIKS-NG
-BDT TNP2k (http://tnp2k.go.id )

- Elsimil
- https://portalpk22-pdn.bkkbn.go.id/tabulasi
-SIKS-NG

- EPPGBM
- EHDW

-SIKS-NG

Situs http://monev.stbm.kemkes.go.id/
-SIMS-SPAM
-BPS (Data Rumah Tangga)
Usulan : Data Pendataan Keluarga (Data
Rumah Tangga)

SUSENAS
Dashboard.stunting.go.id

Website aksi bangda

-SIKS-NG
SIMBI (Sistem informasi Bimas Islam)
Laporan Manual Daerah
Laporan dari gereja adalah terkait dengan
anggaran yang dari pemerintah

Website aksi bangda

Website aksi bangda


Konvergensi = EHDW ( sasaran yang terlayani
terhadap total sasaran)
Dana Desa=Monev dana desa( excel)

TBO

OM SPAN

Elsimil

TBO
Website aksi bangda

Rincian Alokasi per daerah dapat dilihat pada


Rincian APBN (berlaku untuk 2023-2024)
Dapat dilihat di web site DJPK untuk rapor
kinerja daerah dan alokasi

Form evaluasi mandiri KL ( Manual) didukung


oleh
- Sistem Krisna
- Sistem Sakti
- SMART DJA

AKTOR KUNCI
Bappeda Provinsi

Tim Verifikasi Administrasi KLA

ENUMERATOR
Sanitarian puskesmas

ENUMERATOR

Puskesmas
KADER KB

Pendamping Sosial
Pemerintah Daerah

PLKB
Sanitarian puskesmas

-Puskesmas
- Petugas KUA

- Puskesmas

TPG
- TPG

- TPG

Puskesmas/Posyandu

Puskesmas
TPK

-TPK

-SEKOLAH (N)

PLKB/Kader KB
PLKB

PLKB/KADER KB

Tim Teknis Penganekaragaman Pangan


Kabupaten/Kota

Pendamping Sosial
Pendamping Sosial

Pendamping Sosial

Lurah/Kades

BPOM

PLKB
CATATAN

- Terdapat 3 rujukan defenisi Remaja Putri dilihat dari kelompok umur BPS
(16-18) ,WHO(10-19 th),Permenkes 25/2014 (10-18 th),BKKBN (10-24 &
belum menikah)
PERLU DISEPAKATI RENTANG UMUR

- Pendaftaran pernikahan menurut PMA selambat-lambatnya 10 hari


*Bimas Katolik berkoordinasi dengan gereja (Catin-RT/RW-Gereja-Kursus
Catin-pernikahan digereja-pendaftaran ke dukcapil)- Gereja Paroki
*Bimas lainnya berbasis kepada N1 dan N2 di Kelurahan
BKKBN sudah berkoordinasi dengan Bimas untuk menfasilitasi catin agar
mendapatkan Pendampingan
SOP dan tatalaksana pemeriksaan kesehatan untuk catin akan diperdalam
kembali

TPK mencari sasaran dan diinput di elsimil TPK dan form manual untu
pendataan sasaran

Belum dapat menangkap untuk layanan non Puskesmas dan Posyandu,


dalam pengembangan di satu sehat
Ada 3 RO yang mendukung- Diambil yang paling tinggi
- Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat makanan tambahan
Pabrikan Kirim Daerah
- Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat makanan tambahan
Pabrikan dari Buffer Stock Pusat
- Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat makanan tambahan
Berbasis Pangan lokal

- Dimonitor melalui kartu monitoring konsumsi TTD


- indikator process apa yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
program untuk mendukung capaian indikator ini?
- Apakah tersedia indikator terkait cakupan penggunaan alat kontrasepsi?

- Saat ini masih memotret data kunjungan ke posyandu dan puskesmas.


- Untuk sasaran yang tidak ke puskesmas, bagaimana memataunya?
- Untuk di tahapan proses, Mohon ditampilkan nomenklatur kegiatan yang
menyasar langsung ke sasaran. Diusulkan di satu sehat ada probing yang
menambahkan unsur edukasi untuk peningkatan capaian indikator

- Untuk di tahapan proses, Mohon ditampilkan nomenklatur kegiatan yang


menyasar langsung ke sasaran. Diusulkan di satu sehat ada probing yang
menambahkan unsur edukasi untuk peningkatan capaian indikator

Diusulkan untuk ada formulir pemantauan dipuskesmas untuk ditahapan


proses

Mohon dapat di lengkapi nomenklatur/kegiatan yang menyasar kepada


sasaran
Jumlah persalinan ada di ranah dinkes, perlu dipastikan apakah data
persalinan sudah memotret seluruh kejadian

- Bagaimana Kemenkes mengintegrasikan data dengan Baiss data pada


SIKS-NG dan BDT TNP2k?
Perlu dibahas lebih lanjut dengan Tim Stunting
PKH direalisasikan 4 tahap, apakah yang dihitung rata-rata atau yang
tertinggi?
Follow up untuk terintegrasi

-Kelompok sasaran dalam keluarga beresiko stunting terdiri dari balita,


calon pengantin/PUS, remaja putri , ibu hamil hingga pasca salin dan ibu
menyusui
-Bagaimana mekanisme integrasi data capaian beberapa sasaran tersebut,
apakah TPK memiliki database sasaran yang mereka dampingi?
Perlu dibahas lebih lanjut dengan Dirjen kesmas-Tim Stunting

dihitung sbg capaian ketika brapa kali menerima? Karena data bs keluar
masuk berdasar kepada update data DTKS dari pemerintah daerah

Situs http://monev.stbm.kemkes.go.id/ sdg perbaikan, mekanisme apa


yang digunakan dalam pemantauan
Perlu dibahas lebih lanjut dengan Dirjen kesmas-Tim Stunting
Usulan : Kode referensi unik untuk SR merujuk kepada NIK keluarga
sehingga data dapat di overlay dengan data populasi yang berbasis NIK
untuk dapat memantau sasaran yang belum tercover oleh program
Data Denom menggunakan data Total Rumah tangga dari sumber
Pendataan Keluarga (BKKBN) yang berbasis NIK

- Defenisi Operasional diusulkan mencakup sanitasi layak dan aman


-Diusulkan untuk data program berbasis NIK dapat disandingkan dengan
data populasi yang berbasis NIK sehingga Pengelola program dapat
memantau Rumah tangga BNBA yang belum diintervensi
- Pendamping PKH mengupdate di sistem.
- Koordinasi dengan Pusdatin untuk integrasi data dan melihat data capaian
1. Membangun keluarga sakinah
2. Keterampilan dalam mengelola konflik
3. Pengelolaan Keuangan Keluarga
4. Kespro bagi Catin
5. Membangun generasi berkualitas

Pengembangan Ditargetkan di Juni


1. Penguatan dalam membangun keluarga sakinah ( 1. perspektif agama
dan kesehatan)
2. 1000 HPK

Katolik
Modul 1 : Modul Pembinaan Keluarga
Modul 2 : Sedang dalam pengembangan
SE sudah diterbitkan untuk keseluruh gereja untuk mendorong catin
melakukan pemeriksaan kesehatan

Integrasi data ada di Biro Perencanaan dalam melaporkan capaian perpres

Cakupan layanan 29 layanan


Juknis untuk kelurahan belum ada

Usulan : Provinsi Kinerja Baik perlu dikategorikan berapa % kab/kota yang


berkinerja baik
Indikator ini perlu dibahas lebih lanjut untuk kinerja provinsi perlu
menambahkan kriteria kinerja proses dalam mensupervisi kab/kota
indikator kab kota yang melihat desa lokus sbg sasaran konvergensi
-Scoring untuk desa berkinerja baik dengan kriteria konvergensi dan desa
yang mengalokasikan dana untuk percepatan penurunan stunting

Data
layanan stunting blm settle

Aplikasi terkait pelaporan dari daerah sedang dalam pengembangan


sehingga dapat melihat data capaian agregat daerah

Capaian sudah dicapai dengan tersedianya aplikasi OM SPAN yang dapat


melihat informasi terkait anggaran DAK dan dana desa

Perlu ditanyakan kembali mekanisme monevnya dan bagaimana


memastikan kab/kota melaksanakannya
Diusulkan untuk menggambarkan tahapan proses, intermediate outcome

-Tahapan proses dan pelaksanaan terkait dengan pencapaian DLI 2 Iney


- Laporan mininam memuat substansi minimal memuat :
1. Tagging tematik stunting
2. Alokasi pagu anggaran
3. Kinerja Anggaran
4. Kinerja Pembangunan
5. Kesimpulan dan rekomendasi
- Laporan ini mendukung laporan capaian PPS sesuai dengan perpres
72/2021

SISTEM

Laporan kegiatan Bangda Kemendagri


https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/

https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/
https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev

-Laporan Evaluasi KLA


-Simfoni PPA

https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, BPS


- EPPGBM
- Renstra
- LAKIP

Laporan kegiatan Bangda Kemendagri


https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/

BPPKPD
Laporan kegiatan Bangda Kemendagri
https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/

Situs http://monev.stbm.kemkes.go.id/

-SUSENAS
-PIS PK

EPPGBM
NEW SIGA
SIBIMA
https://lms-elearning.bkkbn.go.id/course/view.php?id=154

-SIKS-NG

NEW SIGA
Situs http://monev.stbm.kemkes.go.id/

- EPPGBM
- EHDW

- EPPGBM

- EPPGBM
-KOMDAT
- EPPGBM
-Satu Sehat

- EPPGBM
-Satu Sehat

- Sigizi Terpadu (Lap Rutin)


- EHDW

-Sigizi Laporan Rutin (masih agregat)


- Menu PMT di EPPGBM
-EPPGBM (denom)
- Elsimil
- https://portalpk22-pdn.bkkbn.go.id/tabulasi

- Elsimil (Mandiri-mobile oleh catin dan Web- TPK)


- Sistem Pendataan catin

- Eppgbm
Diusulkan satu sehat

https://portalpk22-pdn.bkkbn.go.id/tabulasi
NEW SIGA

https://portalpk22-pdn.bkkbn.go.id/tabulasi

-e-Monev BKP
-aplikasi BAST 526 Kementerian Pertanian

-SIKS-NG
-SIKS-NG
PK

OM SPAN

Web aksi Bangda

NEW SIGA
GLOSSARI
Keluarga Beresiko
Keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki
anak remaja puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23(dua puluh tiga) bulan/anak usia 24
(dua puluh empat)-59 (lima puluh sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua
rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak
Fakir Miskin Orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber
mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
kehidupan dirinya dan/atau keluarganya
Orang Tidak Mampu
Orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi
kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya

PKH Program Keluarga Harapan merupakan program pemberian bantuan tunai bersyarat kepada keluarga
kurang mampu yang terdapat pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan memiliki komponen
yang dipersyaratkan sebagai penerima PKH
Saniter
Kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu
-Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia
akibat pembuangan kotoran manusia
-Dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya

PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat
Edema Pembengkakan yang disebabkan oleh penimbunan cairan tubuh di bawah kulit akibat kekurangan
protein, yang biasanya terjadi pada punggung kaki (edema minimal), punggung tangan, atau bila berat
ditemukan di seluruh tubuh.
Rembug Stunting
Suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan
pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara
bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan
masyarakat.
Anemia suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal yang berbeda menurut
kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis
TTD Tablet Tambah Darah merupakan suplemen gizi yang mengandung senyawa zat besi yang setara
dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat
Rematri
Remaja putri masa peralihan dari anak menjadi dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental.
Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 tahun)

Konvergensi

Pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama pada target
sasaran wilayah geografis dan rumah tangga prioritas untuk mencegah stunting

KLA Kabupaten/Kota Layak Anak adalah Kabupaten/Kota dengan sistem pembangunan yang menjamin
pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh dan
berkelanjutan
ASI Air Susu Ibu yang merupakan
Balita Anak berumur dibawah 5 tahun ( 0-59 bulan 29 hari)
Baduta Anak berumur dibawah 2 tahun ( 0-23 bulan 29 hari)
Stunting Kategori status gizi berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut umur (TB/U) dengan z-score kurang dari
-2 SD
Gizi Kurang Kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan z-score
kurang dari -2 SD
Berat Badan Kurang Kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) dengan z-score kurang dari
-2 SD
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan den gan metode pemicuan
Jamban sehat sarana pembuangan tinja yang
kegiatan yang dilaksanakan olehefektif untukmasyarakat
kelompok memutus mata
yang rantai
secarapenularan penyakit
bersama-sama mengusahakan
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan,
aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan
PBKKBN NO 12/2021

PERMENSOS NO 21/2019

PERMENSOS NO 21/2019

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM


KELUARGA HARAPAN TAHUN 2021

PERMENKES NO 3/2014

PERMENKES No 2269/MENKES/PER/XI/2011
PEDOMAN UMUM PHBS KEMENTRIAN
KESEHATAN 2011

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN TATA


LAKSANA GIZI BURUK KEMENTRIAN
KESEHATAN TAHUN 2019
PETUNJUK TEKNIS PEDOMAN PELAKSANAAN
INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
TERINTEGRASI DI KABUPATEN/KOTA EDISI
2019

BUKU PEDOMAN TATALAKSANA PEMBERIAN


TTD 2021
BUKU PEDOMAN TATALAKSANA PEMBERIAN
TTD 2021
PEDOMAN PENCEGAHAN ANEMIA REMATRI
DAN WUS KEMENKES 2016

PANDUAN KONVERGENSI PROGRAM


KEGIATAN PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
BUKU PEGANGAN RESMI OPD TAHUN 2018
TNP2K

PERMENKES NO 14 TAHUN 2014


PERMENKES NO 14 TAHUN 2014
PERMENKES NO 14 TAHUN 2014

PERMENKES NO 14 TAHUN 2014

PERMENKES NO 14 TAHUN 2014

MANLAK STBM TAHUN 2021 KEMENKES

Juknis P2L tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai