Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MYALGIA


DENGAN INTERVENSI KOPLEMENTER BEKAM DAN TRADITIONAL
MASSAGE

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


KEPERAWATAN KOPLEMENTER

Di Susun Oleh :
Cecep Ilham
NIM : 20008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR.SISMADI


PROGRAM STUDI D3 KEP. KOMPLEMENTER
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan
pada saya sehingga dapat menyelesaikan satuan acara pembelajaran. Dalam menyelesaikan tugas ini
saya banyak mendapat kesulitan namun atas berkat bimbingan dan arahan berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu. Tujuan penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang harus diselesaikan pada semester 6. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Ibu Ns Hernida Dwi Lestari SPd, MKep, Selaku Ketua STIKes Dr. Sismadi

2. Ibu Ns. Rogayah , SKep, selaku Kaprodi DIII Keperawatan STIKes Dr. Sismadi.

3. Orang tua yang telah memberikan dorongan moral dan materil selama menyelesaikan tugas ini.

4. Rekan - rekan seangkatan / tingkat 3 semester 6 yang telah menunjukkan kerjasama yang baik dan
partisipasi yang tinggi sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa baik isi maupun cara penulisan masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan selanjutnya.

Taggerang, 10 Mei 2023

Penulis

Cecep Ilham
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolesterol adalah lemak yang diproduksi oleh tubuh, dan juga berasal dari makanan
hewani. Kolesterol membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam
empedu untuk mencerna lemak. Dalam kadar yang sesuai, ini sebenarnya dibutuhkan oleh
tubuh dalam membantu membangun sel-sel baru agar tubuh bisa tetap berfungsi secara
normal. Selain itu, kolesterol juga dibutuhkan untuk proses pencernaan, produksi hormon,
dan membentuk vitamin D. Namun, jika kadar kolesterol terlalu tinggi, maka hal tersebut
berbahaya bagi tubuh karena akan menyebabkan berbagai penyakit dan komplikasi. Di dalam
darah, kolesterol dibawa oleh protein. Gabungan keduanya disebut dengan lipoprotein. Dua
jenis utama lipoprotein adalah lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) yang biasa disebut
dengan kolesterol jahat dan lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) yang biasa disebut
dengan kolesterol baik. Kolesterol merupakan salah satu manifestasi dari masalah gizi lebih ,
yang perlu mendapatkan perhatian karena prevalensi kolesterol meningkat dari tahun ke
tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang (Satoto, 1988). Kadar
kolesterol tinggi merupakan salah satu problema yang sangat serius karena merupakan salah
satu faktor resiko yang paling utama untuk terjadinya penyakit jantung pada seseorang
masalah lainya ialah pada seseorang yangtekanan darah tinggi dan
perokok(AnwarBahri,2003:2).
Resiko penyakit jantung koroner sesuai dengan peningkatan kadar kolesterol darah, jika
ada faktor lain (hipertensi dan perokok) maka resiko akan lebih besar(Kusmana,2006:128).
Jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung yang paling banyak diderita.Penyakitini
menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung.Serangan jantung
disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh arteri yang menghambat penyaluran oksigen dan
nutrisi ke jantung penyakit- penyakit dapat mempengaruhi bagian manapun dari
jantung.Tetapi, penyakit yang paling umum adalah penyakt kronis pada arteri koroner yang
disebut aterosklerosis.Karena itu sakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita
adalah penyakit jantung koroner penyakit ini sering menyebabkan serangan jantung pada
seseorang dan bisa menyebabkan kematian.Penyebabnya adalah penyempitan 1 2 pada
pembuluh darah koroner, di mana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot
jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal
makanan yang masuk kedalam tubuh penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah
koroner menjadi kaku (Sutanto,2010:68-69) Allah memerintahkan kepada kita untuk makan
makanan yang halal dan baik.Rasulullah memberi contoh agar kita makan dengan seimbang,
atau tidak berlebih-lebihan. Allah juga menegaskan bahwa apa yang diciptakan itu pasti
berguna dan tidak sia-sia. Kolesterol yang banyak ditakuti oleh manusia itu sesungguhnya
sangat berguna bagi kesehatan manusia. Kolesterol akan mengganggu kesehatan jika
dikonsumsi secara berlebih-lebihan (Santoso,2011:1).
Pada umumnya, penyakit kolesterol banyak diderita oleh orang gemuk saja,akan tetapi
tidak menutup kemungkinan kolesterol juga dapat diderita oleh orang kurus juga, itu di
sebabkan karena faktor makanan yang tidak terkontrol dengan baik sehingga terjadi hal-hal
yang tidak terduga sebelumnya (Sutanto,2010:117).
Pada tahun 1948, flamingham heart study sebuah penelitian ambisius yang di tangani
oleh national heart institute (sekarang dikenal sebagai national heart, lung, and blood
institute) mengkaji penyebab penyakit jantung dinyatakan bahwa kadar kolesterol merupakan
faktor resiko kuat untuk perkembangan penyakit jantung(Lorig Kate,2004:2)dan merupakan
penyebab kematian yang paling 3 sering didapatkan, di Indonesia menduduki peringkat ke-3
(Anwar Bahri,2004:1).
Kolesterol banyak diderita oleh para lansia itu dikarenakan karena faktor usia yang
semakin lama badan akan semakin malas digerakkan, sehingga kolesterol didalam tubuh akan
menumpuk dihati, oleh sebab itu dibutuhkan gerak yang seimbang antara pola makanan dan
olahraga agar para lansia terhindar dari kolesterol berlebih, terutama penyakit yang dapat
membunuh manusia dalam sekejap yaitu penyakit jantung dan lain lain. Didalam tubuh kita
kolesterol sangat diperlukan akan tetapi jika penggunaannya berlebih maka akan terjadi
masalah, meskipun mereka mengubah gaya hidup. Pola makan atau yang lain lain jika sudah
terkena penyakit yang menyangkut dengan kolesterol (Sutanto,2010:116).
Bila berat badan lebih maka penurunan berat badan adalah salah satu cara untuk dapat
menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh seseorang, menurut (Sadoso
sumosardjuno,1991:165).
Salah satu cara agar dapat menurunkan berat badan terhadap penderita
kolesterolterutama pada usia lanjut atau (lansia ) adalah dengan berolahraga. Dengan
melakukan olahraga yang teratur maka peredaran darah kedalam tubuh tidakmengalami
penyumbatan sehingga tidak mengalami kolesterol,salah satu olahraga yang sangat
bermamfaat pada usia lanjut dengan melakukan senam jantung sehat. Menurunkan kadar
kolesterol tidak harus dengan menggunakan obat obatan akan tetapi juga dapat dilakukan
dengan menggunakan metode berolahraga, Olahraga dapat membantun mengurangi bobot
badan, mengendalikan 4 kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah yang merupakan
faktor resiko lain terkena jantung dan stroke (Sutanto,2010:47).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas yang telah di kemukakan dalam latar belakang masalah di
atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
Apakah ada pengaruh senam jantung sehat terhadap penurunan kadar kolesterol?
Apakah ada pengaruh makanan terhadap kadar kolesterol?
Apakah kolesterol dapat diderita orang kurus juga?

C. Pembatasan Masalah

Melihat berbagai masalah dalam penelitian ini, seperti yang terlihat dalam identifikasi
masalah di atas, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah untuk menjelaskan masalah
yang menjadisasaran dalam penelitian ini, adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah pengaruh senam jantung sehat seri 1 terhadap kadar kolesterol pada Pasien.

D. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh senam
jantung sehat seri 1 terhadap penurunan kadar kolesterol ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh latihan senam jantung sehat
seri 1 terhadap penurunan kadar kolesterol

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat untuk:


a. Memberi masukan kepada peneliti peneliti lain, tentang manfaat senam jantung sehat dan
penurunan kadar kolesterol.
b. Memberi pemahaman dan masukan kepada peneliti sendiri tentang penelitian ini
c. Memberi informasi terutama kepada klub senam jantung sehat lansia Telkom Lubuk Pakam
Deli Serdang tentang penurunan kadar kolesterol.
d. Memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya senam jantung sehat
terhadap penurunan kadar kolesterol tubuh.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Masalah Utama : Nyeri


1. Definisi Nyeri
Definisi nyeri sendiri banyak versi menurut berbagai sumber namun secara umum sama
saja pengertian dan makna yang disampaikan setiap sumber. Namun, disini penulis
memaparkan definisi menurut buku PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dengan
definisi dan indikator diagnostik yaitu (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Nyeri akut adalah
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

2. Etiologi Nyeri
Penyebab yang berasal dari nyeri ini bisa dikategorikan 3 (tiga) yaitu menurut Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) yaitu:
a. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma).
b. Agen pencemaran kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan).
c. Agen cedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari nyeri ini menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dibagi menjadi
gejala dan tanda yaitu mayor dan minor. Dari masing masing gejala dan tanda mayor dan
minor memiliki sub bagian yaitu dibagi subjektif dan objektif, diantaranya adalah :
a. Mayor
1) Subjektif :
a) Mengeluh nyeri
2) Objektif:
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis: waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
b. Minor
1) Subjektif:
a) (Tidak tersedia)
2) Objektif:
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola nafas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis

4. Kondisi Klinis
Terkait Kondisi klinis yang terkait ataupun yang berhubungan dengan nyeri ini dapat
ditimbulkan atau dijumpai pada kasus penyakit atau masalah kesehatan menurut (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017) adalah sebagai berikut:
a. Kondisi pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
d. Sindrom koroner akut
e. Glaukoma 7

5. Fisiologi Nyeri
Menurut Kozier & Snyder (2011) terdapat 5 fisiologi nyeri yaitu :
a. Nosisepsi Sistem saraf tepi meliputi saraf sensorik primer yang khusus mendeteksi
kerusakan jaringan dan menimbulkan sensasi sentuhan, panas, dingin, nyeri dan tekanan.
Reseptor yang menyalurkan sensasi nyeri disebut nosiseptor. Reseptor nyeri atau nosiseptor
ini dapat dieksitasi oleh stimulus mekanis, suhu, kimia proses fisiologi yang berhubungan
dengan persepsi nyeri digambarkan sebagai nosisepsi. Empat proses terlibat dalam nosisepsi:
transduksi, transmisi, persepsi, modulasi (Paice 2002 dalam Kozier 2011).
b. Tranduksi Selama fase transduksi, stimulus berbahaya (cedera jaringan) memicu pelepasan
mediator biokimia (misalnya prostaglandin, bradykinin, serotonin, histamin, zat P) yang
mensensitisasi nosiseptor. Stimulasi menyakitkan atau berbahaya juga menyebabkan
pergerakan ion-ion menembus membran sel, yang membangkitkan nosiseptor. Obat nyeri
dapat bekerja selama fase ini dengan menghambat produksi prostaglandin atau dengan
menurunkan pergerakan ion-ion menembus membran sel misalnya, anastesi lokal (Kozier
2011).
c. Transmisi Proses nosisepsi kedua, transmisi nyeri, meliputi tiga segmen (McCaffery & Pasero
1999). Selama segmen pertama, impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medula
spinalis. Zat P bertindak sebagai sebuah neurotransmiter, yang meningkatkan pergerakan
impuls menyeberangi sinaps saraf dari neuron aferen primer ke neuron ordo ke dua di kornu
dorsalis medula spinalis dua tipe serabut nosiseptif menyebabkan transmisi ini ke kornu
dorsalis medula spinalis : serabut C yang menstimulasi nyeri tumpul yang berkepanjangan dan
serabut A-delta yang mentransmisikan 8 nyeri tajam dan lokal. Segmen kedua adalah
transmisi dari medula spinalis dan asendens melalui traktus spinotalamikus ke batang otak
dan talamus. Segmen ketiga melibatkan transmisi sinyal antara talamus ke kortekssensorik
somatik tempat terjadinya persepsi nyeri (Kozier 2011).
d. Persepsi Proses ketiga, persepsi adalah saat klien menyadari rasa nyeri yaitu diyakini bahwa
persepsi nyeri terjadi dalam struktur kortikal, yang memungkinkan strategi kognitif-perilaku
yang berbeda dipakai untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri (McCaffery &
Pasero, 1999) misalnya, intervensi non farmakologi seperti distraksi, imajinasi terbimbing, dan
musik dapat mengalihkan perhatian klien ke nyeri (Kozier 2011).
e. Modulasi Seringkali digambarkan sebagai “sistem desendens” proses keempat ini terjadi
saat neuron di batang otak mengirimkan sinyal menuruni kornu dorsalis medula spinalis
(Paice, 2002, hal. 75). Serabut desendens ini melepaskan zat seperti opioid endogen,
serotonin, dan norepinefrin, yang dapat menghambat naiknya impuls berbahaya
(menyakitkan) di kornu dorsalis. Namun, neurotransmiter ini diambil kembali oleh tubuh,
yang membatasi kegunaan analgetiknya (McCaffery & Pasero, 1999). Klien yang mengalami
nyeri kronik dapat diberi resep antidepresan trisiklik, yang menghambat kembali norepinefrin
dan serotonin. Tindakan ini meningkatkan fase modulasi yang membantu menghambat
naiknya stimulus yang menyakitkan (Kozier 2011). Skala Nyeri Penilaian nyeri merupakan
elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan
keterangan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri. intensitas nyeri harus dimulai sedini
mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukan 9 ekspresi nyeri yang
dirasakan. Penilaian terhadap intensitas nyeri dapat menggunakan beberapa skala menurut
(Mubarak, dkk., 2015) yaitu :
a. Skala nyeri numerik (numerical rating scale) Pasien menyebutkan intensitas nyeri
berdasarkan angka 0 – 10. Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat
yang tidak tertahankan. NRS digunakan jika ingin menentukan berbagai perubahan pada skala
nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan
(Mubarak, dkk., 2015).
b. Skala nyeri deskriptif Skala nyeri deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan
nyeri yang objektif. Skala ini juga disebut skala pendeskripsian verbal/ Verbal Deskriptor Scale
(VDS) merupakan garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsian ini mulai dari
“tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tidak tertahankan”, dan pasien diminta untuk menunjukan
keadaan yang sesuai dengan keadaan nyeri saat ini (Mubarak, dkk., 2015).
c. Skala wajah (faces scale) Pasien disuruh melihat skala gambar wajah. Gambar pertama tidak
nyeri, kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan gambar paling akhir, adalah orang
dengan ekspresi nyeri yang sangat berat. Setelah itu, pasien disuruh menunjuk gambar yang
cocok dengan nyerinya. Metode ini digunakan untuk pediatri, tetapi juga dapat digunakan
pada geriatri dengan gangguan kognitif (Mubarak, dkk., 2015).
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis
1. Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah, terutama pada
pembuluh darah jantung dan otak. Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di
mana 50% diproduksi oleh tubuh sendiri dan 50% berasal dari makanan. Kolesterol yang
diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL.Kolesterol tidak hanya
menjadi komponen penting dari dinding dinding sel, ia juga penting untuk produksi hormon
hormone tertentu. Bagi kebanyakan orang antara 70 sampai 75 persen kolesterol dalam darah
diproduksi oleh hati mereka; 25 sampai 30 persen lainnya berasal dari makanan yang mereka
makan ( Santoso, 2011: 1).
Makanan sehari hari dapat meningkatkan kolesterol makanan selalu akan dikaitkan
dengan sumber lemak yang telah lama dikenal yaitu karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Setiap manusia harus mengetahui tentang asupan gizi dan jumlah makanan yang masuk
kedalam tubuh, supaya dapat mengetahui apa yang telah di anjurkan dalam standart gizi
tubuh sehingga tersedia kecukupan energy untuk melakukan aktifitas sahari hari
(Sutanto,2010:114).
Kadar kolesterol seseorang bisa meningkat karena berbagai alasan, ada sejumlah ketidak
normalan genetika yang menghasilkan kenaikan dramatis dalam produksi kolesterol hati atau
penurunan dalam kemampuan hati untuk membersihkan kolesterol dari darah.Penyakit
penyakit tertentu dikaitkan dengan penambahan penambahan kolesterol, penyakit penyakit
ini termasuk diabetes dan ginjal, penyakit hati dan penyakit thyroid. Ketika seseorang
mengkonsumsi lemak secara berlebihan, hati menjadi kurang efisien dalam menghilangkan
kolesterol dalam darah,kalori yang berlebihan menghasilkan kolesterol berlebihan dalam hati,
kolesterol dieteri mempunyai suatu pengaruh kuat pada kadar kolesterol seseorang, tetapi
memiliki pelindung, misalnya jika seseorang yang rata rata mengkonsumsi sekitar 100 mg
kolesterol per hari menambah konsumsinya sekitar 400 mg per hari, maka dia bisa menerima
penambahan dramatis dalam kolesterol darah. ( Lorig, 2004:2).
Kolesterol total sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat, termasuk triglycerides,
LDL cholesterol dan HDL cholesterol. Trigliseride merupakan lemak, lemak darah yang
cenderung naik seiring dengan peristiwa konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet
yang kaya akan gula dan lemak serta gaya hidup yang senang untuk duduk saja tanpa adanya
pergerakan tubuh, tidak diragukan lagi bahwa penambahan triglycerides meningkatkan resiko
perkembangan penyakit jantung dan stroke (Santoso,2011).
Salah satu cara menurunkan trigliseride adalah dengan cara mengurangi konsumsi
alcohol, berolahraga secara teratur, membatasi konsumsi gula dan lemak, bila perlu
menurunkan berat badan (Sutanto,2010:113). Lemak terbagi menjadi beberapa golongan dan
kolesterol merupakan golongan lemak sebagai zat gizi yang di perlukan oleh tubuh, pada kadar
tertentu lemak di perlukan oleh tubuh sebagai penyimpan kalori atau energy paling tinggi.
Selain itu, pada proses pembentukan sel sel dalam tubuh juga diperlukan lemak yang berupa
lipid dan lipoprotein. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormone steroid.
Koletserol yang berlebihan dalam tubuh akan membentuk suatu timbunan pada dinding
pembuluh darah dan menimbulkan kondisi yang disebut aterosklerosis, yaitu penyempitan
atau pengerasan pembuluh darah yang merupakan indikasi awal seseorang terkena penyakit
jantung atau stroke( Sutanto, 2010:116). Secara normal tubuh mampu memproduksi
kolesterol yang diperlukannya dalam jumlah tepat.Produksi lemak dapat meningkat karena
konsumsi sumber makanan tertentu. Peningkaan jumlah lemak secara radikal dapat
membawa dampak yang sangat buruk bagi kesehatan, lemak dapat melekat pada pembuluh
darah dan bagian bagian yang dilewati dalam tubuh dan akan menyebabkan penyumbatan
aliran darah. Pada umumnya. Penyakit kolesterol tinggi diderita oleh orang gemuk,, namun
tidak menutup kemungkinan juga diderita oleh orang kurus, selain faktor makanan, kolesterol
tinggi juga bisa di sebabkan oleh faktor keturunan. Oleh karena itu sebaiknya kita menjaga
kesehatan dengan mengatur pola makan dan memilih jenis makanan yang mengandung serat
dan nilai tinggi, 9 serta menghindari makanan yang mengandung terlalu banyakminyak atau
kolesterol. Macam Macam Kolesterol Ada dua jenis kolesterol didalam tubuh, yaitu LDL (low
Density Lipoprotein) dan HDL (HighDensity Lipoprotein). LDL sering disebut sebagai kolesterol
jahat karena dapat menempel pada pembuluh darah,sebaikya HDL merupakan lemak yang
dapat melarukan kandungan LDL dalam tubuh. Jumlah keseluruhan kolesterol yang ada pada
tubuh disebut kolesterol total. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160- 200
mg(Sutanto,2010:117).
Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya < 4,6 pada laki-laki dan < 4,0 pada
perempuan makin tinggi rasio kolesterol total: HDL kolesterol resiko Penyakit Jantung Koroner
makin meningkat pada beberapa orang yang mempunyai kadar kolesterol total yang normal
dapat menderita Penyakit Jantung Koroner juga, ternyata didapatkan resiko kolesterol total:
HDL kolesterol yang meninggi. Sebagai contoh penderita dengan kolesterol total 140-185
mg/dl, HDL kolesterol 20-22 mg/dl maka rasio kolesterol total: HDL kolesterol lebih besar dari
7,jadi tidak hanya kadar kolesterol total yang meningi saja yang berbahaya, akan tetapi rasio
kolesterol total: HDL kolesterol yang meninggi juga merupakan factor resiko terjadinya
Penyakit Jantung Koroner ( Anwar, 2003:3).
Cara lain untuk menurunkan kolesterol adalah:
a) Makanan harus mengandung rendah lemak.
b) Mengganti pola makanan .
c) Makanan harus mengandung rendah kolesterol.
d) Memilih makanan yang tinggi karbohidrat.
E) Berolahraga secara teratur.

B.MANIFESTASI

Kolesterol tinggi dapat didiagnosis dengan tes darah yang disebut profil lipoprotein atau
panel lipid. Tes ini mengharuskan kamu untuk berpuasa, selama 10 hingga 12 jam atau lebih
sebelum mengikuti tes.

Pemeriksaan panel lipid akan memberikan kamu informasi mengenai

• Total kolesterol
• Low-density lipoprotein (LDL) atau kadar kolesterol jahat
• High-density lipoprotein (HDL) atau kadar kolesterol baik
• Trigliserida

Kadar kolesterol total dalam darah diukur dengan satuan yang disebut miligram per
desiliter, atau biasa disingkat dengan mg/dL. Bagi orang dewasa dengan kondisi tubuh yang
sehat, tingkat kolesterol total yang disarankan adalah 200 mg/dL atau kurang. Sementara kadar
kolesterol jahat (LDL) yang masih normal adalah kurang dari 100 mg/dL, dan kadar ideal
kolesterol baik adalah lebih dari 60 mg/dL. Tidak hanya kadar kolesterol, kadar trigliserida juga
akan diperiksa. Kadar trigliserida yang disarankan adalah di bawah 150 mg/dL.

C.Etiologi

Faktor yang dapat menyebabkan tingginya kolesterol adalah; antara lain :

• Diet yang tidak sehat; terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol.


• Kurangnya aktivitas fisik; berolahraga atau beraktifitas.
• Merokok atau terpapar asap tembakau
• Kelebihan berat (Obesitas)
• Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat (memiliki kadar lemak jenuh yang
tinggi), Contohnya kuning telur, mentega, biskuit, keju, krim, atau santan..
• Memiliki penyakit tertentu, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes,
kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), penyakit liver, dan penyakit ginjal.
• Pertambahan usia. Saat usia tua, risiko kolesterol tinggi yang memicu arterosklerosis
juga semakin besar.

D.PATOFIOLOGI

Patofisiologi Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya gangguan metabolisme lemak


yang dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang disebabkan oleh defisiensi
enzim lipoprotein, lipase, reseptor LDL atau ketidaknormalan genetika yang mengakibatkan
peningkatan produksi kolesterol di hati atau penurunan kemampuan hati dalam
membersihkan kolesterol dari darah. Mekanisme terjadinya hiperkolesterolemia adalah
lemak yang berasal dari makanan akan dicerna di usus halus menjadi asam lemak bebas,
trigliserida, fosfolipid dan kolesterol, kemudian diserap dalam bentuk kilomikron.

Sebagian kolesterol dibuang ke empedu sebagai asam empedu dan sebagian lagi
trigliserida dan apoprotein membentuk VLDL. Enzim lipoprotein akan memecah VLDL menjadi
Intermedient-Density Lipopretein (IDL) yang hanya bertahan 2-6 jam, selanjutnya diubah
menjadi LDL (Soeharto, 2004).

Kolesterol LDL biasanya beredar di tubuh selama 2,5 hari, dan selanjutnya berikatan
dengan reseptor LDL didalam sel hati, mengalami endositosis dan dicerna. LDL dibuang, dan
sintesis kolesterol oleh hati ditekan dalam jalur HMG-CoA reduktase. Pada FH, fungsi reseptor
LDL berkurang atau tidak ada, dan LDL beredar untuk durasi rata-rata 4,5 hari, menghasilkan
pegaruh peningkatan yang signifikan kadar kolesterol LDL dalam darah dengan kadar normal
lipoprotein lainnya. Dalam mutasi ApoB, berkurang pengikatan partikel LDL ke reseptor
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (Harikumar K, et al 2013)
BAB 4
ASUHAN KEERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen proses
keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari pasien
meliputi pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin, 2011).
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) terdapat 14 jenis
subkategori data yang harus dikaji meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi dan cairan,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, neurosensory, reproduksi dan seksualitas, nyeri dan
kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan dan perkembangan, kebersihan diri,
penyuluhan dan pembelajaran, interaksi sosial, serta keamanan dan proteksi (PPNI,
2016).
Pengkajian pada pasien cephalgia menggunakan pengkajian mengenai nyeri
akut meliputi ; identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat kesehatan
dahulu atau sebelumnya, riwayat kesehatan sekarang, dan riwayat kesehatan
keluarga. Pengkajian mendalam terhadap nyeri yaitu, perawat perlu mengkaji semua
faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku,
emosional, dan sosiokultural. Cara pendekatan yang digunakan dalam mengkaji nyeri
adalah dengan prinsip PQRST yaitu provokasi adalah faktor yang memperparah atau
meringankan nyeri. Quantity adalah kualitas nyeri misalnya tumpul, tajam, merobek.
Region/radiasi adalah area atau tempat sumber nyeri. Severity adalah skala nyeri yang
dirasakan pasien dapat dinilai dengan skala 0- 5 atau skala 0-10.
Timing adalah waktu terjadinya nyeri, lamanya nyeri berlangsung, dan dalam kondisi
seperti apa nyeri itu muncul (s. Mubarak Wahit Iqbal, 2015). Pengkajian pada nyeri
akut adalah sebagai berikut:
a. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif: mengeluh nyeri
2) Objektif: tampak meringis, bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari
nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur).
b. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif: tidak tersedia
2) Objektif: tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah,
proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis.

2.. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon


Pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini yaitu diagnosa aktual. Diagnosa aktual
terdiri dari tiga komponen yaitu masalah (problem), penyebab (etiologi), tanda (sign),
dan gejala (symptom) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Masalah (problem) merupakan label diagnosa yang menggambarkan inti dari
respons pasien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label
diagnosis terdiri dari deskriptor atau penjelas dan fokus diagnostik. Nyeri merupakan
deskriptor, sedangkan akut merupakan fokus diagnostik. Penyebab (etiologi)
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan. Etiologi
dapat mencangkup empat kategori yaitu fisiologis, biologis atau psikologis, efek
terapi/tindakan, situasional(lingkungan atau personal), dan maturasional. Etiologi dari
nyeri akut terdiri dari agen pencedera fisiologis, agen pencemaran kimiawi, agen
cedera fisik(prosedur operasi). Tanda(sign) dan gejala (sign and symptom). Tanda
merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan prosedur diagnostik, sedangkan gejala merupakan data subjektif
yang diperoleh dari hasil anamnesis. Tanda dan gejala dikelompokkan menjadi dua
yaitu mayor dan minor. Tanda dan gejala pada nyeri akut terdiri dari tanda mayor
yaitu mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif(mis.waspada, posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur. Tanda dan gejala
minor yaitu, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah,
proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan diaphoresis.
Proses penegakan diagnosis atau mendiagnosis merupakan suatu prosessistematis
yang terdiri atas tiga tahap yaitu analisis data, identifikasi masalah, dan perumusan
diagnosis. Metode penulisan pada diagnosa aktual terdiri dari masalah, penyebab,
dan tanda/gejala. Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan dengan
tanda/gejala (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Adapun diagnosa keperawatan yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis: proses inflamasi ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif (misal, waspada,
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah
meningkat, pola napas berubah. Diagnosis yang muncul pada pasien cephalgia
menurut Soemarno (2009) adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. Stres, keengganan
untuk makan).
4. Resiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan cedera kepala.
5. Resiko jatuh ditandai dengan kejang. .

3.Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah fase proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan
sistematis dan mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah, setiap
tindakan berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang perawat lakukan untuk
meningkatkan hasil pada pasien (Kozier et al, 2010). Intervensi keperawatan terdiri
dari intervensi utama dan pendukung. Intervensi utama dari diagnosa keperawatan
nyeri akut 18 adalah manajemen nyeri dan pemberian analgesik. Intervensi
pendukung diantaranya edukasi efek samping obat, edukasi manajemen nyeri,
edukasi teknik nafas dalam pemijatan masase, latihan pernapasan dan teknik distraksi
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-
aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi
pasien keluarga atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan.
Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri dari indikator-
indikator atau kriteria hasil pemulihan masalah. Terdapat dua jenis luaran
keperawatan yaitu luaran positif (perlu ditingkatkan) dan luaran negatif (perlu
diturunkan) (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018). Komponen luaran keperawatan
diantaranya label (nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran), ekspektasi (penilaian terhadap hasil yang diharapkan, meningkat, menurun,
atau membaik), kriteria hasil (karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur,
dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi, menggunakan skor
1-3 pada pendokumentasian computer-based). Ekspektasi luaran keperawatan terdiri
dari ekspektasi meningkat yang artinya bertambah baik dalam ukuran, jumlah,
maupun derajat atau tingkatan, menurun artinya berkurang, baik dalam ukuran,
jumlah maupun derajat atau tingkatan, membaik artinya menimbulkan efek yang
lebih baik, adekuat, atau efektif (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018).

2. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan fase ketika perawat mengimplementasikan rencana
keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan
yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
intervensi. Penatalaksanaan nyeri adalah pengurangan nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima pasien. Penatalaksanaan tersebut terdiri dari dua tipe
dasar tindakan keperawatan yaitu farmakologi dan nonfarmakologi (Kozier et al., 2010).
Tindakan- tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas 23 observasi, terapeutik,
edukasi, dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Implementasi ini akan mengacu
pada SIKI yang telah dibuat pada rencana keperawatan.

3. Evaluasi Keperawata
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai keberhasilan rencana
tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila hasil yang diharapkan belum tercapai,
intervensi yang sudah ditetapkan dapat dimodifikasi. Evaluasi dapat berupa struktur,
proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik
selama program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program
selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan
keperawatan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assessment,
planning) (Achjar, 2012). Format yang digunakan dalam tahap evaluasi menurut Alimul
(2012), yaitu format SOAP yang terdiri dari :a. Subjective, yaitu informasi berupa ungkapan
yang didapat dari pasien setelah tindakan yang diberikan. Pada pasien cephalgia dengan
nyeri akut diharapkan keluhan nyeri berkurang
b. Objective, yaitu informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan.
c. Analysis, yaitu membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan
tujuan dan kriteria hasil. Kemudian ditarik kesimpulan dari tiga kemungkinan simpulan,
yaitu :
1) Tujuan tercapai, yaitu respon pasien yang menunjukan perubahan dan kemajuan yang
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu respon pasien yang menunjukan masih dalam kondisi
terdapat masalah.
3) Tujuan tidak tercapai, yaitu respon pasien tidak menunjukan adanya perubahan kearah
kemajuan.
d. Planning, yaitu rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisis.
DAFTAR PUSTAKA

Anindya, (2009 ) ,hipertensi: Tekanan Darah Tinggi, Yogyakarta Penerbit Kanisius


Arita Murwani,(2009), Proses Keperawatan, Egc,Jakarta Armilawaty,(2007), Penuntun
Diet,Jakarta : Gramedia pustaka utama Bylvia Anderra (1995).

Patofisiologi konsep klinik edisi 11. EGC, Jakarta Brunner & suddarth, (2002),
Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta:EGC Bambang Sadewo,(2004), Hipertensi.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Bambang Sadewo,(2004), Hipertensi. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama Corwin, (2009). Gaya hidup pada penderita hipertensi.

Surakarta Fakultas Psikologi,Universitas Muhammadiyah Surakarta


Doengoes,(2009). Rencana Asuhan Keperawatan,BBC,Jakarta Farapti (2016), Status Sosial
Ekonomi Dan Kejadian Hipertensi, Universitas Airlangga
A. Identitas Klien

1. Nama pasien : Tn. B

2. Nama PJ pasien : Istri/ Pasangan

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : Sarjana

5. Pekerjaan : Wiraswasta

6. Alamat : Villa dugo nusa dua B3/1 Pamulang

B. Keluhan Utama

1. keluhan Utama saat mengunjungi klinik

tn. B Mengeluhkan pusing yang sangat berat dan pegal pegal di suluruh area tubuh terkhusus
bagian pundak yang sangat berat saat mengunjungi Klinik.

2. Keluhan Saat Pengkajian.

- Tn B. Mengeluhkan sering sakit kepala dan pegal pegal

- Tn B. Memiliki Riwayat Kolesterol dengan kadar 239 Mgdl

C. Diagnosa medis

Kolesterol

Chepalgia

Myalgya

D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
- Tn S. Mengeluhkan sering pusing dan pegal pegal dan berat pada area Pundak
Riwayat Kolesterol Dengan kadar “39 Mgdl

2. Riwayat Kesahatan Yang Lalu


Pasien memiliki Riwayat kolesterol dari Tahun 2018

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada Riwayat Kesehatan mengenai keluarga inti pasien
E. Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
1. Pola Aktivitas Sehari hari
a. Pola kebutuhan cairan nutrisi dan cairan pada pasien normal hanya saja pasien memiliki
pantangan tidak boleh mengkonsumsi makanan berlemak terlalu banyak
b. Pola eliminasi pada pasien normal
c. Pasien memiliki Pola Isirhat yang cukup dan kebersiahan diri yang baik dan interaksi yang baik
pula.
2. Riwayat Psikologi
1. Status Emosi : Emosi Pada Pasien Normal
2. Pola Komunikasi :
Apakah klien hati-hati dalam berbicara (ya/tidak)
Apakah klien diajak komunikasi ( ya / tidak )
Apakah klien berkomunikasi dengan jelas (ay / tidak ),
Apakah klien menggunakan bahasa isyarat ( ya / tidak ).
Apakah klien memiliki tipe kepribadian terbuka atau tertutup?

3.Pola Pertahanan
- Pasien melanjutkan/mengkonsumsi beberapa herbal setelah di berikan Tindakan komplemneter.

4. Dampak menerima perawatan di Klinik


Pasien mengatakan lebih enakan dan pusing memudar semenjak di terapi komplementer oleh
pihak klinik

5. Kondisi / Perasaan Pasien


Suasana hati yang menonjol pada klien ( sedih / gembira )
Emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya ( ya / tidak )

6. Pola Interaksi Klien :


- Pasien Memiliki respon yang cukup baik kepada sesama dan interaksi yang bagus.

F. Pemeriksaan Fisik :

-- Tn S. Mengeluhkan sering Pusing pada area kepala dan pegal pegal


- Pasien mengatakan Memiliki Riwayat penyakit kolesterol

Hasil TTV : TD = 121/70 MMhg

Suhu = 35*C

Rr = 21x/mnt

Spo2 = 98 %

Skala nyeri pada pusing : 5 dari 1- 10

Keadaan : Composmentis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TINDAKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN : NYERI DAN INTOLERANSI AKTIVITAS

Data dari Form pengkajian


1. Diagnosa
2. Anlaisis data

Data Masalah Keperawatan Etiologi


DS :
1. Pasien mengatakan pegal pegal pada Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan aktor pencetusmakanan berlemak,
area badan terkhusus Pundak teras berat Kurangnya kemampuan untuk bergerak =>rokok,obesitas, =>kurang olahraga,
2. Pasien mengatan pusing ringan =>usiaKolesterol dimetabolisme
3. Pasien mengatakan memiliki Riwayat di hati=>Kolesterol berlebihmenyebabkan
kolesterol gangguan proses metabolisme=>Kolesterol
DO : menumpukdi hati=>Kolesterol tidak dapat
Pasien Nampak memegang kepala diangkat seutuhnyaoleh lipoprotein menuju ke
- Pasie Nampak kecapean hati dari alirandarah ke seluruh
- Hasil TTV : TD = 121/70 MMhg Nyaman nyeri berhubungan dengan gejala tubuh=>Penumpukan kolesteroldi pembuluh
Suhu = 35*C penyakit. darah=>Plak
Rr = 21 x/mnt kolestero=>hiperkolesterolemia=>Penumpukan
Spo2 = 98 % lemak diarteri coroner=>Nyeri akut=>Kurang
Kadar kolesterol 239 mgdl tepaprinformasi tentang penyakit=>=>Kurang
Keadaan : Composmentis pengetahuan=>Gangguan metabolisme
Skala Nyeri : 4 dari 1 – 10 Intolerransi aktivitas
Pengkajian PQRST :
P : Nyeri di sebab kan kecapean dan kurang
istirhat
Q ; Pegal seperti berat pada seluruh tubuh
R : Pegal pada tubuh Devisist Pengetahuan Berhubungan dengan
S : 5 dari 1-10 Kurangnya paparan informasi.
T : sejak 2 hari yang lalu

Data Penunjang : Tidak ada data Penunjang


Diagnosa Keperawatan

Nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit.

Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kurangnya kemampuan untuk bergerak

Devisist Pengetahuan Berhubungan dengan Kurangnya paparan informasi

Rencana Keperawatan

Diagnos akeperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

Nyaman nyeri berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri 1. Nyeri yang berkurang dapat
gejala penyakit. keperawatan selama 1x24 jam Observasi meminimalisir rasa pusing
diharapkan nyeri menurun dengan ▪ lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri 2. Energi yang tidak stabil
a. Keluhan nyeri menurun ▪ Identifikasi skala nyeri dapat menghambat
b Tampak meringis menurun ▪ Identifikasi respon nyeri non aktivitas
c. Sikap protektif menurun verbal
Intoleransi Aktivitas berhubungan d. Gelisah menurun ▪ Identifikasi faktor yang 3. interaksi staf dengan pasien
dengan Kurangnya kemampuan e. Kesulitan tidur menurun memperberat yang
untuk bergerak f. Frekuensi nadi membaik dan memperingan nyeri konsistenmeningkatkan
g. Tekanan darah membaik dan ttv Terapeutik pembentukan kepercayaan
dalam skala normal ▪ Berikan teknik non farmakologis
h. Pengkajian PQRST dalam batas untuk mengurangi rasa nyeri (mis. 4. Pemenuhan kebutuhan
normal TENS, hypnosis, akupresur, terapi pasien akan
kadar kolesterol dalam batas normal musik, biofeedback, terapi pijat, dapatmengurangi
aroma ke$emasan anak sehingga
Devisist Pengetahuan Berhubungan terapi, teknik imajinasi terbimbing, anak akan dapatmulai
dengan Kurangnya paparan kompres hangat/dingin, terapi menjalin komunikasi
informasi bermain) dengan orang lain
denganaserti
▪ Control lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
▪ Fasilitasi istirahat dan tidur
▪ Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan
nyeri

Evaluasi dan Implementasi

Waktu dan tanggal Tindakan Paraf Waktu dan Tanggal Evaluasi Paraf
Rabu, 12 Mei 2023, Bekam Rabu , !2 Mei 2023, Evaluasi terhadap pasien dengan
Jam 10 : 00 Wib Jam 11:30 WIB hasil :

S : Pasien mengatan Pundak


menjadi ringan.

O : TD : 121/90 MMhg
Spo2 : 98%
Rr : 19 x menit
Suhu : 36*c
Kadar kolesterol 200 mgdl
Keadaan komposmentis
Sakala nyeri menurun
Pengkajian pqrst membaik

A : Masalah Teratasi

P : Intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai